Boks 2. Perkembangan Harga Menjelang Hari Besar Keagamaan Bahan Makanan Menjelang hari besar keagamaan, beberapa komoditi menunjukkan peningkatan terutama untuk komiditi daging-dagingan serta bumbu-bumbuan. Daging sapi, daging ayam ras, dan cabe merah merupakan komoditi yang cenderung mengalami kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan. Berdasarkan data tahun 28-21, daging sapi yang memiliki bobot inflasi sebesar,9958% mengalami kenaikan harga sekitar 7-1% saat hari besar keagamaan. Dalam kondisi normal, harga daging sapi cenderung stabil, hanya saat mendekati hari besar keagamaan harga komoditi ini cenderung meningkat. Selama bulan Juli 211, harga daging sapi sudah mengalami kenaikan 3,96% menjadi Rp74.333/kg. Harga komoditi ini diperkirakan akan terus meningkat sampai menjelang hari besar keagamaan dan diperkirakan dapat mencapai harga Rp8.-Rp9./kg. Berbeda dengan harga daging sapi yang cenderung stabil di saat normal, harga daging ayam ras mengalami fluktuasi harga dari bulan ke bulan. Berdasarkan pemantauan harga dalam 3 (tiga) tahun terakhir, menjelang hari besar keagamaan harga daging ayam ras dapat meningkat sekitar 8-1%, sementara apabila persediaan di pasar sedang menurun menjelang lebaran dapat mencapai 4%. Perkembangan di tahun 211, daging ayam ras sempat mengalami penurunan harga di triwulan pertama namun kembali meningkat dalam triwulan laporan. Harga daging ayam ras diperkirakan akan terus meningkat namun dengan peningkatan yang tidak terlalu signifikan mengingat harga komoditi ini sudah cukup tinggi saat ini yaitu mencapai rata-rata Rp29.833/kg di bulan Juli 211. i
Pasca Pasca Pasca Pasca Pasca Pasca Grafik 1. Perkembangan Harga Daging-dagingan 1, 8, Daging Sapi/Kerbau D. Ayam Tanpa Jeroan D. Ayam Bulat 6, 4, 2, 28 29 21 Komoditi lain yang cenderung mengalami kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan adalah cabe merah yang juga memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Menjelang hari besar keagamaan, harga cabe merah dapat melambung dengan sangat tinggi dan mengalami kenaikan lebih dari 1%. Sebaliknya, ada saat dimana harga komoditi ini mengalami penurunan menjelang hari besar keagamaan. Selama tahun 211, harga cabe merah cenderung mengalami penurunan bahkan berada di bawah level harga normalnya. Dengan demikian, dikhawatirkan harga komoditi ini dapat melonjak dengan signifikan menjelang hari besar keagamaan. Pada akhir Juli 211, harga cabe merah hanya Rp6.975/kg sedangkan harga rata-rata cabe merah di tahun 21 mencapai Rp22.821/kg. Grafik 2. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 4, 3, 2, Cabe Rawit Bawang Merah Cabe Merah Bawang Putih 1, ii
Pasca Pasca Pasca Komoditi seperti tepung terigu, telur ayam ras, beras, bawang merah dan gula pasir cenderung stabil menjelang hari besar keagamaan, begitu pula untuk tahun 211 kecuali telur ayam ras. Harga telur ayam ras yang telah meningkat mencapai 5,79% selama bulan Juli 211 diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan harga sampai dengan hari besar keagamaan di awal bulan September 211. Tingginya permintaan akan komoditi dimaksud dapat semakin memicu meningkatnya harga yang telah berlangsung sebelumnya akibat kenaikan dari distributor. Grafik 3. Perkembangan Harga Beras, Telur dan Tepung Terigu 14, 12, 1, 8, 6, 4, 2, Tepung Terigu Telur Ayam Ras Gula Pasir Beras 28 29 21 Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan harga menjelang hari besar keagamaan adalah: a) Aspek Supply Komoditi bahan makanan di Jambi berasal dari dalam maupun luar Provinsi Jambi. Beras, bawang merah, tepung terigu dan cabe merah merupakan beberapa komoditi yang didapatkan dari luar Provinsi Jambi sementara daging-dagingan seperti daging sapi dan ayam ras diproduksi di Jambi. b) Sarana & Prasarana Distribusi Kelancaran distribusi (sarana jalan dan angkutan) terutama untuk komoditi yang berasal dari luar provinsi Jambi diperlukan untuk mendukung ketersediaan barang ditingkat distributor, grosir dan pengecer. c) Aspek Demand Perilaku konsumen (kebiasaan masyarakat misal : menjelang bulan puasa s/d pertengahan bulan puasa cenderung membeli bahan makanan sedangkan pada Minggu ke III & ke IV cenderung membeli sandang/ pakaian dan H-3 s/d H-1 cenderung membeli daging. iii
Transportasi Selain meningkatnya harga bahan makanan, salah satu komponen yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga menjeleng hari besar keagamaan adalah transportasi terutama angkutan udara. Meningkatnya kebutuhan pelayanan jasa angkutan dalam rentang waktu tertentu menjelang mudik lebaran, dapat memicu melonjaknya harga biaya angkutan umum. Angkutan udara dan angkutan antar kota memiliki bobot inflasi masing-masing sebesar,6111% dan,678%. Arus mudik dan balik lebaran diperkirakan dimulai dari H 7 (23 Agustus 211) sampai dengan H + 7 (7 September 211). Adanya kebijakan cuti bersama menyebabkan relatif berkurangnya penumpukan arus mudik dan balik di tanggal-tanggal tertentu. Tabel 1. Periode Angkutan 23 24 25 26 27 28 29 3 31 1 2 3 4 5 6 7 TANGGAL SL RB KM JM SB MG SN SL RB KM JM SB M SN SL RB HARI -7-6 -5-4 -3-2 -1 H H H+1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 PELAKS Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jambi Tabel 2. Prediksi Jumlah Penumpang Angkutan Provinsi Jambi 211 (H -7 sampai dengan H+7 lebaran) No Moda 29 21 211 Dtg Berangkat Dtg Berangkat Dtg Berangkat 1 Angkutan Darat 153,834 133,216 17,925 148,16 196,564 17,219 2 Angkutan Sungai 16,817 13,738 17,567 14,425 2,22 16,589 3 Angkutan Laut 2,661 1,455 2,794 1,527 4,738 4,62 4 Angkutan Udara 18,846 19,816 2,165 21,23 21,575 22,685 Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jambi Permasalahan yang terdapat dalam transportasi darat adalah: a) Kondisi cuaca yang kurang baik (kemarau basah) b) Kondisi jalan (nasional dan provinsi) pada titik tertentu masih dalam keadaan rusak, potensi rusak, rawan kecelakaan dan kemacetan c) Angkutan Batu Bara dan CPO yang berpotensi menimbulkan kemacetan dan kecelakaan d) Potensi timbulnya calo tiket di bandara dan terminal e) Pengguna sepeda motor yang cenderung meningkat f) Potensi timbulnya premanisme di Terminal iv
g) Adanya pasar tumpah atau kegiatan sejenis di ruas-ruas jalan provinsi maupun nasional. REKOMENDASI a) Pemantauan stok ke gudang Distributor/Grosir serta harga eceran di pasar tradisional dan modern. b) Berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk menjaga kelancaran distribusi & ketersediaan barang serta perkembangan harga eceran di daerah guna mengatasi permasalahan dalam distribusi & stock bahan kebutuhan masyarakat. c) Menghimbau agar instansi pemerintah melakukan pemotongan hewan sendiri sehingga menghindari penumpukan pembeli di pasar. d) Melarang pengoperasian angkutan barang (batu bara/cpo) e) Penutupan Jembatan Timbang dan menjadikan sebagai Rest Area serta penutupan pos-pos retribusi di pinggir jalan f) Mensosialisasikan perkembangan kondisi cuaca terutama untuk memperlancar transportasi baik darat, laut maupun udara. v