III. METODE PENELITIAN. dari mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN DAN FISKAL INDONESIA

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. PENDAPATAN, HIBAH, BELANJA PEMERINTAH

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

patokan subsidi (Mean of Pajak BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Biro

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

REALISASI SEMENTARA APBNP

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2001

No koma dua persen). Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan meningkatkan kredibilitas kebijakan fiskal, menjaga stabilitas ekonomi ma

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perekonomian Indonesia akan diikuti pula dengan kebijakankebijakan

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu

BAB II PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH RAPBN-P 2008

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPR mempunyai fungsi: legislasi; anggaran; dan pengawasan.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 63)

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Boks... ix

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015

B. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2013

KEBIJAKAN FISKAL PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH. Abstrak

Seri Pengembangan Bahan Ajar Pendekatan Saintifik

1/8/2014 Biro Analisa APBN 1

PEREKONOMIAN INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA INDONESIA DALAM APBN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal penting dalam perpsektif kebijakan fiskal. Pada tahun 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam. pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB III ASUMSI ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Ekonomi Bisnis dan Financial

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

PEREKONOMIAN INDONESIA APBN dan Peran Pemerintah Materi 5

OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA DALAM RAPBNP 2011

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DATA POKOK APBN

Istilah-istilah dalam Undang-undang tentang Keuangan Negara

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 REPUBLIK INDONESIA

21 Universitas Indonesia

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PNBP DAN TANTANGAN KEDEPAN

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 REPUBLIK INDONESIA

PE^fDAPATAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TAHUN Zulkarnaini

PIDATO MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ATAS KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2019

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. migas dan non migas. Misi utama Direktorat Jenderal Pajak adalah misi fiskal yaitu

Rincian Penerimaan Perpajakan Tahun Anggaran 2008 adalah sebagai berikut

Transkripsi:

41 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas atau instansi yang memiliki keterkaitan terhadap penelitian ini. Adapun jenis data yang digunakan adalah jenis data rangkaian waktu (time series) yang disusun ke dalam bentuk data tahunan dalam periode 2008-2013 sehingga penelitian ini merupakan hasil penggunaan data seri selama periode tersebut jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur atau dihitung yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah. B. Metode Analisis Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif kuantitatif. Metode ini dimaksudkan untuk melihat gambaran risiko fiskal Indonesia yang terjadi terhadap APBN dengan menggunakan asumsi dasar ekonomi makro. Menurut Nota Keuangan dan APBN 2014 apabila realisasi variabel-variabel indikator ekonomi makro sebagaimana yang diuraikan sebelumnya berbeda dengan asumsinya, maka besaran pendapatan negara, belanja

42 negara, dan pembiayaan anggaran dalam APBN juga akan berubah. Oleh karena itu, variasi ketidakpastian dari indikator ekonomi makro merupakan faktor risiko yang akan mempengaruhi APBN. Apabila realisasi defisit melebihi target defisit yang ditetapkan dalam APBN maka hal tersebut merupakan risiko fiskal yang harus dicarikan sumber pembiayaannya. Menurut Nota Keuangan dan APBN 2014 risiko fiskal akibat variasi asumsi dasar ekonomi makro dapat digambarkan dalam bentuk analisis sensitivitas parsial dan simultan terhadap angka baseline defisit dalam APBN. Analisis sensitivitas parsial dan simultan digunakan untuk melihat dampak perubahan atas satu variabel asumsi ekonomi makro, dengan mengasumsikan variabel asumsi ekonomi makro yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Pendekatan kuantitatif analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan beberapa perbandingan, yaitu : 1. Mengukur risiko fiskal dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Risiko fiskal = Pertumbuhan ekonomi Realisasi Pertumbuhan ekonomi asumsi 2. Mengukur risiko fiskal dengan asumsi kurs (nilai tukar) Risiko fiskal = Kurs Realisasi Kurs asumsi 3. Mengukur risiko fiskal dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP) Risiko Fiskal = ICP Realisasi ICP asumsi 4. Mengukur risiko fiskal dengan asumsi suku bunga SPN 3 bulan Risiko fiskal = SPN 3 bulan Realisasi SPN 3 bulan asumsi 5. Mengukur risiko fiskal dengan asumsi lifting minyak bumi Risiko Fiskal = Lifting Minyakbumi Realisasi Lifting Minyakbumi asumsi

43 C. Gambaran Umum Kondisi APBN Indonesia 1. Reformasi Keuangan Negara Sejak diundangkannya UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara serta paket perundang-undangan dibidang keuangan negara lainnya yaitu RUU Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang telah disetujui oleh DPR RI menjadi Undang-Undang pada tanggal 21 Juni 2004 untuk menggantikan dengan ICW warisan Hindia Belanda diharapkan tercipta milestone (tonggak) reformasi hukum Indonesia. Pimpinan Kementrian Keuangan menilai UU Keuangan Negara memiliki makna strategis sebagai acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus dimaksudkan untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Perangkat hukum kolonial ICW yang selama ini menjadi landasan hukum pengelolaan keuangan negara sudah lama dirasakan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pengelolaan keuangan yang mendukung upaya terwujudnya good governance. Kehadiran paket UU tentang Keuangan Negara yaitu UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara serta RUU Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang sejak disetujui oleh DPR RI menjadi Undang-Undang pada tanggal 21 Juni 2004. 2. Perekonomian Indonesia APBN sebagai instrumen fiskal pemerintah digunakan untuk menjalankan fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan dengan mengalokasikan sumber-sumber ekonomi, mendistribusikan barang dan jasaa, serta menjaga stabilitas perekonomian. Dalam penyusunan APBN terdapat alokasi

44 anggaran pendapatan dan belanja negara yang akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai kegiatan perekonomian Indonesia selama periode tahun anggaran. Komponen-komponen yang terdapat dalam APBN, terdiri dari : A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Hibah B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat II. Transfer ke Daerah C. Pembiayaan I. Pembiayaan Dalam Negeri II. Pembiayaan Luar Negeri Pemerintah selama ini melakukan kebijakan stimulus fiskal, yang berupa defisit anggaran, yaitu kondisi, dimana pengeluaran lebih besar daripada penerimaannya. Kebijakan stimulus APBN dilakukan tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kebijakan stimulus APBN ini sebenarnya bisa dilakukan melalui penerimaan negara, maupun belanja negara. Di sisi penerimaan, kebijakan stimulus APBN dapat dilakukan, misalnya melalui penurunan tarif pajak pertambahan nilai (PPN). Penurunan tarif PPN disamping dapat menggairahkan produsen/swasta untuk meningkatkan produksinya (karena harga bahan baku menjadi lebih murah), juga bisa merangsang masyarakat untuk

45 meningkatkan konsumsinya (karena harga barang akhir akan menjadi lebih murah).di sisi belanja, kenaikan gaji pegawai negeri riil, akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Demikian juga, kebijakan stimulus fiskal melalui pengeluaran pembangunan, ataupun melalui dana yang dialokasikan ke daerah, akan mempunyai dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Baik melalui transmisi meningkatnya konsumsi pemerintah maupun meningkatnya investasi pemerintah. Peningkatan pendapatan pada tahun disumbang oleh peningkatan penerimaan pajak, baik itu pajak nonmigas maupun PPh migas dan beacukai. Selain itu, naiknya harga minyak dunia juga mengakibatkan meningkatnya penerimaan negara dari bukan pajak (PNBP) terutama melalui peningkatan penerimaan SDA migas.