Simulasi Proses Pengisian Bak Pengumpul PDAM dari Raw Water Intake dengan Kontrol PID

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

Gambar 2. front panel dan block diagram

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

LAPORAN SIMULASI SISTEM WATER LEVEL CONTROL DENGAN PID DAN SILO TO SILO DENGAN MENGGUNAKAN KONVEYER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Materi 9: Fuzzy Controller

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB

Optimasi Penggunaan Koagulan Dalam Proses Penjernihan Air

IMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

BAB I PENDAHULUAN. kendali dengan campur tangan manusia dalam jumlah yang sangat kecil.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

Distribusi Medan Akustik dalam Domain Interior dengan Metode Elemen Batas (Boundary Element Method)

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

BAB I PENDAHULUAN. suatu lingkungan tertentu. Mobile-robot tidak seperti manipulator robot yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Manfaat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Purwarupa Sistem Peringatan Dini dan Kendali Pintu Air Bendungan dengan Kendali PID

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

SIMULASI PROSES PENGENDALIAN ph LIMBAH CAIR LABORATORIUM DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UI MENGGUNAKAN KONTROLER PID LINEAR PADA MINI PLANT WA921

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

4.1. PENGUMPULAN DATA

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Rancangan

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN ph PADA INLINE FLASH MIXING DENGAN METODE NEURO-REGULATOR CONTROLLER. Dosen Pembimbing : Hendra Cordova, ST, MT.

BABI PENDAHULUAN. Pada masa sekarang dengan perkembangan teknologi yang sangat. pesat, memberikan berbagai kemudahan bagi kita untuk melakukan segala

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system)

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan

Controller. Fatchul Arifin

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

Desain dan Implementasi Kontroler PID Gain Scheduling untuk Sistem Pengaturan Proses Level pada Process Control Technology - 100

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA)

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL

Adaptive Fuzzy Untuk Menala Parameter PID pada Sistem Pengaturan Berjaringan. Nastiti Puspitosari L/O/G/O NETWORKED CONTROL SYSTEM (NCS)

Oleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI & PENGENDALIAN PROSES

III.11 Metode Tuning BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN IV.1 Alat Penelitian IV.2 Bahan Penelitian IV.3 Tata Laksana Penelitian...

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Transkripsi:

Simulasi Proses Pengisian Bak Pengumpul PDAM dari Raw Water Intake dengan Kontrol PID Tetti Novalina Manik 1), Nurma Sari 1) dan Nurul Aina 2) Abstrak: Sistem pengolahan air bersih terdiri dari beberapa unit yakni Raw Water Intake, bak pengumpul, Pulsator, Filter, Storage Well, Reservoir dan Clear Well. Pada dasarnya proses pengolahan air bersih pada tiap unit sudah dilakukan secara otomatis namun untuk pengoperasian pompa masih dilakukan secara manual, khususnya pada pengisian bak pengumpul dari raw water intake. Penelitian ini memodelkan penggunaan kontrol otomatis untuk mengatur proses pengisian bak pengumpul dari raw water intake. Kontrol otomatis yang digunakan yaitu pengontrol PID. Pengontrol PID berguna untuk mendapatkan kestabilan sistem pengisian bak pengumpul PDAM dan Simulasi pengontrolan PID ini dilakukan dengan menggunakan sofware Labview 7.1. Simulasi ini merupakan top level VI yang terdiri dari 3 buah subvi yakni subvi bak pengumpul berfungsi untuk menghasilkan level air aktual dan menghitung debit air yang keluar dari bak pengumpul, subvi pengontrol PID berfungsi untuk menghasilkan sinyal kontrol dan subvi kontrol valve berfungsi untuk menghasilkan persentase bukaan valve. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa proses pengisian bak pengumpul PDAM dari raw water intake dapat diperoleh cukup dengan memasang pengontrol integral (I) saja, karena dengan nilai konstanta I (K i ) = 3,985 sudah dapat menghasilkan sistem pengisian bak pengumpul PDAM yang baik pada waktu 2656 detik. Kata Kunci: PID, bak pengumpul, raw water intake, kontrol valve PENDAHULUAN Secara umum sistem pengolahan air bersih terdiri dari beberapa unit yakni Raw Water Intake (Bangunan penyadapan air baku), bak pengumpul, Pulsator, Filter, Storage Well, Reservoir dan Clear Well. Setiap unit terhubung dengan pipa dan untuk mengalirkan air dari satu unit ke unit yang lain digunakan pompa, sedangkan untuk mengendalikan aliran air dalam sistem digunakan kran (Wijaya, 2008). Proses pengolahan air bersih pada tiap unit sudah dilakukan secara otomatis namun untuk pengoperasian pompa masih dilakukan secara manual, khususnya pada pengisisan bak pengumpul dari raw water intake, sehingga diperlukan kontrol otomatis untuk mempermudah pekerjaan manusia. Salah satu kontrol otomatis yang banyak digunakan dalam dalam industry adalah pengontrol PID (Proportional Integral Derivative). Pengontrol ini terdiri dari 3 jenis pengontrol yang saling dikombinasikan, yaitu pengontrol P (Proportional), pengontrol I (Integral) dan pengontrol D (Derivative). Staf Pengajar 1) dan Mahasiswa 2) Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 37

38 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (37 48) Penelitian ini memodelkan proses pengisian bak pengumpul dari raw water intake secara otomatis menggunakan pengontrol PID yang dilakukan secara simulasi dengan menggunakan software LabView 7.1. dan sistem dinyatakan dalam rumusan matematik. Perancangan pengontrol PID dimaksudkan untuk mendapatkan sistem pengisian bak pengumpul PDAM yang baik. Pengontrol Proportional berfungsi mengeluarkan sinyal kontrol yang besarnya sebanding terhadap besarnya error (selisih antara besaran yang diinginkan dengan harga aktualnya). Pengontrol Proportional akan memberikan efek mengurangi waktu naik, tetapi tidak menghapus kesalahan keadaan tunak. Pengontrol Integral berfungsi untuk menghilangkan kesalahan keadaan tunak. Sedangkan pengontrol Derivative umumnya dipakai untuk mempercepat respon awal suatu sistem, tetapi tidak memperkecil kesalahan pada keadaan tunaknya. Raw Water Intake dan Bak Pengumpul Raw Water Intake merupakan unit penangkap air baku yang berasal dari sumber air permukaan seperti sungai, mata air, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Unit air baku yang diambil dari raw water intake terdiri dari tiga unit yaitu screen (penyaring), pompa intake dan bangunan sipil intake. Screen (penyaring) merupakan bangunan pengolah pertama. Disini air yang akan ditangkap disaring terlebih dahulu agar material atau kandungan di dalam air yang karena jumlahnya atau ukurannya dapat mengakibatkan gangguan pada proses pengolahan dapat terpisah dengan air yang akan diproduksi. Pompa intake, merupakan alat untuk menangkap dan mengirimkan air baku ke bangunan pengumpul. Pompa yang digunakan ada 5 buah yang mana tiap pompa memiliki kapasitas dan disain masingmasing. Bangunan sipil intake, merupakan tempat penunjang seluruh kegiatan operasional penyadap air baku. Bak pengumpul adalah bak pengumpul/penampung sementara air baku dari Raw Water Intake sebelum dipompakan ke Instalasi Pengolahan Air (IPA). Pada unit ini dilakukan proses pembubuhan koagulan dan proses pengadukan cepat (flash mixing) secara bersamaan. Koagulan adalah bahan kimia Aluminium Sulfat atau yang biasa disebut sebagai tawas yang digunakan pada air untuk membantu proses penggumpalan partikel-partikel kecil yang dapat

Manik, T. N., Sari, N. dan Aina, N., Simulasi Proses Pengisian Bak... 39 mengendap dengan sendirinya secara gravimetris. Unit ini berfungsi untuk membubuhkan zat koagulan secara teratur sesuai dengan kebutuhan dengan dosis yang tepat dengan cara gravitasi, yakni zat koagulan mengalir dengan sendirinya karena gravitasi. Sedangkan untuk meratakan zat koagulan yang ditambahkan agar dapat bercampur dengan air secara baik, sempurna dan cepat dilakukan pengadukan cepat yakni dengan penerjunan air (dengan bantuan udara bertekanan). Dari proses pengadukan cepat ini diharapkan terjadinya penggumpalan floc (partikel yang besar dan bisa mengendap dengan gravitasi) agar nantinya dialirkan ke 3 unit pulsator (Wijaya, 2008) Gambar 1. Disain Raw Water Intake ke Bak Pengumpul METODOLOGI PENELITIAN Simulasi proses pengisian bak pengumpul PDAM dari raw water intake dirancang menggunakan program Labview. Debit aliran air dari raw water intake ke bak pengumpul PDAM dikontrol alirannya dengan memakai Control Valve (kran) diman bukaannya dapat diatur antara 0 sampai 100 %. Control Valve menerima masukan berupa tegangan antara 1-5 Volt dengan karakteristik Normally Close. Pengontrol PID digunakan untuk mendapatkan kestabilan sistem pada proses pengisian bak pengumpul PDAM dari raw water intake dan untuk mendapatkan kombinasi konstanta pengontrol PID yang baik pada pengisian bak pengumpul PDAM,

40 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (37 48) dilakukan dengan cara try and error sampai mendapatkan respons pengontrol sesuai dengan yang diinginkan. Selain menentukan konstanta pengontrol PID, parameter lain yang harus dimasukkan/ditentukan adalah Set Point dan Error. Suatu sistem dikatakan berjalan dengan baik apabila Error yang dihasilkan sangat kecil atau mendekati 0. Beberapa asumsi data sistem yang digunakan dalam simulasi. Beberapa asumsi data sistem yang digunakan dalam simulasi.ini yaitu Bak pengumpul berbentuk silinder dengan alas berbentuk lingkaran dengandiameter alas 37.5 m dan tinggi bak pengumpul 10 m. Pipa output sebanyak 3 buah dan masing-masing alas pipa output berbentuk lingkaran dengan diameter 0.4 m, percepatan gravitasi 9.8 m/s 2. Debit aliran air yang masuk ke bak pengumpul dari unit raw water intake 0.649 m 3 /s. Pembuatan Program Dalam pembuatan simulasi ini perancang membaginya ke dalam beberapa subvi yaitu subvi bak pengumpul, subvi pengontrol PID dan subvi control valve. Setelah ketiga subvi ini selesai, langkah selanjutnya adalah menggabungkan ketiga subvi tersebut di bawah suatu VI yang akan menjadi top level VI. Adapun diagram alir untuk tiap subvi dan top level VI adalah: Gambar 2. Diagram alir sub VI bak pengumpul

Manik, T. N., Sari, N. dan Aina, N., Simulasi Proses Pengisian Bak... 41 Gambar 3. Diagram alir sub VI pengontrol PID Gambar 4. Diagram alir persentase bukaan valve

42 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (37 48) Gambar 5. Diagram alir top level VI Gambar 6 dan 7 merupakan dua bagian yang harus dikerjakan dalam program Labview yaitu front panel dan diagram blok. Front panel adalah bagian yang digunakan untuk mensimulasikan panel instrumen. Sedangkan diagram blok adalah source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel. Gambar 6. Front Panel Kontrol PID pada Proses Pengisisan Bak Pengumpul dari Raw Water Intake

Manik, T. N., Sari, N. dan Aina, N., Simulasi Proses Pengisian Bak... 43 Gambar 6. Diagram Blok Kontrol PID pada Proses Pengisisan Bak Pengumpul PDAM dari Raw Water Intake Gambar 7. Front panel bak pengumpul

44 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (37 48) Gambar 7, 8 dan 9 menunjukkan gambar front panel dari bak pengumpul, pengontrol PID dan control valve. Dari front panel dapat disimulasikan nilai-nilai masukan dan keluaran yang diinginkan. Gambar 7 merupakan nilai masukan yang digunakan pada subvi bak pengumpul untuk menghasilkan level air aktual yaitu level air sebelumnya, debit masukan, persentasi bukaan valve, diameter alas bak pengumpul, diameter alas pipa keluaran dan percepatan gravitasi. subvi ini juga menghitung debit air yang keluar dari bak pengumpul. Gambar 8. Front panel pengontrol PID dan control valve. Gambar 9. Front panel control valve.

Manik, T. N., Sari, N. dan Aina, N., Simulasi Proses Pengisian Bak... 45 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uji pengontrol proporsional integral derivatif (PID) didapatkan bahwa untuk pengontrol proporsional (P), nilai terbaik untuk konstanta P adalah 18,7123 dengan waktu yang dibutuhkan untuk menstabilkan sistem adalah 2744 detik. Range pemberian konstanta P yang baik berada pada 18,7123 sampai 18,8. Jika nilai konstanta P yang diberikan lebih besar dari 18,8, maka waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem semakin besar. Begitu pula jika nilai konstanta P yang diberikan lebih kecil dari 18,7123, maka waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem juga semakin besar. Apabila nilai konstanta proporsionalnya kecil, pengontrol proporsional akan menghasilkan respon sistem yang lambat, tetapi jika nilai tersebut diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan, akan mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil. Untuk pengontrol integral (I), nilai terbaik untuk konstanta I adalah 3,985. Jika nilai konstanta I yang diberikan lebih kecil dari 3,985 maka waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem semakin besar. Namun jika nilai konstanta I yang diberikan lebih besar dari 3,985, waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem adalah sama seperti pada saat diberikan konstanta I sebesar 3,985 yakni 2656 detik. Hal ini dikarenakan pengontrol integral menghasilkan keluaran yang nilainya sama dengan keluaran sebelumnya ketika errornya berharga nol. Pengontrol proporsional integral (PI) adalah gabungan dari pengontrol proporsional dan pengontrol integral. Berdasarkan uji pengontrol PI ini didapatkan bahwa, semakin kecil konstanta P yang diberikan untuk setiap konstanta I yang sama, maka waktu yang dibutuhkan untuk menstabilkan sistem semakin besar. Adapun kombinasi konstanta PI yang didapat adalah: 1. Untuk konstanta I = 0,5; kombinasi konstanta P terbaiknya adalah 13. Bila konstanta P lebih kecil dari 13 maka waktu yang dibutuhkan untuk menstabilkan sistem semakin besar tetapi bila konstanta P lebih besar dari 13 maka waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem adalah sama seperti pada saat diberikan konstanta P sebesar 13 yakni 2656 detik.

46 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (37 48) 2. Untuk konstanta I = 1, kombinasi konstanta P terbaiknya adalah 10. Bila konstanta P lebih kecil dari 10 maka waktu yang dibutuhkan untuk menstabilkan sistem semakin besar tetapi bila konstanta P lebih besar dari 10 maka waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem adalah sama seperti pada saat diberikan konstanta P sebesar 10 yakni 2656 detik. 3. Untuk konstanta I = 2, kombinasi konstanta P terbaiknya adalah 6. Bila konstanta P lebih kecil dari 6 maka waktu yang dibutuhkan untuk menstabilkan sistem semakin besar tetapi bila konstanta P lebih besar dari 6 maka waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem adalah sama seperti pada saat diberikan konstanta P sebesar 6 yakni 2656 detik. 4. Untuk konstanta I = 3, kombinasi konstanta P terbaiknya adalah 3. Bila konstanta P lebih kecil dari 3 maka waktu yang dibutuhkan untuk menstabilkan sistem semakin besar tetapi bila konstanta P lebih besar dari 3 maka waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem adalah sama seperti pada saat diberikan konstanta P sebesar 3 yakni 2656 detik. Dari hal di atas, terlihat bahwa pengontrol proporsional integral mirip dengan pengontrol integral. Namun ketika diberikan konstanta I = 4, berapa pun kombinasi konstanta P yang diberikan, waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem adalah sama yakni 2656 detik. Begitu pula ketika diberikan nilai konstanta P = 0, waktu dibutuhkan untuk mencapai kestabilan sistem juga sama yakni 2656 detik. Pemberian konstanta P = 0 sama dengan peniadaan pengontrol proporsional, sehingga dengan demikian dapat dikatakan cukup dengan pengontrol integral sudah dapat menghasilkan sistem pengisian bak pengumpul PDAM yang baik. Untuk pengontrol proporsional derivatif (PD), didapatkan bahwa semakin besar konstanta D yang diberikan untuk setiap konstanta P yang sama, maka waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem adalah semakin besar. Untuk sistem yang diberikan pengontrol ini, waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai kestabilan sistem cukup lama, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pengontrol PD kurang baik bila digunakan untuk proses pengisisan bak pengumpul.

Manik, T. N., Sari, N. dan Aina, N., Simulasi Proses Pengisian Bak... 47 Untuk pengontrol proporsional integral derivatif (PID), kombinasi konstanta terbaiknya adalah konstanta P = 0,0001; I = 3,985 dan D = 0,0001 dengan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kestabilan sistem selama 2656 detik. Nilai 0,0001 ini sangat kecil, apabila dianggap 0 atau dengan kata lain pengontrol proporsional dan pengontrol derivatif dihilangkan, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kestabilan sistem tetap sama yakni 2656 detik. Dari semua hasil uji pengontrolan, dapat dilihat bahwa waktu untuk mencapai kestabilan sistem dengan menggunakan pengontrol I, pengontrol PI dan pengontrol PID adalah sama yaitu 2656 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses pengisian bak pengumpul PDAM dari raw water intake cukup hanya memberikan pengontrol integral (I) saja. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil simulasi, dengan pengontrol proporsional (P) kestabilan sistem dapat tercapai dalam waktu 2744 detik dengan konstanta P (K p ) = 18,7123. Dengan pengontrol integral (I), kestabilan sistem dapat tercapai dalam waktu 2656 detik dengan konstanta I (K i ) = 3,985. Dengan pengontrol PI dan PID, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kestabilan sistem juga 2656 detik yakni ketika kombinasi K i yang diberikan adalah 3,985, dan untuk uji pengontrol PD waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kestabilan sistem adalah 2745 detik dengan kombinasi K p = 18,7123 dan konstanta D (K d ) berkisar antara 0,0001-0,001. Dari hasil simulasi kontrol PID diperoleh bahwa proses pengisian bak pengumpul PDAM dari raw water intake dapat diperoleh cukup dengan memasang pengontrol integral (I) saja, karena dengan nilai konstanta I (K i ) = 3,985 sudah dapat menghasilkan sistem pengisian bak pengumpul PDAM yang baik yakni pada waktu 2656 detik. DAFTAR PUSTAKA Lab. Instrumentasi Industri (INDI) Dept. Teknik Fisika ITB. 2006. Perkenalan Labview. http://energy.tf.itb.ac.id/ftp/members /aski%20nitip/modul%20indi/bab% 20 1%20-%20new.doc. Diakses tanggal 17 Maret 2009. ------. 2006. Studi Kasus Simulasi Pengontrol PID pada Plant Single Tank. http://energy.tf.itb.ac.id/ftp/members/ aski%20nitip/modul%20indi/bab%2 08%20-%20PID-Sim.doc. Diakses tanggal 17 Maret 2009.

48 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (37 48) Prihatinningtyas, E. & T.B. Bardan. 2003. Sistem Pengendalian dan Sistem Manajemen Pabrik serta Kajian Kelayakan Ekonomi. http://www.chem-istry.org/index.php?sect=fokus&ext=1 4 Diakses tanggal 23 April 2008. Widyantoro, S. 2003. Pengembangan Pengontrol PI Swatala Berbasis Metoda Neuro-Fuzzy dengan Arsitektur Anfis Untuk Primary Reformer di PT. Petrokimia Gresik. Tugas Akhir. Program Sarjana Strata 1, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Wijaya, A.I. 2008. Sistem Pengolahan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum Bandarmasih Kota Banjarmasin. Laporan Kerja Praktik. Program Sarjana Strata 1, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. (Tidak Dipublikasikan).