BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis dalam sektor jasa saat ini terus berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu pendukung pemilik kebudayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Kondisi ini sangat membantu aktivitas para wanita sehari-hari. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN. perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang menarik perhatian. Oleh

I. PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, dunia kecantikan juga berkembang cukup pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Mengandung dan melahirkan adalah hal yang diharapkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. usia tahun. Dewasa awal ditandai oleh adanya eksperimen dan eksplorasi.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap. terhadap karakteristik tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, hal ini mengakibatkan persaingan yang ketat antar skin care yang

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha merupakan suatu kondisi yang UKDW. dihadapi oleh perusahaan. Dengan adanya perekonomian global membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu yang beranekaragam mendorong banyak orang mendirikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. orang yang menginginkan kulit yang sehat, khususnya wanita yang menginginkan

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I PENDAHULUAN. mewah mendorong perusahaan harus lebih inovatif dalam menciptakan produk guna

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction. body image sebagai suatu sikap dan penilaian individu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pengusaha bermunculan menghadirkan produk dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat banyak mendatangi restauran-restauran yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I. A. Latar Belakang. terbatas pada kebutuhan biologis, tetapi juga pada kebutuhan psikologis seperti

Skala Kepercayaan Diri Tryout

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan perusahaan yaitu mengembangkan usahanya agar. memperoleh laba yang maksimal dan mencapai kepuasan dari konsumennya

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN BODY DISSATISFACTION

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

Bab I PENDAHULUAN UKDW. percaya diri ketika akan memasuki dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PADA PENDERITA VITILIGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. Kondisi fisik manusia sangat mempengaruhi penilaian orang lain dan penilaian diri sendiri. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. bersih, dan menawan. Mendengar kata cantik itu sendiri, mungkin benak kita

LAMPIRAN 1 : KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memasuki berbagai bidang yang sebelumnya seakan-akan hanya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan kecantikan. Klinik-klinik

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang pun mengikuti perkembangan bisnis industri kecantikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya industri yang bermunculan dengan produk dan kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Seperti yang telah dijelaskan Allah dalam firman-nya bahwa Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Qur an 95:4). Namun terkadang, wanita merasa kurang puas seperti yang dipaparkan oleh salah satu pelanggan di Skin Care di Kota Solo bahwa gambaran kulit yang ideal seperti artis Sandra Dewi, yang memiliki kulit putih, mulus, kenyal dan tidak bernoda. Paparan tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan wanita memiliki self esteem yang rendah. Seseorang yang self esteemnya rendah cenderung menggambarkan dirinya secara negatif, tidak percaya pada ide-idenya sendiri, kurang percaya diri, kurang bangga pada hasil kerjanya, kelihatan tertekan, duduk memisahkan diri dari orang yang lain, menarik diri, cepat putus asa pada saat frustrasi, dan kurang dewasa dalam menanggapi stres. Padahal wanita diharapkan memiliki self esteem yang tinggi agar dapat membangkitkan rasa percaya diri, ingin tahu, mandiri, percaya pada ide-idenya, menyukai tantangan-tantangan baru dan memprakarsai aktifitas yang baru dengan penuh percaya diri, mendeskripsikan dirinya secara positif dan bangga pada hasil kerjanya, cepat 1

2 menyesuaikan diri dengan baik, tidak mudah frustrasi, gigih dalam mencapai suatu tujuan, dan dapat menerima kritikan. (Papalia, dkk 2001). Self esteem dapat dipengaruhi oleh penampilan fisik, wanita dewasa juga memiliki minat yang sangat tinggi terhadap penilaian penampilannya. Minat terhadap penampilan tersebut meliputi tinggi badan dan berat badan serta raut wajah. Sebagian besar wanita dewasa masih banyak memberi perhatian terhadap penampilan fisiknya. Seorang wanita akan merasa gundah, sedih atau stres jika penampilannya menimbulkan kesan tidak baik terhadap orang lain, termasuk lawan jenisnya. Akibatnya, hal ini akan dapat mengecewakan dirinya. Perubahan fisik yang dialami oleh seorang wanita bisa mempengaruhi hubungan sosialnya dengan orang lain. Sebagian wanita ingin menghindari situasi atau orang tertentu karena merasa begitu rendah diri atau malu, semua perubahan ini ada saatnya menjadikan seorang wanita tidak merasa yakin terhadap diri sendiri karena merasa kurang menarik. Peristiwa demikian, membuat wanita merasa malu seakan semua orang di dunia memperhatikan ketidaksempurnaanya dan dapat menyebabkan wanita sulit bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Semakin tinggi penilaian terhadap penampilan, maka akan berpengaruh juga pada harga dirinya. Penilaian seorang wanita atas bentuk tubuh yang dimiliki disebut dengan citra tubuh. Menurut Schilder (dalam Bell dan Rushforth, 2008), citra tubuh adalah gambaran tentang tubuh seseorang yang terbentuk dalam pikiran individu itu sendiri, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu itu sendiri. Berbagai gambaran bentuk tubuh tersebut membuat seorang wanita merasa tidak puas dengan keadaan fisiknya. Seorang wanita sering

3 merasa memiliki kulit yang kurang cerah, tumbuhnya jerawat pada wajah, dan lain sebagainya. Perasaan puas dan tidak puas terhadap bentuk tubuh membuat seorang wanita memiliki citra tubuh yang positif dan negatif. Seperti yang diungkapkan oleh Chas dan Pruzinsky (dalam Kinanti, 2010), gambaran tubuh merupakan penilaian yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya berupa penilaian positif dan negatif. Wanita terlalu memperhatikan citra tubuh yang dimilikinya. Citra tubuh merupakan keyakinan deskriptif dan evaluatif tentang penampilan fisik diri sendiri (Papalia,2009). Lebih lanjut, Roberta Honigman & David J. Castle (dalam Dyahsari,2009), memaparkan bahwa citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya; bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang di pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Masalah citra tubuh negatif dan harga diri rendah dapat menuju pada masalah kesehatan mental dan emosional yang mengakibatkan banyak hal, seperti perasaan minder, tidak percaya diri, kurang konsentrasi dalam belajar, gangguan pola makan (eating disorder), diet yang tidak sehat, anxiety, bahkan depresi, serta membawa seorang wanita ke hal-hal negatif. Pandangan positif terhadap tubuh adalah kunci utama yang dapat membangun kesehatan psikologis dan perkembangan fisik pada seorang wanita. Pada penelitian meta-analisis yang dilakukan oleh Grabe, Ward dan Hyde (2008) mengenai peran media dalam body image concern pada wanita membuktikan bahwa terdapat hubungan negatif antara terpaan media (media

4 exposure) dengan kepuasan tubuh pada wanita. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, gambaran yang ada pada media mengenai tubuh atau kulit ideal menurunkan tingkat kepuasan tubuh pada wanita. Sedangkan, pada orang Indonesia sendiri, ciri kulit yang dimiliki mayoritas adalah sawo matang, namun media sering mengumpamakan bahwa wanita yang cantik adalah wanita yang berkulit putih. Sebagian besar wanita pun akhirnya menganggap bahwa kulit putih adalah hal yang sempurna. Wanita rela melakukan perawatan meskipun kulit mereka sudah bersih dan dirasa tidak perlu dilakukan perawatan. Dan media massa menjadikan wanita memiliki sosok yang dijadikan patokan bahwa cantik dan ideal adalah seperti artis-artis yang ada di media massa. Ketidakpuasan terhadap citra tubuh pada umumnya terjadi pada wanita di berbagai belahan dunia maupun negara bahkan daerah, tidak terkecuali juga wanita yang berada di kota Surakarta. Usaha-usaha yang dilakukan wanita dalam upaya memperbaiki diri tersebut pasti tidak terlepas dari faktor yang ada di lingkungannya. Citra tubuh mempunyai dampak yang menyeluruh pada perasaan seseorang mengenai dirinya sendiri yang nantinya berpengaruh pada keyakinan diri orang tersebut dalam proses berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Persepsi terhadap citra tubuh merupakan komponen penting dalam harga diri seorang wanita. Harga diri yaitu sejauh mana individu memberikan penilaian terhadap diri sendiri secara menyeluruh. Penampilan fisik merupakan penyumbang yang kuat pada harga diri seseorang (Santrock, 2010).

5 Kecantikan adalah hal yang penting bagi wanita. Hal-hal yang dapat membuat wanita merasa cantik dan percaya diri apabila memiliki kulit yang bersih, cerah dan mulus. Keinginan seperti itu merupakan fenomena masyarakat Indonesia saat ini khususnya para wanita. Salah satu usaha wanita untuk mendapatkan kulit bersih, cerah dan mulus adalah dengan melakukan perawatan kulit. Salah satu tempat perawatan kulit yang sekarang sedang marak-maraknya dikunjungi wanita adalah klinik dermatologis atau Skin Care. Skin Care adalah klinik yang menawarkan perawatan kulit bagi konsumen yang memiliki permasalahan dengan kulit terutama kulit wajahnya. Biasanya dalam Skin Care terdapat dokter khusus atau tim medis yang akan memberikan solusi bagi permasalahan kulit wajah dan bentuk tubuh konsumen. Menurut hasil observasi, perhatian wanita yang semakin meningkat terhadap citra tubuhnya dapat terlihat dengan hasil pengamatan terhadap skin care di Kota Surakarta yang selalu ramai dikunjungi wanita terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Berdasarkan data yang dimiliki oleh salah satu skin care di kota Surakarta, pada hari Senin sampai Kamis, pengunjung yang melakukan perawatan kulit berkisar antara 150 sampai 200 tiap harinya. Itupun belum termasuk data pelanggan yang membeli resep obat perawatan ke bagian apoteknya. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, pengunjung meningkat lebih hampir 100%, yaitu berkisar antara 300 sampai 400. Pengunjung yang melakukan perawatan kulit tersebut mulai dari remaja sampai wanita dewasa. Selain itu, skin care yang menawarkan jasa-jasa perawatan kulit juga semakin menjamur. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah skincare yang ada di kota Surakarta yang jumlahnya

6 lebih dari 20 tempat, termasuk cabang-cabangnya. Bukan hanya skin care yang semakin menjamur, namun penawaran berbagai jenis perawatan kulit di dalam skin care itu pun mampu membius para wanita untuk berkunjung ke skin care tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa melakukan perawatan kulit adalah bentuk dari trend yang dianut oleh masyarakat, khususnya wanita. Berdasarkan fenomena dan penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara citra tubuh dengan self esteem pada wanita yang melakukan perawatan di skincare?. Dari rumusan masalah tersebut, peneliti memilih judul dalam penelitian ini adalah Hubungan antara Citra Tubuh dengan Self Esteem pada Wanita yang Melakukan Perawatan di Skincare. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara citra tubuh dengan self esteem pada wanita yang melakukan perawatan di skin care. 2. Sumbangan efektif citra tubuh terhadap self esteem pada wanita yang melakukan perawatan di skin care. 3. Self esteem pada wanita yang melakukan perawatan di skin care. 4. Citra tubuh pada wanita yang melakukan perawatan di skin care.

7 C. Manfaat Penelitian Hasil penelitia ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Wanita Memberikan informasi khususnya pada wanita tentang hubungan citra tubuh dengan self esteem. 2. Peneliti Selanjutnya Sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian ilmiah, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan dan memberikan ide bagi peneliti selanjutnya untuk menggali lebih dalam permasalahan harga diri wanita. 3. Lembaga skin care Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang aman dan nyaman bagi pelanggan.