PENDAHULUAN. Nabi Muhammad saw menurut al-qur an adalah Rasul utusan Allah, Nabi

dokumen-dokumen yang mirip
Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia.

BAB II SUNNAH DAN MACAMNYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Hadits-hadits Shohih Tentang

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Ma had Tarbawi Al-Hurriyyah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis


Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

BAB I PENDAHULUAN. inilah yang dikatakan Agama, diputuskan oleh akal dan logika dan dibenarkan

Iman Kepada KITAB-KITAB

Sejarah Salat; Esensi Isra Mi raj

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

NILAI HADIS KITAB AL-TAUHI>D KARYA IBN KHUZAYMAH BAB RU YATULLA>H YAUM AL-QIYA>MAH DALAM PERSPEKTIF KAEDAH KESAHIHAN HADIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

TA LIM MADANI 15 Iman Kepada Nabi & Rasul Allah

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB II DESKRIPSI TENTANG KAJIAN IKHTILA<F AL-H{ADI<TH. ikhtalafa-yakhtalifu yang berarti berselisih, tidak sepaham. 1 Menurut Ibn Manz}u>r,

Parlindungan Simbolon

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Dari segi bahasa : menutupi atau mengingkari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nabi Muhammad saw menurut al-qur an adalah Rasul utusan Allah, Nabi yang terakhir, penyampai ajaran agama Islam, perilakunya merupakan teladan yang baik, dan kehadirannya membawa berita yang menggembirakan dan berita yang menakutkan, selain itu kehadirannya merupakan rahmat bagi semesta alam. 1 Apabila demikian, seluruh hadis Nabi merupakan bagian penting dalam dari bukti keutamaan Nabi dalam mempraktekkan ajaran agama Islam. Dalam al-qur an pula dinyatakan bahwa dalam menyampaikan ajaran Islam, Nabi mendapatkan bimbingan dari Allah Swt, seperti ketika Nabi diperintah untuk menyampaikan dakwahnya dengan bijaksana. Tentunya perintah tersebut ia laksanakan dengan penuh kesempurnaan karena kepatuhan Rasulullah Saw kepada Allah sangatlah tinggi. Apabila Nabi keliru dalam menjalankan perintah Allah, niscaya Allah akan mengingatkannya. 2 Hadis-hadis yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw merupakan sumber rujukan kedua dalam syariat Islam setelah al-qur an, dan menjadi pangkal kedua dari hukum-hukum shar i. 3 1 M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi Menurut Pembela Pengingkar Dan Pemalsunya, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 109. 2 Ibid., 110. 3 Na>fidh H{usayn H{amma>d, Mukhtalif al-h{adi>th Bayna al-fuqaha> wa Al-Muh}addithi>n, (t.tp.: Da>r al-wafa>, 1993), 5. 1

2 Allah berfrman dalam surat al-nisa> : 59, اأ ا ان ر آي ا أ ط ع ا انه أ ط ع ا انس س ل أ ن ان ؤ ي س ي ك ى ف ئ ت اش ع ت ى ف ش ء ف س د إ ن انه انس س ل إ ك ت ى ت ؤ ي ب انه ان و ان آخ س ذ ن ك خ س أ ح س ت ؤ ه ا Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan uli> alamri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-qur an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. 4 Hadis Nabi pula berfungsi sebagai penjelas bagi al-qur an tersebut, sebagai penafsirannya, sebagai baya>n atas kemushkilan al-qur an, dan lain sebagainya. Dan sesungguhnya tidaklah mungkin mengamalkan apa yang telah tertulis dalam al-qur an tanpa ada penjelasan dari Rasulullah Saw melalui sabda, perbuatan, maupun keputusan Nabi. 5 Allah Swt berfirman dalam surat al-nah}l, 44: أ ص ن ا إ ن ك انر ك س ن ت ب ن ه اض ي ا ص ل إ ن ى ن ع ه ى ت ف ك س Dan Kami turunkan kepadamu al-quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. 6 Selain itu, dalam surat al-nah}l: 64, ي ا أ ص ن ا ع ه ك ان ك ت اب إ ن ا ن ت ب ن ى ان ر اخ ت ه ف ا ف د ز ح ة ن ق و ؤ ي 4 Departemen Agama R.I., al-qur an dan Terjemahannya (Solo: PT Qomari Prima Publiser, 2007), 114. 5 H{amma>d, Mukhtalif al-h{adi>th, 5. 6 Departemen Agama R.I., al-qur an dan Terjemahannya, 370.

3 Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-kitab (al-qur an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. 7 Ketika hadis atau sunnah tersebut benar-benar dari Nabi, maka ia merupakan syariat dan petunjuk bagi kaum muslimin yang harus dipatuhi. Sebagian hadis ada yang berupa wahyu melalui Jibril, sebagian melalui ilham, ada pula yang melalui ijtiha>d Rasulullah. 8 Ketika Rasulullah Saw melakukan ijtiha>d dan tidak turun wahyu yang mengingatkannya dalam bentuk teguran, maka dianggaplah keputusan dalam berijtiha>d tersebut datangnya dari Allah, dengan artian apa yang datang dari Nabi Muh}ammad adalah wahyu, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat al- Najm, 1-4: ان ج ى إ ذ ا, ي ا ض م ص اح ب ك ى ي ا غ, ي ا ط ق ع ان, إ إ ن ا ح ح. Demi bintang ketika terbenam. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (al-qur an) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). 9 Nabi Muhammad hidup di tengah-tengah masyarakat. Komunikasi Nabi dengan masyarakat tidak hanya terjadi secara satu arah saja (dari Nabi kepada ummatnya), tetapi komunikasi tersebut terjadi dua arah secara timbal balik. Terkadang Rasulullah menerima pertanyaan dari para sahabatnya. Bahkan, pada 7 Ibid., 373. 8 Muh}ammad b. Muh}ammad Abu> Shahbah, Difa> An al-sunnah (t.tp.: Maktabah al- Sunnah, 1989), 5. 9 Departemen Agama R.I., al-qur an dan Terjemahannya, 763.

4 kesempatan tertentu, Nabi mengomentari peristiwa yang sedang terjadi. Selain adanya sebab yang memunculkan hadis tersebut, ada pula hadis yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. 10 Segi-segi yang berkaitan erat dengan diri Nabi dan suasana yang melatar belakangi ataupun yang menyebabkan terjadinya hadis tersebut mempunyai kedudukan penting dalam pemahaman suatu hadis. Bisa saja sebuah hadis dipahami secara tekstual, dan ada hadis-hadis lain yang hanya dapat dipahami secara kontekstual. Pemahaman hadis secara tekstual dilakukan apabila ada petunjuk hadis yang kuat dan mengharuskan hadis yang bersangkutan dipahami dan diterapkan secara tersirat (kontekstual). 11 Namun terkadang ada beberapa hadis Nabi yang apabila diperbandingkan, dari segi sanadnya sama-sama s}ah}i>h}, maka dapat ditemukan beberapa hadis yang tampaknya saling bertentangan, dan itu menimbulkan kesan yang tidak sejalan pada petunjuk Nabi dalam memandang suatu persoalan. Ada beberapa kelompok yang menyatakan bahwa riwayat hadis yang bersangkutan bukanlah berasal dari Nabi, alasannya mustahil Nabi memberikan petunjuk kepada umatya denagn petunjuk yang saling bertentangan. Kalangan tertentu ada yang menjadikan masalah pertentangan pada hadis Nabi tersebut bukanlah termasuk dalam ajaran agama Islam. 12 Beberapa kelompok ahl bid ah melancarkan serangan dengan gencar terhadap sunnah dan ahli hadis karena kesalahan mereka dalam memahami hadis, 10 M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual (Jakarta: Bulan Bintang, 2009), 5. 11 Ibid., 6. 12 Ismail,Hadis Nabi Menurut..., 111.

5 sehingga mereka membuat tuduhan bahwa ahli hadis telah berdusta dan meriwayatkan keterangan-keterangan yang bertentangan, lalu menyandarkannya kepada Nabi Saw. 13 Beberapa pandangan di atas telah mengesampingkan bahwasannya ada kemungkinan kebijaksanaan Nabi yang telah mengharuskan lahirnya bentukbentuk pernyataan yang tampak saling bertentangan. Ulama ahli hadis telah mengajukan beberapa tawaran penyelesaian terhadap kajian h}adi>th mukhtalif sehingga hadis-hadis yang tampaknya bertentangan itu dapat teratasi. 14 Perkara ikhtila>f al-h}adi>th telah berlangsung di kalangan ulama, dan dalam penyelesaiannya para ulama mengelompokkan kajian ini ke dalam salah satu kajian ilmu hadis yaitu, mushkil al-h}adi>th, ikhtila>f al-h}adith, ta wi>l al-h}adi>th, dan talfii>q al-h}adith. Maksud dari setiap penamaan tersebut adalah sama. 15 Dari itulah, membahas permasalahan ikhtila>f al-h}adi>th menjadi sesuatu yang penting dalam membangun pemikiran yang islami, dan membentuk pemikiran yang berbeda-beda pada ummat Islam, khususnya dalam hal pencegahan serangan akhlaq maupun pikiran. Para ulama telah mengerahkan upaya mereka dalam segala hal untuk menjaga kemuliaan hadis Nabi, menjaga dari segala apa yang dapat meruntuhkan hadis itu sendiri, melalui pemikiran- 13 Nu>r al-di>n Itr, Ulumul Hadis, terj. Mujiyo (Bandung: Rosdakarya, 2012), 350. 14 Ibid., 111. 15 Muh}ammad Ajja>j al-kha>tib, Us}u>l al-h{adi>th Ulu>muhu wa Mus}t}alah}uhu (Beyru>t: Da>r al-fikr, 2009), 183.

6 pemikiran yang menyeleweng dari pemikiran yang benar, dan para ulama tersebut tidak pernah menyerah dalam melakukannya. 16 Beberapa ulama telah mencurahkan ilmu mereka dalam penyusunan literatur dalam bidang ikhtila>f al-h}adi>th. Dalam sejarah, ulama yang terkenal dalam penyusunan kitab tersebut adalah Ima>m al-sha>fi i (w 203 H) dengan karyanya yang berjudul Ikhtila>f al-h{adi>th. Kemudian disusul oleh Ibn Qutaybah (w 276 H) yang menyusun kitab dengan judul Ta wi>l Mukhtalif al-h{adi>th, selain itu ada pula ada karya al-t{ah}a>wi> (w 321 H) yaitu Mushkil al-a>tha>r, Abu Bakr Muhammad b. Al-H{asan (Ibn Fu>raq) (w 406 H) yaitu Mushkil al-h{adi>th wa Baya>nuhu, dan lain sebagainya. 17 Kegigihan ulama terhadap kajian ikhtila>f al-h}adi>th telah ada pada masa sahabat, mereka berijtihad dengan memadukan berbagai hadis lalu menjelaskan dan menjabarkan maknanya. Kemudian berlanjut hingga masa ulama-ulama setelahnya. Salah satu ulama yang mempunyai peran penting dalam kajian ikhtila>f al-h}adi>th adalah Ibn Qutaybah (w 276 H), dia seorang yang menguasai banyak cabang ilmu: bahasa Arab, Nah}wu, sastra Arab, tafsir, hadis, fiqh, dan lain-lain. Dalam bidang hadis, ia berguru kepada Abu> Ya qu>b Ish}a>q b. Ibra>hi>m b. Makhlad b. Ibra>hi>m al-hanzali> al-mrwa>zi> (w 238 H). 18 Salah satu karyanya dalam bidang hadis adalah kitab Ta wi>l Mukhtalif al- H{adi>th, kitab ini adalah hasil karya terpenting miliknya dan sekaligus cerminan 16 Abd Alla>h Sha ba>n Ali, Ikhtila>f al-muh}addithi>n wa al-fuqaha> fi al-h{ukmi Ala al- H{adi>th (Kairo: Da>r al-h{adi>th, t.th), 5. 17 Al-Kha>tib, Us}u>l al-h{adi>th 184. 18 Azyumardi Azra dkk, Ensiklopedi Islam, vol III (Jakarta: Ikhtiar Baru van Hoeve, 2005), 95.

7 zamannya, yakni pembelaan hadis dari serangan musuh Islam. Dalam kitab Ta wi>l Mukhtalif al-h{adi>th ini Ibn Qutaybah menggambarkan betapa gencarnya serangan terhadap hadis pada masa itu. Dalam kitab tersebut Ibn Qutaybah (w 276 H) menyelesaikan hadis-hadis yang tampak saling bertentangan. Karena banyak kalangan yang menolak hadis-hadis yang dianggap saling bertentangan. 19 Dalam memahami hadis mukhtalif, para ulama pun berbeda metodemetode yang digunakannya, dari itulah penulis berusaha mengurai metode yang digunakan oleh Ibn Qutaybah, lalu membandingkan dengan metode ulama lain dalam memahami hadis-hadis yang tampaknya saling bertentangan. Karena di atas telah disinggung bahwasannya ada sebagian kelompok yang menolak adanya pertentangan dalam hadis, bahkan ada yang berpendapat bahwa itu bukan dari Nabi SAW. B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Dari uraian di atas, dalam penelitian ini penulis hendak membahas tentang kajian ikhtilaf al-h}adi>th, dan dapat diperrinci sebagai berikut: 1. Sejarah ikhtila>f al-h}adi>th. 2. Kajian seputar ikhtila>f al-h}adi>th dan hubungannya dnegan kajian mushkil alh}adi>th. 3. Biografi Ibn Qutaybah (w 276 H) dan pembahasan tentang kitab Ta wi>l Mukhtalif al-h{adi>th. 4. Konsep hadis mukhtalif menurut Ibn Qutaybah (w 276 H). 19 Ibid., 96.

8 5. Metode Ibn Qutaybah (w 276 H) dalam memahami hadis-hadis mukhtalif. 6. Konsep ikhtila>f al-h}adi>th menurut ulama. 7. Peranan ikhtila>f al-h}adi>th dalam kritik hadis. Dari sekian banyak masalah di atas, penulis batasi pada: 1. Konsep hadis-hadis mukhtalif menurut Ibn Qutaybah (w 276 H). 2. Metode Ibn Qutaybah (w 276 H) dalam memahami hadis-hadis mukhtalif di dalam kitab Ta wi>l Mukhtalif al-h{adi>th. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep hadis-hadis mukhtalif menurut Ibn Qutaybah (w 276 H)? 2. Bagaimana metode Ibn Qutaybah (w 276 H) dalam menyelesaikan hadis-hadis mukhtalif di dalam kitab Ta wi>l Mukhtalif al-h{adi>th? D. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan konsep hadis-hadis mukhtalif menurut Ibn Qutaybah (w 276 H). 2. Mendiskripsikan metode Ibn Qutaybah (w 276 H) dalam menyelesaikan hadis-hadis mukhtalif di dalam kitab Ta wi>l Mukhtalif al-h{adi>th.

9 E. Kegunaan Penelitian Selanjutnya, dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan (manfaat) sebagai berikut: 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembaca untuk memahami pemikiran Ibn Qutaybah (w 276 H) dalam menyelesaikan hadishadis mukhtalif dalam kitabnya dan perbandingan dengan metode ulama lain. 2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi para pengkaji hadis, yang khususnya adalah mahasiswa Ilmu Hadis, dalam rangka mengembangkan kajian ilmu hadis dan ilmu-ilmu lainnya yang bersangkutan. Sehingga dapat dipahami secara benar oleh masyarakat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pada saat ini. Dan untuk menegaskan kembali pentingnya hadis sebagai salah satu sumber hukum dalam agama Islam. F. Tinjauan Pustaka Dalam sebuah penelitian dibutuhkan tinjauan pustaka, untuk kajian ini dimaksudkan untuk meninjau kembali penelitian-penelitian terdahulu yang sudah ada dalam pustaka untuk menghindari adanya kesamaan maksud dalam penelitian tersebut jika memang ada. Secara umum buku yang membahas tentang pemahaman dalam kajian hadis adalah sebagai berikut:

10 1. Buku yang ditulis oleh Muh. Zuhri yang berjudul Telaah Matan Hadis, Sebuah Tawaran Metodologis, buku tersebut membahas kritik dan pemahaman terhadap hadis beserta langkah-langkah pendekatannya. 20 2. Disertasi yang ditulis oleh Suryadi yang berjudul Metode Pemahaman Hadis Nabi (Telaah Atas Pemikiran Muh}ammad al-ghazali> dan Yu>suf al-qard}a>wi>). Metode dalam karya tersebut menggunakan metode perbandingan antara Muh}ammad al-ghaza>li> dan Yu>suf al-qard}a>wi>, kemudian membahas metode al-ghaza>li> dan Yu>suf al-qard}a>wi> dalam memahami hadis-hadis nabi, lalu dibahas pula karakteristik metode keduanya, orisinalitas pemikiran, tipologi pemikiran dan implikasi pemikiran. 21 3. Disertasi yang ditulis oleh Agusni Yahya yang berjudul Otentisitas Dan Pemahaman Hadis-Hadis Mukhtalif, Studi Pemikiran Ibn Taymiyyah. Karya ini membahas tentang pemikiran Ibn Taymiyyah mengenai otentisitas hadis, lalu membahas tentang pemahaman dan penyelesaian hadis-hadis mukhtalif Ibn Taymiyyah. 22 Penelitian yang dilakuakn oleh penulis, lebih kepada bagaimana Ibn Qutaybah memecahkan permasalahan hadis-hadis mukhtalif, dari bagaimana cara menjama, bagaimana cara menasakh dan mentarji>h. 20 Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis, Sebuah Tawaran Metodologis (Yogyakarta: LESFI, 2003). 21 Suryadi, Metode Pemahaman Hadis Nabi (Telaah Atas Pemikiran Muh}ammad al- Ghazali> dan Yu>suf al-qard}a>wi>) (Disertasi-UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2004). 22 Agusni Yahya, Otentisitas Dan Pemahaman Hadis-Hadis Mukhtalif, Studi Pemikiran Ibn Taymiyyah (Disertasi-UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009).

11 G. Metode Penelitian Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa langkah yang akan ditempuh, yaitu: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam penelitian kepustakaan (Library Research), karena objek penelitiannya adalah literartur kepustakaan yang mempunyai hubungan dengan permasalahan penelitian. 2. Sumber Data Sesuai dengan pokok kajian yang akan diteliti yaitu bagaimana pemahaman Ibn Qutaybah terhadap hadis-hadis mukhtalif dan perbandingannya terhadap metode ulama lain, maka beberapa sumber data yang akan digunakan terbagi menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder, antara lain: a. Sumber data primer. 1) Ta wi>l Mukhtalif al-h{adi>th karya Abu> Muh}ammad Abd Allah b. Muslim b. Qutaybah (w 276 H). b. Sumber data sekunder. 1) Kita>b Mushkil al-hadi>th aw Ta wi>l al-akhba>r al-mutasha>bihah karya Abu> Bakr b. al-h{asan b. Fu>raq al-is}bah>ni> al-ash a>ri> (w 406 H). 2) Tuh}fat al-akhya>r Bi Tarti>b Musykil al-a>tha>r karya Abu> Ja far Muh}ammad b. Ah}mad b. al-sala>mah al-t{ah}a>wi> (w 321 H).

12 3) Kayfa Nata amalu Ma a al-sunnah al-nabawiyyah karya Yu>suf al- Qard}a>wi>. 4) Us}u>l al-h{adi>th Ulu>muhu wa Mus}t}alah}uhu karya Muhammad Ajja>j al-khat}i>b. 5) Ikhtila>f al-muh}addithi>n wa al-fuqaha> fi al-h{ukmi Ala al-h{adi>th, karya Abd Allah Sha ba>n Ali. 6) Taysi>r Mus}t}alah} al-h{adi>th, karya Mah}mu>d al-t{ah}h}an>n. 7) Manhaj al-tawfi>q wa al-tarji>h} Bayna Mukhtalaf al-h{adi>th wa Atharuhu Fi al-fiqh, karya Abd al-maji>d Muhammad Isma i>l. 8) Al-I tiba>r fi> al-na>sikh wa al-mansu>kh min al-a>tha>r, karya Abu> Bakr Muh{ammad b. Mu>sa> b. al-h{amda>ni>. 9) Mukhtalif al-h{adi>th Bayna al-muh}addithi>n wa al-us}u>liyyi>n al- Fuqaha>, karya Usa>mah b. Abd Alla>h Khayyat}. 10) S{ah}i>h} al-bukha>ri>, karya Muh}ammad b. Isma> i>l Abu> Abd Alla>h al Bukha>ri>. 11) Mukhtalif al-h{adi>th Bayna al-fuqaha> wa Al-Muh}addithi>n, karya Na>fidh H{usayn H{amma>d, dan lain sebagainya. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Teknik ini diterapkan pada dokumen tertulis tertentu yang meliputi buku, jurnal ilmiah, dan dokumentasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan kajian penelitian. 4. Metode Analisis Data

13 Dari pengumpulan data yang berkaitan dengan kajian penelitian, maka dalam menganalisa data menggunakan metode analisis deskriftif, yaitu setelah data terkumpul maka diklasifikasikan sesuai permasalahan yang diteliti, dianalisis isinya dan dibandingkan antara satu data dengan yang lainnya dan akhirnya diberi kesimpulan. 23 Selain itu, digunakan metode historis dan metode content analisis, dalam hal ini penulis ingin memaparkan sejauh mana pemikiran Ibn Qutaybah (w 276 H) dalam memahami hadis-hadis mukhtalif. H. Sistematika Pembahasan Secara keseluruhan tulisan ini terdiri atas 5 bab. Pada setiap bab terdapat sub-sub yang akan merinci pembahasan pada setiap bab, agar terulas secara sistematis. Adapun bab-bab tersebut adalah sebagai berikut. 1. Bab satu, berupa pendahuluan, berisikan uraian tentang latar belakang permasalahan, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. 2. Bab dua, membahas tentang deskripsi tentang kajian ikhtila>f al-h}adi>th yang meliputi, bagaimana pengertian ikhtila>f al-h}adi>th, sejarahnya, macam-macam ikhtila>f al-h}adi>th, dan pendapat para ulama tentang khtila>f al-h}adi>th. 3. Bab tiga, paparan tentang biografi Ibn Qutaybah (w 276 H) dan kitab Ta wi>l Mukhtalif H{adi>th, kemudian menjelaskan konsep hadis mukhtalif menurut Ibn 23 Sunardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Wali Press), 87.

14 Qutaybah (w 276 H), lalu memaparkan metode-metode yang digunakannya dalam mengatasi permasalahan ikhtila>f al-h}adi>th beserta contoh-contohnya. 4. Bab empat, merupakan analisa terhadap konsep hadis mukhtalif menurut Ibn Qutaybah (w 276 H) dan analisa terhadap metode-metode yang digunakannya dalam mengatasi permasalahan ikhtila>f al-h}adi>th. 5. Bab lima, merupakan bab terakhir atau bab penutup yang terdiri atas kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran dari peneliti. Kesimpulan disusun dalam pernyataan-pernyataan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam rumusan masalah.