PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

dokumen-dokumen yang mirip
MEMPREDIKSI PENYUSUTAN (SHRINKAGE) LEBIH AWAL UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIK INJECTION DENGAN MATERIAL POLYPROPYLEN Oleh :

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

REVERSE ENGINEERING OUTER REAR BUMPER MOBIL ESEMKA RAJAWALI R2

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

PERANCANGAN INJECTION MOLDING DENGAN SISTEM THREE PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Predi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto

TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

LAMPIRAN 1. = 82 mm. = 157,86 mm = 8,6 mm. = 158,5 mm (1 0,004)

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

O C. Temperatur injeksi di bawah temperatur leleh akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP CACAT DAN KETEBALAN PRODUK PLASTIK PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING

BAB III PROSES PERANCANGAN

OPTIMALISASI PARAMETER INJEKSI UNTUK MINIMASI SHRINKAGE, SINK MARKS DAN WARPAGE PADA INDUSTRI MOLD MODERN

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Gaya Motor Raya No 8, Jakarta, Indonesia Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia 40132

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS WARPAGE BERDASARKAN ALIRAN MATERIAL DAN SISTEM PENDINGIN PADA CETAKAN INJEKSI PLASTIK DAN OPTIMASI PADA PRODUK KIPAS JARI

ANALISIS KEGAGALAN DAN OPTIMASI RANCANGAN PRODUK ROLLER BLIND UNTUK CV. SAMA JAYA

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

Perancangan Dashboard Mobil Pedesaan Multiguna

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD

ANALISIS PENYUSUTAN DIMENSI PRODUK INJECTION MOLDING DENGAN BENTUK ACETABULAR CUP UNTUK SAMBUNGAN HIP PADA MANUSIA

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM PENDINGINAN CETAKAN PLASTIK HOLDER PULLEY PERUSAHAAN MANUFAKTUR Yunus Yakub 1) dan Madinah 2) 1) & 2)

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

OPTIMALISASI PROSES INJEKSI PLASTIK MENGGUNAKAN MOLDFLOW DUAL-DOMAIN PADA DESAIN BASE PLATE

DESAIN DAN PEMBUATAN CETAKAN PLASTIK SEPATU KAKI KURSI SISIPAN PELAT

STUDI PERBEDAAN PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BOLA PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PARAMETER INJECTION MOLDING TERHADAP WAKTU SIKLUS DAN CACAT FLASH PRODUK TUTUP BOTOL 180 ML MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD SISTEM SLIDER PADA PRODUK PREFORM STICK T15

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

INJECTION MOULDING. Gb. Mesin Injeksi. Gambar. Skema proses injection moulding

ANALISA PENGARUH WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PROSES INJEKSI PLASTIK BAHAN POLYPROPYLENE (PP)

Disusun Oleh : ALI KHAERUL MUFID

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA DESAIN MOLD SEBAGAI SOLUSI VISUALISASI NYATA DALAM DESAIN INJECTION MOLD Studi Kasus: Perancangan Mold Piring

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP)

Desain dan Pembuatan Cetakan Sistem Injeksi untuk Cetakan Plastik Adonan Donat

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PLASTIK DENGAN CETAKAN BERSALURAN PENDINGIN CONFORMAL

Rizka Zahra Wulansari, Yuyun Estriyanto, S.T.,M.T., Budi Harjanto, S.T.,M.Eng.

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA LDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR

BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS CETAKAN RING, CONE DAN BLADE

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

PENGARUH DIAMETER SALURAN PENDINGIN UKURAN ½ DAN ¼ PADA CETAKAN SOFT TOOLING SERBUK ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

TUGAS AKHIR MODELING PENGARUH LUBANG MASUK TERHADAP HASIL CORAN DENGAN SOLIDWORKS. Oleh : BAYU SRIYANTO D

Transkripsi:

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net ABSTRAKSI Plastic injection merupakan proses manufactur untuk membuat produk dengan bahan dasar plastic atau dalam kesempatan ini polypropylene. Pada proses tersebut seringkali terjadi cacat produk seperti pengerutan, retak, dimensi tidak sesuai dan kerusakan saat produk keluar dari mould, sehingga banyak material yang terbuang percuma. Meskipun cacat produk tersebut dipengaruhi banyak factor, tetapi yang paling utama adalah masalah shrinkage, atau penyusutan material setelah terjadi pendinginan. Sangat penting untuk melakukan prediksi lebih awal terjadinya penyusutan setelah pendinginan untuk menghindari cacat produk. Dalam penelitian ini akan dilakukan prediksi shrinkage yang akan digunakan untuk material polypropylene dengan cara perhitungan standar. Pembuatan modeling dalam bentuk 3D (tiga dimensi) injection molding baik cavity maupun corenya dengan menggunakan CATIA, kemudian dilakukan analisis dengan software MoldFlow untuk pembuatan mesh dan memberikan batasan panas pada komponen sehingga dapat diketahui mode penyusutannya. Analisis ini akan memberikan gambaran tentang distribusi panas pada mould dan memberikan tentang gambaran aliran fluida. Pada analisis tersebut dapat dilihat gejala terjadinya cacat produk, jika hal itu terjadi maka perlu dilakukan perubahan shrinkage, sampai diperoleh hasil analisis yang baik.. Kata-kata kunci: plastic injection, cacat produk, shrinkage prediction PENDAHULUAN Pada proses plastic injection sering terjadi cacat produk, seperti keretakan, pengerutan pada bagian-bagian tertentu, bentuk tidak sempurna, dimensi produk diluar dari toleransi yang ditentukan dan lain sebagainya yang diakibatkan oleh beberapa factor. Hal itu akan membuat biaya produksi menjadi tidak efisien, karena material banyak yang terbuang dan produk banyak yang cacat. Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya cacat produk adalah penempatan titik injeksi yang salah, adanya berbagai variasi ketebalan produk dan penyusutan yang tidak teratur pada saat pendinginan (H.U. Akay, 2003). Seperti yang diketahui bahwa plastic yang diinjeksikan ke dalam suatu cetakan mempunyai suhu 260 o C dan pada saat terjadi pendinginan suhu antara 45 o C 60 o C. Sehingga pada saat dilakukan pelepasan produk dari cetakan, terjadi perubahan bentuk atau deformasi yang diakibatkan oleh tegangan sisa pada proses pendinginan. Oleh karena itu komponen plastic membutuhkan toleransi yang tepat supaya hasilnya tidak berada pada toleransi yang diberikan. Hal itu tidak akan dapat dilakukan tanpa adanya prediksi awal 70 Prediksi Shrinkage untuk Menghindari Cacat Produk Pada Plastic Injection oleh Agus Dwi Anggono ~ hal 70-77

untuk shrinkage dengan menggunakan bantuan software (FEA). Seorang pembuat molding yang berpengalamanpun akan kesulitan menentukan shrinkage yang tepat tanpa menggunakan bantuan software. Perusahaan manufactur yang baru bergerak dalam bidang plastic injection akan kesulitan membuat molding yang memberikan hasil produk yang baik meskipun dengan bentuk yang sederhana (J. Murbani, 1999). Teknologi plastic injection moulding sudah demikian maju, berbagai bentuk dapat dibuat dengan baik. Tetapi dibalik itu semua ternyata terdapat masalah yang sangat rumit berkaitan dengan pembuatan mould dan hasil produk yang diinginkan, yaitu masalah shrinkage (penyusutan) yang terjadi setelah pendinginan. Tiap material mempunyai pola shrinkage yang berbeda, pada penelitian ini akan diteliti untuk material polypropylen, material yang sering dipakai untuk produk casing ponsel, tempat makanan dan minuman, mainan anak dan produk lainnya. Polypropylen termasuk jenis material thermoplastic, yaitu material yang dapat lunak jika dipanaskan dan mengeras jika didinginkan, dan akan melunak lagi jika dipanaskan lagi. (a) salah TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka Murbani (1999) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pada setiap pembuatan mould (cetakan), harus selalu memperhitungkan terjadinya penyusutan (shrinking) setelah terjadi pendinginan dan keluar dari rongga cetakan. Hal itu terjadi karena adanya perubahan fase dari material cair menjadi padat, pasti akan terjadi perubahan volume. Jadi jika dibandingkan dengan ukuran pada mould, ukuran produk akan berbeda, yaitu ukurannya menjadi lebih kecil dibandingkan rongga cavitynya. Sehingga lubang yang ada pada produk akan menjadi lebih kecil dibandingkan ukuran inti (core) pembentuknya. Jika rongga mould dengan ukuran 100 x 50 x 5 mm maka produk jadinya akan mempunyai ukuran 98,4 x 49,2 x 4,92 mm dan apabila didalamnya harus ada lubang dengan diameter 10 mm, maka produknya mempunyai lubang dengan diameter 9,84 mm. Penyusutan material (shrinkage) dinyatakan dalam prosen, sehingga pada contoh di atas material shrinkage adalah 1,6%. Arah penyusutan material adalah menuju satu titik referensi dalam benda kerja, jadi tidak mengambil garis tengah yang ada di dalam produk, seperti gambar di bawah ini. (b) benar Penyusutan Referensi Gambar 1. Fenomena Penyusutan MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 ISSN 1411-4348 71

Gambar 1a menunjukkan prediksi yang salah tentang shrinkage. Penyusutan terjadi kearah garis referensi produk yang berada ditengah, sehingga lubang yang terjadi akan menjadi lebih besar. Gambar 1b menunjukkan prediksi yang benar tentang shrinkage. Penyusutan terjadi kearah titik referensi yang berada ditengah-tengah produk, sehingga lubang yang terjadi akan menjadi lebih kecil dibanding corenya. David Kazmer & Kaushik Manek, University of Massachusetts Lowell (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam upaya mengevaluasi pengaruhpengaruh berbagai kondisi penyusutan (shrinkage) dalam proses injeksi moulding ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu (1) temperatur mold, (2) temperatur lelehan (melt temperature), (3) tingkatan injeksi dan (4) tekanan pemegang (hold pressure Landasan Teori Penyusutan material (shrinkage) dinyatakan dalam prosen, sehingga jika dirumuskan: L Shrinkage = L (%)...[1] dimana : L = besarnya penyusutan L = ukuran sebenarnya Prediksi tentang besar dan arah penyusutan (shrinkage) harus dipahami dengan baik dalam pembuatan moulding. Pada waktu menentukan ukuran shrinkage cavity maupun core dilakukan dengan mengalikan ukuran produk dengan faktor shrinkage, dimana faktor shrinkage dengan: L Faktor shrinkage ( f ) = (1 + L )...[2] Misalnya untuk material PS (Polystyrene/Polystyrol), dari daftar tabel shrinkage mempunyai shrinkage 0,4 0,6 % maka perhitungan faktor shrinkage adalah f = (1 + 0,5%) = 1,005. Jadi apabila ingin membuat produk dengan ukuran 38 x 52 x 3,5 mm dengan dua lubang berdiameter 6 mm dan jarak 26 mm, maka ukuran pada mould yang direncanakan adalah: Ukuran cavity : 38,190 52,260 3,518 mm Ukuran core : 6,030 mm Jarak core : 26,130 mm Waktu minimum untuk pendinginan dihitung dengan menggunakan persamaan:.. [3] dimana: t c = waktu pendinginan minimum α = thermal diffusivity h = ketebalan plat T W = temperatur dinding mold T M = temperatur melt (lelehan material) T E = temperatur ejection Gaya tekanan yang selalu menjaga mould tetap tertutup (clamping force) : F = P. A..[4] Dimana : P = tekanan injeksi A = luas penampang proyeksi rongga cavity pada bidang tegak lurus dengan sumbu METODOLOGI PENELITIAN Langkah Analisis Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagaimana pada gambar 2. 72 Prediksi Shrinkage untuk Menghindari Cacat Produk Pada Plastic Injection oleh Agus Dwi Anggono ~ hal 70-77

PERSIAPAN Studi tentang Mould Design dan shrinkage Perhitungan Shrinkage Injection Moulding Design Analisis dengan Mould Flow Analisa Cacat Produk? Ya Selesai Tidak Gambar 2. Langkah Analisis Analisis dan Diskusi Proses Pengisian (filling) Proses filling merupakan proses pengisian atau penginjeksian material ke dalam cavity. Adapun parameter dari proses filling sebagai berikut. Machine parameters. Clamp force maksimum = 2,7207x10 2 ton. Diameter screw = 70,0000 mm. Tekanan maksimum = 1,4700 x 10 2 MPa. Kecepatan injeksi maks = 3,884x10 2 cm 3 /s Process parameters. Temperatur lingkungan = 25 o C. Temperatur leleh = 220 o C. Temperatur cavity = 40 o C. Temperatur core = 40 o C. Dari hasil analisis proses filling diperoleh data sebagai berikut. Volume benda = 21,5953 cm 3. Waktu fil = 0,7249 s. Tekanan injeksi maks = 29,1555 MPa. Clamp force maksimum = 0,3707 ton. Volume sprue dan runner = 0,8500 cm 3. Hasil analisis di akhir fase filling pada benda kerja. Temperatur massa maks = 226,416 o C. Temperatur massa 95 % = 222,047 o C. Temperatur massa rata-rata = 216,028 o C. Temperatur massa min = 210,754 o C. Tegangan geser dinding maksimum = 0,2542 MPa. Tegangan geser dinding -95%=0,081 MPa Tegangan geser dinding rerata=0,061mpa Hasil analisis di akhir fase filling pada sistem runner. Temperatur massa maks = 226,977 o C Temperatur massa 95 % = 224,795 o C. Temperatur massa minimum =220,533 o C Temperatur massa rata-rata = 223,319 o C. Tegangan geser dinding maksimum = 0,5285 MPa. Tegangan geser dinding -95% = 0,329MPa Tegangan geser dinding rerata=0,179mpa MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 ISSN 1411-4348 73

Gambar 3. Waktu Pengisian Gambar 4. Temperatur Proses Warpage Warpage merupakan proses penyusutan produk akibat perubahan fase cair menjadi fase padat. Kesalahan dalam pengambilan besarnya faktor penyusutan pada waktu desain mould akan mengakibatkan tidak sesuainya dimensi produk dengan yang diharapkan. Perubahan dimensi pada benda dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya shrinkage, cooling dan orientation. Besarnya nilai perubahan dapat dilihat pada hasil analisis dibawah ini. Adapun hasil analisis proses warpage sebagai berikut : Pergeseran maksimum/minimum pada akhir langkah. Sumbu X minimum = -2,1918x10-1 mm, maksimum = 9,1744 x 10-1 mm. Sumbu Y minimum = -4,5764 x 10-1 mm, maksimum = 8,3921 x 10-1 mm. Sumbu Z minimum = -3,8432 x 10-1 mm, maksimum = 3,9466 x 10-1 mm. Perubahan akibat pengaruh shrinkage. Sumbu X minimum = -4,5764 x 10-1 mm, maksimum = 9,1265 x 10 1 mm. Sumbu Y minimum = -3,8555 x 10-1 mm, maksimum = 8,3169 x 10-1 mm. Sumbu Z minimum = -3,1597 x 10-1 mm, maksimum = 3,9629 x 10-1 mm. 74 Prediksi Shrinkage untuk Menghindari Cacat Produk Pada Plastic Injection oleh Agus Dwi Anggono ~ hal 70-77

Perubahan akibat pengaruh orientation. Sumbu X minimum = -2,1486 x 10-4 mm, maksimum = 7,3238 x 10-5 mm. Sumbu Y minimum = -2,5897 x 10-4 mm, maksimum = 1,6543 x 10-5 mm. Sumbu Z minimum = -1,9852 x 10-4 mm, maksimum = 2,1357 x 10-4 mm. Perubahan akibat pengaruh cooling. Sumbu X minimum = -1,1027 x 10-1 mm, maksimum = 2,2519 x 10-2 mm. Sumbu Y minimum = -2,5248 x 10-1 mm, maksimum = 2,2287 x 10-1 mm. Sumbu Z minimum = -9,7260 x 10-2 mm, maksimum = 2,0575 x 10-2 mm. Defleksi yang terjadi akibat semua efek pada produk dapat dilihat pada gambar 5a. (Deflection, All Effects). Dari gambar tersebut kita lihat defleksi maksimum tejadi pada bagian bibir sebesar 0,5472 mm dan defleksi minimum sebesar 0,2351 mm. Besarnya defleksi yang terjadi pada gambar 5. (Deflection, All Effects) maka dimensi benda akan hampir sesuai dengan dimensi yang diharapkan dengan toleransi yang cukup kecil. Dari gambar 5 dapat diukur dimensi benda hasil simulasi proses injection plastic moulding dan membandingkannya dengan dimensi benda sesungguhnya. Adapun hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1 tersebut dapat diketahui perbedaan dimensi pada benda yang sesungguhnya dengan dimensi benda hasil simulasi, nilai perbedaan dimensi maksimum sebesar 0,85 mm dan nilai minimum sebesar 0,02, sehingga benda dapat diproduksi dengan nilai presisi yang cukup kecil. Tabel 1. Perbandingan Dimensi Benda Sesungguhnya dan Benda Hasil Simulasi Dimensi Benda sesungguhnya (mm) Dimensi Benda Hasil Simulasi (mm) Perbedaan (mm) 35,00 35,85 0,85 20,00 20,065 0,056 11,50 11,47 0,03 10,50 10,56 0,06 16,25 16,75 050 1,50 1,52 0,02 3,00 3,05 0,05 2,00 2,03 0,03 52,00 52,05 0,05 12,50 12,40 0,10 56,00 56,82 0,82 58,00 58,65 0,65 60,00 60,74 0,74 MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 ISSN 1411-4348 75

Gambar 5a. Deflection, All Effects Gambar 5b. Deflection, Cooling Effect Gambar 5c. Deflection, Shrinkage Effect KESIMPULAN Berdasarkan simulasi dan analisis proses injection moulding yang telah penulis susun, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. a. Perancangan gambar atau desain suatu produk dengan menggunakan perangkat lunak CATIA V5 dapat dibuat dengan relatif mudah, dengan tampilan tiga dimensi sesuai dengan produk sesungguhnya. b. Perhitungan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses injection Gambar 5d. Deflection,Orientation Effect moulding harus direncanakan dengan baik untuk menjaga kualitas produk. Disamping itu, perhitungan faktorfaktor tersebut dapat menjadi acuan untuk menentukan jenis mesin. c. Untuk menghindari kesalahan dimensi pada produk moulding, dalam perancangan suatu produk dengan menggunakan perangkat lunak komputer, desain cetakan dibuat dengan memasukkan nilai penyusutan (shrinkage) yang disesuaikan dengan material plastik yang akan diinjeksikan. 76 Prediksi Shrinkage untuk Menghindari Cacat Produk Pada Plastic Injection oleh Agus Dwi Anggono ~ hal 70-77

DAFTAR PUSTAKA Akay, H. U., 2003, Prediction of Shrinkage in Plastic Injected Parts Due to Cooling, Computer-Aided Engineering Analysis. David Kazmer & Kaushik Manek, University of Massachusetts Lowell, 2003, Prediction Of Production Yields In Injection Molding, pp 516-520 Haihong Xu, John Wysocki, David Kazmer, 2003, Shrinkage Study Of Thermoformed Parts Jack G. Zhou and Zongyan He, 1998, Rapid Pattern Based Powder Intering Technique And Related Shrinkage Control, Department of Mechanical Engineering and Mechanics Drexel University, Journal of Materials and Design, Vol. 19, pp. 241-248. Moerbani, J., 1999, Plastic Moulding, Jurnal Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Surakarta. MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 ISSN 1411-4348 77