PROFIL KROMATOGRAFI SENYAWA AKTIF ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN LIBO (Ficus variegata Blume.)

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KROMATOGRAFI SENYAWA AKTIF ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI FRAKSI N-HEKSANA DAUN LIBO (FICUS VARIEGATA BLUME)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

3. METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KERSEN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

3 METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR (Lawsonia Inermis L.) ABSTRAK

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

III. BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS GC-MS SENYAWA AKTIF ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN LIBO (Ficus variegata Blume.)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAN PROFIL KLT PARTISI CAIR-PADAT EKSTRAK DAUN JAHE BALIKPAPAN (Etlingera balikpapanensis)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape Merr.) Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

3 Percobaan dan Hasil

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

ABSTRACT. Keywords: Secondary metabolites, antibacterial activity, Pithecellobium jiringa (Jack) Prain. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

Transkripsi:

PROFIL KROMATOGRAFI SENYAWA AKTIF ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN LIBO (Ficus variegata Blume.) Mega Rizky Novitasari, Risna Agustina, Agung Rahmadani, Rolan Rusli Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur Email: megarizkynovitasari@yahoo.com Abstrak Tumbuhan Libo (Ficus variegata Blume.) memiliki buah yang tidak dimakan oleh hama/serangga, hal ini diduga karena kandungan metabolit sekunder tumbuhan libo mengandung senyawa aktif yang dapat berpotensi sebagai antibakteri maupun antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kromatografi senyawa antioksidan dan antibakteri, serta mengetahui golongan metabolit sekunder yang terdapat dalam fraksi aktif etil asetat daun libo. Sampel dimaserasi dengan pelarut metanol. Isolasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu dengan cara kromatografi cair vakum kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom konvensional. Hasil pemisahan berdasarkan kromatografi kolom konvensional yaitu diperoleh sebanyak 16 fraksi. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan pengujian aktivitas antioksidan terhadap DPPH dan pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji dengan metode KLT Bioautografi. Hasil penelitian diperoleh profil kromatografi fraksi etil asetat daun Libo (Ficus variegata Blume.) aktif sebagai antioksidan terhadap DPPH, dan aktif terhadap bakteri, Eschericia coli dan Staphylococcusaureus. Golongan metabolit sekunder aktif fraksi etil asetat daun libo adalah alkaloid, steroid, terpenoid dan fenol. Kata kunci: fraksi etil asetat daun Libo (Ficus variegata Blume.), kromatografi, antioksidan, antibakteri. PENDAHULUAN Seiring dengan zaman yang semakin berkembang, semakin banyak pula penyakit yang berkembang. Infeksi merupakan salah satu penyebab utama penyakit di dunia terutama di daerah tropis, seperti Indonesia. Kasus infeksi disebabkan mikroba patogen masuk ke dalam jaringan tubuh dan berkembang biak di dalam jaringan [1]. Zat antibakteri adalah zat yang mengganggu pertumbuhan dan metabolisme melalui penghambatan pertumbuhan bakteri. Zat antimikroba dalam melakukan efeknya, harus dapat mempengaruhi bagian-bagian vital sel seperti membran sel, enzimenzim dan protein struktural [2]. Radikal bebas adalah atom atau gugus apa pun yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan [3]. Radikal bebas dapat dihambat dengan antioksidan. Tanaman diketahui berpotensi sebagai obat alternatif pada berbagai penyakit infeksi. Selain itu, pengobatan herbal dipercaya lebih aman dibandingkan menggunakan bahan kimia. Tumbuhan Libo memiliki buah yang berbuah secara terus menerus dan buahnya tidak dimakan oleh hama/serangga, hal ini diduga karena kandungan metabolit sekunder tumbuhan libo mengandung senyawa aktif yang dapat berpotensi sebagai antibakteri maupun antioksidan. Hal ini dibuktikan dengan potensi buah tumbuhan Libo (Ficus varieagata Blume) seperti yang dilaporkan oleh Rijai, yaitu memiliki aktivitas sitotoksik secara invitro, 131

antioksidan, antibakteri, dan larvasida terhadap A. Aegypty [4]. Penelitian mengenai isolasi yang telah dilakukan oleh Rusli [5] baru dilakukan pada fraksi n-heksan. Akan tetapi, saat ini belum dilaporkan mengenai profil kromatografi senyawa antioksidan dan antibakteri dari Tumbuhan Libo pada fraksi etil asetat. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui profil kromatografi senyawa antioksidan dan antibakteri dari fraksi etil asetat tumbuhan libo. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah simplisia daun Libo, aquadest, pelarut methanol, kloroform, n- heksan, etil asetat, silica gel GF 60, pereaksi DPPH, medium NA (Nutrient Agar), NaCl, bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli, HCl, HCl pekat, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, serbuk Mg, CH3COOH anhidrat, H2SO4 dan FeCl3. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain toples kaca, rotary evapator dan water bath, corong pisah, timbangan analitik, gelas ukur, gelas kimia, pipet tetes, pipet volume dan propipet, sendok tanduk dan spatula statif dan klem, vial, chamber, pipa kapiler, oven, erlenmeyer, lampu UV-Vis portable 254 dan 366 nm, bunsen, tabung reaksi, cawan, spoit dan inkubator. Cara Kerja Prosedur Ekstraksi dan Isolasi Daun Libo yang telah dicuci bersih, dirajang menjadi potongan yang lebih kecil, lalu dikering anginkan tanpa terpapar sinar matahari. Simplisia kering sebanyak 2271,5 gram lalu dimasukkan dalam toples maserasi, lalu direndam pelarut metanol sebanyak 5 L selama 3 hari sambil sesekali dilakukan pengadukan, kemudian filtrat disaring. Residu direndam kembali dengan methanol dan dibiarkan selama 3 hari kemudian disaring kembali, lalu filtrat yang terkumpul dipekatkan dengan rotary evapator sehingga diperoleh ektrak kasar daun Libo sebanyak 210,77 gram. Ekstrak kasar kemudian difraksinasi, sebanyak 50,29 gram ekstrak kasar dilarutkan dengan 300 ml aquadest dan 300 ml n-heksana (1:1) kemudian digojog di dalam corong pisah. Didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah dikeluarkan (larut air) dan lapisan atas (fraksi n-heksana) dikeluarkan dan diuapkan pelarutnya. Kemudian lapisan bawah (larut air) ditambahkan pelarut n-heksana kembali dan digojog hingga lapisan atas tetap bening. Setelah bening kemudian pelarut n-heksana digantikan dengan pelarut etil asetat dan prosedur fraksinasi diulang kembali hingga diperoleh fraksi etil asetat sebanyak 4,293 gram. Ekstrak etil asetat sebanyak 3,915 gram disolasi melalui 2 tahap dengan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV) dan Kromatografi Kolom Konvensional (KK). Tahap pertama ekstrak etil asetat difraksinasi KVC. Eluen yang digunakan yaitu n- heksana:etil asetat dengan berbagai varian perbandingan kemudian ditingkatkan kepolarannya menggunakan pelarut kloroform:methanol dengan berbagai varian perbandingan, yang masing-masing dibuat dalam 400 ml. Fase diam berupa silica gel GF 60 sebanyak 68 gram. Hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 3 fraksi besar yaitu fraksi A, B dan C. Tahap kedua, 2 fraksi yang memiliki jumlah terbanyak akan dilakukan pemisahan lanjutan menggunakan Kromatografi Kolom Konvensional (KK) yaitu fraksi A dan B. Berat fraksi yang digunakan untuk membuat bubur sampel yaitu fraksi A sebanyak 0,1094 gram dan fraksi B sebanyak 0,4155 gram. Fase diam berupa silica gel GF 60 untuk fraksi A sebanyak 132

7,4197 gram dan B sebanyak 8,1287 gram. Eluen yang digunakan yaitu berdasarkan hasil KLT yaitu n- heksana:etil asetat (8:2) dan (7:3). Fraksi A dikelompokkan menjadi 8 fraksi yaitu FEA1; FEA2; FEA3; FEA4; FEA5; FEA6; FEA7; FEA8, sedangkan untuk fraksi B dikelompokkan menjadi 8 fraksi yaitu FEB1; FEB2; FEB3; FEB4; FEB5; FEB6; FEB7; FEB8. Kemudian diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan antibakteri menggunakan KLT bioautografi serta pengujian metabolit sekunder. Pengujian Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif yaitu penyemprotan larutan DPPH pada plat KLT yang telah ditotolkan. DPPH yang digunakan 80 ppm. Seluruh hasil fraksi KK yang diperoleh ditotol pada plat KLT kemudian dielusi menggunakan eluen dengan pemisahan terbaik yaitu n- heksana:etil asetat (8:2). Penyemprotan pereaksi DPPH dilakukan diruang gelap. Hasil positif pada uji ini yaitu dengan terbentuknya warna kuning dengan latar belakang ungu atau biru pada spot noda yang telah disemprotkan pereaksi DPPH. Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode KLT bioautografi menggunakan 2 bakteri yaitu Eschericia coli sebagai bakteri Gram negatif dan Staphylococcus aureus sebagai bakteri Gram positif. Sebanyak 0,02 ml suspensi bakteri diinokulasikan ke dalam cawan petri steril lalu ditambahkan 10 ml medium NA. Seluruh hasil fraksi KK yang diperoleh ditotol pada plat KLT kemudian dielusi menggunakan eluen dengan pemisahan terbaik yaitu n- heksana:etil asetat (8:2), lalu ditempelkan pada permukaan medium selama 15 menit lalu diangkat. Kemudian diinkubasi diinkubasi pada suhu 37 C selama 1 24 jam. Diamati zona bunuh yang terbentuk pada medium. Hasil positif ditandai dengan adanya zona bening pada daerah sekitar spot senyawa hasil isolasi. Pengujian Metabolit Sekunder Fraksi etil asetat hasil KK yang memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri dilakukan uji metabolit sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, streroid/terpenoid, fenol dan saponin. Fraksi (FEA1, FEA2, FEB1 dan FEB8) terlebih dahulu dilarutkan dengan methanol. Uji alkaloid dengan menambahkan HCl 2%, kemudian pereaksi Dragendorff, positif ditandai dengan endapan jingga kecoklatan dan pereaksi Mayer, positif ditandai endapan putih kuning. Uji flavonoid dengan pemanasan dan penambahan serbuk Mg serta HCl pekat dikocok, positif ditandai larutan merah, kuning/jingga. Uji steroid/terpenoid menggunakan pereaksi CH3COOH anhidrat, CHCl3 dan H2SO4 pekat, positif ditandai dengan terbentuknya cincin merah kecoklatan/ungu. Uji fenol dengan penambahan pereaksi FeCl3, positif ditandai dengan perubahan warna biru sampai hitam. Sedangkan uji saponin yaitu dengan menambahkan aquades kemudian dikocok, positif ditandai terbentuk buih yang tidak hilang jika ditambahkan HCl 10%. HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen ekstrak daun Libo diperoleh sebesar 0,0928 %. Sebanyak 50,29 gram Ekstrak kasar metanol daun Libo difraksinasi, diperoleh ekstrak etil asetat sebanyak 4,293 gram. Kemudian 3,915 gram ekstrak etil asetat disolasi dengan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV) dengan perbandingan eluen n-heksana:etil asetat yaitu 9:1; 8,5:1,5; 8:2; 7,5:2,5; 7:3; 6:4; 1:1; dan 4:6 selanjutnya ditingkatkan kepolaran eluennya dengan menambahkan eluen kloroform:methanol dengan perbandingan 9:1; 8:2; 7:3; 6:4; 1:1; dan 4:6 yang masing-masing dibuat dalam 400 ml. Hasil elusi dengan berbagai 133

perbandingan eluen tersebut diperoleh fraksi etil asetat sebanyak 14 fraksi. Fraksi yang memiliki pola pemisahan spot noda yang sama pada KLT digabungkan sehingga diperoleh 3 fraksi besar yaitu fraksi A, B dan C (Gambar 1), dengan berat masing-masing fraksi berturut-turut adalah 0,1094 gram, 0,4155 gram dan 0, 0984 gram. Kemudian fraksi A dan B dilakukan pemisahan lanjutan dengan metode Kromatografi Kolom Konvensional (KK) dengan eluen n- heksana:etil asetat (8:2) dan (7:3). Hasil pemisahan lanjutan diperoleh masingmasing 8 fraksi dari setiap fraksi besar. Fraksi A dikelompokkan menjadi 8 fraksi yaitu FEA1; FEA2; FEA3; FEA4; FEA5; FEA6; FEA7; FEA8, sedangkan untuk fraksi B dikelompokkan menjadi 8 fraksi yaitu FEB1; FEB2; FEB3; FEB4; FEB5; FEB6; FEB7; FEB8 (Gambar 2). Perbandingan eluen terbaik KLT untuk mengisolasi senyawa aktif antioksidan dan antibakteri yaitu n-heksana:etil asetat 8:2. KLT Hasil KCV ekstrak Etil asetat (F1-F14) a. UV 254 nm KLT 3 kelompok fraksi besar (A,B,C) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 b. UV 366 nm A B C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 A B C Gambar 1. KLT Hasil KCV (F1-F14) dan 3 fraksi besar hasil pengelompokan menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (8:2). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi. Pereaksi yang digunakan adalah larutan DPPH. DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil hal tersebut dikarenakan adanya delokalisasi elektron, sehingga molekul DPPH tidak mengalami dimerisasi, reaktivitasnya meningkat bila berdekatan dengan radikal lainnya dibandingkan dengan molekul yang bersifat netral. DPPH berwarna ungu tua, dan dapat larut dalam etanol dan metanol. Apabila bereaksi dengan senyawa antioksidan maka warna larutan akan memucat [6]. Seluruh hasil fraksi KK yang diperoleh ditotol pada plat KLT 134

kemudian dielusi menggunakan eluen dengan pemisahan terbaik yaitu n- heksana:etil asetat (8:2). Metode yang spesifik untuk mendeteksi bercak pada kromatogram hasil kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri, antifungi dan antibiotik, disebut bioautografi [7]. Pengujian aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun libo dengan metode KLT bioautografi, terhadap bakteri yang diuji yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Seluruh hasil fraksi KK yang diperoleh, di KLT kemudian dielusi menggunakan eluen dengan pemisahan terbaik yaitu n-heksana:etil asetat (8:2). KLT Hasil KK Fraksi A KLT Hasil KK Fraksi B FEA 1-8 FEB 1-8 a. Sinar tampak c. Sinar tampak 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 d. UV 254 nm b. UV 254 nm 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 c. UV 366 nm c. UV 366 nm 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 2.KLT Hasil KK fraksi FEA dan fraksi FEB menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (8:2). Berdasarkan hasil kedua uji dan pengamatan yang dilakukan, fraksi etil asetat daun libo dinyatakan memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antibakteri, Aktivitas antioksidan dan antibakteri dapat dilihat pada Tabel 1. Identifikasi metabolit sekunder pada penelitian ini dilakukan terhadap fraksi etil asetat hasil KK yang memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri yaitu, fraksi FEA1, FEA2, FEB1 dan FEB8. Hasil identifikasi metabolit sekunder fraksi etil asetat daun libo dapat dilihat pada Tabel 2. 135

Tabel 1. Hasil pengujian antioksidan dan antibakteri fraksi etil asetat daun libo Aktivitas Fraksi Antibakteri Antioksidan Staphylococcus aureus Eschericia coli FEA1 + - - FEA2 - + - FEA3 - - - FEA4 - - - FEA5 - - - FEA6 - - - FEA7 - - - FEA8 - - - FEB1 + - - FEB2 - - - FEB3 - - - FEB4 - - - FEB5 - - - FEB6 - - - FEB7 - - - FEB8 - - + Keterangan: (+): Memberikan aktivitas (-) : Tidak memberikan aktivitas Tabel 2. Hasil identifikasi golongan metabolit sekunder fraksi etil asetat daun libo Metabolit Sekunder Fraksi Steroid/terpenoi Alkaloid Flavonoid d Fenol Saponin FEA1 + - + + - FEA2 + - - + - FEB1 - - + - - FEB8 - - - - - Keterangan: (+): Teridentifikasi golongan metabolit sekunder (-) : Tidak teridentifikasi golongan metabolit sekunder Berdasarkan hasil identifikasi golongan metabolit sekunder, fraksi FEA1 positif mengandung alkaloid, steroid/terpenoid dan fenol, kandungan metabolit sekunder tersebut yang mengakibatkan aktivitas positif antioksidan yang ditimbulkan FEA1 terhadap DPPH. Fraksi FEA2 positif mengandung alkaloid dan fenol, hal inilah yang diyakini adanya kaitan dengan aktivitas positif antibakteri terhadap bakteri uji, namun hanya pada bakteri uji Staphylococus aureus tidak pada bakteri uji Eschericia coli, yang ditimbulkan fraksi FEA2. Pada fraksi FEB1 hanya positif mengandung steroid/terpenoid, kemiripin metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi FEA1 yaitu steroid/terpenoid. Metabolit tersebut diyakini dapat berfungsi sebagai antioksidan, begitu pula hasil uji aktivitas pada fraksi FEB1 yaitu positif 136

antioksidan terhadap DPPH. Sedangkan pada fraksi FEB8 tidak mengandung semua golongan metabolit sekunder yang diujikan baik alkaloid, flavonoid, steroid/terpenoid, fenol dan saponin. Fraksi FEB8 diduga mengandung senyawa golongan metabolit lain yang aktif terhadap bakteri uji Eschericia coli. Golongan metabolit pada fraksi FEB8 ini perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut untuk mengetahui golongan metabolit yang aktif terhadap bakteri uji Eschericia coli. KESIMPULAN Perbandingan eluen terbaik untuk mengisolasi senyawa aktif antibakteri dan antioksidan fraksi etil asetat daun libo yaitu n-heksana:etil asetat (8:2). Fraksi etil asetat daun libo memiliki aktivitas sebagai antioksidan, hal ini dapat dilihat dengan terjadi peredaman pada daerah spot noda plat KLT berdasarkan kemampuan peredaman DPPH pada lempeng plat. Fraksi etil asetat daun libo memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcusaureus terlihat dari terbentuknya zona bening. Kandungan metabolit sekunder aktif fraksi etil asetat adalah alkaloid, steroid, terpenoid dan fenol. DAFTAR PUSTAKA 1. Waluyo, Lud. 2008. Tekhnik Metode dasar dalam Mikrobiologi, UMM Press, Malang. 2. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasi dalam Kesehatan. Yogyakarta. Kanisius 3. Pelczar, M dan Chan.1988. Dasar- Dasar Mikrobiologi (Jilid 2) Jakarta: UI Press. 4. Rijai, Laode. 2013. Potensi Tumbuhan Libo (Ficus variegata, Blume) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial. Jurnal. Trop. Pharm. Chem. Vol 2. No. 3 5. Rolan Rusli, Myra Puspha Hardina, Fairul Muflihah, Agung Rahmadani. 2015. Profil Kromatografi Senyawa Aktif Antioksidan Dan Antibakteri Fraksi N-Heksana Daun Libo (Ficus Variegata Blume). Jurnal. Trop. Pharm. Chem. Vol 3. No. 2. 124-130 6. Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci. Technol., 2004, 26(2). 7. Djide, N. M. dan Sartini. 2008. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Lab. Mikrobiologi Farmasi UNHAS 137