BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi

BAB I `PENDAHULUAN. Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI & SARAN

HUBUNGAN CELEBRITY WORHIP PADA IDOLA K-POP (KOREAN POP) DENGAN BODY IMAGE DI KOMUNITAS K-POP UCEE

Studi Deskriptif mengenai Interaksi Parasosial pada Perempuan Dewasa Awal di Komunitas Fans Exo Bandung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP TERHADAP IDOLA K-POP (KOREAN POP) DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam idola (idols) akhir-akhir ini sepertinya sedang mewabah di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

Pemujaan terhadap Idola Pop sebagai Dasar Intimate Relationship pada Dewasa Awal: sebuah Studi Kasus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. celebrity worship, entertainment social, intense personal, borderline pathological. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB I PENDAHULUAN. di televisi ditayangkan, mulai dari acara talk show, sinetron/drama, live music,

BAB II TINJAUAN TEORI. ini, akan dijelaskan mengenai parasosial, dan penjelasan mengenai remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di era saat ini. Selebriti seolah telah menjelma menjadi sosok nyaris sempurna

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

WORKING PAPER PERANAN CELEBRITY WORSHIP TERHADAP BODY IMAGE PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pop transnasional, mengekspor berbagai produk budaya ke negara-negara

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

STATUS IDENTITAS AREA RELASI DENGAN LAWAN JENIS PADA REMAJA AKHIR YANG MENGALAMI RELASI PARASOSIAL DENGAN IDOLA K-POP GABRIELLA MALVISA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang,

GAMBARAN CELEBRITY WORSHIP PADA DEWASA AWAL DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per

1 Universitas Indonesia

PENGARUH CELEBRITY WORSHIP TERHADAP IDENTITAS DIRI REMAJA USIA SMA DI KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh Sunarni NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP YOUTUBER DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah mengakses berita-berita terbaru dari seluruh lapisan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Maya sedang dihebohkan dengan fenomena PPAP (Pen Pineaple

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, genre musik

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008

Studi Deskriptif mengenai Parasocial Relationship (PSR) pada Penggemar Super Junior (ELF) Berusia Tahun di Kota Bandung

HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP DENGAN INTENSI BERPACARAN: STUDI PADA FANGIRL K-POP SKRIPSI ZUHRATI DESIANA

INTERAKSI PARASOSIAL

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

Hubungan Antara Harga Diri dan Konformitas Dengan Celebrity Worship Pada Remaja Di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

Konformitas dan Fanatisme Pada Remaja Korean Wave (Penelitian pada Komunitas Super Junior Fans Club ELF Ever Lasting Friend ) di Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afeksional pada seseorang yang ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

2. LA DASA TEORI. Pengaruh tingkat pemujaan..., Rannu Rizki Fitriani, FPsi ui, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya tercipta sebagai makhluk individual sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bintang film, olahragawan, atau bahkan pelawak. Fenomena yang paling sering

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. cakupan konsumen hampir seluruh dunia. Tidak hanya dalam sektor tersebut, dalam

BAB I PENDAHULUAN. konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan- kepercayaan

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. CELEBRITY WORSHIP 1. Definisi Celebrity Worship Menyukai selebriti sebagai idola atau model adalah bagian normal dari perkembangan identitas di masa kecil dan remaja (Greene dan Adams-price, 1990; Raviv et al, 1996;. Yue dan Cheung, 2000), tetapi di luar bentuk interaksi parasosial adalah fenomena yang tampaknya normal dimana orangorang dengan identitas utuh diasumsikan menjadi hampir terobsesi dengan satu atau lebih selebriti. Jenis perilaku obsesif seperti ini dikenal sebagai celebrity worship. (Maltby, 2000) Celebrity worship secara luas diartikan sebagai senang dengan selebriti atau idola tertentu yang mempengaruhi kehidupan fans dan dapat digambarkan sebagai obsesif terhadap sesuatu. Individu membentuk hubungan dengan selebriti mungkin berguna untuk mengeksplorasi hubungan antara selebriti dalam hal apapun, celebrity worship digambarkan sebagai hubungan parasosial (hubungan satu sisi) di mana seorang individu tahu yang lain, tetapi lainnya tidak. (Maltby, 2000) Definisi celebrity worship yang digunakan dalam penelitian ini adalah perasaan menyukai dalam bentuk perilaku obsesif dari individu dengan satu atau lebih selebriti yang digambarkan sebagai hubungan parasosial (hubungan satu sisi) pada individu tersebut. 9

10 2. Faktor yang berhubungan dengan celebrity worship a. Umur : puncak celebrity worship berada di antara umur 11 tahun hingga 17 tahun dan semakin berkurang setelah umur tersebut. b. Pendidikan : celebrity worship biasanya dilakukan oleh orang-orang dengan tingkat inteligensi yang rendah. Orang-orang dengan tingkat inteligensi yang tinggi bisa melihat melalui kepribadian yang dikagumi. Atau orang-orang yang inteligensinya tinggi melihat bahwa idola kurang cerdas dibandingkan diri mereka, dan karena itu mereka lebih sedikit mengaguminya. c. Keterampilan sosial: orang-orang dengan keterampilan sosial yang buruk melihat bahwa celebrity worship merupakan pengisi kekosongan yang terjadi dalam hubungan yang nyata. d. Jenis kelamin: laki-laki menyukai idola dalam bidang olahraga, sedangkan perempuan cenderung menyukai idola dari dunia hiburan. Namun, perempuan tidak lebih memungkinkan menganggap perilaku menyukai idola sebagai suatu yang intens dibandingkan laki-laki. e. Ras/etnis: orang kulit hitam di Amerika lebih mungkin menyukai idola kulit hitam dibandingkan dengan idola kulit putih begitu juga sebaliknya orang kulit putih Amerika lebih cenderung untuk menyukai idola kulit putih dibandingkan idola kulit hitam. 3. Tujuan Celebrity Worship Tujuan beberapa individu melakukan celebrity worship dapat dijelaskan dengan enam teori. Tetapi, dua teori utama yang menjelaskan mengenai hal ini

11 yang pertama adalah teori kepribadian dan teori kelekatan (Attachment). (Maltby et al, 2003) a. Personality theory 1) Entertainment-social : extroversion (bersosialisasi, mencari sensasi, sifat riang dan optimis) 2) Intense-personal : berhubungan dengan neuroticism (cemas, khawatir, dan sifat murung) 3) Borderline-pathological : prychoticism (solidaritas, merepotkan, kejam dan sifat tidak manusiawi) Maltby (2006) menganggap juga bahwa tahap Intense-personal sebagai fantasy proneness dan Borderline pathological sebagai fantasy proneness dan dissociation (hilangnya rasa mengenai diri sendiri). b. Attachment theory : karena hubungan parasosial lebih sering terjadi pada remaja dibandingkan tahap usia selanjutnya, giles dan maltby (2004) telah mengusulkan teori kelekatan pada celebrity worship. Seperti kita ketahui dari psikologi perkembangan, ada bukti kuat bahwa keterikatan pada anak usia dini merupakan prediksi yang baik hubungan dewasa nanti. Giles dan Maltby berpendapat bahwa anak-anak dengan kelekatan yang tidak aman akan membentuk hubungan parasocial dengan selebriti, karena ini tidak melibatkan resiko penolakan atau kritik kecuali kontak tersebut dicari dengan idola tertentu. McCutcheon et al (2000) mengukur intensitas seseorang dalam hal celebrity worship yaitu dengan mengidentifikasi 3 final 'fandom':

12 a. Entertainment-sosial Fans di tahap ini tertarik dengan idola tertentu karena mereka menganggap idola tersebut sangat menghibur dan sumber dari interaksi sosial serta gosip dengan orang lain. b. Intense-personal Fans di tahap ini menyukai idola tertentu berdasarkan aspek yang sangat pribadi dari idola tersebut. Sebagai contoh, hal buruk yang terjadi oleh idola tersebut ternyata dialami juga oleh sang fans. c. Borderline-pathological Fans di tahap ini ditandai dengan perilaku obsesif terhadap idola tertentu. Sebagai contoh, fans tersebut merasa bahwa ia memiliki hubungan khusus dengan idola tertentu dan ketika idola tersebut meminta mereka untuk melakukan sesuatu yang ilegal, mereka akan melakukannya. Hal ini merupakan bentuk celebrity worship yang paling ekstrim. B. KELOMPOK FANS Sebuah kelompok fans (fansclub) merupakan kelompok yang didedikasikan untuk orang yang terkenal, kelompok, gagasan (seperti sejarah) atau kadang-kadang bahkan benda mati (seperti sebuah bangunan yang terkenal). Kebanyakan kelompok fans dijalankan oleh fans yang mencurahkan waktu dan sumber daya untuk mendukung mereka. Ada juga kelompok fans resmi yang dijalankan oleh seseorang yang berhubungan dengan orang atau organisasi yang berpusat di sekitar kelompok ini. (Wikipedia, 2010)

13 1. Komunitas Fans Setiap boyband ataupun girlband memiliki panggilan tersendiri untuk para fans yang menyukai mereka misalnya ELF (Ever Lasting Friend) untuk fans boyband Super Junior, SONE untuk fans girlband Girl s Generation, hottest panggilan untuk fans 2PM dan Cassiopeia untuk fans TVXQ/DBSK. Pada tahun 2008, ekspor Kpop terbesar TVXQ/Tohoshinki tercantum dalam Guinness World Records memiliki fans resmi terbesar di dunia yaitu lebih dari 800.000 di Korea Selatan, lebih dari 200.000 anggota resmi di Jepang (BigEast) dan lebih dari 200.000 fans international (icassies). 2. Hallyu Wave Hallyu atau Korean Wave (Gelombang Korea) adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai Negara di dunia. Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di Negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea dan kebudayaan Korea. Musik pop Korea, disebut sebagai K-pop (singkatan dari pop Korea), telah menjadi bagian besar dari Korean Wave. Popularitas K-pop itu telah dikaitkan dengan promosi, dimana pameran bakat dan individualisme, serta yang sangat mirip meskipun bekerja sama dengan produsen internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan hiburan Korea telah mulai mengenali YouTube sebagai komponen kunci untuk penyebaran budaya korea secara internasional.

14 C. DINAMIKA TAHAPAN CELEBRITY WORSHIP Mc Cutcheon, Lange dan Houran (dalam Maltby,J; dkk, 2005) mengusulkan sebuah model Absorption-Addiction yang menjelaskan kasus-kasus celebrity worship. Menurut model ini struktur identitas dikompromikan dalam beberapa penyerapan fasilitas psikologi individu dengan idola dalam upaya untuk membentuk suatu identitas dan rasa kepuasan. Dinamika usaha individu mendorong penyerapan ini pada gilirannya akan mengambil komponen adiktif yang mengarah ke perilaku yang lebih ekstrim (dan kemungkinan delusi) untuk mempertahankan kepuasan individu tersebut dengan hubungan yang intim. Maltby dkk (2005) menjelaskan tiga aspek keterlibatan dengan idola: entertainment social value, intense-personal feeling, borderlinepathological tendency. Entertainment social value berisi motivasi yang mendasari pencarian aktif fans terhadap idola. Hal ini biasanya dikaitkan dengan penggunaan media sebagai sarana untuk mencari informasi mengenai idola. Umumnya, alasan fans mencari informasi mengenai idola adalah karena dua alasan, yaitu untuk conform terhadap norma social, dan kabur dari realita (fantasy-escape from reality). Intense-personal feeling merupakan aspek yang merefleksikan perasaan intensif dan kompulsif terhadap idola, hampir sama dengan tendensi obsesif pada fans. Hal ini menyebabkan fans kemudian menjadi memiliki kebutuhan untuk mengetahui apapun tentang idola tersebut, mulai dari berita terbaru hingga informasi mengenai pribadi idola tersebut. Seiring dengan meningkatnya intensitas keterlibatan dengan idola, fans

15 mulai melihat idola sebagai orang yang dianggap dekat dan mengembangkan hubungan intim dengan idola tersebut. Borderline-pathological tendency merupakan aspek yang paling ekstrim dimana merupakan tingkatan paling parah dari hubungan parasosial dengan idola. Hal ini dimanifestasikan dalam sikap seperti, kesediaan untuk melakukan apapun demi idola tersebut meskipun hal tersebut melanggar hukum. Fans yang seperti ini tampak memiliki pemikiran yang tidak terkontrol dan menjadi irasional. Tingkatan tersebut merupakan bahwa semakin seseorang memuja dan terlibat dengan sosok idola tertentu, maka hubungan intim yang semu atau intimate relationship semu (karena hanya bersifat satu arah) yang terjalin antara fans dengan idola semakin kuat.

16 D. KERANGKA BERFIKIR fans Entertainment social value Individu Celebrity Worship Hubungan parasosial Idola Intense-personal feelings Borderline pathological tendency