BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Minyak Bumi dan dampaknya bagi Lingkungan. Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam

dokumen-dokumen yang mirip
2.1. Minyak Burnt dan Hidrokarbon. Putri (1994) mengatakan minyak mentah (Crude Oil) merupakan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan biosurfaktan secara biotransformasi menggunakan molasses sebagai media oleh Pseudomonas fluorescens Disusun Oleh : Astri Wulandari M.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atas komponen hidrofilik dan hidrofobik serta memiliki kemampuan menurunkan

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. merupakan limbah yang berbahaya, salah satunya adalah limbah oil sludge yang

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB I PENDAHULUAN. Oil sludge merupakan sedimen atau endapan pada dasar tangki

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan minyak bumi akibat. kecerobohan manusia telah mengalami peningkatan dan

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Macam macam mikroba pada biogas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB II LANDASAN TEORI

SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

Pengantar KO2 (Kimia Organik Gugus Fungsi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI KONSENTRASI CRUDE OIL DAN SUMBER NITROGEN PADA PRODUKSI BIOSURFAKTAN OLEH BAKTERI HIDROKARBONOKLASTIK DARI SUMUR BANGKO

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

BAB I PENDAHULUAN. buangan sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan (Fahruddin, 2010). Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 1999

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

PERCOBAAN II PENGARUH SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN A. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat 2.

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun yang lalu, sebagai dekomposisi bahan-bahan organik dari hewan dan

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pencemaran Minyak di Laut dan Komponen-Komponennya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

Media Kultur. Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali.

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

Air adalah wahana kehidupan

Pertumbuhan Total Bakteri Anaerob

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidrokarbon dapat larut di dalam air atau sebaliknya (Desai and Banat, 1997).

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Acinetobacter sp. P2(1) dan crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak (Sirait et al., 2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip dasar alat spektroskopi massa: ANALISIS MASSA. Fasa Gas (< 10-6 mmhg)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Bumi dan dampaknya bagi Lingkungan Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk di dalamnya aspal dan lilin (Kristanti, 2005). Minyak bumi terbentuk dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan atau tumbuhan) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan ataupun di daerah lepas pantai (Anonim, 2007). Bahan utama yang terkandung dalam minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa nitrogen (0-0,5 %), belerang (0-6 %) dan oksigen (0-3,5 %). Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah didegradasi dan komponen yang sulit didegradasi. Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal. Sedangkan komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen minyak bumi yang jumlahnya lebih sedikit dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bakteri pendegradasi komponen ini jumlahnya lebih sedikit karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak (Anonim, 2007).

Sifat fisika minyak bumi diantaranya adalah mempunyai kekuatan menyebar di atas permukaan air dengan membentuk oil film. Senyawa hidrokarbon minyak bumi memiliki karakteristik toksik, karsinogenik, dan mutagenik yang dapat merusak sel syaraf. Oleh karena itu jika terakumulasi pada tanah dapat menyebabkan kerusakan tekstur tanah yang terkontaminasi. 2.2. Surfaktan Surfaktan atau Surface Active Agent merupakan suatu molekul amphipatic atau amphiphilic yang mengandung gugus hidrofobik dan lipofilik dalam satu molekul yang sama. Secara umum kegunaan surfaktan adalah untuk menurunkan tegangan permukaan, meningkatkan kestabilan partikel yang terdispersi, dan mengontrol jenis formasi emulsi, misalnya minyak di dalam air atau air di dalam minyak (Fiechter, 1992). Surfaktan akan terserap ke dalam permukaan partikel minyak atau air sebagai penghalang yang akan mengurangi atau menghambat penggabungan dari partikel yang terdispersi. Surfaktan terbagi menjadi empat bagian penting dan digunakan secara meluas pada hampir semua sektor industri modern. Jenis-jenis surfaktan tersebut adalah surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonionik dan surfaktan amfoterik. Surfaktan anionik adalah senyawa yang bermuatan negatif dalam bagian aktif permukaan (surface-active) atau pusat hidrofobiknya. Surfaktan kationik adalah senyawa yang bermuatan positif pada bagian aktif permukaan atau gugus antarmuka hidrofobiknya (hydrofobic surface-active) (Sumarsih, 2002). Surfaktan non ionik adalah surfaktan yang tidak bermuatan atau tidak terjadi ionisasi molekul. Sedangkan surfaktan amfoterik adalah surfaktan yang

8 mengandung gugus anionik dan kationik, dimana muatannya bergantung pada ph. Pada ph tinggi dapat menunjukkan sifat anioniknya sedangkan pada ph rendah akan menunjukkan sifat kationik (Kosaric, 1992). Surfaktan sintetik secara luas digunakan dalam beberapa industri, misalnya dalam industri petroleum, agrikultur, medis, makanan dan kosmetik, tekstil, dll. Surfaktan paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun dan deterjen. Tipe surfaktan yang sering digunakan adalah Linear Alkyl Benzenesulfonates (LAS), Alkohol Sulfates (AS), Alkohol Eter Sulfates (AES) (Murni, 1998 ; Surfaktan berbasis bahan alami dapat dibagi menjadi empat kelompok dasar yaitu surfaktan yang berbasis minyak - lemak seperti monoglisakarida, digliserida, poligliserol ester, fatty alkohol sulfat, dan fatty alkohol etoksilat. Surfaktan yang kedua adalah berbasis karbohidrat seperti alkyl poliglukosida, dan N-metil glukamida, yang ketiga adalah ekstrak bahan alami seperti lesitin dan saponin, dan yang keempat adalah biosurfaktan yang diproduksi oleh mikroorganisme, seperti rhamnolipid dan sophorolipid (Fiechter, 1992). 2.3. Biosurfaktan dan mikroorganisme yang memproduksinya Biosurfaktan adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroba sebagai metabolit sekunder yang dapat menurunkan tegangan permukaan (Jenning et al, 2000). Produk metabolit yang dihasilkan merupakan senyawa aktif pada permukaan seperti glikolipid, lipopeptida, protein kompleks-polisakarida, phospolipid, asam lemak dan lemak netral (Maneerat, 2005). Ujung hidrofobik biosurfaktan biasanya berupa lemak jenuh, lemak tak jenuh atau asam lemak

hidroksilasi, sedangkan kelompok hidrofilik-nya dapat berupa salah satunya ionik atau nonionik dan terdiri dari mono-, di-, atau polisakarida, asam karboksilat, asam amino atau peptida (Makkar et al, 2003). Beberapa mikroorganisme yang ada, sebagian besar biosurfaktan dihasilkan oleh bakteri. Biosurfaktan memiliki sifat fisika dan kimia yaitu dapat menurunkan tegangan permukaan dan menstabilkan bentuk emulsi yang digunakan untuk mengetahui dan menyaring mikroorganisme yang berpotensi menghasilkan biosurfaktan (Desai, 1993). Parameter yang mempengaruhi proses produksi baik jenis maupun jumlah biosurfaktan adalah sumber karbon alami, parameter fisika dan kimia seperti aerasi serta temperatur dan ph (Fiechter, 1992). Perubahan substrat sering menyebabkan perubahan struktur produk, sehingga merubah sifat-sifat surfaktan yang dihasilkan. Oleh karena itu pemilihan sumber karbon sangat ditentukan oleh tujuan kekhususan penggunaan. Camoetra et al (1998) menerangkan bahwa jenis medium dan kondisi pertumbuhan bisa mempengaruhi jenis dan hasil biosurfaktan. Sumber karbon yang berbeda seperti gliserol, glukosa, manitol dan etanol yang digunakan untuk produksi rhamnolipid oleh Pseudomonas sp. memberikan pengaruh terhadap produksi biosurfaktan (Daziel et al, 1996). Biosurfaktan banyak digunakan dalam beberapa industri diantaranya kosmetik, kesehatan, makanan, dan untuk meningkatkan hasil minyak bumi dengan teknologi MEOR (Microbiology Enhance Oil Recovery). Biosurfaktan memiliki keunggulan dibandingkan surfaktan sintetik yaitu mudah terdegradasi, tersedia dalam jumlah besar di alam serta toksisitas rendah (Kosaric, N., 1992;

10 Linn et al., 1994). Beberapa tipe biosurfaktan yang dihasilkan oleh mikroba seperti pada label 1 (Kosaric N. 1992). Tabel 1. Beberapa Jenis Biosurfaktan yang Dihasilkan dari Mikroba No Mikroba Tipe Surfaktan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Torulopsis bombicola Pseudomonas aeruginosa Bacillus licheniformis Bacillus subtilis Pseudomonas sp. DSM2874 Arthrobacter paraffincus Arthrobacter Pseudomonas fluorescens Pseudomonas sp. MUB Torulopsis petrophillum Candida tropicalis Glikolipid (sophorolipid) Glikolipid (rhamnolipid) Lipoprotein (surfaktin) Lipoprotein (surfaktin) Glikolipid (rhamnolipid) Glikolipid Glikolipid Rhamnolipid RMmnoipid Glikolipid atau protein Polisakarida dan asam kompleks lemak Biosurfaktan dibagi dalam beberapa kelas, yaitu: 1. Glikolipid Sebagaian besar biosurfaktan yang dikenal adalah glikolipid yaitu karbohidrat yang dikombinasikan dengan rantai panjang asam alifatik atau asam hidroksialifatik, yang termasuk dalam kelompok glikolipid ini adalah rhamnolipid, trehalolipid dan sophorolipid (Gautam et al, 2006). Rhamnolipid dihasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa (Christofi et al, 2002). Kelompok glikolipid yang paling banyak diteliti adalah rhamnolipid (gambar 1).

11 OCH - CH 2 COOH - CH - CH 2 COOR (CH 2 '2'6 ), (CH 2 ) 6 CH, OH OH Gambar 1. Struktur Rhamnolipid Pseudomonas Beberapa tipe struktur trehalolipid yang dihasilkan oleh mikroba telah banyak dilaporkan. Disakarida trehalosa berikatan pada C-6 dan C-6' yang berasosiasi dengan sebagian besar spesies Mycobacterium, Nocardia dan Corynebacterium (Ochsner et al, 1995). Trehalosa dimikolat dihasilkan oleh Rhodococcus erythropolis (Gambar 2). Trehalolipid dari R. erythropolis dan Arthrobacter sp dapat menurunkan tegangan permukaan pada medium cair antara 25-40 mn/m dan 1-5 mn/m (Gautam et al, 2006). sedangkan sophorolipid kebanyakan dihasilkan oleh yeast seperti Torulopsis bombicola (Makkar et al, 2003). CH 3 O - CO - CH - CHOH - (CH 2 ) - CH 3 OH OH O / OH H 2 ( - (H 2 C) - HOCH - CHC - OCH 3 Gambar 2. Trehalolipid

12 2. Lipopeptida dan Lipoprotein Rantai lipopeptida surfaktin yang diproduksi oleh Bacillus subtilis ATTC 21332 adalah salah satu biosurfaktan yang paling bagus. la dapat menurunkan tegangan permukaan dari 72 mn/m menjadi 27,9 mn/m (Ron et al, 2001). 3. Asam lemak, pospolipid dan lipid netral Beberapa mikroba dan yeast sebagian besar menghasilkan asam lemak dan surfaktan pospolipid selama masa pertumbuhan pada n-alkana. Phospatidiletanolamin dihasilkan oleh Rhodococcus erythropolis yang tumbuh pada n-alkana menyebabkan turunnya tegangan permukaan antara air dan heksadekana lebih rendah dari 1 mn/m (Urum et al, 2004). 4. Polimer Biosurfaktan 5. Partikulat Biosurfaktan Menurut Makkar dan Rockne (2003) terdapat tiga cara transport hidrokarbon ke dalam sel bakteri secara umum yaitu yang pertama interaksi sel dengan hidrokarbon terlarut dlam fase cair. Kedua, kontak langsung (perlekatan) sel dengan permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel mikroba, sehingga pengambilan substrat dilakukan dengan difusi atau transport aktif. Ketiga, interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau terlarut oleh bakteri. 2.4. Minyak Bumi dan Hidrokarbon Putri (1994) mengatakan minyak mentah (Crude Oil) merupakan suatu substansi yang bersifat komplek dan dibentuk oleh lebih kurang seribu macam

13 molekul organik serta mengandung bahan utama berupa hidrokarbon yaitu senyawa yang terdiri dari karbon dan hidrogen, nitrogen serta oksigen dan sebagian kecil logam seperti nikel, vanadium dan besi. Minyak bumi yang merupakan senyawa hidrokarbon dapat dibagi berdasarkan jenis ikatannya, yaitu : 1) parafin atau alkana : formulanya adalah C n H2n+2- Parafin mempunyai ikatan jenuh dan lurus, merupakan komponen terbesar dari berbagai macam crude oil. 2) iso-parafm atau iso-alkana : mempunyai formula sama dengan parafin, tetapi rantai ini bercabang. 3) naphtan/sikloalkana : formula adalah C n H2 n merupakan alkana siklik dan komponen kedua terbesar dalam crude oil. 4) Aromatik yaitu rantai yang memiliki ikatan benzena (Lubis, 2000, Clark dan Brown, 1997, Anshory, 1987, dan Cornell dan Miller, 1995). 2.5. Sifat Penyebaran Minyak Bumi di Perairan Sifat fisika minyak bumi diantaranya mempunyai kekuatan menyebar di atas permukaan air dengan membentuk oil film. Minyak yang tertumpah atau terbuang ke dalam perairan akan mengalami berbagai proses fisika, kimia, biologis. Proses ini meliputi penyebaran dan pemindahan oleh angin dan arus, penguapan komponen yang bersifat volatil, pencampuran, emulsifikasi air dalam minyak atau sebaliknya dan pemecahan menjadi partikel kecil dalam air. Kemudian segera diikuti proses oksidasi, foto-kimia dan biologis (Atlas dan Bartha, 1981). Laju degradasi mhiyak mentah dalam air pada dasarnya dipengaruhi oleh suhu, kecepatan angin, oksigen terlarut dan beberapa organisme pengurai. Pendegradasian mhiyak mentah ini merupakan suatu runutan reaksi kimia yang

14 terjadi dengan pemutusan ikatan antara atom karbon dengan hidrogen. Semakin meningkat laju pemutusan ikatan tersebut maka kadar minyak mentah akan semakin menurun (Hutagalung, 1990). 2.6. Dampak Pencemaran Minyak di Perairan Coutrier (1976) mengatakan bahwa dampak pencemaran minyak di lingkungan perairan, khususnya laut ditinjau dari segi biologinya dapat dilihat secara garis besar sebagai berikut: (a). Toksisitas letal hidrokarbon aromatik yang mudah larut dapat bersifat letal atau mematikan hewan dewasa pada konsentrasi 1-100 ppm, dan mematikan larva pada konsentrasi lebih rendah yaitu 0.1-1 ppm. (b) Efek subletal efek fisiologi yang mengakibatkan terganggunya tingkah laku pada hewan dewasa yang terkena pencemar pada konsentrasi 1-10 ppm. (c) Efek sebagai akibat penyelimutan minyak yaitu kematian pada hewan air karena tersumbatnya insang atau saluran pencernaan, tidak berfungsinya usus, tidak bernafas karena kurang udara. (d) Tercemarnya ikan dan jenis udang karena terkena komponen minyak. (e) Berubahnya habitat dan ekosistem lautan karena tertimbunnya minyak didasar laut.