Perbandingan Produktivitas Tenaga Kerja yang Berbeda Latar Belakang Kebudayaan Dengan Metode Time Study dalam Proyek Konstruksi Bangunan Gedung

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA STRUKTUR KOLOM, BALOK, DAN PLAT DI PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

ANALISIS WAKTU PEKERJAAN FINISHING PADA PROYEK APARTEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH DENGAN METODE TIME STUDY

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Optimalisasi Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek Konstruksi ( Studi Kasus : Pembangunan Gedung Mantos Tahap III)

Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan ABSTRAK

Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study.

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS ALAT HYDRAULIC HAMMER DAN JACK IN PILE DI SURABAYA

PRODUKTIVITAS DAN KETERLAMBATAN PRODUKSI TIANG PANCANG DAN TIANG LISTRIK PADA PERUSAHAAN X DENGAN MPDM

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 ( ) ISSN:

PRODUKTIVITAS KELOMPOK TENAGA KERJA PADA GEDUNG BERTINGKAT (PEKERJAAN PLESTERAN)

Oleh : Dwi Sri Wiyanti. Abstrack

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN BATA MERAH PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

PRODUKTIVITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI. Siti Rahmawati 1) Indrayadi, 2) Rafie.

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

APLIKASI METHOD PRODUCTIVITY DELAY MODELPADA ANALISA PENGARUH WASTEPEKERJA TERHADAP INDEKS KOEFISIEN PRODUKTIVITAS

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS JUMLAH TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PASANGAN BATA DENGAN METODE WORK STUDY

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS TUKANG DAN PEKERJA PADA PEKERJAAN DAK KERATON DENGAN METODE RATED ACTIVITY SAMPLING

STUDI PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PADA RUMAH TINGGAL TYPE 45 YANG MENGGUNAKAN DINDING BATUBATA, CONBLOCK, DAN BATATEX DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method.

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI Daftar isi

STUDI AWAL KEBUTUHAN MATERIAL BATA PADA PROYEK PERUMAHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB III TINJAUAN UMUM PENELITIAN

STUDI LAPANGAN PRODUKTIVITAS TUKANG PADA PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RATED ACTIVITY SAMPLING. Laporan Tugas Akhir

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

ANALISA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG. Oleh : Mohamad Harun. Abstrak

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN DINDING BATA MERAH DENGAN METODE TIME STUDY SKRIPSI

EFEKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PROYEK BANGUNAN

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ERYANA PURNAWAN Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

EVALUASI PRODUKTIVITAS PEMASANGAN BATA RINGAN PADA DINDING BANGUNAN HOTEL

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

Revisi SNI Daftar isi

PRIYANTO D

Seminar Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

TINJAUAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PEMASANGAN BATU GRANIT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bukopin Kantor Cabang Solo)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB III METODE ANALISIS

ANALISIS PRODUKTIVITAS JUMLAH TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PLESTERAN DINDING DENGAN METODE WORK STUDY NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

KAJIAN PENERAPAN HARGA SATUAN SNI DAN HARGA SATUAN JADI DI KOTA MANADO

KAJIAN PRODUKTIVITAS PADA PEKERJAAAN PENUTUP ATAP

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP BAJA RINGAN PADA PERUMAHAN DI KALIMANTAN SELATAN

ANALISA KOEFISIEN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PEMBESIAN. Khubab Basari, Rendra Yoga Pradipta, Jati Utomo Dwi Hatmoko *), Arif Hidayat *)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengalaman kerja 5-10 tahun, 21 responden dengan pengalaman kerja > 10 tahun.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Tutus Rully dan Noni Tri Rahmawati E-ISSN

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA JAM KERJA REGULER DAN JAM KERJA LEMBUR PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DI SURABAYA

Revisi SNI Daftar isi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI DINDING BATA MERAH DENGAN DINDING BATA RINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini.

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

ESTIMASI PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pengertian produktivitas adalah sebagai berikut : kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, daya produksi

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi yang sedang berlangsung. tanpa terkendala waktu, karena kapan pun drone ini dapat terbang dan melakukan

HALAMAN PERNYATAAN. Denpasar, Oktober Diky Allando Dirganata NIM

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN UPAH METODE SNI DENGAN UPAH BERDASARKAN PRODUKTIVITAS

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),

PERBANDINGAN PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transkripsi:

Perbandingan Produktivitas Tenaga Kerja yang Berbeda Latar Belakang Kebudayaan Dengan Metode Time Study dalam Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Wisa Sudari Program Studi Teknik Sipil, Universitas Indonesia. Email: wisasudari@gmail.com Abstrak Latar belakang kebudayaan merupakan salah satu faktor yang sulit diukur dalam produktivitas, dimana mengetahui produktivitas sangat penting untuk mengetahui profitabilitas sebuah perusahaan. Tujuan penelitian ini ialah membandingkan produktivitas pekerjaan pasangan bata ringan dan plesteran bata ringan antara tenaga kerja yang berbeda latar belakang kebudayaan suku dalam dua proyek konstruksi hotel yang berbeda dengan menggunakan metode time study. Hasil penelitian menunjukkan tenaga kerja Suku X lebih produktif 17 % untuk kepala tukang dan mandor, 18 % untuk tukang, dan 10% untuk pekerja dalam produktivitas pemasangan bata ringan dibandngkan Suku Y. Suku X juga lebih produktif 15% untuk mandor dan kepala tukang dan 3% untuk tukang dan knek dalam produktivitas plesteran bata ringan dibandingkan dengan Suku Y. Kata Kunci: latar belakang kebudayaan; produktivitas tenaga kerja; proyek konstruksi; time study. Labor Productivity Comparison of Different Culture Background With Time Study Method In Building Construction Projects Abstract Labor Productivity is really important in measuring the performance and to increase its profitability. One of the Culture background is one of a factor which is very difficult to be measured related to productivity, where knowing productivity is very important to determine the profitability of a company. The purpose of this research is to compare the productivity of the group of labor with different cultural background. the sample of this research are the labors who are working on light brick installation and light brick cement in two different hotel construction project. The method of this research is using Time Study. The results show that the labor with variable X is 17% more productive for chief labor and co-chief labor, 18% for labor and 10% for worker for light brick installation labor group in comparison to Group Y. However, for light brick cement labor group the results show that labor with variable X is 15% more productive for chief labor and co-chief labor, and 3% for labor and worker also in comparison to Group Y. Keywords : construction project ; culture background ; labor productivity ; time study Pendahuluan Tenaga kerja adalah faktor penting di dalam mengukur kinerja perusahaan dalam industri konstruksi. Sifat pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan padat karya yang berarti banyak menyerap tenaga kerja yaitu sekitar 30% dari biaya konstruksi digunakan untuk upah 1

kerja. Performasi tenaga kerja menjadi penting untuk diketahui perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya [1]. Faktor pengaruh didalam produktivitas tenaga kerja secara umum dapat dikelompokkan menjadi variabel teknis dan non teknis. Hal ini dikarenakan sifat dari variabel tersebut (1) tidak tepat (imprecise), (2) subjektif, (3) kualitatif dan (4) multi kriteria. Faktor pengaruh dapat dikuantifikasi seperti manajemen pelaksanaan, manajemen sumber daya proyek, dll, tetapi ada faktor yang sulit diukur seperti, kemampuan managerial, motivasi, kebudayaan setempat, dan cuaca [2]. Metode time study digunakan dalam penelitian ini karena metode ini adalah teknik utama dalam work measurement. Time study terkait dengan pengumpulan data berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebagai hasil dari analisis data, perhitungan dibuat dari standard times dan standard production outputs dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Subjek yang diukur bisa perorangan maupun kelompok [3]. Dalam penelitian ini, proyek konstruksi dijadikan objek penelitian karena pembangunan struktur gedung (perumahan maupun non-perumahan) merupakan bagian dari pekerjaan konstruksi yang memiliki konstribusi lebih dari 40% tiap tahunnya dari seluruh pekerjaan [4]. Proyek yang dijadikan objek penelitian skripsi ialah Proyek Hotel Amaroossa Bogor dan Proyek Hotel Horison Padjajaran Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk membandingan produktivitas antara dua kelompok tenaga kerja yang berbeda latar belakang kebudayaannya dalam mengerjakan pekerjaan pemasangan bata ringan dan plesteran bata ringan. Pemilihan pekerjaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: a. Setelah dilakukan diskusi dengan para pakar dan wawancara di lapangan, maka diasumsikan pekerjaan finishing yaitu pemasangan bata ringan dan plesteran bata ringan sangat membutuhkan keterampilan tenaga kerja. b. Pekerjaan pemasangan bata ringan dan plesteran bata ringan untuk kualitas, metode, dan lingkup kerjanya relatif sama antar proyek bangunan gedung bertingkat. 2

Tinjauan Teoritis a. Produktivitas dan Efektivitas Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukan sebenarnya. Misalnya saja produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif diartikan sebagai suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang [5]. b. Pengertian Kebudayaan Dalam ilmu antropologi, hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya amat sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri beberapa refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan apabila ia sedang membabi buta. Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa oleh makhluk manusia dalam gen-nya bersama kelahirannya (seperti makan, minum, atau berjalan dengan kedua kakinya), juga dirombak olehnya menjadi tindakan berkebudayaan [6]. c. Pengertian Perilaku dan Kepribadian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar [7]. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu, adalah apa yang disebut kepribadian atau personality. Definisi kepribadian dalam hal ini masih kasar sifatnya dan tidak berbeda dengan kehidupan sehari-hari [8]. d. Konsep Pekerjaan Finishing Dalam penelitian ini, digunakan definisi dan tahapan pekerjaan finishing yang sering digunakan dengan memasukkan sumber dari Wika Learning Centre sebagain bahan rujukan. Pekerjaan finishing adalah suatu bagian dari pekerjaan sebuah bangunan gedung dimana lebih 3

tepatnya bisa dikatakan bahwa pekerjaan finishing adalah pekerjaan menutup, melapisi, dan memperindah sebuah bangunan setelah semua pekerjaan struktur dalam pembangunan itu dilaksanakan agar lebih menampakkan kesan eksotis dan dekoratif dari sebuah bangunan, artinya pekerjaan finishing adalah proses pekerjaan akhir dari suatu rangkaian membangun sebuah gedung [9]. e. Konsep Time Study Tujuan utama dikembangkannya waktu standar adalah membantu penentuan waktu yang terjadi terutama dalam proses operasi yang terjadi dalam siklus manajemen, yaitu proses penentuan tujuan, perencanaan program, menentukan beban kerja, menentukan sumbersumber yang dibutuhkan, menentukan otoritas penggunaan sumber daya yang dimiliki, melaksanakan aktivitas, membandingkan antara aktivitas dengan rencana semula, evaluasi aktual dan rencana, serta membandingkan tujuan yang ingin dicapai dari aktivitas yang dilakukan.[10]. Perhitungan waktu standar merupakan salah satu cara yang efektif dalam menentukan waktu yang dibutuhkan pada suatu jenis pekerjaan. metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan/ pencatatan waktu dari suatu kegiatan yang tengah dilakukan dengan kinerja standar. Sebelum dilakukan pencatatan, pengukur harus menentukan terlebih dahulu kapan waktu awal dan akhir dari suatu siklus, dari pengamatan diperoleh waktu standar dari kegiatan tersebut. Dalam metode perhitungan waktu standar, kegiatan yang dilakukan adalah timing dan rating [11]. a. Timing Merupakan kegiatan mengukur waktu dari suatu jenis pekerjaan. alat yang umumnya digunakan adalah stopwatch. b. Rating Merupakan kegiatan membandingkan antara pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja dilapangan dengan kinerja standar Waktu standar yang baik harus didasarkan pada estimating (estimating), perencanaan (planning), dan pengendalian (controlling) pekerjaan. pada umumnya waktu standar dilakukan berdasarkan angka. Range angka rating berada pada kisaran 50-125. Angka 100 merupakan angka patokan untuk kinerja normal. Sedangkan angka diatas 100 memiliki arti bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan cepat dan sebaliknya, angka di bawah 100 berarti 4

pekerjaan dilaksanakan dengan lambat. Jika angka 100 digunakan sebagai dasar penilaian standar, maka : a. Angka 125 berarti pekerja bekerja dengan cepat, sangat ahli, dan motivasi tinggi b. Angka 75 berarti pekerja lambat, keahlian cukup, dan motivasi tinggi. c. Angka 50 berarti pekerja sangat lambat, tidak ahli, dan tidak memiliki motivasi. Hasil dari perhitungan rating ini selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui besarnya basic time dengan perhitungan [12]. Basic time = Observed rating x (Assessed Rating/ Standard Rating) Untuk relaxation allowences, didasarkan pada kondisi tenaga kerja saat dilakukan pengamatan. Untuk memudahkan, dilampirkan tabel berikut ini [13]. Tabel 1. Tabel Relaksasi Kondisi/ Penyebab Standar Posisi Kerja Konsentrasi Lingkungan Tenaga yang Digunakan Monoton/ Kebosanan Persen Deskripsi dari Basic Time kebutuhan pribasi (toilet, minum, cuci tangan, dll) dan kekelahan normal 8 Berdiri 2 Posisi cukup sulit 2-7 posisi sulit (berbaring, tangan menjangkau maksimum,dll) 2-7 Perhatian biasa, melihat gambar-gambar 0-5 Perhatian ekstra, penjelasan yang rumit dan panjang 0-8 Pencahayaan : cukup sampai remang-remang 0-5 ventilasi : cukup sampai berdebu lalu kondisi ekstrem/ sangat berdebu 0-5-10 Kebisingan : tenag sampai sangat bising 0-5 panas : sejuk sampai 35 derajat celcius kelembabab 95% 0-70 Ringan : bebean sampai 5 kg 1 sedang : beban sampai dengan 20 kg 1-10 berat : bebean sampai dengan 40 kg 1-10 sangat berat : beban sampai dengan 50 kg 30-50 Secara mental 0-4 Secara fisik 0-5 5

Sedangkan waktu standar dapat dirumuskan sebagai [14]. Standard time = Basic Time + % Relaxation Allowance + % Contingency Keterangan : a. Relaxation allowance : tidak ada allowances index yang khusus digunakan dalam industri konstruksi, sehingga pendekatannya digunakan prosentase dari basic time b. Contingency : penambahan waktu pada waktu standar akan lebih baik jika dilakukan dan hal ini tidak dapat ditentukan secara tepat, akan tetapi pada kenyataannya selalu terjadi di lapangan. Metode Penelitian Dalam pengolahan data, dilakukan dengan mencari nilai standard time untuk tukang dan knek yang bekerja dalam satu hari pengamatan. Pengamatan dilakukan di 2 proyek yang berbeda, Pertama adalah Proyek Hotel Amaroossa Bogor dan Proyek Hotel Horison Padjajaran Bogor. Pengamatan dilakukan di 2 tempat dengan memiliki latar belakang kebudayaan tukang dan knek yang berbeda. Para tenaga kerja yang ditinjau di Proyek Hotel Amaroossa adalah tenaga kerja Suku X karena hampir 85% tenaga kerja finishing di proyek ini berasal dari Suku X. Adapun dalam Proyek Hotel Horison Padjajaran yang diteliti adalah tenaga kerja Suku Y karena lebih kurang 90% berasal dari daerah tersebut. Pengamatan ini hanya melihat perbedaan kinerja untuk tukang dan knek, sehingga mandor yang memiliki latar belakang kebudayaan sama di 2 proyek tidak menjadi kendala dalam penelitian. Alur penelitian dimulai dengan survey lapangan dan studi literatur, penentuan sampel untuk kelompok kerja A dan kelompok kerja B. Dalam hal ini yang diamati ialah Suku X dan Suku Y. Pengamatan langsung dilapangan dan pengkajian laporan harian dilakukan selama pengamatan. Setelah itu, hasil yang ada diolah dengan SPSS v.20 kemudian dianalisis karakteristik metode kerja, kualitas kerja, dan lingkup kerja. Adapun alur penelitian yang akan dilakukan, dingkas dalam bagan dibawah ini. 6

Bagan 1. Alur Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari video recorder, kamera, time study form, dan wawancara. Dalam time study, dilakukan pemisahan elemen kerja agar dapat ditinjau kinerja dari para tenaga kerja yang ditinjau. Adapun elemen yang ditinjau dari pekerjaan pemasangan bata ringan dan plesteran bata ringan, antara lain : a. Membuat mortar instan pemasangan bata ringan (knek). b. Memasang bata ringan (tukang) c. Membuat mortar instan plesteran (knek) d. Plesteran bata ringan (tukang) Perhitungan konversi dilakukan dengan membagi upah dengan standar upah yang dimasukkan dalam upah tukang. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perhitungan dan pengkonversian. Diasumsikan konversi standar ialah konversi untuk tukang. Hal ini dimasukkan untuk menyamakan semua elemen dan standard time dapat diperoleh. Penggunaan tukang sebagai standar konversi upah juga dimaksudkan karena tukang 7

merupakan elemen utama dalam produktivitas sebuah pekerjaan sementara knek bersifat membantu pekerjaan tukang, Hal ini telah didiskusikan juga dengan para mandor yang ada. Basic time yang didapat telah dikonversikan dengan rating, seperti yang telah dijelaskan dalam Tinjauan Teoritis. Pembagian elemen tersebut akan dimasukkan dalam lembaran time study abstract sheet seperti dibawah ini Tabel 2. Time Study Abstract Sheet Jam Kerja Time Study Abstract Sheet Date : BT/ Nama Upah Konversi Luasan R WR BT m 2 S P A C E M % Con Total % S.T. Keterangan Jam kerja : Pengamatan setiap jam dalam 7 jam kerja efektif Nama : Nama tukang/knek untuk sampel (S) Upah : Upah yang ditetapkan oleh mandor untuk masing-masing sampel Konversi : (Upah yang ditetapkan/ Upah standar tukang) Luasan : Luasan yang didapatkan dalam waktu tertentu (m 2 ) R : Rating (jam) WR : Watch Reading, waktu pengamatan (jam) BT : Basic Time, WR x (R/100) (jam) Basic time : (waktu* konversi) / luasan (manhour) S (Standard) : Kebutuhan pribasi (toilet, minum, cuci tangan, dll) dan kekelahan normal (%) P (Position) : Posisi (%) A (Attention) : Perhatian (%) C (Condition) : Kondisi Umum (%) E ( Effort) : Beban/Usaha (%) % Con : 5% S.T : Basic Time + % Relaxation + % Contingency 8

Perhitungan ini akan dihitung dan dicari rata-rata basic time dalam 1 hari pengerjaan, yang terdiri dari beberapa sampel pengamatan. Dalam pengamatan ini, terdapat sekitar 2-6 tenaga kerja untuk tukang dan sekitar 3-8 knek yang membantu pekerjaan pemasangan bata setiap harinya dalam total 37 hari pengamatan. Perhitungan ini kemudian ditambahkan relaksasi dari tenaga kerja. Perhitungan relaksasi ini ditentukan berdasarkan keadaan sekitar yang ada saat tenaga kerja melakukan pekerjaannya. Hal ini ditentukan oleh kondisi, cuaca, kelembaban, dll sesuai dengan yang terjadi saat dilakukan pengamatan. Waktu kontingensi ditetapkan sebesar 5 % dengan mengacu pada kemungkinan cuaca dan gangguan yang terjadi dalam melakukan pekerjaan finishing. Hasil dari perhitungan ini adalah standard time (manhour) yaitu waktu yang dibutuhkan oleh tenaga kerja dalam mengerjakan 1 m 2 pekerjaan tinjauan. Setelah didapat manhour untuk 1 orang sampel dalam tiap harinya, maka dibuatlah rekapitulasi standard time dalam 1 hari. Satu sampel menandakan standard time satu orang tenaga kerja, yaitu waktu yang dibutuhkan satu orang tenaga kerja untuk membuat produk 1 m 2 pekerjaan dalam ratarata dari 7 jam kerja efektif/hari. Setelah didapat rata-rata produktivitas 1 sampel dalam satu hari, maka dibuatlah rekapitulasinya untuk 37 hari pengamatan sehingga didapatlah rata-rata untuk produktivitas pemasangan bata ringan dan plesteran bata ringan. Nilai rata-rata ini diambil dari pengujian dengan menggunakan uji normalitas dan uji deskriptif dengan SPSS v.20. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini dibuat dalam grafik-grafik untuk memudahkan dalam pembacaan. Adapun produktivitas yang diartikan dalam penelitian ini ialah waktu dibagi hasil, sehingga produktivitas yang lebih cepat ialah yang waktunya lebih kecil. Dalam grafik ini, Suku X memperoleh nilai waktu yang lebih kecil daripada Suku Y. Hal ini pum membuktikan bahwa Suku X lebih produktif dibandingkan Suku Y dalam pemasangan bata ringan, dimana untuk mengerjakan 1 m 2 pekerjaan Suku X lebih cepat dari Suku Y. 9

0,65 0,60 0,55 0,50 0,45 0,40 0,35 0,30 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 Suku X Suku Y Grafik 1. Koefisien Produktivitas Pembuatan Mortar Instan Bata Ringan (Waktu/Hasil(m 2 )) 0,04 0,04 0,03 0,03 0,02 Suku X Suku Y 0,02 0,01 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 Grafik 2. Koefisien Produktivitas Pemasangan Bata Ringan (Waktu/Hasil(m 2 )) Data-data tersebut kemudian diolah dan diuji menggunakan SPSS v.20 dengan uji deskriptif dan uji normalitas data, hasil tersebut diambil nilai rata-rata produktivitas dari 30 sampel yang ada untuk masing-masing suku, hasilnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 3. Perbandingan Produktivitas Time Study Suku X vs Suku Y No Acuan Koefisien Mandor Kepala Tukang Pekerja Tukang Batu 1 Time Study X Pemasangan Mandays 0,006 0,006 0,059 0,004 Bata Ringan Manhours 0,043 0,043 0,412 0,026 2 Time Study Y Pemasangan Mandays 0,007 0,007 0,071 0,004 Bata Ringan Manhours 0,052 0,052 0,500 0,029 Selisih Suku X vs Suku Y (%) 17 % 17 % 18 % 10 % 10

Dari tabel terlihat bahwa nilai rata-rata produktivitas Suku X lebih produktif dibandingkan dengan Suku Y. Hal ini terlihat baik dari perhitungan manhours maupun perhitungan mandays yang dilakukan dengan membagi manhours dengan 7 jam kerja efektif. Adapun untuk plesteran bata ringan didapatkan grafik dibawah ini dengan menampilkan produktivitas 30 sampel untuk masing-masing Suku X dan Suku Y. Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat dalam grafik dibawah ini. 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 Suku X Suku Y Grafik 3. Koefisien Produktivitas Pembuatan Mortar Instan Plesteran Bata Ringan (Waktu/Hasil(m 2 )) 0,65 0,60 0,55 0,50 0,45 0,40 0,35 0,30 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 Suku X Suku Y Grafik 4. Koefisien Produktivitas Plesteran Bata Ringan (Waktu/Hasil(m 2 )) Dari tabel terlihat bahwa nilai rata-rata produktivitas Suku X lebih produktif dibandingkan dengan Suku Y. Adapun untuk lebih memudahkan, dibuat dalam tabel dibawah ini. 11

Tabel 4. Perbandingan Produktivitas Time Study Plesteran Bata Ringan Suku X vs Suku Y No Acuan Koefisien Mandor Kepala Tukang Tukang Batu Pekerja 2 Time Study X Pekerjaan Plesteran (10 mm) 3 Time Study Y Pekerjaan Plesteran (10 mm) Mandays 0,006 0,006 0,070 0,008 Manhours 0,045 0,045 0,487 0,057 Mandays 0,008 0,008 0,071 0,008 Manhours 0,053 0,053 0,500 0,059 Selisih Koefisien Suku X vs Suku Y (%) 15 % 15 % 3 % 3 % Pembahasan Dalam produktivitas, elemen yang yang tidak bisa dipisahakan dalam mengukur suatu produktivitas ialah metode kerja, kualitas kerja, dan lingkup kerja. Adapun dalam hal ini pekerjaan pemasangan bata ringan untuk Suku X dan Suku Y keduanya memiliki karakteristik yang sama produktivitas yang diukur baik dari segi metode kerja, kualitas kerja, dan lingkup kerja. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa latar belakang kebudayaan menjadi variabel yang dapat dijadikan acuan untuk menjelaskan perbedaan produktivitas yang terjadi antara Suku X dan Suku Y. Setelah dilakukan analisis dengan para pakar, perbedaan ini diduga disebabkan oleh perbedaan latar belakang kebudayaan antara Suku X dan Suku Y. Dalam ilmu antropologi, hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan.[15]. Budaya disebabkan geografis alam dan juga pengaruh politik yang ada. Budaya menghasilkan prilaku yang akan membentuk sikap seseorang dan mendasari cara ia bekerja dan terus menerus dibangun menjadi nilai-nilai yang ada. Hal ini menjadi sebuah karakter tersendiri dan kemungkinan terdapat karakter dari Suku X yang mendukung pengerjaan pemasangan bata sehingga produktivitas Suku X lebih besar dari Suku Y. Namun, hal ini belum tentu berlaku dalam pekerjaan lain karena dimungkinkan karakter yang tidak cocok. Adapun dalam hal pekerjaan plesteran bata ringan untuk Suku X dan Suku Y keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal metode kerja. Adapun untuk kualitas kerja dan lingkup kerja antara kedua suku tidak ada perbedaan dan menjadi karakteristik produktivitas. Perbedaan metode tersebut dikarenakan perbedaan alat yang digunakan dalam melakukan pekerjaan plesteran bata ringan. Untuk suku X menggunakan jidar alumunium 12

untuk benchmarking plesteran sementara Suku Y menggunakan kepalaan plesteran untuk benchmarking plesteran. Gambar 1. Suku X menggunakan jidar alumunium (kiri) dan Suku Y menggunakan kepalaan plesteran untuk benchmarking Jika dikaitkan dengan latar belakang kebudayaan, perbedaan produktivitas yang terjadi dalam pemasangan bata ringan dan plesteran dapat dikaitkan dari perbedaan sistem nilai/etika dan sifat/karakter [16]., yaitu makna kerja yang dipengaruhi oleh nilai-nilai hidup seseorang, menjembatani bagaimana seseorang memandang arti kerja, life-stylenya, serta cara-cara yang dipakai dalam memuaskan dirinya sendiri. Sistem nilai/ etika dan sifat karakter ini membentuk Suku X dan Suku Y menggunakan metode yang berbeda dalam mengerjakan pekerjaan plesteran pemasangan bata ringan. Perbedaan metode yang digunakan menyebabkan perbedaan alat yang digunakan dalam melakukan pekerjaan plesteran bata ringan. Perbedaan metode ini akan membuat perbedaan peralatan kerja yang digunakan dan pada akhirnya mempengaruhi produktivitas kerja, Adapun bagan penjelasannya dapat digambarkan sebagai berikut : 13

Kebudayaan Kebiasaan, pola pikir, karakter, sistem nilai Metode kerja Peralatan Kerja Produktivitas Kerja Bagan 2. Alur keterkaitan Kebudayaan dengan Produktivitas Menurut rumusan bagan diatas, maka disimpulkan bahwa kebudayaan mempengaruhi kebiasaan, pola pikir, karakter, dan sistem nilai dan menjadi dasar dalam pemilihan metode kerja. Metode kerja yang dipilih akan menentukan peralatan kerja yang dipilih. Dalam hal ini, diasumsikan penggunaan metode jidar alumunium yang dilakukan oleh Suku X telah tepat karena hasilnya lebih produktif. Namun belum diketahui bagaimana pengaruhnya jika metode kepalaan plesteran dilakukan oleh Suku X, begitu juga sebaliknya. Kesimpulan Setelah dilakukan perhitungan dan pengolahan data, mengkaji literatur, dan wawancara dengan para sumber untuk validasi, didapatlah kesimpulan sebagai berikut : a. Tidak terdapat perbedaan karakteristik produktivitas antara pemasangan bata ringan yang dilakukan Suku X dalam Proyek Hotel Amaroossa Bogor dengan Suku Y dalam Proyek Hotel Horison Padjajaran. Produktivitas Suku X lebih tinggi dibandingkan Suku Y dimungkinkan karena latar belakang kebudayaan Suku X yang mempengaruhi karakter Suku X dan mendukung pekerjaan pemasangan bata ringan. b. Terdapat perbedaan karakteristik produktivitas dimana terdapat perbedaan metode kerja antara Suku X dalam Proyek Hotel Amaroossa Bogor dengan Suku Y dalam Proyek Hotel Horison Padjajaran. Perbedaan metode ini dimungkinkan dipengaruhi oleh kebiasaan berbeda yang dilatarbelakangi perbedaan kebudayan Suku X dan Suku Y. Produktivitas Suku X lebih tinggi dari Suku Y akibat perbedaan metode dan latar belakang kebudayaan. Metode plesteran bata ringan yang digunakan oleh Suku 14

X lebih tepat dan efektif dibandingkan dengan Suku Y yang dimungkinkan karena kebiasaan yang didasari budaya. Namun, produktivitas Suku X belum tentu efektif jika menggunakan metode Suku Y dan berlaku kebalikannya. Saran Peneliti menyadari bahwa masih banyak yang kurang dalam penelitian ini dan masih dapat dikembangkan lebih baik lagi. Adapun saran-saran untuk penelitian ini antara lain : a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam penggunaan metode plesteran yang tepat untuk Suku X dan Suku Y. Perlu dikaji bagaimana Produktivitas Suku X jika melakukan plesteran bata ringan menggunakan metode yang dilakukan Suku Y dan produktivitas Suku Y jika menggunakan metode yang dilakukan Suku X. b. Pelaku konstruksi disarankan meninjau kebiasaan, pola pikir, karakter, dan sistem nilai tenaga kerja tukang dan knek yang terangkum dalam kebudayaan dan suku tertentu sebagai salah satu referensi dalam pemilihan tenaga kerja. Daftar Referensi [1] Wuryanti, W., Wibowo, A. (2010). Standardisasi Pedoman Pengukuran Produktivitas Tenaga kerja Untuk Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung. Prosiding Puslitbang Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum. p.1 [2] Wuryanti, W., Wibowo, A. (2010). Standardisasi Pedoman Pengukuran Produktivitas Tenaga kerja Untuk Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung. Prosiding Puslitbang Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum. p.8 [3] Pilcher, Roy. (1992). Principles of Construction Management, 3 rd Edition, New York: McGraw-Hill Companies, p.242-243 [4] Utami,S.Ngesti.(2008). Analisis Faktor Resiko yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja dengan Menggunakan Metode Fuzzy. Skripsi, Program Sarjana Reguler Universitas Indonesia, Jakarta, p.1 [5] Sinungan, Muchdarsyah.(1992). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta :Bumi Aksara,,p. 12 [6] Koentjaraningrat.(1971). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Djambatan, p.23-24 [7] Koentjaraningrat.(1986). Pengantar Ilmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta, p.130-136 15

[8] Wika Learning Center. http://learningcenter.wika.co.id/files/eureka_page2f1e0a15815d5b34beaf731ad7284f 2a_5029b4cc103c8f676a3fa0ee519153c2.pdf,diakses tanggal 12 Juni 2013, p.3 [9] Pilcher, Roy. (1992). Principles of Construction Management, 3 rd Edition, New York: McGraw-Hill Companies, p.242-250 [10] Mundel, Marvin, E. and David L.Dunner (1994), Motion & Time Study: Improving Productivity, Seventh edition, Prentice-Hall Publishing Company, USA. p.5 [11] Barnes, R.M. (1980). Motions and Time Study Design and Measurement of Work, Seventh Edition, Prentice Hall International,inc.p.268-288 [12] Olomolaye, Paul., Harris., et al. (1998). Construction Productivity Management. England : Edision Wesley Longman, Ltd. [13] Kangmartono, Sutawija. (2007). Admaja, Handoyo K. Perbandingan Produktivitas Pekerja Konstruksi Berdasarkan Perbedaan Waktu (Pagi Hari & Siang Hari). Skripsi Universitas Kristen Petra,p.9-10 [14] Koentjaraningrat.(1971). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Djambatan, p.23-24 [15] Koentjaraningrat.(1986). Pengantar Ilmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta, p.130-136 [16] Subiyanto, Eddy. (2013). Evaluasi Pekerjaan. Presentasi Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia dan Komunikasi, Teknik Sipil Universitas Indonesia, Depok, p.16 16