Air demineral SNI 6241:2015

dokumen-dokumen yang mirip
Air mineral SNI 3553:2015

Air mineral alami SNI 6242:2015

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

Terasi udang SNI 2716:2016

Sosis ikan SNI 7755:2013

Susu segar-bagian 1: Sapi

Air minum dalam kemasan

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Lingkup AMDK dalam Permenperin No 78 Th I Nyoman Supriyatna Pusat Perumusan Standar

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Siomay ikan SNI 7756:2013

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Minuman sari buah SNI

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

2016, No Indonesia Nomor 5360); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Semen portland komposit

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Jahe untuk bahan baku obat

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB. Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PELABELAN GARAM BERIODIUM

KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB (Permenperin No.87/M- IND/PER/12/2013 dan Revisinya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Kulit masohi SNI 7941:2013

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Pupuk kalium klorida

Bakso ikan SNI 7266:2014

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Bambu lamina penggunaan umum

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Analisis kadar abu contoh batubara

Biji kakao AMANDEMEN 1

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN. 31 Oktober

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Menimbang : Mengingat :

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

II. TINJAUAN PUSTAKA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Cara uji kelarutan aspal

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Mutu karkas dan daging ayam

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Pupuk amonium klorida

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Logo Tara. Kode. Kemasan Pangan.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Tuna loin segar Bagian 2: Persyaratan bahan baku

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

2016, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikl

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Draft PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 69/M-IND/PER/7/2009 TENTANG

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air demineral ICS 67.160.20 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Komposisi... 1 5 Klasifikasi... 1 6 Syarat mutu... 1 7 Pengambilan contoh... 2 8 Cara uji... 3 9 Syarat lulus uji... 3 10 Higiene... 3 11 Pengemasan... 3 12 Syarat penandaan... 3 Bibliografi... 4 BSN 2015 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Air demineral ini merupakan revisi SNI 01-6241-2000, Air demineral. Standar ini dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menyesuaikan standar dengan perkembangan teknologi terutama dalam metode uji dan persyaratan mutu; 2. Menyesuaikan standar dengan peraturan-peraturan baru yang berlaku; 3. Melindungi kesehatan dan kepentingan konsumen; 4. Menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; 5. Mendukung perkembangan dan diversifikasi produk industri air minuman dalam kemasan. Standar ini dirumuskan dengan memperhatikan ketentuan pada: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan; 4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan; 7. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 24/M-IND/PER/2/2010 tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang Pada Kemasan Pangan Dari Plastik; 8. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 75/M-IND/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices); 9. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 96/M-IND/PER/12/2011 tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan; 10. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan; 11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK. 00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Standar ini dirumuskan oleh Subkomite Teknis 67-04-S1, Minuman, yang telah dibahas melalui rapat teknis, dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 26 November 2013 di Jakarta. Hadir dalam rapat tersebut wakil dari konsumen, produsen, lembaga pengujian, lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan instansi terkait lainnya. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 14 Februari 2014 sampai dengan tanggal 13 Maret 2014 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2015 ii

1 Ruang lingkup Air demineral Standar ini menetapkan istilah dan definisi, klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji air demineral. 2 Acuan normatif Dokumen berikut merupakan bagian tidak terpisahkan untuk penggunaan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang diacu digunakan. Untuk acuan tidak bertanggal, edisi terakhir dari dokumen acuan (termasuk amandemen) digunakan. SNI 0428, Petunjuk pengambilan contoh padatan. SNI 3554, Cara uji air minum dalam kemasan. 3 Istilah dan definisi 3.1 air demineral air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian secara destilasi, deionisasi, reverse osmosis dan/atau proses setara lainnya, dengan atau tanpa penambahan oksigen (O 2 ) atau karbon dioksida (CO 2 ) 4 Komposisi 4.1 Bahan baku Air yang telah memenuhi persyaratan kualitas air bersih sesuai peraturan yang berlaku. 5 Klasifikasi a. Air demineral; b. Air demineral berkarbonasi; c. Air demineral beroksigen. 6 Syarat mutu Syarat mutu air demineral sesuai Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Syarat mutu air demineral No Kriteria uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bau - Tidak berbau 1.2 Rasa - Normal BSN 2015 1 dari 4

Tabel 1 - (lanjutan) No Kriteria uji Satuan Persyaratan 1.3 Warna Unit Pt-Co maks. 5 2 ph - 5,0-7,5/ 4,0 5,0*) 3 Kekeruhan NTU maks. 1,5 4 Zat yang terlarut mg/l maks. 10 5 Total organik karbon mg/l maks. 0,5 6 Bromat mg/l maks. 0,01 7 Perak (Ag) mg/l maks. 0,025 8 Kadar karbon dioksida (CO 2 ) bebas mg/l 3 000-5 890 9 Kadar oksigen (O 2 ) terlarut awal mg/l min. 40,0 10 Kadar oksigen (O 2 ) terlarut akhir mg/l min. 20,0 11 Cemaran logam: 11.1 Timbal (Pb) mg/l maks.0,005 11.2 Tembaga (Cu) mg/l maks. 0,5 11.3 Kadmium (Cd) mg/l maks. 0,003 11.4 Merkuri (Hg) mg/l maks. 0,001 12 Cemaran Arsen (As) mg/l maks.0,01 13 Cemaran mikroba: 13.1 Angka lempeng total awal**) koloni/ml maks. 1,0 x 10 2 13.2 Angka lempeng total akhir***) koloni/ml maks. 1,0 x 10 5 13.3 Coliform koloni/250 ml TTD 13.4 Pseudomonas aeruginosa koloni/250 ml TTD CATATAN: *) Air karbonasi **) Di Pabrik ***) Di Pasaran TTD : Tidak Terdeteksi Catatan kaki No.6 diuji jika dilakukan desinfeksi dengan proses ozonisasi No.8 diuji jika dilakukan penambahan CO 2 No 9 dan 10 diuji jika dilakukan penambahan O 2 7 Pengambilan contoh Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0428. BSN 2015 2 dari 4

8 Cara uji Cara uji Air demineral seperti di bawah ini: a) Persiapan contoh sesuai SNI 3554 - Cara uji keadaan sesuai SNI 3554 - Cara uji bau sesuai SNI 3554 - Cara uji rasa sesuai SNI 3554 - Cara uji rasa berkarbonasi sesuai SNI 3554 - Cara uji warna sesuai SNI 3554 b) Cara uji ph sesuai SNI 3554 c) Cara uji kekeruhan sesuai SNI 3554 d) Cara uji zat yang terlarut sesuai SNI 3554 e) Cara uji Total organik karbon sesuai SNI 3554 f) Cara uji bromat sesuai SNI 3554 g) Cara uji Perak (Ag) sesuai SNI 3554 h) Cara uji karbon dioksida (CO 2 ) sesuai SNI 3554 i) Cara uji oksigen (O 2 ) terlarut sesuai SNI 35544 j) Cara uji cemaran logam sesuai SNI 3554 - Cara uji timbal (Pb) sesuai SNI 3554 - Cara uji tembaga (Cu) sesuai SNI 3554 - Cara uji kadmium (Cd) sesuai SNI 3554 - Cara uji merkuri (Hg) sesuai SNI 3554 k) Cara uji arsen (As) sesuai SNI 3554 l) Cara uji cemaran mikroba sesuai SNI 3554 - Cara uji angka lempeng total sesuai SNI 3554 - Cara uji bakteri coliform sesuai SNI 3554 - Cara uji bakteri Pseudomonas aeruginosa sesuai SNI 3554 9 Syarat lulus uji Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi syarat mutu sesuai Tabel 1. 10 Higiene Cara memproduksi produk yang higienis termasuk cara penyiapan dan penanganannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik. 11 Pengemasan Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan. 12 Syarat penandaan Syarat penandaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang Label dan Iklan Pangan. BSN 2015 3 dari 4

Bibliografi CODEXSTAN 227-2001. General Standard for Bottled/Packaged Dringking Waters (Other than Natural Mineral Waters). BSN 2015 4 dari 4