BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng. Gondomanan, Jl. Brigjend. Katamso No.3, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB IV KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Kesesuaian Feng Shui..., Stephany Efflina, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam semua kebudayaan, manusia mempunyai kepercayaan atau

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengenal ketoprak. Ketoprak berasal dari kata tok dan prak yaitu bunyi dari kentongan

Gambar 38. Perkiraan denah ming-tang 明堂, dengan 4 ruang skywell, dian-jing 天井 disekeliling ruang pusat. (

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga

BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak perusahaan, organisasi

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan

Wen Chang Di Jun, Kui Dou Xing Jun, Zhu Yi Fu Zi Dewa Pelindung Kaum Terpelajar

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

Dewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

MENGENAL NIAS SEBELUM KEKRISTENAN

Filsafat China. 1. Jaman Klasik ( S.M.)

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di daerah Karo khususnya di perkotaan banyak dijumpai

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. skala prioritas bagi peserta didik untuk menggali informasi tersebut. Hal ini merangsang dan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB VII KESIMPULAN. (Ch I). Empat Binatang Langit yang menaungi atau melindungi lokasi. Putih, Naga Hijau dan Burung Phoenix.

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB 4 KESIMPULAN. (masyarakat) untuk mengenal dan mengetahui konsep fēngshuĭ.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Patung adalah karya seni rupa 3 Dimensi, bisa dilihat dari sudut mana saja

BAB I PENDAHULUAN. daerah resapan pada kota Medan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun

Pertemuan III Mengutuk Pohon Ara (Matius 21:18-22)

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

SEJARAH SENI RUPA BARAT. Seni Rupa Mesir Kuno. Bandi Sobandi JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam menunjang penampilan seseorang. Busana maupun pakaian yang dikenakan orang setiap hari dibuat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. berbagai cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut Pusat Pembinaan

44. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Catering Tionghoa (HO LIAU LA)

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

MENGENAL POKOK-POKOK AJARAN KONG HUCU Oleh: Ahmad Zarkasi*

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh

( ) berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu

FILSAFAT HUKUM MENURUT XUN ZI

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ada di luar nusantara. Keragaman suku bangsa tersebut membuat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MENGENAL POKOK-POKOK AJARAN KONG HUCU Oleh: Ahmad Zarkasi*

BAB I PENDAHULUAN. Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang

BAB I. Pemaknaan Chinese Work Value Karyawan Pribumi Di Perusahaan Kepemilikan Etnis Tionghoa Di Bandung

BAB 2 DATA DAN ANALISA. -. Data dari perguruan wushu Purwa Aldaka. -. Buku The Way of Warriors karangan Chris Crudelli

Ruang Lingkup Ilmu Politik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan. Ramainya perdagangan di daerah pesisir Tenggara

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni meramal merupakan salah satu bentuk tradisi yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul ketika manusia mulai mencari pengertian akan peristiwa masa depan melalui individu-individu atau kelompok-kelompok manusia yang dianggap memiliki bakat meramal. Jadi, meramal merupakan prediksi mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang atau kejadian masa lampau. Salah satu ramalan yang cukup populer di Tiongkok adalah yi jing. Hal ini sesuai dengan pendapat Vincen Koh dalam bukunya yang berjudul Yi Jing Wisdom Revealed (2011) menyatakan bahwa yi jing adalah seni meramal Cina kuno. Seperti yang telah disebutkan, yi jing berisi tentang seni meramal Tiongkok kuno yang digunakan sebagai subjek utama dalam studi metafisika Tiongkok dan merupakan dasar untuk bidang-bidang studi Tiongkok lainnya seperti wu chi, tai chi, yin yang, wu xing, dan ba gua. Kitab ini telah berkembang lebih dari 4900 tahun yang lalu. Vincent Koh dalam bukunya I Ching Wisdom Revealed (2011) dalam bukunya menjelaskan bahwa, Yi Jing awalnya ditemukan oleh kaisar raja Fu Xi (2953 SM - 2838 SM) karena pengamatannya yang baik terhadap segala

perubahan alam dan bentuk-bentuk kehidupan termasuk setiap gerakan tubuh, menyimpulkan bahwa semua pergerakan atau perubahan di alam semesta dengan segala isinya berubah mengikuti hukum kehidupan ( hukum alam atau li ). Gambar 1.1 Yi Jing Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/file Simbol ba gua merupakan salah satu bidang studi yang terdapat dalam kitab yi jing. Pengertian simbol ba gua sendiri memiliki banyak arti, diantaranya di artikan sebagai simbol yang berbentuk oktagon persegi delapan dengan simbol yin yang pada bagian tengahnya yang mewakili alam semesta dan isinya. Ada juga yang mengartikan simbol ba gua sebagai simbol penangkal hal buruk dan baik yang akan masuk dalam rumah, namun pengertian ini sudah memiliki pergeseran makna yang tidak lagi sesuai dengan sejarah awal simbol ba gua yang pada awalnya diciptakan kaisar Fu Xi untuk meramal cuaca bagi para petani dalam masa bercocok tanam dan menentukan musim yang baik dalam bercocok tanam. Dengan banyaknya permintaan untuk meramal mengenai musim dan cuaca, kemudian kaisar Fu Xi mengajarkan cara meramal kepada masayarakat dan membuat simbol ba gua kedalam simbol berbentuk oktagon persegi delapan

dengan simbol yin yang pada bagian tengahnya sebagai pusat dari alam semesta. Setiap garis pada bagian samping simbol ba gua melambangkan sungai, danau, laut dll. Seperti pada gambar berikut Gambar 1.2 Ba gua Tai Ji(Yin Yang) Sumber: http://nipic.com Dengan seiring perkembangan zaman simbol ba gua kemudian mendapat tambahan menjadi 64 bagian dengan menambahkan unsur kehidupan dan alam semesta didalamnya, 64 diagram ba gua digabungkan dengan nilai budi pekerti oleh Kong Hu Chu dan mulai diajarkan kepada masyarakat untuk menjadi pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Simbol ba gua sekarang tidak lagi dimaknai dan digunakan seperti zaman dahulu. Pada sekarang masyarakat Tionghoa lebih memaknai sebagai sebuah simbol sebagai pengusir roh jahat. Dinegara Tiongkok sendiri masyarakat disana lebih mengetahui simbol ba gua sebagai ramalan gossip mengenai nasib seseorang yang belum tentu kebenarannya, karena simbol ba gua digunakan sebagai ramalan. Akan tetapi, masih ada sebagian masyarakat atau komunitas dan institusi filsafat Tiongkok kuno yang masih mempelajarinya dan mengajarkannya

kepada murid atau mahasiswa dalam bidang metafisika kuno dan juga dalam ilmu perbintangan kuno. Di Negara Indonesia sendiri khususnya di kota Medan, masyarakat Tionghoa sudah tidak lagi mengetahui mengenai makna awal simbol ba gua dan tidak lagi menggunakan sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Di kota Medan sendiri masyarakat Tionghoa banyak bermukim diperumahan khusus mereka atau pun di pusat kota dan juga didaerah-daerah yang membaur dengan masyarakat asli daerah tersebut. Seperti, masyarakat Tionghoa yang bermukin didaerah kecamatan Medan Area khususnya dikelurahan Sukaramai II tepatnya di sekitar wilayah Jl Asia. Di daerah ini masyarakat Tionghoa banyak bermukin dan menjadi mayoritas karena jumlah mereka lebih banyak dibandingakan dengan masyarakat asli daerah tersebut. Masyarakat di sekitar Jl Asia ini sudah tidak lagi berprofesi sebagai petani atau pun pemburu yang menggunakan simbol ba gua sebagai pedoman dalam bercocok taman. Mereka kini lebih banyak berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha yang sudah tidak lagi menggunakan diagram ba gua sebagai penentu cuaca. Mereka lebih cenderung menggunakan simbol ba gua sebagai suatu simbol untuk menyeimbangkan unsur baik dan buruk dalam ruangan, untuk mengusir roh jahat atau unsur jahat yang akan masuk dalam bangunan rumah atau toko mereka dan juga untuk mendatangkan unsur baik dan rezeki yang mereka tempatkan dipintu masuk bangunan toko atau rumah. Seperti gambar berikut :

Gambar 1.3 Ba gua cermin Sumber : Dokumentasi Pribadi, Medan, 15 Desember 2015 Didaerah ini juga terdapat bangunan vihara, kelenteng dan rumah ibadah Tionghoa yang masih menggunakan simbol ba gua dalam arsitekturnya. Akan tetapi masyarakat Tionghoa didaerah ini lebih banyak tidak mengetahui makna simbol ba gua dan kurang ingin mempelajarinya karena rumit dan susah. Dengan seiring zaman modern dan masuknya budaya lain, membuat kaum muda masyarakat Tionghoa kurang ingin mempelajarinya mengenai simbol-simbol kebudayaan mereka khususnya simbol ba gua dan juga maknanya. Mereka juga tidak lagi menggunakanya dalam pedoman dalam menjalani kehidupan. Seperti contoh berikut :

Gambar 1.4 Ba gua sebagai arsitektur Sumber : Dokumentasi pribadi, Medan, 10 Desember 2015 Dari penjelasan diatas mengenai simbol ba gua. Penulis tertarik untuk membahas dan mengkaji lebih lanjut mengenai makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa dikota Medan, khususnya disekitar Jl Asia dikecamatan Medan Area kelurahan Sukaramai II. 1.2 Batasan Masalah Oleh karena luasnya ruang lingkup pembahasan diagaram ba gua dan untuk menghindari agar penulisan tidak rancu tetapi terfokus dan terarah, maka penulis membatasi masalah pada makna simbol ba gua dan penerapannya pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan di Jl Asia kelurahan Sukaramai II kecamatan Medan Area.

1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana deskripsi makna simbol ba gua bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan? 2. Bagaimana penerapan makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan makna simbol ba gua pada masayarakat Tionghoa di Kota Medan. 2. Menjelaskan penerapan makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah wawasan tentang makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan. 2. Memberikan informasi lebih terperinci mengenai makna dan penerapan sebenarnya mengenai makna simbol ba gua. 3. Mengetahui perkembangan makna simbol ba gua pada kehidupan masyarakat Tionghoa pada saat ini khususnya di sekitar Jl Asia di Kota Medan.

4. Membantu masyarakat untuk mengenal lebih jauh mengenai makna simbol ba gua pada kehidupan masyarakat Tionghoa. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada khalayak umum dan masyarakat Tionghoa tentang deskripsi makna simbol ba gua.