BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji Padi pada Malai Terhadap Kematangan dan Viabilitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam klasifikasi sebagai berikut (Warisno, 1998):

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An am ayat 99:

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Jagung

Varietas Menentukan Hasil Produksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

dalam jumlah yang cukup. Carica merupakan tanaman monokotil yang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti (2010), biji jagung memiliki bentuk teratur, bergaris pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman rosela diklasifikasikan dengan kingdom Plantae, divisio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan. Air

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Tembakau termasuk dalam family Solanaceae yang banyak di. budidayakan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Perbanyakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TEKNIK SELEKSI DAN SORTASI BIJI UNTUK BIBIT JARAK PAGAR YANG BERKUAUTAS

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang digunakan sebagai bahan konsumsi manusia dan juga digunakan sebagai pakan ternak. Secara biologis biji difungsikan khusus sebagai alat perbanyakan tanaman atau penyebaran jenis (Pranoto, 1990). Dalam Al-qur an Allah telah menjelaskan tentang perkembangan biji (buah) dan proses dalam pematangan buah, yaitu firman Allah dalam surat Al-an am ayat 99: Artinya: Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tandatanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. 1

2 Dalam ayat diatas dijelaskan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhtumbuhan mulai dari biji yang dapat tumbuh menjadi tumbuh-tumbuhan yang dapat berbuah dan buah tersebut dapat berkembang hingga masak. Seperti juga pada jagung, jagung dibudidayakan dan dikembangkan dari biji. Awal pertumbuhan biji tersebut dimulai dari perkecambahan, setelah itu jagung dapat terus tumbuh hingga dapat berbuah. Buah tersebut dapat terus berkembang dari awal pengisian cadangan makanan hingga masak. Dalam proses pemasakan buah, buah mengalami beberapa perubahan-perubahan fisiologis. Seperti dalam ayat diatas juga telah disebutkan bahwa tumbuhan dapat berbuah dan buah tersebut bisa matang. Dari peristiwa tersebut terdapat kekuasaan Allah yang harus kita perhatikan dan kita pelajari. Dalam Al-Qur an Allah juga telah menjelaskan tentang penciptaan sesuatu dengan ukuran tertentu, yaitu dalam Qur an surat Al-Qomar ayat 69: Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Firman diatas Allah menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya. Seperti juga Allah menciptakan buah jagung yang tumbuh dan berkembang pada tongkol jagung, pada tongkol tersebut buah (biji) mempunuayi ukuran yang berbeda antar buah jagung yang terletak dipangkal tongkol, tengah tongkol dan ujung tongkol. Keragaman ukuran ini disebabkan waktu terjadinya fertilisasi yang bergantung pada posisi biji di tongkol. Biji yang berada di sekitar satu atau dua inci dari pangkal adalah yang pertama kali terbentuk.

3 Pembentukan biji akan berlanjut hingga ujung tongkol dan dari perbedaan ukuran tersebut menyebabkan perbedaan ukuran komposisi pada buah jagung. Jagung (Zea mays) merupakan bahan makanan pokok setelah beras, dan juga dapat digunakan untuk makanan ternak. Di dalam cadangan makanan biji jagung memiliki karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Produksi jagung di Indonesia masih rendah yaitu 43,7% dari 70%, jika dibandingkan dengan negara lain yaitu 60-95%. Rendahnya hasil ini disebabkan kurangnya ketersediaan benih yang bermutu baik (Rukmana, 1999). Sebagian tanaman budidaya dikembangkan dari biji, contohnya pada tanaman jagung (Zea mays L.), sehingga produksi tanaman sangat ditentukan oleh kualitas (mutu) biji yang ditanam. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma, dan palea, serta memiliki warna putih pada bagian luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sangat sedikit cairan. Pada tahap ini belum terlihat struktur embrio di dalamnya. Setelah 10-14 hari setelah pembuahan ukuran tongkol dan kelobot hampir sempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih melepuh, pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85% dan akan menurun terus sampai panen. Dari diakumulasinya pati ke endosperm biji jagung akan terus berkembang dan mengalami perubahan-perubahan yang meliput ukuran biji, bobot kering biji dan viabilitas serta vigor biji yang telah mencapai maksimum, yaitu pada saat masak fisiologis. Pada biji jagung varietas Bisi 2 masak fisiologis terjadi pada jagung berumur 103 hari setelah tanam dan mulai keluar rambut mulai umur 56 hari setelah tanam (Sunarti, 2002).

4 Daya kecambah akan meningkat dengan bertambah tuanya biji dan mencapai maksimum germination jauh sebelum masak fisiologis dan berat kering maksimum, sampai masak fisiologis tercapai, tercapai maksimum germination yang konstan, tetapi sesudah itu akan menurun dengan kecepatan yang sesuai dengan keadaan lapangan. Semakin buruk keadaan lapangan maka semakin cepat pula turunnya daya viabilitas biji (Kamil, 1979). Menurut Suyono (2005), umumnya biji mencapai kualitas fisiologis tertinggi pada saat mencapai masak fisiologis, yaitu pada saat pengisian bahan kering kedalam biji berhenti. Pada kondisi tersebut biji memiliki daya kecambah dan vigor paling tinggi dibandingkan pada waktu sebelum dan sesudahnya. Namun masalah yang dihadapi pada tanaman kedelai adalah mekarnya bunga dalam satu tanaman tidak serentak. Dengan demikian biji-biji ini akan mencapai masak fisiologis yang tidak serentak pula. Proses pembungaan kedelai ini seperti proses pengisian biji pada jagung antara ujung, tengah dan tongkol tidak serentak. Dari tidak keserentakan biji ini berkembang diduga menyebabkan tingkat masak fisiologis yang berbeda pula. Kesulitan dalam pemanenan yang biasa dijumpai di lapangan yaitu adanya beberapa tanaman yang telah masak fisiologis tetapi kadar airnya masih tinggi. Biji jagung mencapai masak fisiologis pada kadar air 20-40%, sehingga diperlukan pengeringan secara manual dan sebelum perontokan. Proses peerontokam biji jagung dari tongkolnya terjadi kerusakan pada biji. Selain itu juga dapat dilakukan penundaan panen sampai kadar air tersebut menurun sampai berada di bawah 20%. Masalah yang akan timbul jika biji tidak segera dipanen pada saat masak fisiologis

5 akan mengalami deraan cuaca lapang yang dapat menurunkan viabilitas biji (Rahmawati, 2011). Deraan cuaca lapang yang terjadi karena curah hujan yang sangat berfluktuasi selama pertanaman di lapang mengakibatkan kerusakan pada embrio dan menurunkan mutu biji, selain itu pada saat hujan biji dapat mengimbibisi air, sehingga terjadi aktivasi enzim α-amilase, protenase, ribonuklease, β-glukonase dan fosfatase. Enzim-enzim ini dapat berdifusi kedalam endosperm dan mengkatalis bahan pada cadangan makanan menjadi gula, asam amino, dan nukleosida, sehingga menyebabkan menurunya viabilitas, selain itu akibat hujan biji jagung menjadi lembab yang dapat menyebabkan tumbuhnya jamur pada biji tersebut. Sedangkan deraan cuaca lapang ini terjadi karena panas yang terlalu tinggi akan menyebabkan kadar air menurun drastis sehingga secara morfologi biji akan mengkerut, sehingga akan menyebabkan daya tahan biji yang rendah (Rahmawati, 2011). Hasil percobaan Thelma (1990), menunjukkan bahwa viabilitas biji tertinggi dicapai pada saat masak fisiologis. Penurunan viabilitas biji pada penundaan panen berkaitan dengan adanya deraan cuaca selama biji di lapang. Faktor lingkungan yang paling berperan dalam mekanisme deraan cuaca lapang selama biji di lapang adalah curah hujan. Deraan cuaca lapang ini terjadi karena curah hujan yang sangat berfluktuasi selama pertanaman di lapang sehingga mengakibatkan kerusakan pada embrio dan menurunkan mutu biji. Menurut Saenong (1989), untuk memperoleh mutu fisiologis yang tinggi panen sebaiknya dilakukan tepat waktu, yaitu pada saat mencapai masak fisiologis. Mengingat bahwa pada saat mencapai masak fisiologis kadar air biji jagung masih

6 cukup tinggi, panen dapat ditunda sampai biji mencapai kadar air yang sesuai asalkan keadaan lapang cukup menguntungkan. Penundaan waktu panen itu dimaksudkan untuk menentukan titik aman waktu panen yang kematangan biji dalam satu tongkol tidak serentak akibat pembungaan yang tidak serentak, misalnya dalam penelitian Suyono (2005) dilaporkan bahwa biji kedelai yang berasal dari periode bunga mekar yang berbeda mempunyai tingkat masak fisiologis yang berbeda. Panenan yang terlampau dini atau terlalu masak menurunkan mutu fisiologi biji, terutama apabila kondisi cuaca fluktuatif. Biji jagung terletak dan berkembang pada tongkol jagung. Letak biji jagung pada tongkol dibagi menjadi 3 tempat, yaitu: 20% bagian pangkal, 60% bagian tengah dan 20% bagian ujung tongkol. Biji jagung yang terletak pada bagian pangkal jagung lebih tua dari pada di ujung tongkol jagung dan ukuranya pun juga berbeda. Berdasarkan ukuran inilah pada umumnya biji yang digunakan sebagai biji hanya 60% bagian tengah (Warisno, 1998). Di dalam jaringan penyimpanan cadangan makanan biji memiliki karbohidrat, protein, lemak, dan mineral yang diperlukan sebagai energi bagi embrio saat perkecambahan. Beberapa peneliti menyatakan bahwa biji yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan biji yang kecil dan embrio biji juga lebih besar (Gardner, 1991). Biji bermutu tinggi ditentukan oleh 2 faktor yaitu faktor genetik dan faktor fisiologis. Faktor genetik adalah varietas-varietas yang mempunyai produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsive terhadap kondisi pertumbuhan yang

7 lebih baik. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor fisiologis adalah viabilitas biji (Sutopo, 2002). Viabilitas biji adalah daya hidup biji yang dapat ditunjukkan oleh proses pertumbuhan biji atau gejala metabolismenya. Parameter yang digunakan untuk viabilitas biji adalah persentase perkecambahan. Viabilitas biji dapat ditunjukkan oleh beberapa variabel, diantaranya yaitu daya kecambah dan vigor. Daya kecambah biji memberikan informasi biji tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi dalam kondisi biofisik lapangan yang serba optimal. Vigor adalah kekuatan tumbuh biji yang memberikan informasi perkecambahan biji pada kondisi yang yang suboptimum (Sutopo, 2002). Berdasarkan perbedaan kualitas fisiologis biji dari umur panen dan posisi biji pada tongkol, maka diperlukan penelitian yang berjudul Pengaruh Umur Panen dan Posisi Biji Pada Tongkol Terhadap Kualitas Fisiologis Biji Jagung (Zea mays L.). 1.2.Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah umur panen berpengaruh pada kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.)? 2. Apakah posisi biji pada tongkol berpengaruh pada kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.)? 3. Apakah interaksi umur panen dan posisi biji pada tongkol berpengaruh pada kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.)?

8 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh umur panen terhadap kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.) 2. Untuk mengetahui pengaruh posisi biji pada tongkol terhadap kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.) 3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi umur panen dan posisi biji pada tongkol terhadap kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.) 1.4.Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh umur panen terhadap kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.) 2. Ada pengaruh posisi biji pada tongkol terhadap kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.) 3. Ada pengaruh interaksi umur panen dan posisi biji pada tongkol terhadap kualitas fisiologis biji jagung (Zea mays L.) 1.5.Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi posisi biji pada tongkol Jagung (Zea mays) dan umur pemanenan jagung yang tepat.

9 2. Memberikan informasi ilmiah, khususnya kualitas biji Jagung (Zea mays) yang berasal dari posisi yang berbeda pada selama masa pengisian biji hingga deraan cuaca lapang. 1.6.Batasan Masalah Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Subyek penelitian yang digunakan yaitu biji Jagung (Zea mays) varietas Bisi-2 yang berumur 75 HST, 85 HST, 95 HST, 105 HST, 115 HST dan 125 HST. Sampel ini diperoleh dari lahan pertanian didaerah kecamatan Wajak, kabupaten Malang. 2. Parameter yang diamati yaitu berat kering, kadar air dan viabilitas yang meliputi vigoritas (daya tumbuh) dan daya kecambah 3. Persentase kecambah yang dihitung adalah persentase kecambah normal yang diamati pada hari ke 7 HST dalam pengujian. 1.7.Batasan Istilah Batasan istilah pada penelitian ini adalah: 1. Posisi biji Jagung (Zea mays L.) pada tongkol dibagi dalam 3 bagian, yaitu: bagian pangkal sebanyak 2cm dari bagian bawah, ujung sebanyak 2 cm dari bagian atas dan diantara keduanya tengah tongkol Jagung (Zea mays L.). 2. Kualitas fisiologis meliputi berat kering, kadar air dan viabilitas biji Jagung (Zea mays L.). 3. Viabilitas ditunjukkan oleh daya kecambah dan vigor.