III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1. Bahan dan Alat Penelitian 2.1.1. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot badan rata-rata 1,3-1,5 kilogram sebanyak 60 ekor. Itik diberi perlakuan dengan NaHCO 3 (sodium bikarbonat) kedalam ransum untuk keseimbangan elektrolit dalam ransum. Itik tersebut ditransportasikan selama ± 3,5 jam dengan temperatur lingkungan ± 30ºC dan jarak tempuh ± 120 km dari daerah Singaparna, Tasikmalaya menuju Jatinangor. 2.1.2. Peralatan Penelitian 2.1.2.1 Alat Penelitian 1. Kandang itik beserta pagar pemisah untuk membedakan setiap perlakuan. 2. Tempat ransum dan tempat air minum. 3. Thermo-hygrostat Data Logger digunakan untuk mengukur suhu lingkungan serta untuk mengukur kelembaban lingkungan. 4. Keramba untuk tempat itik pada saat transportasi. 5. Mobil bak terbuka sebagai sarana transportasi. 2.1.2.2 Pengambilan Darah Sampel darah diambil dengan menggunakan spuit 5 ml pada bagian vena pektroralis eksterna yang terdapat dibawah sayap dan dibersihkan dengan menggunakan kapas dan alkohol 70%. Sampel darah
16 dimasukkan ke dalam vacutube mengandung antikuagulan EDTA untuk mencegah proses pembekuan darah. Vacutube dimasukkan ke dalam cooling box atau termos es bersuhu 0 o C- 5 o C pada saat akan di bawah ke laboratorium. 1.1.2.3 Alat Pengukur ph Darah a. ph digital b. ph meter 1.1.2.4 Alat Pengukur Kadar Glukosa a. Tabung reaksi b. Cu 2 O c. Aquadest d. Pereaksi tembaga alkalis e. Spektrofotometer f. Asam fosfomolibdat g. Alat tulis 2.2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental mengenai pengaruh imbangan elektrolit dalam ransum terhadap ph dan glukosa darah itik lokal yang mengalami transportasi. 2.2.1. Prosedur Penelitian 2.2.1.1.Tahap Persiapan 1. Pengambilan sampel ransum itik di peternakan itik Singaparna, Tasikmalaya.
17 2. Analisis kandungan kadar mineral Na +, K + dan Cl - dalam ransum. Sampel ransum dianalisis untuk mengetahui kadar mineral Na +, K + dan Cl - yang akan berpengaruh pada perhitungan imbangan elektrolit ransum. Hasil analisis kadar mineral dalam ransum itik ini terdapat pada tabel 1. Tabel 1.Kadar Mineral Na +, K + dan Cl - dalam Ransum Nomor 1 2 3 Kadar Mineral (%) Na + 0.12 K + 0.5727 Cl - 0.172 Sumber: Laboratorium Kesuburan dan Nutrisi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran (2015) 3. Menghitung imbangan elektrolit ransum itik berdasarkan data pada Tabel 1. Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai meq/kg menurut Hooge (2003) dalam Ahmad and Sarwar (2006) adalah: [(% in diet 10,000) (valence)]/[atomic or formula weight in g] Rumus yang digunakan untuk perhitungan imbangan elektrolit (DEB/Dietary Electrolyte Balance) menurut Hooge (2003) dalam Ahmad and Sarwar (2006) yaitu: Dietary Electrolyte Balance (DEB) = meq (Na + + K + - Cl - )
18 Berdasarkan hasil analisis telah didapat hasil analisis yaitu dalam ransum itik di peternakan itik Tasikmalaya tersebut mengandung Na + (0.12%), K + (0.5727%) dan Cl - (0.172%), maka dengan itu dapat dilakukan perhitungan imbangan elektrolit pada tabel 2. Tabel 2.Imbangan Elektrolit dalam Ransum Mineral Kadar (%) Perhitungan Hasil (meq/kg) Sodium Potassium Chloride Imbangan Elektrolit (Na + +K + -Cl - ) 0.12 0.12%Na x 10,000/23.0 52.1739 ~ 52 0.5727 0.5727%K x 10,000/39.1 146.4705 ~ 146 0.172 0.172%Cl x 10,000/35.5 48.4507 ~ 48 (52.1739 + 146.4705 48.4507) 150.1937 ~ 150 4. Persiapan bahan NaHCO 3 (sodium bikarbonat). 5. Menghitung persentase NaHCO 3 yang dicampurkan dalam ransum hingga mencapai imbangan elektrolit yang diinginkan. Persentase NaHCO 3 ini ditentukan berdasarkan perhitungan imbangan elektrolit ransum kontrol. 6. Pencampuran ransum dengan NaHCO 3 sesuai dengan perlakuan terdapat pada tabel 3 dan kandungan imbangan elektrolit dalam ransum penelitian terdapat pada tabel 4.
19 Tabel 3. Kandungan NaHCO 3 dalam Ransum Penelitian Perlakuan NaHCO 3 (%) Ransum(%) P1 0 100 P2 0,42 99,58 P3 0,84 99,16 P4 1,26 98,74 P5 1,68 98,32 Kandung an (%) Tabel 4. Imbangan Elektrolit Ransum Penelitian Imbangan Elektrolit (meq/kg) Rancangan P1 P2 P3 P4 P5 + Na 0.12 0.235 0.35 0.465 0.58 + K 0.5727 0.5727 0.5727 0.5727 0.5727 - Cl 0.172 0.172 0.172 0.172 0.172 150.1937 200.4024 251.0412 302.1058 353.6052 r: 2.2.1.2.Tahap Perlakuan 1. Pemberian ransum yang telah ditambahkan NaHCO 3 sesuai perlakuan selama 7 hari sebelum itik dilakukan transportasi. 2. Dilakukan pengambilan darah sebelum ditransportasikan pada itik sebanyak 20 ekor dari setiap perlakuan.
20 3. Itik dimasukkan ke dalam keramba 1x1m dengan kepadatan 6-8 ekor dalam setiap keramba. 4. Pengangkutan itik menggunakan mobil bak terbuka dari Tasikmalaya menuju Jatinangor. 5. Pengukuran suhu lingkungan, kelembaban udara, jarak tempuh dan waktu tempuh selama transportasi. 6. Setelah transportasi sampel darah setiap perlakuan diambil dengan menggunakan alat suntik 2.2.1.3.Koleksi Data Tahap koleksi data meliputi pemeriksaan ph dan glukosa darah. Pengukuran ph dan glukosa darah diukur dengan melakukan perbandingan melalui perbedaan perlakuan yang di amati dari sebelum keberangkatan dan sesudah keberangkatan 3.2.2. Peubah yang Diamati dan Cara Pengukurannya Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah : (1) Penentuan ph Darah Data ph darah diperoleh melalui alat ph digital yang digunakan untuk mengetahui ph darah. ph darah di ukur sebelum berangkat dan sesudah berangkat dengan cara sebagai berikut : 1. Ambil sampel itik untuk pengambilan darah 2. Bersihkan bagian sayap vena axilliaris dengan menggunakan alkohol untuk tempat penambilan darah 3. Setelah dibersihkan ambil darah menggunakan alat suntik dengan posisi suntikan miring 45 0 derajat
21 4. Masukkan darah kedalam vacutube segera agar darah tidak mengalami lysis 5. Kocok vacutube agar antikuagulan didalam tercampur bersama darah 6. Simpan vacutube kedalam cooling box bersuhu 0 o -5 o C (2) Penentuan Kadar Glukosa Menentukan kadar glukosa menggunakan perlakuan blanko. Cara kerja sebagai berikut : 1. Perlakuan blanko sebanyak 2 ml dan dicampur dengan akuades 2 ml dan pereaksi tembaga alkalis 2. Perlakuan standar glukosa didapatkan dengan mencampurkan 2 ml, standar glukosa 2 ml dan pereaksi tembaga alkalis. 3. Pengujian terhadap filtrat dengan cara sebanyak 2 ml, filtrat bebas protein dicampurkan dengan 2 ml dan pereaksi tembaga alkalis 4. Seluruh perlakuan tersebut dicampurkan dengan baik dengan cara menggoyang-goyangkan tabung. 5. Seluruh campuran diletakkan dalam penangas air mendidih selama 8 menit kemudian didinginkan dalam es selama 3 menit. 6. Asam fosfomolibdat dicampurkan sebanyak 2 ml kedalam 40 buah tabung reaksi tersebut. 7. Tabung didiamkan selama 3 menit untuk melarutkan Cu 2 O, kemudian diencerkan dengan akuades sampai 25 ml. 8. Serapan tiap tabung dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.
22 3.2.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan desain penenilitan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 20 unit percobaan. Adapun masingmasing perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: P1 = Ransum dengan imbangan elektrolit 150 meq P2 = Ransum dengan imbangan elektrolit 200 meq (Ransum + 0.42% NaHCO 3 ) P3 = Ransum dengan imbangan elektrolit 250 meq (Ransum + 0.84% NaHCO 3 ) P4 = Ransum dengan imbangan elektrolit 300 meq (Ransum + 1.26% NaHCO 3 ) P5 = Ransum dengan imbangan elektrolit 350 meq (Ransum + 1.68%NaHCO 3 ) Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisis ragam (analysis of variance) dan bila signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel & Torrie, 1991) untuk mengetahui perbedaan yang nyata. Adapun model matematikanya yaitu: Y ij = µ + τί + ε ij Keterangan: Y ij = Hasil pengamatan dari perubah pada perlakuan ke-i dengan ulangan ke-j. µ = Rata-rata pengamatan τί ε ij = Pengaruh perlakuan i = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i = 1, 2, 3 dan 4 j = 1, 2, 3 dan 4
23 Asumsi : ε ij ~ NID artinya: 1. Nilai εij menyebar normal dan bebas satu sama lain 2. Nilai harapan εij = 0 atau E (εij) = 0 3. Ragam dari εij = 2 = Berdasarkan model matematika diatas, digunakan daftar sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman DB JK KT F hit F 0,05 Perlakuan 4 JKP KTP KTP/KTG Galat 16 JKG KTG Total 20 JKT Hipotesis yang akan diuji adalah: H 0 : P 1 = P 2 = P 3 = P 4 = P 5 H 1 : P 1 P 2 P 3 P 4 P 5, atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidaksama. Kaidah keputusan: 1. Jika F hitung F 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H 0 dan tolak H 1. 2. Jika F hitung > F 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H 0 dan terima H 1. Apabila hasil yang diperoleh signifikan, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Jarak Berganda Duncan dengan rumus:
24 Keterangan: = Standard error r = Ulangan KTG = Kuadrat Tengah Galat LSR SSR = Least Significant Range Test = Studentized Significant Range Selisih antar perlakuan (d) dibandingkan dengan LSR d LSR, maka tidak berbeda nyata d > LSR, maka berbeda nyata.