BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan perusahaan serta hasil usaha yang diharapkan. Budgeting ini

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

BAB III PROFIL INSTANSI PENYEDIA DATA SUMBER DAYA AIR

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTANN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 24 TAHUN TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 13 /PERMEN/M/2006

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BANTUL

INFORMASI FAKTOR JABATAN STRUKTURAL

LAPORAN KINERJA PUSLITBANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TAHUN 2015

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

Uraian Tugas dan Fungsi BAPPEDA

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2008

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan dan aktivitas dalam suatu organisasi tidak terlepas dari program dan anggaran yang tersedia. Budgeting atau penganggaran merupakan salah satu bentuk perencanaan aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang dengan tujuan kesinambungan perusahaan serta hasil usaha yang diharapkan. Budgeting ini mencakup seluruh unit perusahaan baik dari segi keuangan, produksi, pengeluaran, pendapatan, dan pemasaran atau pendistribusian. Pelaksanaan anggaran bersifat dinamis, oleh karena itu sangat diperlukan suatu perhitungan yang komprehensif serta memerlukan tingkat analisa yang tinggi yang kesemuanya itu didasarkan pada historical background atau pengalaman sebelumnya. Partisipasi dalam penyusunan anggaran yang melibatkan setiap lapisan manajemen diyakini mampu meningkatkan kinerja individual maupun kinerja organisasi. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan ciri penyusunan anggaran yang menekankan kepada partisipasi manajer setiap pusat pertanggungjawaban dalam proses penyusunan dan penentuan sasaran anggaran yang menjadi tanggungjawabnya, pengertian partisipasi penganggaran menurut Brownnell yang dikutip oleh Erwati (2009:257) menjelaskan pengertian partisipasi anggaran adalah sebagi berikut partisipasi penganggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran.

2 Tahap setelah operasionalisasi anggaran adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. Pegukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi proses dan prosedur penggunaan uang publik tersebut secara ekonomis, efisien dan efektif. Pusat pertanggungjawaban berperan untuk menciptakan indikator kinerja sebagai dasar untuk menilai kinerja (Mardiasmo, 2009:121). Peraturan Menteri PU (Pekerjaan Umum) Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pekerjaan umum dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, serta fungsi 1) Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pekerjaan umum, 2) Pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum, 3) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, 4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pekerjaan Umum di daerah, 5) Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. Saat ini kementrian di PU mengawasi empat PUSLITBANG (Pusat Penelitian dan Pengembangan) pendukung infrastruktur negara di Indonesia, yaitu : 1) PUSLITBANG Sosial Ekonomi dan Lingkungan, 2) PUSLITBANG jalan dan Jembatan, 3) PUSLITBANG Pemukiman, dan yang terakhir 4) PUSLITBANG

3 SDA (Sumber Daya Air). Keempat PUSLITBANG ini memiliki andil besar terhadap infrastruktur Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puslitbang Permukiman) merupakan salah satu dari empat pusat litbang di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum, yang diarahkan untuk berperan sebagai the techno structure atau scientific backbone dalam merumuskan kebijakan penyelenggaraan infrastruktur di bidang permukiman. Sebagai lembaga litbang, Pustlitbang Permukiman diharapkan mampu menghasilkan teknologi permukiman yang inovatif, aplikatif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat melalui program-program litbang yang lebih diarahkan pada litbang terapan (80%), sedangkan selebihnya merupakan sains murni (20%). Sejak berdirinya di tahun 1953 dengan nama Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan hingga saat ini, Puslitbang Permukinan telah banyak menghasilkan produk litbang berupa teknologi tepat guna serta standar, pedoman dan manual (SPM) bidang permukiman. Dengan produk teknologi terapan yang memiliki pangsa pasar yang luas, memungkinkan lembaga ini juga berperan sebagai katalisator penggerak dunia usaha industri konstruksi bidang permukiman melalui pemanfaatan teknologi hasil litbang. Untuk terus meningkatkan kemanfaatan sumberdaya litbang dalam menunjang penyelenggaraan infrastruktur permukiman, upaya-upaya peningkatan terus dilakukan melalui program kegiatan yang dikembangkan dalam 3 (tiga) kelompok utama, yaitu: Research and Development, Consulting service dan Education. Dalam hal peningkatan kualitas litbang, upaya dilakukan

4 melalui pengembangan sumber daya manusia dan fasilitas pada balai-balai teknis dan bidang-bidang penunjang. Pusat Litbang Permukiman sebagai instansi pemerintah yang bertugas melaksanakan penelitian dan pengembangan didukung oleh SDM yang berkompeten, berkualitas serta memiliki multi disiplin keilmuan. Salah satu indikator SDM berkualitas adalah dari tingkat pendidikannya. Puslitbang Permukiman saat ini didukung oleh 242 personil dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah pegawai di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. Pada akhir tahun 2015 ada kecenderungan menurun dikarenakan adanya beberapa pegawai yang telah memasuki masa akhir kerja atau purnabakti. Jumlah beban anggaran yang dilaksanakan meningkat, tetapi tidak diikuti dengan penambahan jumlah SDM melalui pengadaan PNS (cenderung minus growth). Sumber: Data Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015 Gambar 1.1 Grafik Jumlah Pegawai di Lingkungan Puslitbang

5 Salah satu indikator kualitas SDM berasal dari tingkat pendidikan pegawainya. Pada Tahun 2015, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman memiliki 4 orang berpendidikan S3 (Doktor) 2 di antaranya telah mendapat gelar Profesor Riset, 86 orang berpendidikan S2 (Master), 64 orang berpendidikan S1/D4, 88 orang berpendidikan D3 atau di bawahnya. Sumber: Data Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015 Gambar 1.2 Komposisi Pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2015 Capaian kinerja output Pusat Litbang Permukiman diperoleh dengan cara mengukur dan membandingkan rencana/target output yang ingin dihasilkan (ditetapkan pada awal tahun 2015) dengan realisasi output yang mampu dihasilkan dan diwujudkan pada akhir tahun 2015. Adapun hasil pengukuran kinerja output Pusat Litbang Permukiman pada akhir tahun 2015 berdasarkan masing-masing kelompok sasaran kegiatan adalah sebagaimana berikut ini:

6 Tabel 1.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan (Output) Pusat Litbang Permukiman Tahun 2015 No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan 1 Hasil riset dan pengembangan, penerapan / pemanfaatan a. Teknologi Jumlah teknologi yang dihasilkan Teknologi (komponen teknologi) Target Capaian 2015-2019 2015 2015 7 3 1 33.3% b. Prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT) 2 Rekomendasi dan Masukan Kebijakan a. Naskah Jumlah Prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT) Prosiding DSP 50 10 7 70.0% Jumlah naskah naskah 5 1 1 100.0% kebijakan kebijakan b. Dokumen Jumlah dokumen dokumen 5 1 1 100.0% rekomendasi teknis rekomendasi teknis c. R-3 Jumlah R-3 naskah 100 20 12 60.0% d. Layanan uji laboratorium 3 Perencanaan, Monev, Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya a. Laporan pengelolaan keuangan b. Laporan pengelolaan administrasi umum, BMN dan hukum Jumlah layanan pengujian lab Jumlah Laporan Pengelolaan keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI dan administrasi kesatkeran) Jumlah laporan pengelolaan administrasi umum, BMN dan hukum (administrasi umum, kearsipan, kehumasan dan BMN) laporan 36 4 2 50.0% Dokumen 55 11 8 72.7% Dokumen 50 10 7 70.0%

7 c. Pengadaan sarana dan prasarana d. Laporan perencanaan dan monev e. Laporan kerjasama f. Laporan kepegawaian dan Ortala g. Laporan penyelenggaraan sarana Kelitbangan h. Laporan layanan perkantoran Jumlah pengadaan sarana dan prasarana (seluruh kegiatan pengadaan) Jumlah laporan perencanaan dan monev Jumlah laporan kerjasama Jumlah laporan kepegawaian dan Ortala Jumlah laporan penyelenggaraan sarana Kelitbangan (perpustakaan, jurnal, SMM dan HAKI) Jumlah laporan layanan perkantoran (gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran) 4 Layanan PNBP Jumlah penerimaan PNBP (sertifikasi/uji laboratorium) Unit 84 17 10 58.8% Dokumen 66 14 9 64.3% Dokumen 34 6 4 66.7% Dokumen 50 10 7 70.0% Dokumen 64 12 10 83.3% Dokumen 60 12 9 75.0% Rp (ribuan) Sumber: Data Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2015 17016 2500 1250 50.0% Partisipasi anggaran akan memudahkan individu untuk menyusun targettarget kerja yang telah ditetapkan. Selanjutnya, target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai organisasi. Hal ini berimplikasi pada penurunan terhadap terjadinya penyimpangan anggaran. Pada konteks perusahaan milik pemerintah daerah, kecukupan anggaran berimplikasi pada pegawai yang ada di dalamnya. Penyusunan anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah. Aparat akan memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara tepat. Selanjutnya, hal ini akan menurunkan perbedaan antara anggaran yang disusun dengan estimasi terbaik

8 bagi organisasi. Kenyataan ini akan banyak terjadi apabila pemerintah daerah kurang memperhatikan partisipasi dalam penyusunan anggaran yang ada. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, diketahui bahwa adanya masalah serius pada rendahnya kinerja pegawai di Balai PUSLITBANG Permukiman Bandung, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul: Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai di Puslitbang Permukiman Bandung 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Pada akhir tahun 2015 ada kecenderungan kinerja yang menurun dikarenakan adanya beberapa pegawai yang telah memasuki masa akhir kerja atau purnabakti. 2. Jumlah beban anggaran yang dilaksanakan meningkat, tetapi tidak diikuti dengan penambahan jumlah SDM melalui pengadaan PNS (cenderung minus growth). 3. Rendahnya tingkat pendidikan pegawai, terlihat dari mayoritas pegawai yaitu 88 orang berpendidikan D3 atau di bawahnya 4. Capaian kinerja output Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman sebagian besar belum tercapai 100%

9 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu : 1. Seberapa besar tanggapan responden terhadap partisipasi anggaran di Puslitbang Permukiman Bandung? 2. Seberapa besar tanggapan responden terhadap kinerja pegawai di Puslitbang Permukiman Bandung? 3. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Puslitbang Permukiman Bandung? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar tanggapan responden terhadap partisipasi anggaran di Puslitbang Permukiman Bandung 2. Untuk mengetahui seberapa besar tanggapan responden terhadap kinerja pegawai di Puslitbang Permukiman Bandung 3. Untuk mengetahui apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Puslitbang Permukiman Bandung 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis 1. Untuk menambah wawasan dan memperluas pengetahuan penulis mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai di Puslitbang

10 Permukiman Bandung dan untuk melihat sejauhmana terdapat kesesuaian antara teori yang ada dan kenyataan yang sesungguhnya. 2. Dengan menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai di Puslitbang Permukiman Bandung agar dapat lebih memfokuskan prioritas kepada hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja pegawai. 1.5.2 Aspek Praktis 1. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kinerja pegawai dan penerapannya di lapangan. 2. Sebagai bahan referensi bagi pihak yang berminat untuk memahami dan meneliti kinerja pegawai. 1.6 Kerangka Pemikiran 1.6.1 Partisipasi Anggaran Proses penyusunan anggaran sering kali menjadi isu penting yang menjadi sorotan masyrakat. Dalam partisipasi penyusunan angggaran berpengaruh terhadap banyak faktor seperti motivasi, kinerja, kepuasan kerja. Menurut Milani dalam Maiga dan Jacobs (2007) menyebutkan bahwa partisipasi anggaran dapat dilihat dari dimensi: 1. Keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun. 2. Keterlibatan manajer dalam memberikan pendapat pada waktu anggaran dalam proses revisi.

11 3. Frekuensi menyatakan permintaan, memberikan pendapat dan usulan tentang anggaran tanpa diminta. 4. Keterlibatan manajer dalam mempengaruhi anggaran final. 5. Keterlibatan manajer dalam memberikan kontribusi terhadap anggaran. 6. Keterlibatan manajer sebagai atasan dalam meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun. Adapun dalil Al- Qur an yang menegaskan bahwa sangat penting untuk mentaati manajer (ulil amri) yakni : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasulnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisa (4):59) 1.6.2 Kinerja Pegawai Menurut Robbins (2002:155) mengatakan hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan dimensi kinerja sebagai berikut. 1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses

12 atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. 2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran. 3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Partisipasi Anggaran (X) a. Keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun b. Keterlibatan manajer dalam memberikan pendapat pada waktu anggaran dalam proses revisi c. Frekuensi menyatakan permintaan, memberikan pendapat dan usulan tentang anggaran tanpa diminta d. Keterlibatan manajer dalam mempengaruhi anggaran final e. Keterlibatan manajer dalam memberikan kontribusi terhadap anggaran f. Keterlibatan manajer sebagai atasan dalam meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun Gambar 1.3 Skema Kerangka Pemikiran Kinerja Pegawai (Variabel Y) a. Kuantitas b. Kualitas c. Ketepatan Waktu

13 Dengan menyusun anggaran secara partisipatif, diharapkan kinerja unit kerja organisasi akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan/standar yang dirancang secara partisipatif disetujui oleh pimpinan, maka pegawai akan bersungguh-sungguh dalam tujuan/ standar yang telah ditetapkan dan pegawai juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta terlibat dalam penyusunannya. 1.7 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang penulis uraikan di atas, maka dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis memberikan hasil penelitian yang ada di lapangan, penulis telah menemukan hipotesis sebagai jawaban sementara dari variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2014:96), "hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai Puslitbang Permukiman Bandung. Ha : Terdapat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai Puslitbang Permukiman Bandung.