DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh:

ALAT PENGUKUR GETARAN

BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00 KAJIAN ENJINIRING BAB 1 PENDAHULUAN

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER

INVESTIGASI PENYEBAB HIGH VIBRATION MOTOR PADA BOOSTER PUMP BFP SYSTEM

ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang

Predictive Maintenance

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH

ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya

DETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

STUDI KASUS UNBALANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL BERDASARKAN SINYAL GETARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR

KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 3. Mutu produksi, misalnya: Asam Lemak Bebas (ALB) minyak sawit. maksimum 3,5 %, kadar air inti sawit maksimum 7% dan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR

Penggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT

PEMANFAATAN SPEKTRUM VIBRASI UNTUK MENGINDIKASIKAN KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DI PLTU INDRAMAYU 3 X 330 MW

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS

Studi Pengaruh Kedalaman Pemakanan terhadap Getaran dengan Menggunakan Mesin Bubut Chien Yeh CY 800 Gf

Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN

Rancang Bangun Vibration Test Bench untuk Mensimulasikan Kondisi Unbalance pada Mesin Rotasi. Imam Maolana a, Agus Sifa a

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik.

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL

Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mill Fan 412 di PT. Semen Tonasa

Pemodelan dan Analisis Pengaruh Kenaikan Putaran Kerja Terhadap Respon Dinamis, Kasus Unbalance Rotor Steam Turbine Unit 1 PLTU Amurang 2x25MW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

DIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 2, Tahun 2016 Online:

ANALISA KERUSAKAN BEARING MOTOR INDUKSI DENGAN METODE THERMOGRAPHY DI PLTGU PJB UP GRESIK

Rancang Bangun Vibration Test Bench untuk Mensimulasikan Kondisi Unbalance dengan Pengaturan Putaran dan Beban Unbalance

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem

TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN

Pengukuran Getaran Dengan Vibrometer Dan Akustik Pada Mesin Pendorong Pokok (MPK) KRI Pulau Rupat-712 Di Komando Armada RI Kawasan Timur Surabaya

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

Analisis Vibrasi untuk Klasifikasi Kerusakan Motor di PT Petrokimia Gresik Menggunakan Fast Fourier Transform dan Neural Network

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN OIL PUMP STEAM TURBINE 32-K-101-P1-T DALAM PLATFORMING UNIT-NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU)

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

EVALUASI SPEKTRUM VIBRASI KERUSAKAN MISSALIGMENT SHAFT DAN NILAI INVESTASI BALANCING SHAFT PADA BOOSTER PUMP BFP

PEMICU 1 29 SEPT 2015

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BACKWARD INCLINED BLADE BLOWER KARENA PERUBAHAN KECEPATAN

Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

PENGARUH TONJOLAN TERHADAP PROFIL GETARAN DAN DISTRIBUSI TEMPERATUR DARI SISTEM TRANSMISI V- BELT DALAM KAITANNYA TEKNOLOGI PREDICTIVE MAINTENANCE

PENGARUH RUBBING TERHADAP KONDISI GETARAN MESIN ROTASI

KAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK

BANGKIT TRI SUSILO NRP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

PENGOPTIMALAN PROSES BALANCING PADA BLADE INDUCED DRAFT (ID) FAN (Studi Kasus ID Fan Pabrik Indarung V PT Semen Padang)

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: HEDI PURWANTO

ANALISIS GETARAN PADA BANTALAN LUNCUR YANG DIAKIBATKAN OLEH PENGARUH KEKENTALAN PELUMASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Vibrasi adalah gerakan, dapat disebabkan oleh getaran udara atau

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN AKIBAT MISALIGNMENT POROS

PENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI

PROSES PERENCANAAN PERAWATAN POMPA LEAN AMINE[STUDI KASUS DI HESS (INDONESIA- PANGKAH)LTD]

Deteksi Cacat Bantalan Bola Pada Pompa Sentrifugal Menggunakan Spektrum Getaran

PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI

Transkripsi:

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com ABSTRAKSI Suatu mesin dikatakan ideal apabila seluruh energi dalam mesin tersebut dapat diubah menjadi kerja. Walaupun demikian tidak ada suatu mesin yang dikatakan sebagai mesin ideal karena sebagian energi dalam mesin terbuang menjadi energi bentuk lain seperti getaran. Getaran dari mesin tersebut membentuk sinyal yang dapat dideteksi oleh alat CSI Analyzer 2130 untuk menghasilkan suatu sinyal vibrasi. Dari sinyal vibrasi inilah dapat di analisa suatu kerusakan pada mesin. Seperti kerusakan yang terjadi pada bantalanpompa kondensat. Dari penelitian ini didapatkan hasil analisa bahwa sinyal vibrasi pada bantalan dalam kondisi normal dan bantalan kondisi rusak sangat berbeda. Perbedaan tersebut terlihat pada bentuk sinyal spektrum dan waveform vibrasi. Selain itu nilai overall juga menunjukkan perbedaan pada kedua kondisi bantalan pompa kondensat. Nilai overall yang dihasilkan pada bantalanrusak yaitu sebesar 3,491 G-s pada sisi peakvue. Berbeda dengan bantalanpada kondisi normal dengan nilai overall sebesar 0,187 G-s. Nilai overall bantalanrusak sudah melampaui batas baik vibrasi yaitu 1,80 G-s. Kata Kunci : CSI Analyzer 2130, Vibrasi, Frekuensi, Spektrum, Waveform, Bantalan, Pompa Kondensat. PENDAHULUAN Suatu mesin dikategorikan dalam keadaan ideal apabila seluruh energi dalam mesin tersebut dapat diubah menjadi kerja. Walaupun demikian tidak ada suatu mesin buatan manusia yang sudah dalam kategori ideal karena beberapa energi yang dihasilkan akan terbuang menjadi energi dalam bentuk lain, salah satunya adalah getaran mekanik. Getaran mekanik yang dihasilkan dari mesintersebut berasal dari aktivitas mesin dengan operasi putaran dan kecepatan tinggi. tersebut berasal dari aktivitas mesin dengan operasi putaran dan kecepatan tinggi. Sehingga getaran tersebut memiliki frekuensi yang tidak stabil yang tidak dapat dirasakan secara signifikan oleh indra manusia. Salah satu mesin yang memiliki putaran dan kecepatan tinggi dengan frekuensi getaran yang selalu berubah ubah adalah pompa. Pompa bertujuan menyediakan tekanan dan temperatur minyak yang tetap untuk bantalan(bearing) gas turbindan generator. Elemen pompa itu sendiri umumnya menggunakan bantalan untuk mendukung putaran poros. Apabila dalam sistem mekanik seperti pompa menggunakan elemen bantalan, maka indikasi permasalahan pada pompa dapat ditentukan dari frekuensi getaran yang dihasilkan oleh bantalan tersebut. Adapun masalah yang Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 60

dibahas yaitu getaran dengan frekuensi tidak stabil pada bearing condensate pump perlu dianalisa untuk mengetahui kerusakannya dengan analisis sinyal vibrasi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kerusakan pada bearing condensate pump dengan analisis sinyal vibrasi. TINJAUAN PUSTAKA Analisa vibrasi adalah salah satu teknik yang sering digunakan dalam melakukan teknik prediktif mesin berputar. Teknik ini memanfaatkan karakteristik getaran yang dibangkitkan oleh mesin berputar. Beberapa kerusakan yang sering muncul pada mesin berputar adalah bearing defect, unbalance, looseness dan misalignment, beberapa kerusakan tersebut memiliki karakteristik khusus dalam pola sinyal vibrasi yang dibangkitkan. Getaran mempunyai tiga parameter penting yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur yaitu amplitudo, frekuensi, dan fase. Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan atau mengidentifikasikan besarnya gaya yang dihasilkan dari getaran. Makin tinggi amplitudo yang ditunjukkan, menandakan makin besar gangguan yang terjadi. Besarnya amplitudonya bergantung pada tipe mesin dan kerusakan. Kenaikan amplitudo pada frekuensi tertentu mengidentifikasi jenis-jenis gangguan yang terjadi pada bagian mesin. Dengan diketahuinya frekuensi pada saat mesin mengalami vibrasi, maka penelitian atau pengamatan secara akurat dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab atau sumber dari permasalahan. Kenaikan tingkat getaran mesin dapat dilihat melalui trend pengukuran. Ketika tingkat getaran mesin bertambah melampaui sinyal baseline maka perlu dilakukan penanganan khusus pada mesin. Data baseline merupakan sekumpulan data yang didapatkan melalui pengukuran pada saat mesin beroperasi dengan stabil, sehingga data baseline berfungsi sebagai pembanding data pengukuran untuk menentukan kondisi mesin. sedangkan untuk mengetahui tingkat kerusakan atau keparahan dari mesin berputar digunakan standar untuk mengevaluasi kerusakan berdasarkan kelas dan tipe mesin, salah satu standar pengukuran getaran yaitu International Organization for Standardization (ISO). Gambar 1 Standar Vibrasi Motor ISO 10816-1 Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 61

2. Alat penelitian Gambar 4CSI Analyzer 2130 1. CSI Analyzer 2130 2. Bearing 6224/C3 (Kondisi baik dan rusak) 3. Condensate Pump 4. Software AMS Suite : Machinary Health Manager 5. Safety APD dan IK Gambar 2 Karakteristik Kerusakan METODOLOGI PENELITIAN 1. Alir Penelitian Gambar 3 Diagram Alir 3. Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sinyal vibrasi dengan CSI Analyzer 2130 pada sisi vertikal, horizontal dan peakvuecondensate pump. Prosedur tersebut adalah sebagai berikut : 1. Condensate Pump dalam kondisi operasi dengan kecepatan putar 1475 RPM, diukur menggunakan alat CSI Analyzer 2130. 2. Pengukuran sinyal vibrasi menggunakan alat ini pada sisi inboard vertikal, horizontal dan peakvue. 3. Setelah didapatkan sinyal vibrasi yang menunjukkan kerusakan pada sisi inboard, maka data tersebut dimasukkan kedalam database software AMS Suite : Machinary Health Manager. 4. Pengukuran selanjutnya pada bantalan baru yang telah menggantikan bantalan Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 62

rusak pompa kondensat yang rusak guna membandingkan sinyal normal dengan sinyal vibrasi rusak. 5. Langkah pengukuran sinyal vibrasi pada bearing normal sama seperti langkah pengambilan data awal. Motor Inboard Peakvue 4. Pengambilan Data Pengambilan data yang benar dan akurat akan sangat membantu untuk proses analisa hasil penelitian. Metode pengambilan data juga menentukan kualitas data yang diperoleh. Pada penelitian ini, peneliti mengambil data secara langsung dengan mengamati peristiwa yang terjadi dengan mengadakan suatu pengamatan terhadap gejala kerusakan yang terjadi. Grafik 2 MIP Motor Inboard Vertikal DATA PENELITIAN Penyajian data penelitian berupa grafik spektrum dan waveform sinyal vibrasi dari proses penelitian pada bearing condensate pump yang rusak dan setelah masa penggantian bearing yaitu bearing normal. 1. Sinyal Vibrasi Bearing Normal Motor Inboard Horizontal Grafik 3 MIV 2. Sinyal Vibrasi Bearing Rusak Motor Inboard Horizontal Grafik 4 MIH Grafik 1 MIH Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 63

Motor Inboard Peakvue Grafik 5 MIP Motor Inboard Vertikal ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Grafik 1 adalah grafik hasil pengukuran pada sisi motor inboard horizontal berupa sinyal vibrasi spectrum dan waveform. Sinyal spectrum dan waveform ini menunjukkan bahwa sinyal vibrasi bagian inboard horizontal dalam keadaan normal. Meskipun pada grafik spectrum menunjukkan bahwa bearing dalam keadaan unbalance, namun dikarenakan nilai unbalance pada spectrum yaitu overall 0,619 mm/sec termasuk masih dalam batasan normal vibrasi bearing pada condensate pump. nilai ini merupakan nilai rata rata atau nilai secara keseluruhan amplitudo getaran terhadap berbagai frekuensi yang bisa dinyatakan dalam kecepatan, percepatan maupun perpindahan. Grafik 6 MIV 3. Nilai Overall Bearing NO SISI PENGAMBILAN DATA OVERALL BEARING NORMAL OVERALL BEARING RUSAK 1 MIH 0.619 0.876 mm/sec mm/sec 2 MIP 0.187 G-s 3.491 G-s 3 MIV 0.659 mm/sec Tabel 1 Nilai Overall 0.604 mm/sec Grafik 2 adalah grafik yang menunjukkan sinyal vibrasi pada sisi inboard peakvue. Peakvue disini telah dijelaskan pada 3.3.4, yang merupakan sisi paling sensitif terhadap kerusakan bearing. Sinyal vibrasi tersebut menunjukkan bahwa bearing pada sisi inboard tidak memiliki kendala ataupun kerusakan, dikarenakan nilai overall motor inboard peakvue tidak mencapai batas alarm yaitu 0,187 G-s. Order harmonic dari spectrum terlihat stabil dan tidak menunjukkan tanda tanda maupun perubahan yang signifikan. Order dan harmonic yang stabil juga ditunjukkan pada grafik waveform yaitu harmonic dari sinyal vibrasi tidak mencapai batas alert yang mengindikasikan bahwa bearing mengalami kerusakan. Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 64

Grafik 3terlihat memiliki gelombang dengan frekuensi yang halus. Hal ini ditunjukkan pada grafik spectrum yang memiliki overall sebesar 0,659 mm/sec dengan sideband antara 0-90 Hz. Nilai ini dibawah batas alarm sinyal vibrasi dengan kerusakan pada bearing meskipun terlihat ada sinyal tinggi pada 1xRPM yang menyatakan bahwa bearing tersebut mengalami unbalance. Pada sinyal vibrasi waveform pun menunjukkan bahwa order tidak mencapai titik batas yang dinyatakan bahwa bearing itu mengalami kerusakan. Grafik 4menunjukkan bahwa terdapat ketidak stabilan order pada harmonic frekuensi tinggi. Hal ini ditunjukkan pada band 70-90 Hz dan mengindikasikan bahwa adanya unbalance pada bearing pompa. Nilai overall yang menyatakan 0,876 mm/sec yang berarti unbalance tidak mencapai sinyal alarm namun sinyal yang ditunjukkan oleh spectrum bahwa tidak ada gelombang harmonic pada sisi inboard horizontal. Sinyal yang ditampilkan oleh grafik waveform pun juga menunjukkan bahwa peak sudah melebihi batas alert bahkan mencapai sinyal fault. Nilai RMS juga hanya mencapai nilai 1,06 G-s. Grafik 5terlihat terdapat simpang order pada harmonic spectrum pada band 1000 Hz, sehingga pada sisi peakvue ini mendukung bahwa terjadi kerusakan pada sisi bearing dengan nilai overall 3,491 G-s yang melebihi batas normal vibrasi bearing 6224/C3 pada sisi inboard. Namun kerusakan bearing dengan overall tersebut tidak dapat terdeteksi oleh sisi horizontal dan vertikal. Pada sinyal waveform juga menunjukkan bahwa pada band 2000 Hz, nilai RMS juga melebihi batas normal yaitu 4,39 G-s. Gelombang pada waveform juga menunjukkan bahwa order telah melebihi alert signal yang jika diartikann bahwa bearing tersebut dalam keadaan rusak. Grafik 6adalah grafik pada sisi inboard vertikal, yang menunjukkan bahwa terdapat order yang tidak harmonik pada frekuensi tinggi. Gelombang amplitudo juga tidak menunjukkan adanya harmonic sehingga menyatakan bahwa adanya kerusakan meskipun nilai overall pada batas aman, yang artinya kerusakan tersebut tidak terdeteksi secara nilai overall. Setelah dilakukan kaji analisa terhadap kerusakan bearing ini rusak disebabkan karena grease atau minyak pelumas bearing tidak diberikan sesuai standar pemberian grease pada bearing 6224/C3 condensate pump. Selain itu pemberian grease juga tidak sesuai dengan tipe dan seri yang dianjurkan sesuai name plate pada condensate pump. Pemberian grease yang tidak sesuai standar disini dikarenakan kesengajaan ketika pemasangan untuk menghindari temperature tinggi akibat gesekan yang diberikan antara minyak pelumas dengan casing bearing. Karena pada mulanya pompa tersebut pernah diberikan minyak pelumas sesuai standar, namun temperature berangsur naik selama 3 hari setelah pemasangan. Hal inilah yang sengaja dihindari dan perbandingan antara pemberian grease yang sesuai standar dengan pemberian grease dibawah standar adalah pada umur pakai bearing. Apabila pemberian minyak pelumas sesuai standar tentu saja umur bearing akan sesuai dengan umur pakai yang telah di Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 65

prediksi oleh pabrik, akan tetapi akan ada peningkatan temperature selama beberapa hari yang tentunya akan mengganggu kinerja kopling, alignment, gear box dan vibrasi pompa itu sendiri. Namun apabila pemasangan bearing dengan grease dibawah standar maka umur pakai bearing itu sendiri akan dibawah prediksi umur pakai bearing sesuai pabrik, gesekan yang timbul akan kecil dan temperature condensate pump akan tetap stabil sehingga tidak mengganggu komponen lain pada equipment itu sendiri. Minyak pelumas condensate pump yang tidak sesuai dengan name plate pompa dikarenakan tipe minyak yang sesuai dan dianjurkan untuk melumasi pompa tersebut adalah Mobilux EP2, akan tetapi pemberian grease adalah alvania EP2 yang memiliki nilai viskositas yang lebih kecil yaitu 100 dibandingkan dengan viskositas Mobilux EP2 yaitu 160. Karena dianggap tidak berbeda jauh dari Mobilux EP2 yang sesuai name plate condensate pump maka dipakailah Alvania EP2. Meskipun spesifikasi antara kedua minyak pelumas pompa tersebut tidak jauh berbeda, namun faktor inilah yang termasuk dalam penyebab unbalance dan anti-friction bearing pada bearing. Dari spesifikasi Condensate Pump, Mobilux EP2 telah disebutkan bahwa kesesuaian grease dengan name plate pompa adalah standar yang telah ditetapkan pada Condensate Pump tersebut. Dalam teori yang saya temukan buku Reliability Solution : Analisa Vibrasi Mesin, menyatakan bahwa pada analisis spectrum menyatakan bahwa suatu mesin mengalami kerusakan unbalance ketika amplitudo yang tinggi pada 1xRPM. Pada standar vibrasi ISO 10816-1 menyatakan bahwa pada mesin tingkat 3 memiliki kondisi yang baik pada saat mesin tersebut memiliki nilai vibrasi mencapai 1,80 mm/s. mesin tingkat 3 dinyatakan dalam keadaan tidak baik ketika mesin tersebut memiliki nilai vibrasi sebesar 1,80 4,50 mm/s. Fenomena tersebut terjadi pada penelitian ini, dimana bearing pada condensate pump memiliki nilai overall sebesar 3,491 G-s dengan amplitudo tidak harmonic sehingga bearing condensate pump tersebut dinyatakan dalam keadaan rusak. Kerusakan yang terjadi pada bearing tersebut termasuk dalam jenis kerusakan unbalance karena memiliki amplitudo tinggi pada 1xRPM sehingga bearing pada condensate pump tersebut perlu dilakukannya penggantian KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian tentang kerusakan bearing pada condensate pump, maka dapat diambil kesimpulannya sebagai berikut : 1. Karakteristik kerusakan pada bearing 6224/C3 adalah kerusakan unbalance dan bearing defect. Kerusakan ini terdeteksi dikarenakan muncul sinyal amplitude tinggi pada 1XRPM dan ketidak harmonikan pada frekuensi tinggi. 2. Hasil analisa dari kerusakan tersebut adalah munculnya nilai overall tinggi pada sisi peakvue, yaitu 3,491 G-s. Nilai yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan nilai vibrasi bearing normal yaitu 0,187 G-s. Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 66

DAFTAR PUSTAKA 1. Agilent Technologies. The Fundamentals of Signature Analysis. Note: 243 2. Mackay, Steve (Ed.). 2004. Practical Machinery of Vibration Analysis and Predictive Maintenance. Oxford: Elsevier. 3. Pratama, Tiara Vibrasindo. 2005. Pemrosesan Sinyal. Jakarta: Tiara Reliability Solution. Jurnal FLYWHEEL, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 67