KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III TINJAUAN UMUM DAN RENCANA PENGEMBANGAN DAERAH PERENCANAAN

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

Tabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung

BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH TIMUR KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari

Daftar Kode Pos Kota Bandung

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

LAPORAN INTERIM. Evaluasi Dan Pembuatan DED SPAM Regional Akibat Adanya Perubahan Jalur Jaringan Pipa Distribusi Utama Untuk Pelayanan Ke Kota Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara ,91 BT. Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER TABEL III.1 KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Oleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 20 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 332 TAHUN 2010 TENTANG

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 938 TAHUN 2009 TENTANG

PROGRAM BANDUNG GREEN & CLEAN 2011

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang

III. TINJAUAN UMUM KOTA BANDUNG DAN WILAYAH GEDEBAGE

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap Negara

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 02 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat)

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERMASALAHAN PERUMAHAN DI GEDEBAGE KOTA BANDUNG

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 218 TAHUN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2001 TENTANG

DAFTAR KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG. No. KECAMATAN ALAMAT KELURAHAN. Andir. Jl. Srigunting Raya No.1, Telp.

KAJIAN INTEGRASI RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

TINJAUAN UMUM KOTA BANDUNG DAN WILAYAH GEDEBAGE

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI

Gambaran Umum Wilayah Studi

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG

Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di wilayah

BAB I DESKRIPSI PROYEK

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Merciana Daverta, 2013 Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

BAB IV GAMBARAN LOKASI

PENDEKATAN MODEL MARKOWITZ DALAM MENENTUKAN BESARNYA ALOKASI DANA UNTUK MENGURANGI JUMLAH KASUS DENGUE DI KOTA BANDUNG

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung 2016 FLOWCHART SOP LAPOR! LAPOR! Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat 1

BAB I PENDAHULUAN. tanah yang sah. Kebijakan itu berupa Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah

Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun Frekuensi Sampling. 1 Sungai Ciliwung 6 5 memenuhi-cemar ringan

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN ANDIR 2015

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENYUSUNAN ROADMAP POTENSI BENCANA DAN STRATEGI PENINGKATAN KETAHANAN BENCANA DI KOTA BANDUNG DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Penduduk Miskin (Dalam Juta) Percentace (%)

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 413 TAHUN 2010 TENTANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana geologi,

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KECAMATAN BATUNUNGGAL DALAM ANGKA TAHUN 2016 Nomor Katalog: Nomor Publikasi BPS: Ukuran Buku: 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman: x

KATALOG:

BATUNUNGGAL DALAM ANGKA 2015

PROFIL SANITASI SAAT INI

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

DAFTAR SASARAN PROGRAM DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008 JML PDD JML PDD NEON LANSIA WILAYAH KERJA BUMI. ANAK REM (Kelurahan) BALITA K SI (1.

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2001 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kota Bandung terletak pada posisi 107º36 Bujur Timur dan 6º55 Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Ha. Perhitungan luasan ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung. Secara administratif, Kota Bandung berbatasan dengan beberapa daerah Kabupaten/Kota lainnya, yaitu: 1. sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat; 2. sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi; 3. sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung; dan 4. sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

Gambar 2-1 Peta Orientasi Kota Bandung Secara morfologi regional, Kota Bandung terletak di bagian tengah Cekungan Bandung, yang mempunyai dimensi luas 233.000 Ha. Secara administratif, cekungan ini terletak di lima daerah administrasi Kabupaten/Kota, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan 5 yang termasuk Kabupaten Sumedang. B. Kondisi Topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m di atas permukaan laut (dpl). Titik tertinggi berada di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 m dpl, dan titik terendah berada di sebelah Selatan dengan ketinggian 675 m dpl. Wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan membentuk Kota Bandung menjadi semacam cekungan (Bandung Basin). C. Kondisi Geologi Keadaan geologis di Kota Bandung dan sekitarnya terdiri atas lapisan aluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di wilayah bagian Utara umumnya jenis tanah andosol, sedangkan di bagian Selatan serta Timur terdiri atas jenis aluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan Barat tersebar jenis tanah andosol. Secara geologis Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh Gunung Berapi yang masih aktif dan berada di antara tiga daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu

(i) sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber gempa bumi Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut- Tasikmalaya-Ciamis. Daerah-daerah ini aktif di sepanjang sesar- sesar yang ada, sehingga menimbulkan gempa tektonik yang sewaktu- waktu dapat terjadi. Selain itu Kota Bandung yang berpenduduk banyak dan padat serta kerapatan bangunan yang tinggi juga berisiko tinggi pada berbagai bencana. D. Kondisi Klimatologi Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan di sekitarnya. Namun pada beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan suhu, serta musim hujan yang lebih lama dari biasanya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, musim hujan dirasakan lebih lama terjadi di Kota Bandung. Secara alamiah, Kota Bandung tergolong daerah yang cukup sejuk. Selama tahun 2012 tercatat suhu tertinggi di Kota Bandung mencapai 30,9 o C yang terjadi pada bulan September. Suhu terendah di Kota Bandung pada tahun 2012 adalah 17,4 o C yaitu pada bulan Juli. Kondisi temperatur rata-rata Kota Bandung dari Tahun 2007-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tahun Tabel 2-1 Temperatur Rata-rata di Kota Bandung Tahun 2007-2012 Temperatur ( 0 C) Rata-rata Maksimum Minimum 2007 23,5 28,9 19,4 2008 23,1 28,6 19,4 2009 23,4 28,9 19,5 2010 23,3 28,4 20,0 2011 23,4 29,2 19,7 2012 23,4 29,3 9,5 Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tahun 2012 Semakin sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta meningkatnya pencemaran udara karena aktivitas penduduk berkontribusi dalam meningkatkan iklim mikro di Kota Bandung. Aktivitas pencemar yang tergolong besar adalah dari pertumbuhan jumlah kendaraan. Selain pertumbuhan jumlah kendaraan, keberadaan jalan Tol Cipularang turut meningkatkan jumlah

kendaraan menuju Kota Bandung. Hasil penelitian Departemen Teknik Lingkungan ITB, menunjukkan bahwa keberadaan tol Cipularang telah berimplikasi terhadap kualitas udara di Kota Bandung. Di titik masuk Kota Bandung seperti gerbang tol Pasteur dan jembatan Cikapayang, kandungan CO rata-rata pada hari Jumat dan Sabtu meningkat sekitar 38% (di hari normal sekitar 1.800 kg/hari menjadi 2.500 kg/hari pada Jumat dan Sabtu), sedangkan NOx meningkat 59% dan HC meningkat 50%. Meningkatnya pencemaran udara di Kota Bandung juga dipengaruhi oleh tidak terawatnya mesin kendaraan. Data BPLH Kota Bandung menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji emisi gas buang kendaraan bermotor, lebih dari 60% kendaraan berbahan bakar solar tidak memenuhi baku mutu emisi, sementara untuk yang berbahan bakar bensin berfluktuasi dari sekitar 10% hingga 52%. E. Kondisi Hidrologi Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 km, yaitu Sungai Cikapundung, Sungai Cipamokolan, Sungai Cidurian, Sungai Cicadas, Sungai Cinambo, Sungai Ciwastra, Sungai Citepus, Sungai Cibedung, Sungai Curug Dog-dog, Sungai Cibaduyut, Sungai Cikahiyangan, Sungai Cibuntu, Sungai Cigondewah, Sungai Cibeureum, dan Sungai Cinanjur. Sungai-sungai tersebut selain dipergunakan sebagai saluran induk dalam pengaliran air hujan, juga oleh sebagian kecil penduduk masih dipergunakan untuk keperluan MCK. Kota Bandung juga termasuk dalam wilayah Daerah Pengaliran Sungai (DPS) Citarum bagian hulu. Secara Nasional, DPS ini sangat penting karena merupakan pemasok utama waduk Saguling dan Cirata yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, pertanian, dan lainnya. Saat ini kondisi sebagian besar sungai di Kota Bandung telah mengalami pencemaran. Regulasi yang tidak tegas terhadap pengelolahan limbah pabrik menjadi salah satu penyebab tercemarnya sungai yang ada. Selain itu, penurunan kualitas sungai disebabkan oleh pembuangan air kotor oleh warga. Sungai Cikapundung

merupakan salah satu sungai penting yang membelah Kota Bandung dan saat ini telah banyak kehilangan fungsi ekologisnya. F. Penggunaan Lahan 1. lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. lindung di Kota Bandung terdiri atas: yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya; perlindungan setempat; RTH; pelestarian alam dan cagar budaya; Eks Industri; rawan bencana; lindung lainnya. 2. budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. budidaya di Kota Bandung terdiri atas: permukiman; pertanian; perdagangan dan jasa; industri; perkantoran. Secara lengkap, struktur penggunaan lahan di Kota Bandung dapat dilihat dalam grafik berikut.

Pemukiman Jalan Industri Kebun Campuran Kosong Pendidikan Fasilitas Umum Bandara Kesehatan Kolam 7,31 5,42 4,58 3,84 3,28 2,28 2,19 1,58 1,57 1,24 1,10 0,82 0,72 0,63 0,23 0,16 0,09 11,91 51,05 0 10 20 30 40 50 60 Persen (%) Sumber : BPS Kota Bandung, BDA Tahun 2012 Grafik 2-1 Struktur Penggunaan Lahan di Kota Bandung Tahun 2011 Sampai saat ini, perambahan kawasan terbangun (konversi lahan terbangun) semakin meluas ke daerah yang bukan peruntukannya, baik secara natural ataupun terencana. Semakin tinggi jumlah penduduk, disertai dengan kebutuhan ruang untuk tempat tinggal menjadi salah satu penyebab konversi lahan. Hal ini berimplikasi pada meningkatnya kerusakan lingkungan, terutama di bagian Utara dan Selatan. Bandung Utara (KBU) yang utamanya sebagai kawasan lindung, saat ini telah banyak mengalami konversi lahan yang tidak sesuai peruntukannya. 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan Perda Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung, memiliki kebijakan utama pembentukan struktur tata ruang, sebagai berikut: a. Mengembangkan 2 (dua) Pusat Pelayanan Kota (PPK) yaitu Inti

Pusat Kota yang berada di Alun-alun untuk wilayah Bandung Barat dan Gedebage untuk wilayah Bandung Timur. b. Membagi wilayah kota menjadi 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP), masing masing dilayani oleh satu pusat sekunder, terdiri dari pusat sekunder Setrasari, melayani WP Bojonegara; pusat sekunder Sadang Serang, melayani WP Cibeunying; Pusat Sekunder Kopo Kencana, melayani WP Tegalega; Pusat Sekunder Turangga, melayani WP Karees; Pusat Sekunder Arcamanik, melayani WP Ujungberung; dan Pusat Sekunder Margasari melayani WP Gedebage. Beberapa pengembangan kawasan budidaya Kota Bandung adalah sebagai berikut: Tabel 2-2 Rencana Pengembangan Budidaya No. 1 2 Rencana Pengembangan Perumahan Perdagangan Dan Jasa Uraian Perumahan Kepadatan Tinggi: Sukasari, Sukajadi, Cicendo, Andir, Bandung Kulon, Bojongloa Kidul, Regol, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Astanaanyar, Lengkong, Sumur Bandung, Buah Batu, Batununggal, Kiaracondong, Antapani, dan Cibeunying Kidul Perumahan Kepadatan Sedang: Bandung Wetan, Bandung Kidul, Cibeunying Kaler, Mandalajati, Arcamanik, Rancasari, dan Cibiru Perumahan Kepadatan Rendah: Cidadap, Ujung Berung, Gedebage, Cinambo, dan Panyileukan Pengembangan secara vertikal diperkenankan pada kawasan perumahan kepadatan sedang sampai tinggi Pembatasan pembangunan pada kawasan perumahan kepadatan rendah di Bandung Utara. Jasa: Pengembangan kegiatan jasa profesional, jasa perdagangan, jasa pariwisata, dan jasa keuangan ke wilayah Bandung Timur Pengembangan kegiatan jasa profesional, jasa perdagangan, jasa pariwisata, dan jasa keuangan di SPK wilayah Bandung Timur, SPK Sadang Serang, dan sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai dengan peruntukannya Pasar Tradisional: Peningkatan Pasar Induk Gedebage yang terpadu dengan pengembangan PPK Gedebage Pembangunan kembali kawasan Pasar Andir, Pasar Kiaracondong, Pasar Ciroyom, dan pasar lainnya. Pengaturan dan penataan pasar yang masih sesuai dengan peruntukannya dan relokasi pasar Lingkungan Kelurahan/

No. 3 4 5 6 Rencana Pengembangan Perkantoran Industri dan Pergudangan Wisata Buatan Pertanian Uraian Pengaturan kegiatan perdagangan grosir di Jalan Sukarno-Hatta. Pusat Perbelanjaan: Pengendalian pusat belanja di Wilayah Bandung Barat Pengembangan pusat belanja ke Wilayah Bandung Timur Pengendalian perkembangan pusat belanja dan pertokoan yang cenderung linier sepanjang jalan arteri dan kolektor Mempertahankan perkantoran pemerintah berskala Nasional, Provinsi dan Kota pada lokasi yang sudah berkembang Mengembangkan perkantoran pemerintahan baru di PPK Gedebage Industri Ringan dan Pergudangan: Mempertahankan industri kecil yang ada di lingkungan perumahan Mengembangkan industri kecil dan menengah ke Ujung Berung, Cibiru, dan Gedebage pergudangan diarahkan ke pinggiran kota yang ditunjang oleh akses yang memadai akan dikembangkan ke lokasi yang memiliki akses jalan arteri primer dan/atau akses peti kemas Gedebage Industri Rumah Tangga : Penetapan dan pengembangan industri rumah tangga Pengembangan fasilitas kota yang menunjang kegiatan industri rumah tangga Revitalisasi bangunan tua/bersejarah menjadi bagian dari industri rumah tangga Mempertahankan kawasan dan bangunan bersejarah Pembangunan obyek wisata di Wilayah Bandung Timur Mempertahankan obyek wisata pendidikan dan wisata budaya kota Pembangunan sarana konferensi ke arah Wilayah Bandung Timur Pengendalian dan pembatasan kegiatan hiburan di lokasi sekitar kegiatan peribadatan, pendidikan dan perumahan Mempertahankan kawasan pertanian tanaman pangan melalui intensifikasi lahan pertanian di Mandalajati, Ujung Berung dan Cibiru. Sumber : RTRW Kota Bandung 2011-2031 Kebijakan ruang dalam RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031 (Perda No.18 Tahun 2011), adalah sebagai berikut:

Tabel 2-3 Kebijakan Ruang Kota Bandung Aspek Kebijakan struktur tata ruang Arahan pengembangan pemanfaatan ruang Kebijakan pendukung struktur tata ruang Penjelasan Mengembangkan dua PPK untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung Timur; Membagi daerah menjadi delapan SWK, masing-masing dilayani oleh satu SPK; Mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata; Menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala pelayanannya; dan Menyerasikan sebaran fungsi kegiatan primer dan sekunder dengan fungsi dan kapasitas jaringan jalan. Mendorong dan memprioritaskan pengembangan ke Bandung bagian Timur; Mengendalikan bagian Barat daerah yang telah berkembang pesat dengan kepadatan relatif tinggi; dan Membatasi pembangunan di Bandung bagian Utara yang berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan berfungsi lindung bagi kawasan bawahannya. Menyempurnakan dan meningkatkan tingkat pelayanan prasarana (jaringan) transportasi yang ada untuk mendukung perkembangan pusat primer dan sekunder; Mengembangkan jalan alternatif dengan memprioritaskan jalan tembus yang sudah direncanakan; dan Meningkatkan akses melalui pengembangan jalan bebas hambatan dalam kota, pembangunan jalan lingkar Utara dan/atau akses Utara Selatan di Bandung Timur. Sumber: RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031 2.1.3. Wilayah Rawan Secara geologis Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi yang masih aktif dan berada di antara tiga daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu (i) sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber gempa bumi Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut- Tasikmalaya-Ciamis. Daerah-daerah ini aktif di sepanjang sesar- sesar yang ada, sehingga menimbulkan gempa tektonik yang sewaktu- waktu dapat terjadi. Selain itu, Kota Bandung yang berpenduduk banyak dan padat serta kerapatan bangunan yang mencapai 73,5% merupakan kawasan terbangun berisiko tinggi pada berbagai bencana. Ahli geografi dari kelompok cekungan Bandung menyebutkan ancaman bencana geologis bagi Kota Bandung sangat besar karena dikelilingi

patahan (sesar/fault) dari 3 penjuru, setiap sesar menyimpan potensi kegempaan. Di Utara patahan Lembang, di Barat patahan Cimandiri dan di Selatan patahan dengan jalur Baleendah dan Ciparay hingga Tanjungsari. Selain itu dasar Cekungan Bandung memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi akan memberikan efek yang lebih besar apabila terkena rambat gelombang gempa. Sedimentasi tertinggi terdapat di Cibiru, Gedebage, Soekarno-Hatta, dan Tol Purbaleunyi. Kejadian bencana Kota Bandung periode 2008-2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2-4 Kejadian di Kota Bandung Periode 2008-2012 Tahun Kejadian Lokasi Kejadian Keterangan 2008 2009 2010 2011 Banjir Angin Puting Beliung Gempa Bumi Banjir Kebakaran Banjir N/A N/A 18 dan 40 Kelurahan Arcamanik, Cibeunying Kidul, Cibiru, Mandalajati, Cidadap, Bandung Wetan, Astanaanyar, Bojongloa Kaler, dan Ujungberung. Mandalajati, Panyileukan, Ujungberung, Cibiru, Arcamanik, Cibeunying Kidul, Sumur Bandung, Cicendo, Cidadap, Bandung Wetan, Astanaanyar, dan Bojongloa Kaler Panyileukan, Arcamanik. Sukasari, Ujungberung. 3 kali 1 kali mengakibatkan 82 bangunan rumah penduduk rusak ringan, 39 rusak sedang, 52 rusak berat dan 10 orang luka-luka Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan terdapat 9 sekolah negeri dan 1 sekolah swasta yang rusak, yaitu 2 (dua) SD, 3 (tiga) SMP, 4 (Empat) SMA dan 3 (tiga) SMK banjir tersebut telah mengakibatkan 292 rumah rusak ringan, 229 rumah rusak sedang, dan 59 rumah rusak berat kebakaran tersebut telah mengakibatkan 715 bangunan toko/kios dan rumah terbakar. Kebakaran tersebut disebabkan oleh konsleting arus listrik dan meledaknya tabung gas 3 kg, diantaranya di Pasar Gedebage, Kelurahan Arjuna, Pasar Ujung Berung, dan di Jalan Veteran mengakibatkan kerusakan pada 2.495 rumah

Tahun Kejadian Lokasi Kejadian Keterangan 2012 tanah longsor Puting Beliung Banjir Banjir Cidadap, Batununggal dan Bojongloa Kidul Panyileukan, Buahbatu, Cidadap dan Rancasari Kel. Cipadung dan Kel. Cipadung Kidul ( Panyileukan) Kel. Maleer Batununggal Kel. Cipadung Jln. Desa Cipadung RT. 06/13 Kec. Cibiru 1. Kel. Hegarmanah; 2. Kel. Ciumbuleuit; 3. Kel. Hegarmanah; Cidadap 1. Kel. Pajajaran; 2. Kel. Arjuna; 3. Kel. Sukaraja; Cicendo Kel. Kebon Jeruk, Kec. Andir mengakibatkan 1 orang korban jiwa Terendam 33 Rumah Terendam 836 Rumah Korban sebanyak 7 RW (23 Rt), 510 unit rumah, 700 KK Kerugian 1 rumah dan 1 mini market 1. Kerugian roboh benteng tanah dan dinding tembok kamar; 2. Robohnya benteng; - 1 rumah; 3. Ambruknya benteng dan Rumah 1. Robohnya kirmir Kali Citepus; Robohnya kirmir TPU Sirna Raga 2. Kirmir Kali Citepus yang sudah retak di RW. 08; 3. Terjadi banjir akibat penyempitan saluran air Kerugian 6 rumah longsor; - Kirmir amblas volume 191 m Sumber : LKPJ AMJ Kota Bandung 1. Kel. Cibadak; 2. Kel. Nyengseret; Kel. Jatihandap Kec. Mandalajati Kel. Cipadung Kulon, Kec. Panyileukan Kel. Cibangkong Kec. Batununggal 1. Robohnya dinding 2 rumah, 3 KK, 10 jiwa; Dua rumah terseret arus sungai Korban meninggal - Akibat tertimpa tanah longsor di Kp. Cagak Kel. Cisurupan Kec. Cibiru A. Wilayah Rawan Alam Beberapa wilayah rawan bencana alam di Kota Bandung yang terindentifikasi antara lain sebagai berikut: 1. yang sering Terjadi Banjir, terutama daerah-daerah yang dilewati oleh 5 aliran sungai yaitu aliran sungai Cipaku, Cikapundung, Cibeunying, Cipamokolan, dan Cipadung.

2. Daerah Rawan Gempa Bumi: Bandung Kulon, Bandung Wetan, Batununggal, Bojongloa Kaler, Cicendo, Cinambo, Coblong, Kiaracondong, Lengkong, Regol, Sukajadi, Sukasari, dan Sumur Bandung. 3. Daerah Rawan : Cibiru, Mandalajati, Ujungberung, Cibeunying Kaler, Cidadap, dan Coblong. B. yang Timbul Akibat Kesalahan Manusia Untuk bencana yang timbul akibat kesalahan manusia, terindentifikasi sebagai berikut: 1. Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (karena jalan rusak) 2. Daerah Rawan Kebakaran: Babakan Ciparay dan Cicendo merupakan dengan jumlah kejadian yang terbanyak, kemudian disusul Astanaanyar, Bandung Kidul, Bandung Wetan, Sukajadi, Bandung Kulon, Batununggal, Bojongloa Kaler, Cibeunying Kidul, dan Cibiru.