PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. guna menciptakan mutu pendidikan yang baik. Undang-Undang RI. Nomor 14 tentang Guru dan Dosen, Bab I pasal 1 menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. ditetapkan dalam kurikulum, maka dalam kegiatan pembelajaran diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

BAB I PENDAHULUAN. Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tes tertulis. Seperti halnya di kabupaten Klaten, evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. hidup bernegara, beragama dan bersosial. Dari sinilah mulai muncul wacanawacana

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

kelayakan instrumen untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Reliabel terjadi ketika suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa :

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi sosial, dan kompetensi akademik. mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sadar, baik secara terencana maupun tidak. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Inisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES SUMATIF FISIKA MENGGUNAKAN METODE SELF DAN FEEDBACK REVISION

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL BIOLOGI KELAS X DAN XI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DI SMAN 1 KAMPAK BERDASARKAN TEORI TES KLASIK

I. PENDAHULUAN. Evaluasi pembelajaran merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran di. samping adanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ambarawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang dirancang untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

ANALISIS SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATIKA KELAS IX SMP SE-KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pembelajaran matematika dalam standar isi adalah agar peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

BAB II LANDASAN TEORI

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen komponen pengajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MASALAH RISET A. Identifikasi, Penentuan, dan Perumusan masalah 1. Identifikasi Masalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalahan yang dikaji yaitu tentang pemanfaatan modul mnemonic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Penelitian. Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (21).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Pembuatan Tes Standar Pada Guru Biologi SMA Swasta Di Kabupaten Sukoharjo

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).

BAB III METODE PENELITIAN

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan ragam kesulitan belajar Biologi yang dialami oleh siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pertumbuhan individu (Mudjahardjo, 2008: 56). Dalam arti sederhana

PENGEMBANGAN TES STANDAR MATEMATIKA BERBASIS TEORI TES KLASIK (CLASSICAL TEST THEORY) DI SMP NEGERI 6 KOTA CIREBON SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak.

2014 KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam

ANALISIS TES ULANGAN KENAIKAN KELAS BUATAN GURU MATA PELAJARAN KIMIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran serta memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan. Suharsimi Arikunto (2004, hlm. 1) menjelaskan Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Konteks evaluasi yaitu sebagai proses menilai sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat tercapai. Adapun hasil proses evaluasi akan menjadi representasi dari kualitas pembelajaran, lebih lanjut hal tersebut akan menjadi gambaran keberhasilan proses pendidikan secara makro. Evaluasi menjadi salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui efektifitas pembelajaran. Feedback yang diperoleh dari hasil evaluasi selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan maupun penyempurna program dan kegiatan pembelajaran. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa: Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan. (hlm. 6) Pemahaman guru tentang pengertian penilaian, objek penilaian, teknik penilaian dan jenis penilaian dalam pembelajaran sangat penting karena akan mempengaruhi hampir seluruh aktivitas penilaian. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 64 Ayat 1 bahwa penilaian hasil belajar oleh guru dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

Adams dan Dickley (dalam Hamalik, 1980, hlm 115-120) mengungkapkan bahwa Guru memiliki peran sebagai instructor (pengajar), conselor (pembimbing), scientist (ilmuan), dan person (pribadi). Guru sebagai pengajar bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas, mengelola kelas, dan mengevaluasi kemajuan hasil belajar peserta didik. Djamarah (2002, hlm. 73-74), mengemukakan: Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, kreatif, dan mandiri. Baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional. Penilaian menjadi kegiatan yang sangat penting karena dapat memberikan umpan balik baik bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru, penilaian akan memberikan informasi mengenai sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu, selain itu akan diketahui pula sejauh mana ketepatan dari penggunaan metode belajar yang digunakan di dalam kelas. Bagi peserta didik, penilaian akan memberikan pengaruh terhadap perilaku belajarnya sehingga termotivasi untuk berprestasi lebih baik lagi. Dalam melakukan penilaian, dibutuhkan instrumen (alat ukur) dalam bentuk tes maupun non-tes sebagai alat pengambil keputusan. Dalam praktiknya, terdapat syarat-syarat tertentu dalam membuat instrumen yang baik sehingga data yang dihasilkan akurat dan representatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arifin (2011, hlm. 69) bahwa Karakteristik instrumen evalusi yang baik adalah valid, reliabel, relevan, representatif, praktis, diskriminatif, spesifik dan proporsional. Nurung (dalam Ana Rofiati dkk., 2013, hlm. 2008) mengungkapkan bahwa: Kualitas tes dapat diungkap melalui analisis butir soal secara teoritis (telaah) dan analisis empiris. Analisis butir soal secara teoritis (telaah) dilakukan untuk menilai butir soal ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Analisis empiris dapat menggunakan pendekatan tes klasik (classical test theory) maupun pendekatan tes modern (item response theory).

Terdapat dua jenis tes yang dapat digunakan untuk keperluan evaluasi pembelajaran yakni; tes yang telah terstandarisasi (Standardized test), dan tes buatan guru (Teacher-made test). Standardized test adalah tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validitas dan reliabilias, sehingga tes tersebut benar-benar valid (sahih) dan reliable (ajeg) untuk suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu. Contoh standardized test adalah Ujian Nasional yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat. Sementara tes buatan guru merupakan tes yang disusun langsung oleh guru. Pada umumnya tes buatan guru dipergunakan secara terbatas pada suatu kelas atau sekolah. diperkenalkan Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mulai sejak diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Adapun tujuan dari mata pelajaran TIK untuk jenjang SMA/MA dan sederajat adalah untuk memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri. Sesuai dengan visi mata pelajaran TIK yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional bahwa: Visi mata pelajaran TIK yaitu agar siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktivitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru. Sebagai tenaga profesional, guru TIK dituntut bukan hanya dalam segi penguasaan teknologi informasi saja, namun juga dalam melakukan penilaian hasil belajar. Guru dituntut untuk memiliki kualifikasi dan standar sesuai dengan yang tercantum di dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Standar Kompetensi Guru yang menyatakan bahwa salah satu kompetensi inti guru adalah menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Kompetensi inti tersebut dijabarkan dalam tujuh kompetensi, yaitu: 1. memahami prinsip prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu,

2. menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, 3. menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, 4. mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, 5. mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen, 6. menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, dan, 7. melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Menyadari tuntutan kompetensi guru dalam Permendiknas tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah mengembangkan instrumen penilaian serta evaluasi proses dan hasil belajar. Proses penilaian hasil belajar harus dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam standar penilaian pendidikan sesuai Permendiknas No. 20 Tahun 2007 bahwa standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam proses penilaian dan evaluasi hasil belajar peserta didik diperlukan instrumen penilaian yang valid dan reliabel sehingga dapat mengukur tingkat ketercapaian kompetensi peserta didik. Dalam menyusun instrumen penilaian yang valid dan reliabel, guru harus mengkaji dan menelaah setiap butir soal yang dibuatnya sehingga diperoleh soal yang bermutu sebelum diujikan pada peserta didik. Instrumen yang baik akan memberikan informasi akurat mengenai ketercapaian kompetensi peserta didik. Berdasarkan hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan KTSP dan masukan pada pelaksanaan bimtek, masih banyak ditemukan guru yang belum memahami dan belum mampu menganalisis butir soal serta menginterpretasikan hasil analisisnya. Kondisi tersebut mengakibatkan hasil penilaian peserta didik belum sepenuhnya menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi yang sesungguhnya.

Kelemahan kegiatan penilaian hasil belajar di lembaga pendidikan pada umumnya terletak pada kemampuan guru untuk mengkonstruksikan butir soal, bukan pada bentuk dan tipe butir soal seperti anggapan pada umumnya. Masih sering muncul anggapan bahwa tipe butir soal uraian lebih baik jika dibandingkan dengan tipe butir soal objektif. Padahal butir soal dengan tipe apapun jika dikonstruksikan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka dapat digunakan sebagai instrumen yang representatif untuk mengukur kemampuan peserta didik. Sehingga, jika masih ada anggapan bahwa suatu bentuk atau tipe butir soal akan lebih baik dari butir soal yang lain, maka anggapan tersebut perlu diuji melalui penelitian terlebih dahulu. Begitu pentingnya mengkonstruksi butir soal agar dapat menjadi instrumen yang baik, guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kemampuan dalam mengkonstruksi butir soal. Bukan hanya kemampuan yang bersifat pengetahuan dan pemahaman, namun juga keterampilan dalam proses menyusun butir soal. Untuk mencapai kemahiran dalam mengkonstruksi soal, diperlukan pengalaman serta latihan yang terus menerus serta pemahaman tentang teori yang mendasarinya. Pengalaman kerja guru merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pengalaman mengajar bukan hanya berkaitan dengan masa kerja seorang guru, latar belakang pendidikan dan aktivitas selama menjadi guru juga menjadi faktor yang berpengaruh di dalamnya. Seorang guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya (mismatch), yaitu guru yang mengajar mata pelajaran yang bidang keahliannya, misalnya sarjana berbeda dengan jurusan pendidikan biologi tetapi mengajar mata pelajaran matematika. Hal tersebut tentu akan berpengaruh dalam kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Aktivitas selama menjadi guru juga akan berpengaruh pada kinerja mengajarnya, misalnya dengan mengikuti workshop, pelatihan, mengikuti dalam seminar, dan sebagainya. Guru dengan pengalaman mengajar yang memadai, secara positif akan mendukung kinerjanya di sekolah. Sebaliknya jika pengalaman mengajar yang dimiliki guru tidak memadai, maka kurang mendukung keberhasilan kinerjanya sekolah.

Bertolak dari latar belakang masalah di atas bahwa salah satu kompetensi utama seorang guru profesional adalah dapat menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Dalam pelaksanaanya, diperlukan instrumen yang valid dan reliabel, guru harus mengkaji dan menelaah setiap butir soal yang dibuatnya sehingga diperoleh soal yang bermutu. Untuk mencapai kemahiran dalam mengkonstruksi soal, diperlukan pengalaman serta latihan yang terus menerus serta pemahaman tentang teori yang mendasarinya. Atas dasar kerangka berpikir tersebut, peneliti menduga ada hubungan antara pengalaman mengajar dengan kualitas tes buatan guru. Atas dasar tersebut, penulis mengangkat judul Hubungan Antara Pengalaman Kerja dengan Kualitas Tes Buatan Guru Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengalaman kerja guru TIK di SMA Negeri Kota Bandung? 2. Bagaimanakah kualitas tes buatan guru TIK di SMA Negeri Kota Bandung? 3. Apakah ada hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru? Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih dalam lagi. Kualitas tes dalam penelitian ini didasarkan pada aspek kualitatif (teoretik), analisis butir soal secara kualitatif dilakukan untuk menilai butir soal ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengalaman kerja guru TIK di SMA Negeri Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui kualitas tes buatan guru TIK di SMA Negeri Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru.

D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian referensi serta memberikan informasi dan gambaran yang jelas mengenai hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam perbaikan penyelenggaraan evaluasi belajar peserta didik. b. Bagi Guru Dapat dijadikan tolak ukur dalam pembuatan instrumen evaluasi selanjutnya yang lebih sesuai dengan standar penilaian pendidikan. Selain itu, melalui hasil dari penelitian ini diharapkan guru senantiasa meningkatkan profesionalitasnya untuk menjadi seorang guru yang berpengalaman. c. Bagi Peneliti Dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kemudian hari, khususnya dalam pengembangan ilmu pendidikan.