Luthfi Hakim 1 dan Fauzi Febrianto 2. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH RASIO SEMEN DAN PARTIKEL TERHADAP KUALITAS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH PARTIKEL INDUSTRI PENSIL

(Penulis Korespondensi: 2 Dosen Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

17 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN PARTIKEL KELAPA SAWIT DAN SERUTAN MERANTI

KUALITAS FIBER PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DENGAN MATRIKS POLIETILENA (PE)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Medan (Penulis Korespondensi : 2 Staf Pengajar Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI SABUT KELAPA DAN LIMBAH PLASTIK BERLAPIS BAMBU DENGAN VARIASI KERAPATAN DAN LAMA PERENDAMAN

KUALITAS PAPAN SERAT BERKERAPATAN SEDANG DARI AKASIA DAN ISOSIANAT

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM KLORIDA

KARAKTERISTIK FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL BAMBU BETUNG

KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI KOMPOSISI PARTIKEL BATANG KELAPA SAWIT DAN MAHONI DENGAN BERBAGAI VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA

SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum)

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

PENGUJIAN SIKLIS PAPAN PARTIKEL

PENGARUH KOMPOSISI FACE-CORE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD DARI BAMBU DAN ECENG GONDOK

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT YANG TERBUAT DARI LIMBAH KAYU SENGON DAN KARTON DAUR ULANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

LAPORAN AKHIR. PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT TANDAN KELAPAA SAWIT (Elaeis Guineensis) POLYPROPYLENE (RPP) DENGAN VARIASI MASSAA

TINJAUAN PUSTAKA. Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel

Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI RASIO BAHAN BAKU DAN TARGET KERAPATAN

PENGARUH BESARAN KEMPA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL SERUTAN KAYU. (The Effect of Pressing Rate on Wood Shaving Particleboard Properties)

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS NATRIUM SILIKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS ALUMUNIUM SULFAT SKRIPSI

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT DARI BATANG SINGKONG DAN LIMBAH PLASTIK BERDASARKAN PELAPISAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU

4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL BERBAHAN DASAR KULIT DURIAN (Durio zibethinus murr.)

VARIASI SUHU DAN WAKTU PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT DENGAN PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA

KETAHANAN FIBER-PLASTIC

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKELDARI KAYU SENGON (PARASERIANTHES FALCATARIA. L) DAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA.L)

Peningkatan Sifat Fisika dan Mekanika Papan Komposit Serat Kotoran Gajah dengan Penambahan Asam Sitrat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

PENGARUH PERENDAMAN SERUTAN KAYU DURIAN (Durio zibethinus) DALAM LARUTAN ASAM ASETAT DAN ACETIC ANHYDRIDE TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT SERAT KULIT BATANG SAGU DAN PLASTIK POLIPROPILENA (PP) BERLAPIS FINIR DAN BAMBU

PAPAN PARTIKEL TANPA PEREKAT DARI BAMBU ANDONG DAN KAYU SENGON MENGGUNAKAN PERLAKUAN OKSIDASI SUHASMAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya(suharto, 2011). Berdasarkan wujudnya limbah di kelompokkan

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL BERBAHAN DASAR SABUT KELAPA (Cocos nucifera L.) SKRIPSI

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN SERAT BATANG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca. L) PADA BERBAGAI SUHU DAN WAKTU KEMPA

KARAKTERISTIK PAPAN COM-PLY DARI CAMPURAN KAYU SAWIT DAN KORAN BEKAS. Oleh/By :

SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN PARTIKEL TANPA PEREKAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis acq)

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BATANG PANDAN MENGKUANG (Pandanus atrocarpus Griff) BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL DAN KONSENTRASI UREAFORMALDEHIDA

PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT UREA FORMALDEHIDA DAN BAHAN PENGISI STYROFOAM TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT SKRIPSI

= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum α i ε ij

PAPAN SEMEN-GYPSUM DARI CORE-KENAF (Hibiscus cannabinus L.) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGERASAN AUTOCLAVE

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI KOMBINASI LIMBAH SHAVING KULIT SAMAK DAN SERAT KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN TEKANAN BERBEDA

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

Oleh : Febriana Tri Wulandari Prodi Kehutanan Faperta Unram

KUALITAS SERAT DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN SERAT SKRIPSI. Oleh : Rizki Syahputra Hasibuan

PENGARUH KADAR PEREKAT TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL BAMBU ( Effect of resin portion on bamboo particleboard properties )

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT BERLAPIS FINIR DARI SABUT KELAPA DAN PLASTIK POLIETILENA DAUR ULANG: VARIASI UKURAN PARTIKEL SABUT KELAPA

Karakteristik Papan Partikel dari Pelepah Salak Pondoh (Salacca sp) dengan Penambahan Asam Sitrat

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763

PEMANFAATAN BATANG PISANG ( Musa sp.) SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN SERAT DENGAN PERLAKUAN TERMO-MEKANIS. Raw Material with Thermo-mechanical Treatment)

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal

METODOLOGI PENELITIAN

Safrina Talenta Lumbangaol 1, Rudi Hartono 2, Tito Sucipto 2 1 Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

VARIASI BERAT LABUR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN LAMINA DARI BATANG KELAPA SAWIT DENGAN PEMADATAN

Pengaruh Jumlah Perekat Asam Sitrat terhadap Sifat Fisika Mekanika Papan Komposit dari Serat Kenaf (Hibiscus cannabinus L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Papan Partikel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Muhammad Luthfi Sonjaya 1, Iman Haryanto 2, Kusnanto 3. *Corresspondence :

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

Abstract. oil palm trunk waste, mahogany s, phenol formaldehyde, physical and mechanical properties, particle board.

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH PEMANENAN KAYU Physical and Mechanical Properties of Particleboard Made of Logging Residue

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PAPAN SERAT BERKERAPATAN SEDANG BERBAHAN BAKU SLUDGE TERASETILASI DARI INDUSTRI KERTAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kiki Sinaga, M. Dirhamsyah Dan Ahmad Yani Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak

6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

PAPAN PARTIKEL DARI SERAT KOTORAN GAJAH

KUALITAS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN KONSENTRASI CaCl 2

PENGARUH UKURAN CONTOH UJI TERHADAP BEBERAPA SIFAT PAPAN PARTIKEL DAN PAPAN SERAT DEVINA ROFI AH PUTRI

SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN GYPSUM BERBAHAN PENGISI ALTERNATIF LIMBAH SERUTAN ROTAN

PENGARUH PANJANG PARTIKEL TERHADAP KUALITAS ORIENTED PARTICLE BOARD DARI BAMBU TALI (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult.

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

PEMANFAATAN LIMBAH PENGOLAHAN KAYU JATI SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL NON PEREKAT

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN SEMEN-GIPSUM

LIMBAH LINEAR. Oleh: NAN UNIVERSI Universitas Sumatera Utara

SIFAT FISIS PAPAN GYPSUM DARI LIMBAH GERGAJIAN KAYU

Pengaruh Penggunaan Bahan Baku Pelepah Salak dan Jumlah Perekat Asam Sitrat terhadap Sifat Fisika dan Mekanika Papan Partikel

Transkripsi:

21 KARAKTERISTIK FISIS PAPAN KOMPOSIT DARI SERAT BATANG PISANG (MUSA. SP) DENGAN PERLAKUAN ALKALI (PHYSICAL PROPERTIES OF COMPOSITE BOARD MADE FROM BANANA FIBER (MUSA SP.) WITH ALKALI TREATMENT) Luthfi Hakim 1 dan Fauzi Febrianto 2 1 Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian USU 2 Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Abstract This research concerning in using banana fiber as alternative raw material in production of composite board. It needed of industrial sector as a raw material because wood is limited. This research to know effect of NaOH concentration at physical properties composite. Physical properties are density, moisture content, water absorption and thickness swelling. The board were bonded by Phenol Formaldehyde (PF) at 7% (based on oven dry) water fiber weight and pressed at 25 kg/cm 2 at the temperature 15 o C with density target at,8 g/cm 3. The result for all samples were good, the range of density of about,55 g/cm 3,8 g/cm 3, the range of moisture content about 8,68% 14, 6%, the range of water absorption at 2 hours about 52,57% 211,5% and at 24 hours about 56,23% 257,65% and the range of thickness swelling at 2 hours about 14,37% 67,86%, and at 24 hours about 21,48% 97,96%. The density and moisture content are fulfill the JIS A 598 1994 for particleboard and JIS A 595 1994 for fiberboard, however for water absorption is not includes specification on JIS A 598 1994 and JIS A 595.The Thickness Swelling is not includes specification on JIS A 595 1994 unfortunately is not fulfill the JIS A 598 1994 for particleboard. Key words: banana fiber, composite board, NaOH, physical properties, phenol formaldehyde. Abstrak Penelitian ini menitikberatkan pada pemanfaatan serat batang pisang sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan papan komposit. Bahan baku alternatif ini dibutuhkan oleh sektor industri karena keterbatasan bahan baku kayu. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH pada sifat fisis papan komposit. Sifat fisis papan komposit terdiri atas kerapatan, kadar air, daya serap air, dan pengembangan tebal. Perekat digunakan adalah Phenol Formaldehid (PF) sebanyak 7% dari berat kering oven serat batang pisang. Pengempaan dilakukan pada tekanan 25 kg/cm 2 dan suhu 15 o C dengan kerapatan sasaran,8 g/cm 3. Papan yang dihasilkan rata rata bagus dengan kerapatan antara,55,8 g/cm 3, rata rata kadar air antara 8,68% 14,61%, rata rata daya serap air pada perendaman air 2 jam antara 52,57% 211,5% dan pada perendaman air 24 jam antara 56,86% 257,65%. Pengembangan tebal pada perendaman air 2 jam antara 14,37% 67,86% dan pada perendaman air 24 jam antara 21,48% 97,96%. Kerapatan dan kadar air papan komposit memenuhi persyaratan JIS A 598 1994 for particleboard and JIS A 595 1994 for fiberboard, namun daya serap air tidak dimasukkan dalam persyaratan dalam standar. Pengembangan tebal tidak dipersyaratkan pada standar JIS A 595 1994, tetapi tidak memenuhi standar JIS A 598 1994. Kata kunci: serat batang pisang, papan komposit, NaOH, sifat fisis, phenol formadehid. PENDAHULUAN Upaya efisiensi penggunaan kayu dan alternatif pencarian bahan baku pengganti kayu yang mempunyai sifat sama atau minimal hampir sama dengan kayu perlu ditingkatkan. Upaya ini didasari oleh pemikiran bahwa masih banyak jenis tanaman yang mempunyai sifat hampir sama dengan kayu yang dimensinya bisa memenuhi syarat bagi industri pengolahan kayu. Beberapa tanaman yang bisa dibudidayakan di luar hutan dapat berasal dari tanaman perkebunan dan pertanian.

22 Pengambilan Humus Hutan Oleh Masyarakat... Serat batang pisang mempunyai potensi serat yang berkualitas baik (Lisnawati, 2), sehingga batang pisang merupakan salah satu alternatif bahan baku potensial dalam pembuatan papan partikel dan papan serat. Dalam penelitian ini perlakuan alkali diharapkan dapat berpengaruh terhadap papan komposit yang dihasilkan. Rowell (1998) menyatakan, jika ketersedian bahan baku kayu di alam mulai berkurang, maka tidak menutup kemungkinan dikembangkan produk papan komposit dari limbah pertanian (Agro Based Composite) dengan kualitas yang sama dengan bahan baku kayu. Limbah batang pisang merupakan salah satu alternatif bahan baku yang murah dan mudah diperoleh, sehingga dapat dijadikan sasaran penelitian pengembangan produk papan komposit dari limbah pertanian. Menurut Skrekala, et al (1997), pemberian perlakuan alkali pada bahan ber lignoselulosa biasanya mampu mengubah struktur kimia dan fisik permukaaan serat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat karakteristik sifat fisik papan komposit yang dihasilkan dari bahan baku limbah batang pisang. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan batang pisang sebagai bahan baku yang mengalami perlakuan alkali (NaOH) dalam berbagai tingkat konsentrasi, yaitu %; 2,5%; 5%; 7,5%; 9%; 12,5; dan 15%. Dalam pembuatan papan ini menggunakan perekat PF (Phenol Formadehyde) sebanyak 7% dari berat kering oven bahan baku. Beberapa alat yang digunakan adalah Hot and Cold Press dan beberapa alat pendukung pengujian sifat fisik. Perlakuan Alkali diaplikasikan setelah serat batang pisang diperoleh dari pembersihan batang pisang dari sisa pemanenan, lalu dilakukan pengeringan serat. Pembuatan papan komposit dilakukan dengan pengempaan panas (hot press) sebesar 15 o C dengan tekanan sebesar 25 kg/cm 2 selama 15 menit dengan kerapatan sasaran,8 g/cm 3. Dengan dua kali ulangan papan komposit diujiakan pada Standar JIS A 598 1994 untuk papan partikel dan JIS 595 1994 untuk papan serat. Sifat fisik yang diujikan meliputi kerapatan, kadar air, daya serap air, dan pengembangan tebal. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Achmadi (199), NaOH merupakan larutan pemekar yang terbaik dibanding larutan LiOH dan larutan KOH, sedangkan menurut Sjostrom (1995), komplekkomplek pembengkakan selulosa yang paling penting adalah larutan NaOH meskipun senyawasenyawa tambahan yang sesuai juga dibentuk dengan basa organik dan anorganik lainnya. Perlakuan kimia pada bahan ber lignoselulosa biasanya dapat merubah struktur kimia dan fisik pada permukaan serat. Perlakuan alkali akan memberikan stabilitas yang tinggi dan retensi kelembaban maksimum (Sreekala et al, 1997), Sreekala et al (1997) juga menambahkan reaksi perlakuan alkali pada selulosa adalah sebagai berikut: Serat OH + NaOH Serat O Na + + H 2 O Perlakuan NaOH juga berperan penting pada dampak merserasi irreversible dengan meningkatkan selulosa amorf dengan mengorbankan selulosa kristalin. Kerapatan Papan Komposit Kerapatan papan komposit merupakan salah satu sifat fisis papan komposit yang sangat berpengaruh terhadap sifat mekanis lainnya. Hasil pengujian kerapatan menunjukkan kerapatan papan komposit yang dihasilkan, berkisar antara,55 g/cm 3,8 g/cm 3, dengan kerapatan rata rata,72 g/cm 3. Hal ini berarti bahwa papan komposit yang dihasilkan termasuk ke dalam spesifikasi yang dipersyaratkan JIS A 598 1994. Menurut JIS A 598 1994 papan komposit ini termasuk berkerapatan sedang.

Karakteristik Fisis Papan Komposit dari Serat Batang Pisang... 23 1 Kerapatan (g/cm3).9.8.7.6.5.4.3.2.1.8.75.74.76.79.7.55 % 2.5% 5% 7.5% 1% 12.5% 15% JIS A 595 JIS A 598 Gambar 1. Grafik Kerapatan Papan Komposit Dari gambar 1. diperlihatkan bahwa kerapatan papan komposit terendah pada perlakuan konsentrasi NaOH %, sedangkan kerapatan tertinggi pada papan komposit dengan perlakuan konsentrasi NaOH 12,5%. Kerapatan papan komposit yang dihasilkan mendekati kerapatan target, walaupun pada konsentrasi % kerapatannya jauh dari kerapatan target. Kerapatan papan komposit dipengaruhi oleh kerapatan bahan bakunya. Dengan perlakuan NaOH menunjukkan kerapatan papan komposit berbeda dengan kerapatan tanpa perlakuan. Kerapatan papan komposit juga menunjukkan distribusi perekat ke dalam bahan baku pada saat pembentukan (made forming). Kurang seragamnya bahan baku juga mempengaruhi kerapatan papan komposit yang dihasilkan. Beragamnya kerapatan papan komposit disebabkan karena sulitnya penanganan bahan baku limbah batang pisang. Namun demikian semua kerapatan yang dihasilkan memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh JIS A 598 1994 mengenai papan partikel dengan kisaran kerapatan antara.4 g/cm 3.9 g/cm 3. Sedangkan JIS A 595 1994 mengenai papan serat. Berkisar antara.35 g/cm 3.8 g/cm 3. Kadar Air Kadar air merupakan salah satu sifat fisis papan komposit yang menunjukkan kandungan air papan komposit dalam keadaan kesetimbangan dengan lingkungan sekitarnya. Dari hasil pengujian terhadap contoh uji papan komposit, diketahui bahwa kadar air tertinggi adalah 14,61% pada perlakuan konsentrasi NaOH %, dan kadar air terendah 8,68% pada perlakuan konsentrasi NaOH 7,5% dengan kadar air rata rata 1,63%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air papan komposit secara umum memenuhi persyaratan JIS A 598 1994. Standar JIS A 598 1994 menyatakan bahwa nilai kadar air papan partikel berada diantara 5% dan 13%. Nilai kadar air papan komposit yang dihasilkan dalam penelilitian ini juga tidak berbeda untuk standar JIS A 595 1994. Sehingga papan komposit termasuk ke dalam papan partikel maupun papan serat berkerapatan sedang (MDF). Hal ini terjadi karena perlakuan alkali dapat meningkatkan sifat water repellent/penolak air sehingga contoh uji yang mendapatkan perlakuan alkali dapat menurunkan kadar air dibandingkan dengan perlakuan tanpa alkali. Kadar Air (%) 16 14 12 1 8 6 4 2 14.61 1.91 1.82 9.5 1.13 9.88 8.68 % 2.5% 5% 7.5% 1% 12.5% 15% Gambar 2. Grafik Kadar Air papan Komposit JIS A 598 & JIS A 595

24 Karakteristik Fisis Papan Komposit dari Serat Batang Pisang... Kadar air bahan baku sangat menentukan kadar air papan komposit yang dihasilkan, sehingga semakin tinggi kadar air bahan baku maka kadar air papan komposit juga semakin tinggi karena tidak semua uap air dapat dikeluarkan dari dalam papan. Dalam pembuatan papan komposit bahan baku harus dalam keadaan kering dengan kadar air sekitar 2% 5%, sehingga jika ditambahkan perekat maka kadar air bahan baku akan meningkat sampai 4% 6% (Haygreen dan Bowyer, 1996). Kadar air bahan baku limbah batang pisang yang digunakan sebesar 9,6%. Tingginya kadar air bahan baku limbah batang pisang disebabkan karena pada saat pengeringan waktu yang digunakan sangat singkat (5 6 jam), hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan serat limbah batang pisang yang ukurannya relatif kecil dan tipis. Di samping itu, tingginya kadar air papan komposit yang dihasilkan dikarenakan bahan baku limbah batang pisang mempunyai sifat higroskopis yang tinggi dibandingkan partikel kayu sebagai mana diterapkan dalam standar JIS. Daya Serap Air Daya serap air merupakan salah satu sifat fisis papan komposit yang menunjukkan kemampuan papan komposit untuk menyerap air setelah direndam di dalam air selama 2 jam dan 24 jam. Mengingat bahan baku papan komposit bukan dari kayu, maka hasil pengujian daya serap air menunjukkan bahwa penyerapan air papan komposit dari limbah batang pisang mempunyai nilai yang relatif tinggi. Untuk daya serap air selama 2 jam, nilai tertinggi terjadi pada perlakuan NaOH % sebesar 211,5% dan terendah pada perlakuan konsentrasi 15% yaitu sebesar 52,57%, dengan rata rata sebesar 84,85%. Sedangkan penyerapan air selama 24 jam, daya serap air tertinggi masih terjadi pada perlakuan NaOH % sebesar 257,65% dan daya serap air terendah pada contoh uji dengan perlakuan 15% yaitu sebesar 56,23% dengan rata rata daya serap air sebesar 99,65%. Penyerapan air selama 2 jam dan 24 jam cenderung menunjukkan pola penyerapan yang sama kecuali pada perlakuan NaOH %. Walaupun penyerapan air papan komposit ini besar, setidaknya dengan perlakuan NaOH dapat mengurangi penyerapan air. Partikel limbah batang pisang bereaksi dengan alkali membentuk selulosa alkali yang sangat reaktif dengan perekat phenol formaldehyde yang mempunyai sifat water repellent yang tinggi (Kollmann, 1975), sehingga menyebabkan sifat higroskopis papan komposit menjadi menurun. Standar JIS A 598 1994 dan JIS A 595 1994 tidak mensyaratkan daya serap air pada papan komposit. Pengembangan Tebal Pada umumnya sifat ini digunakan dalam penentuan penggunaan papan komposit tipe eksterior atau interior. Pengujian yang dilakukan menunjukkan nilai pengembangan tertinggi pada perendaman 2 jam adalah pada perlakuan NaOH % sebesar 67,86% dan nilai terendahnya 14,37% pada perlakuan NaOH 12,5%, dengan rata rata pengembangan tebal sebesar 23,87%. Sedangkan pada perendaman 24 jam menunjukkan kenaikan nilai pengembangan tebal yang sangat drastis pada konsentrasi NaOH % sebesar 97,96%, dengan nilai terendah pada konsentrasi NaOH 15% sebesar 21,48% dengan rata rata pengembangan tebal sebesar 34,97%. Standar JIS A 598 1994 mensyaratkan pengembangan tebal dipersyaratkan maksimal 12%, sehingga papan komposit yang dihasilkan kurang memenuhi persyaratan dalam standar. Hal ini diduga karena bahan baku limbah batang pisang bersifat sangat higroskopis, apalagi berasal dari tanaman yang mempunyai kadar air tinggi sewaktu masih segar. Walaupun demikian perlakuan perendaman dengan NaOH dapat memberikan pengaruh untuk menurunkan tingkat pengembangan tebal meskipun hasilnya masih dibawah standar. Sedangkan pada Standar JIS A 595 1994 tidak mensyaratkan adanya pengembangan tebal, sehingga jika papan komposit yang dihasilkan didasarkan pada standar ini memungkinkan untuk masuk dalam klasifikasi papan serat berkerapatan sedang (MDF).

Karakteristik Fisis Papan Komposit dari Serat Batang Pisang... 25 DSA (%) 3 25 2 15 1 5 211.5 257.85 78.1 88.35 73.18 75.54 62.46 74.1 61.27 87.38 55.39 58.57 52.57 56.23 2 Jam 24 Jam 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 3. Grafik Daya Serap Air Papan Komposit Pengembangan Tebal (%) 12 1 8 6 4 2 67.86.96 97 14.79 18. 24 21 6 17. 22. 61 34.75 19. 6.79 14.8 21 7.23 14.3 22 5.48 15.1 21 1 2 3 4 5 6 7 JIS A 598 2 jam 24 jam Gambar 4. Grafik Pengembangan Tebal Papan Komposit Karakteristik Sifat Fisis Papan Komposit dari Limbah Batang Pisang Dibandingkan Dengan Standar JIS A 598 1994 (Papan Partikel) dan JIS A 595 1994 (Papan Serat) Karakteristik sifat fisis papan komposit terbaik yang dihasilkan dari penelitian dibandingkan dengan standar JIS A 598 1994 (papan partikel) dan JIS A 595 1994 (papan serat) ditampilkan pada tabel. Dari tabel dijelaskan bahwa sifat fisis yang memenuhi Standar JIS adalah kerapatan dan kadar air, sedangkan untuk daya serap air tidak dipersyaratkan pada JIS A 598 1994 dan JIS A 595 1994. Sedangkan Pengembangan tebal tidak memenuhi persyaratan JIS A 598 1994, tetapi pada JIS A 595 1994 tidak dipersyaratkan. Tabel. 1. Karakteristik Papan Komposit dari Limbah Batang Pisang Dibandingkan Dengan Papan Partikel dan Papan Serat Berdasarkan Standar JIS A 598 1994 dan JIS A 595 1994 Papan Komposit Standar Parameter Terbaik Hasil Penelitian JIS A 598 1994 JIS A 595 1994 Kerapatan (g/cm 3 ).8*.4.9.35.9 Kadar Air (%) 9.88* 5 13 5 13 Daya Serap Air 2 jam (%) 52.57 Daya Serap Air 24 jam (%) 56.23 Pengembangan Tebal 2 jam (%) 15.15 < 12 Pengembangan Tebal 24 jam (%) 21.48 <12 Keterangan: * Memenuhi persyaratan standar

26 Karakteristik Fisis Papan Komposit dari Serat Batang Pisang... KESIMPULAN Papan komposit dari limbah batang pisang yang diambil seratnya dapat menghasilkan papan komposit yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan JIS A 598 1994 dan JIS A 595 1994. Sifat fisis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah kerapatan papan komposit yang berkisar antara,55 g/cm 3,8 g/cm 3, sedangkan kadar air berkisar antara 8,68% 14, 61%, yang kesemuanya memenuhi persyaratan JIS. Sedangkan daya serap air pada perendaman 2 jam berkisar antara 52,57% 211,5%, perendaman 24 jam berkisar antara 56,23% 257,65%, pengujian ini tidak dipersyaratkan oleh JIS. Pada pengembangan tebal pada perendaman 2 jam diperoleh antara 14,37% 67,86%, sedangkan pada perendaman 24 jam diperoleh 21,48% 97,96%, sifat ini tidak memenuhi persyaratan JIS A 598 1994 (papan partikel), sedangkan pada JIS A 595 1994 (papan serat) tidak dipersyaratkan. Dari penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa serat batang pisang dapat dijadikan sebagai alternatif bahan baku papan komposit pengganti kayu. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, S. S. 199. Kimia Kayu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Bogor. Haygreen, J. G dan J. L. Bowyer. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu Pengantar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. (Terjemahan). Japanese Industrial Standard for Particleboard A 598 1994. 1994. Japan Standard Association. Japan Japanese Industrial Standard for Fiberboard A 595 1994. 1994. Japan Standard Association. Japan Kollmann, F. J. P. and W. A. Cote. 1975. Principle of wood science Technology, Volume II. Wood Based Material. Springer Verlag. New York. Lisnawati. 2. Biologi Serat Abaca dan Musa sp Lain Berdasarkan Sifat Fisis Kimia dan Kelayakan untuk Bahan Baku Pulp dan Paper. Skripsi FMIPA IPB. Bogor. Tidak Dipublikasikan. Sreekala, M. S, M.G Kumaran and S. Thomas. 1997. Oil Palm Fiber: Morphology, Chemical Composition, Surfacec Modification and Mechanical Properties. Dalam Journal Of Applied Polymer Science. 66 (3) : 821 835. Sjostrom, E. 1994. Kimia Kayu : Dasar dasar dan Penggunaan, Edisi 2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. (Terjemahan). Rowell, R.M. 1998. The State of Art and Future Development of Bio Based Composite Science and Technology Toward the 21 st Century. Dalam Proceeding of the Fourth Pacific Rim Bio Composite Symposium. November 2 5. Bogor