BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebahagiaan merupakan keadaan psikologis yang ditandai dengan tingginya

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP KELUARGA SAKINAH DI DESA KOTO CENGAR KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB I PENDAHULUAN. Tiba diriku di penghujung mencari cinta Hati ini tak lagi sepi Kini aku tak sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak apabila dapat memilih, maka setiap anak di dunia ini akan

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERNIKAHAN AWAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah intimancy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan cikal bakal terciptanya keluarga sebagai tahap

BAB I PENDAHULUAN. dari masalah-masalah kecil dan sepele sampai kepada hal yang dianggap serius dan

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lainnya. Interaksi dilakukan oleh manusia sebagai suatu kebutuhan dan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memiliki dorongan untuk

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

PENGANTAR. kebiasaan, visi hidup, maupun strata pendidikan. Perbedaan dan keunikan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS CINTA DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina

BAB I PENDAHULUAN. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hubungan cinta, kasih sayang dan kesenangan.

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN SEKSUAL DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN SKRIPSI

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta

memberi-menerima, mencintai-dicintai, menikmati suka-duka, merasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menikah. Pada hakikatnya pernikahan adalah ikatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan salah satu jalan yang diberikan oleh Allah SWT untuk setiap. insan didunia mendapatkan keturunan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penting yang akan dihadapi oleh manusia dalam perjalanan kehidupannya

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam tiga tahun terakhir angka perceraian di Indonesia meningkat secara

Upaya Pencegahan Perceraian Berbasis Sistem Sosial Masyarakat Setempat serta Dampak yang Ditimbulkan dari Perceraian. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan Keluarga yang Ramah Anak

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya yang berasal dari imajinasi pengarang, imajinasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BABI PENDAHULUAN. Setiap pasangan suami isteri tentu berharap perkawinan mereka bisa

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang mengemudikan perjalanan hidup keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan suatu kesatuan yang kuat apabila terdapat hubungan baik antara ayah-ibu, ayah anak dan ibu-anak. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua pribadi dalam keluarga. Interaksi antar pribadi yang terjadi dalam keluarga ini ternyata berpengaruh terhadap keadaan bahagia (harmonis) atau tidak bahagia (disharmonis) pada salah seorang atau beberapa anggota keluarga lainnya. Perkawinan merupakan tulang punggung terbentuknya keluarga dan merupakan komponen pertama dalam pembangunan masyarakat. Dengan perkawinan lahirlah generasi yang akan memperbanyak umat, memperkokoh kekuatannya, serta meningkatkan perekonomian. Dengan demikian, tujuan perkawinan bukan sekedar sarana pelapiasan hawa nafsu syahwat, melainkan memiliki tujuan yang mulia. 1

2 Perkawinan merupakan hubungan cinta, kasih sayang dan kesenangan, sarana bagi suami istri dari bahaya kekejian. 1 Bagaimana sebuah keluarga yang harmonis menurut anda? Pertanyaan ini tentulah sangat mudah untuk menjawabnya. Keluarga harmonis adalah sebuah keluarga yang terpenuhi semua kebutuhannya dan kemudian teratur komunikasinya serta saling menghargai dan memperhatikan satu sama lain. Memang benar bahwa sepasang suami istri atau ayah dan ibu merupakan insan yang memiliki peranan dan utama dalam membina sebuah keluarga. Untuk menjalankan peran ini, tentunya diperlukan banyak hal dari berbagai aspek, seperti ilmu pengetahuan tentang kekeluargaan dan perkawinan, pengetahuan pendidikan, perkembangan anak- anak dan kemantapan intelektual serta emosi kejiwaan. Mempersiapkan dan membangun segalanya, pekerjaan atau penghasilan, rumah dan jika mampu membeli kendaraan. Hurlock mendifinisakn suami istri yang bahagia adalah yang memperoleh kebahagiaan bersama dan membuahkan keputusan yang diperoleh dari peran yang mereka mainkan bersama, mempunyai cinta yang matang dan mantap satu sama lainnya, dapat melakukan penyesuaian dengan baik serta dapat menerima pesan sebagai orang tua. 2 Sebuah keluarga disebut harmonis apabila anggota seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas 1 Dr. Musfir Aj-jahrani, Poligami Dari Berbagai Persepsi (Jakarta: Gema Insani Pers, 1996), 5. 2 Hurkock, EB. Psikologi Praktis Anak Remaja dan Keluarga (Jakarta: PT.Bpk Gunung Mulia, 1991), 52.

3 terhadap seluruh keadaan dan keberatan dirinya (aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi, dan sosial seluruh anggota keluarga. Secara teori, jika kita membaca literature-literatur tentang konsep sebuah keluarga yang harmonis itu memang sungguh indah dan sepertinya semua orang ingin segera menikah dan mulai membangun rumah tangga idamannya masing-masing. Namun ternyata sebuah teori itu sering tidak sebanding dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan. Di sekitar kehidupan sehari-hari sering kita saksikan terjadi konflik diantara suami istri, bahkan mungkin suami istri tersebut adalah ayah ibu, paman bibi, kakak abang kita sendiri atau mungkin suami istri yang menjadi tetangga kita, sering kita temukan. Penulis pernah menemukan dan memperhatikan sebuah keluarga yang mengalami konflik terus-menerus di dalam rumah tangganya. Konflik yang sering terjadi adalah antara suami dan istri tersebut, dalam satu atau dua minggu pasti akan terjadi konflik atau dengan bahasa sederhanya adalah bertengkar antara suami istri. Awalnya penulis mengira bahwa pertengkaran tersebut hanya terjadi satu atau dua kali saja, tetapi ternyata dengan berjalannya waktu pertengkaran antara suami istri tersebut seperti sudah menjadi sebuah kebiasaan didalam keluarga tersebut. Pengalaman dalam kehidupan menunjukkan bahwa membangun keluarga adalah mudah, namun memelihara dan membina keluarga hingga mencapai taraf kebahagiaan dan keharmonisan yang selalu didambakan oleh setiap suami istri sangatlah sukar, karena pengalaman dalam hidup juga mempengaruhi betapa bervariasinya pengalaman seseorang untuk mendirikan sebuah rumah tangga, atas

4 dasar cinta mencintai ternyata banyak dijumpai kegoncangan, bahkan hancur di dalam perkawinan. 3 Hal yang mengherankan adalah ada saja hal atau selalu saja ada penyebab sehingga sebuah pertengkaran antara suami istri selalu terjadi dan ini terjadi secara nyata. Suasana yang begitu menekan tentunya bagi pasangan suami istri tersebut. Dan tentunya ini juga menjadi beban bagi anak-anaknya yang tinggal bersama ayah ibunya. Anak-anaknya kemungkinan bisa merasa malu terhadap teman-teman dan pertengkaran tersebut bisa membuat stress bagi penghuni rumah tersebut. Pelaku konflik atau pertengkaran yang terjadi dalam sebuah rumah tangga itu bermacam-macam. Ada konflik yang terjadi antara suami dan istri, ada konflik antara anak dan orang tuanya, ada konflik antara orang tua dengan menantunya, semua konflik yang terjadi tersebut berpotensi menimbulkan keadaan yang kurang harmonis di dalam kegiatan sehari-hari. Dari beberapa pelaku konflik yang berbahaya adalah konflik yang terjadi diantara suami istri, jika permasalahan yang menjadi penyebab konflik masih kecil maka bisa dengan mudah bisa segera diselesaikan, akan tetapi jika penyebab konflik itu sudah sangat besar dan rumit maka sudah dipastikan akan membutuhkan waktu yang lama serta tenaga pikiran yang banyak untuk bisa menyelesaikannya. Dari pelaku konflik yang ada, jika pelaku konfliknya adalah antara suami dan istri biasanya akan terjadi tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sering kita temukan banyaknya para wanita yang menggugat cerai suaminya adalah dengan alasan KDRT. Kebanyakan kita temukan si suami yang melakukan 3 Hasan Basri, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), 3.

5 kekerasan terhadap istrinya, terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, bisa dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk tekanan fsikis yang berkepanjangan. Banyak hal yang dirugikan jika terjadi sebuah konflik di dalam rumah tangga seseorang atau diantara suami istri misalnya, tenaga dan pikiran yang seharusnya digunakan untuk membangun kemajuan rumah tangga terbuang sia-sia karena habis terkuras dalam menghadapi tekanan konflik, bisa juga akibat dari konflik yang ada akan membuat urusan rumah tangga yang lainnya berantakan, masalah pendidikan anak misalnya bisa jadi perhatian terhadap keadaan pendidikan anak akan berkurang sehingga hasil pendidkan yang didapatkan oleh anak tidak maksimal. Jika konflik keluarga ini tidak segera dicari jalan perdamaiannya maka konflik tersebut akan terus terjadi secara terus menerus, tentunya suasana yang sangat melelahkan jika selalu hidup dalam percekcokan atau pertangkaran. Konflik yang terjadi bisa juga menimbulkan permusuhan antara anggota keluarga, misalnya anggota keluarga suami memusuhi anggota keluarga si istri dan bisa terjadi sebaliknya. Sering juga ditemukan bahwa konflik keluarga akan menyebabkan salah satu anggota keluarga menjadi bermasalah misalnya, anaknya meminum alkohol, mengomsumsi narkoba, seks bebas, gangguan mental dan perilaku menyimpang lainnya. Sudah bisa dipastikan semua urusan keluarga akan mendapatkan perhatian fokus yang sedikit. Tentunya harus ada usaha dan niat yang baik agar kemudian konflik yang terjadi bisa segera diselesaikan dengan baik, karena jika tidak ada usaha maka ada kemungkinan akan terjadinya perceraian tentu perceraian bukanlah solusi yang

6 terbaik dalam menyesaikan konflik keluarga. Jika memang perceraian harus terjadi, maka jadikanlah itu pilihan terakhir untuk sebuah solusi dari penyesaian sebuah konflik. Maka dari itu juga sebelum melakukan pernikahan diperlukan sebuah pertimbangan yang matang, agar kemudian tidak menyesal pada suatu saat nanti. Karena pernikahan adalah melibatkan dua individu yang berbeda dan unik, baik dari kebiasaan, visi hidup, maupun strata pendidikan. Sejatinya hubungan atau perkawinan pada dasarnya bukan merupakan semata interaksi antara suami istri dengan satu hari ataupun beberapa hari saja, Perbedaan dan keunikan masing-masing pasangan menuntut adanya penyesuaian yang tidak jarang dapat menimbulkan konflik. Salah satu hal pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang mendapatkan perhatian serius adalah keluarga. Pembangunan manusia seutuhnya tidak akan berhasil dan hanya akan menjadi slogan yang tidak berarti apabila perhatian tersebut dalam rumah tangga masih terabaikan. Bila pembinaan keluarga dalam suatu rumah tangga berjalan dengan baik, teratur dan stabil yang selalu diwarnai oleh kasih sayang antar anggota keluarga, maka tentunya akan memperkokoh kestabilan negara yang adil dan sejahtera. Ketegangan maupun konflik dengan pasangan atau antara suami dan istri merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dapat diselesaikan secara sehat maka masing-masing pasangan (suami-istri) akan mendapatkan pelajaran yang berharga, menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian, gaya hidup dan

7 pengendalian emosi pasangannya sehingga dapat mewujudkan kebahagiaan keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masing-masing pihak baik suami atau istri tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari akan permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama menguntungkan melalui komunikasi dan kebersamaan. Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dan semakin membahayakan bagi keluarga khususnya suami dan istri yang terlibat konflik. Penyelesaian konflik seperti ini terjadi bila setiap pihak tidak mampu bekerjasama untuk menciptakan suatu hubungan yang selaras. Mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Dengan demikian diharapkan kepada suami istri yang sedang mengalami konflik agar bisa menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara yang baik dan menemukan sebuah solusi yang dapat bermanfaat bagi semua anggota keluarga yang ada, baik itu anggota keluarga dari pihak suami ataupun anggota keluarga dari pihak istri. Pepatah mengatakan: Semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin yang menerpa. Jadikanlah permasalahan yang muncul sebagai pembelajaran yang sangat berharga, sambil terus menapaki langkah dengan cara yang baik sehingga nantinya bisa membangun dan terwujud keluarga yang damai, bahagia dan bertaqwa dan bisa ikut serta dalam upaya membangun bangsa serta agama.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis akan mengkaji permasalahan yang diantaranya : 1. Apa saja problem yang bisa menyebabkan timbulnya konflik antara suami istri menurut Dosen Syariah UIN Malang? 2. Upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk membangun kembali hubungan harmonis diantara suami istri setelah konflik menurut Dosen Syariah UIN Malang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya konflik diantara suami istri menurut Dosen Syariah UIN Malang. 2. Untuk mengetahui apa saja hal yang bisa dilakukan agar konflik diantara suami istri yang terjadi bisa segera selesai. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang keluarga yang harmonis, factor-faktor yang bisa membuat hubungan sumai istri bisa terjadi konflik dan penelitian ini bisa dijadikan acuan data tentang bagaimana cara menyelesaikan konflik yang terjadi diantara suami istri.

9 E. Definisi Operasional Adanya definisi operasional dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan, agar penelitian yang dilakukan itu lebih baik, terfokus pada substansi persoalan yang akan diteliti, sehingga penelitian dapat terarah degnan baik. Adapun dalam penelitian ini mengenai definisi operasinal-nya terdiri dari: Membangun Hubungan merupakan proses menjalin hubungan menuju kearah yang diharapkan, yaitu keadaan hubungan suami istri agar terjalinnya suasana yang harmonis. Dosen Syariah merupakan dosen yang memiliki surat tugas untuk mengajar dan bekerja di Fakultas Syariah kampus UIN Malang. F. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran mengenai isi skrispsi dalam penelitian ini maka sistematika penulisan dan pembahasannya disusun sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan yang menjelaskan gambaran umum yang didalamnya memuat pola dasar penelitian skripsi ini yaitu memuat tentang mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. Bab II: Kajian Pustaka Pada bab ini berisi tentang penelitian terdahulu dan juga pembahasan yang berisi tentang kajian teori dan konsep yang berhubungan dengan materi yang akan

10 dibahas, yaitu harmonisasi keluarga yang mencakup pengertian keluarga, harmonisasi, upaya mewujudkan rumah tangga yang harmonis, hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga. Bab III: Metode Penelitian Metode penelitian ini meliputi lokasi penelitian, subyek penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data. Bab IV: Kesimpulan dan Penutup Merupakan bab terakhir atau sebagai penutup dari menyusun skripsi ini. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, jawaban dari rumusan masalah yang ada. Bab ini menguraikan kesimpulan akhir penulisan skripsi ini sekaligus saran-saran yang bersifat membangun untuk penelitian selanjutnya.