Identifikasi dan Klasifikasi Pola Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy)

dokumen-dokumen yang mirip
Klasifikasi dan Pengenalan Pola pada Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) dengan 6 Channel

Metode Digitalisasi Citra Pada Sinyal EKG

SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS

DETEKSI OTOMATIS KELAINAN JANTUNG MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL (HMM)

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

WIRELESS LAN ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

Jurnal Einstein 2 (3) (2014): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot.

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ARITMIA MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Andri Iswanto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh Arif Widodo NRP Dosen Pembimbing Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT.

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung

Jurusan Teknik Elektro, 3 Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Multipoint to Point EKG Monitoring Berbasis ZigBee

PENGENALAN CITRA REKAMAN ECG ATRIAL FIBRILATION DAN NORMAL MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI WAVELET DAN K-MEAN CLUSTERING

Trio Novrizal¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

DAFTAR ISI. i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. viii DAFTAR GAMBAR

Desain dan Realisasi Perangkat Elektrokardiograf Berbasis PC Menggunakan Sound Card

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

MONITORING ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN TOPOLOGI MESH ELECTROCARDIOGRAPH MONITORING USING MESH TOPOLOGY

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

Ekstraksi Parameter Temporal Sinyal ECG Menggunakan Difference Operation Method

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memompa darah ke seluruh tubuh. Banyak masyarakat awam yang belum

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

ALAT UNTUK MEMPERAGAKAN IRAMA DENYUT JANTUNG SEBAGAI BUNYI DAN PENGUKUR KECEPATAN DENYUT JANTUNG MELALUI ELEKTRODA PADA TELAPAK TANGAN

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Aplikasi Wavelet Untuk Penghilangan Derau Isyarat Elektrokardiograf

ALAT PENGUKUR JUMLAH DETAK JANTUNG BERDASAR ALIRAN DARAH UJUNG JARI. Wahyu Kusuma 1 Sendy Frandika 2. Universitas Gunadarma.

IDENTIFIKASI SPEKTRUM FREKUENSI ISYARAT ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOMPETISI PENUH

Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

APLIKASI WEB MONITORING ELECTROCARDIOGRAM TERDISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG APLIKASI WIRELESS NODE

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient

BAB I PENDAHULUAN. darah tinggi, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik.

RANCANG BANGUN ALAT ELEKTROKARDIOGRAF LEAD 1 BERBASIS SOUNDCARD PADA KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISTILAH. EKG Elektrokardiogram, lebih sering digunakan untuk menunjukkan perangkat.

Pengembangan Perangkat EKG 12 Lead dan Aplikasi Client-Server untuk Distribusi Data

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Sinyal ECG. ECG Signal 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengecek alat EKG. Penulis membandingakan dengan alat simulator pada

SISTEM AKUISISI ECG MENGGUNAKAN USB UNTUK DETEKSI ARITMIA

APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendeteksian Sinyal EKG dengan Menggunakan Dekomposisi Paket Wavelet dan Support Vector Machine sebagai Klasifier

Telemonitoring Elektrokardiografi Portabel. Portable Electrocardiograph Telemonitoring

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI SINYAL ELECTROCARDIOGRAM BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

PERANCANGAN DAN SIMULASI ALAT PENGHITUNG JUMLAH DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN ISE WEBPACK 13.1

Rancang Bangun Sistem Monitoring RR Interval pada Data Elektrokardiogram Berbasis Metode First Derivative Based Technique (FDBT) untuk User Bergerak

Deteksi Miokard Infark Jantung pada Rekaman Elektrokardiogram Menggunakan Elevasi Segmen ST

BAB I PENDAHULUAN. makan seseorang. Survey Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN)

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra

AKUISISI DATA SINYAL ECG DAN PULSE OXSIMETRY ( SPO2 ) MENGGUNAKAN BIOMEDICAL MEASUREMENT KL.710

ALAT BANTU ANALISIS HEART RATE VARIABILITY

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi

ECG ElectroCardioGraphy. Peralatan Diagnostik Dasar, MRM 12

ultrasonik. Selain itu, diberikan juga saran-saran untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 2 Representasi Citra

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): Jurnal Einstein. Available online

MONITORING PHOTOPLETHYSMOGRAPH DIGITAL DENGAN WIRELESS LAN (802.11b)

PORTABLE ELEKTROCARDIOGRAPH

Deteksi Miokard Infark Jantung pada Rekaman Elektrokardiogram Menggunakan Elevasi Segmen ST

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN DATA DENYUT JANTUNG UNTUK MENGETAHUI HEART RATE PASCA AKTIFITAS DENGAN PC

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena fisika tidak selalu direpresentasikan dalam masalah bendabenda

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di

RANCANG BANGUN WIRELESS ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

Kata kunci: sinyal ECG, arrhythmia, AR Model, Jaringan Saraf Tiruan, klasifikasi

DESIGN AND REALIZATION OF SINGLE-CHANNEL PC BASED ELECTROCARDIOGRAPH USING SERIAL PORT

DATA/ INFO : teks, gambar, audio, video ( = multimedia) Gambar/ citra/ image : info visual a picture is more than a thousand words (anonim)

Transkripsi:

Identifikasi dan Klasifikasi Pola Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) Jaenal Arifin 1, Hanung Adi Nugroho 2 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No.2 Kampus UGM, Yogyakarta 5528 Indonesia 1 Jaetoga_s2te_11@mail.ugm.ac.id, 2 adinungoho@.ugm.ac.id Abstrak Kondisi detak jantung manusia dapat dipantau melalui EKG. Banyaknya pola rekaman EKG yang beragam merupakan persoalan tersendiri dalam penafsiran kondisi jantung seseorang. Dalam penelitian ini menjelaskan klasifikasi dan pengenalan pola pada sinyal elektrokardiograf (EKG) berdasarkan entropy. Perekaman sinyal EKG dilakukan berdasarkan nilai Low Pass Filter (LPF) nya yang diatur pada saat melakukan pengukuran yaitu 40 LPF, 100 LPF dan 150 LPF. Selanjutnya mengamati perlakuan kondisi EKG seseorang dengan perlakuan kondisi perasaan, tenang atau relax, stress dengan beban kerja dan kondisi setelah seseorang melakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai entropy pada masing-masing orang memiliki nilai entropy yang berbeda-beda. Kata kunci : Sinyal EKG, Low Past Filter (LPF), Entropy. Abstract Human heartbeat condition can be monitored by ECG. Diversity of many ECG recording patterns make more issues in interpretation of someone s heartbeat condition. This research defines classification and pattern recognition of electrocardiograph signal (ECG) based on entropy. ECG signal recording is done based on Low Pass Filter (LPF) value. When measurement process, LPF value is set to 40 LPF, 100 LPF and 150 LPF. Then, ECG is used to monitor someone s condition based on happy feeling, relax, stress condition because of office load and after have a little activity like small run. Result shows that each people has different entropy values. Key word : ECG, Low Pass Filter (LPF) and Entropy. I. PENDAHULUAN Sinyal elektrokardiografi (EKG) adalah sinyal yang dihasilkan dari irama denyut jantung secara terus menerus. Mekanisme sederhana dari alat ini adalah mengukur potensial listrik sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh jantung. Potensial listrik tersebut dihasilkan dengan pemicu denyut jantung yang dapat merubah system kelistrikan jantung. Perbedaan potensial tersebut kemudian divisualisasikan sebagai sinyal pada layar monitor atau pada kertas perekam [1]. Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah mengangkut zat-zat yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Sebaliknya, darah juga membawa zat-zat yang tidak berguna lagi bagi sel untuk dibuang keluar tubuh [2]. Tubuh manusia juga merupakan sebuah konduktor yang baik, maka implus yang dibentuk oleh jantung dapat menjalar ke seluruh tubuh, sehingga potensial bioelektrik yang dipancarkan oleh jantung dapat diukur melalui elektroda-elektroda yang diletakkan pada berbagai posisi dipermukaan tubuh [2]. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan teknik identifikasi dan pengklasifikasi pola sinyal EKG berdasarkan sifat keacakan (Entropy) pada citra, hasil dari pengukuran sinyal EKG yang telah dilakukan serta melihat perbedaan nilai secara kuantitatif pada perekaman sinyal EKG dengan melihat Entropynya. II. LITERATUR REVIEW Elektrokardigraf adalah alat medis yang digunakan untuk merekam beda potensial biomedik dipermukaan kulit yang dibangkitkan jantung dengan memasang elektroda rekam (Ag/AgCl) pada tempat tertentu dipermukaan tubuh. Berikut gambar aktivitas listrik jantung [1]. Gambar 1. Denyutan jantung hasil dari EKG [1]. Sinyal elektrokardiografi (EKG) mempunyai bentuk spesifik sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan kondisi jantung manusia. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. Sebuah sinyal EKG mempunyai bentuk seperti pada gambar 2. Gambar 2. Gelombang EKG [3]

Gelombang P menunjukkan depolarisasi atrial yang dipicu oleh node SA, segmen PR menunjukkan berhentinya implus pada AV node, gelombang QRS menunjukkan depolarisasi ventrikel, segmen ST menunjukkan tidak adanya implus disebabkan adanya periode refrakter di sel miokardium dan gelombang T menunjukkan repolarisasi. Menurut Tompkins [4] gelombang EKG normal memiliki ciri-ciri sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1. TABEL I. Parameter Electrocardiogram Gelombang Amplitude EKG Durasi EKG Interval P < 0.3 P-R 0.12 0.20 detik Q 1.6 3mV Q-T 0.35 0.44 detik R 25% dari R S-T 0.05 0.15 detik T 0.1 0.5 mv Q-R-S 0.06 0.10 detik Interval antara R-R menandakan periode dari detak jantung yang dapat dikonversikan menjadi Heart Rate (H) H = 6000 bpm (1) R R R R = adalah interval antara sinyal R dengan sinyal R yang diukur dalam milidetik. Interval R-R relatif konstan dari detak ke detak. Dalam pengambilan sinyal electrocardiogram terdapat berbagai metode yang bisa dilakukan yaitu [3] : - Standard klinik EKG Menggunakan 10 elektroda yang digunakan untuk menganalisis kondisi kesehatan jantung pasien. - Vectorcardiogram Pemodelan potensial tubuh sebagai vektor 3 dimensi dengan menggunakan sadapan bipolar Einthoven. Pengambilan sinyal jantung melalui 3 titik tertentu pada tubuh. - Monitoring EKG Menggunakan 1 atau 2 elektroda yang ditempelkan pada titik tertentu yang digunakan untuk memantau kondisi kesehatan jantung pasien dalam jangka waktu yang panjang. Wiens Stefan dkk, [5] mengutarakan bahwa adanya pengaruh kondisi emosi seseorang terhadap detak jantungnya, dalam penelitiannya dilakukan terhadap 52 mahasiswa sebagai subjek atau sample (19 laki-laki, 33 perempuan) melakukan deteksi detak jantung dan dengan mengklasifikasikan baik (n = 9) dan buruk (n = 43) dengan deteksi denyut jantung. Subyek kemudian diberikan dengan dua sensor berupa elektroda, masingmasing menargetkan satu dari tiga valensi emosional yang berbeda (, marah, takut). Subjek melaporkan bahwa adanya tanggapan efektif dari mereka untuk klip di 9-point (skala) menunjukkan kecenderungan/intensitas dan ketagihan (menunjukkan rasa keenakan). Wiens Stefan dkk juga mengutarakan bahwa detektor yang baik dapat memberikan laporan atau report emosi lebih intens dari pada detektor yang buruk di ketiga valensi emosional yang dimaksud, namun tidak ada perbedaan ditemukan pada peringkat ketagihan antara kelompok. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi viseral berperan dalam pengalaman intensitas emosi. Dalam penelitiannya Stefan Koelsch [6] mengutarakan bahwa detak jantung dapat memberi petunjuk dari sifat kepribadian seseorang. Pada penelitian yang telah dilakukan dapat dimungkinkan bahwa dengan sinyal elektrokardigraf (EKG) dapat mengetahui emosi seseorang. Dalam ilmu kardiologi [1] (ilmu yang mempelajari tentang jantung) dikenal dengan 12 sadapan EKG standar, yaitu : - Tiga (3) sadapan bipolar Einthoven (I,II,III). - Tiga (3) sadapan unipolar (avr, avl, avf). - Enam (6) sadapan prekordial (VI V6). Dalam perekaman sinyal EKG yang dilakukan menggunakan 6 Led dengan perlakuan kondisi manusia yang berbeda - beda. Kondisi tersebut adalah perasaan, tenang atau rilex, stress dengan beban kerja di dan kondisi setelah seseorang melakukan. Dari 6 Led tersebut diambil sample atau contoh untuk untuk yaitu, 2 dan 3 serta dengan memberikan nilai Low Pass Filter (LPF) yang berbeda, yaitu 40 LPF, 100 LPF dan 150 LPF [7]. Perancangan pengukuran Elektrokardiograf dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3. Mulai Pengukuran EKG (6 Led) Perangkat EKG 2000 Komunikasi serial RS 232 To USB PC (Personal Computer) atau Laptop Selesai Gambar 3. Perancangan sistem elektrokardiograf Dalam proses pengukuran EKG dapat dimungkinkan adanya beberapa gangguan diantaranya gangguan dari sinyal listrik (AC), pergerakan yang dilakukan pada saat subjek bernafas dalam kondisi pengukuran dan adanya kontraksi otot serta organ-organ internal dari subjek saat dilakukan pengukuran.

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4. Penerapan Sistem Klasifikasi pola sinyal EKG. A. Klasifikasi pola citra berdasarkan sifat keacakan [8]. Sebuah citra digital biasanya merupakan hasil dari suatu proses diskritisasi (sampling) fungsi citra kontinu, I (x, y), dan disimpan di komputer sebagai array dua dimensi, I (m, n), dengan m = 0 1,..., Nx-1 dan n = 0, 1,..., Ny - 1 yaitu, akan disimpan sebagai sebuah array (Nx * Ny). Pembangkitan ciri suatu citra digital dapat berdasarkan sifat keacakan suatu citra. Sifat keacakan sangat berkaitan erat dengan nilai informasi suatu citra. Oleh karena itu klasifikasi pola dapat dilakukan dengan berbasis pada informasi yang diperoleh berdasarkan sifat keacakan ini. Parameter untuk menyatakan sifat keacakan isyarat dapat dituangkan dalam ENTROPY. Menurut Shannon [8][9], definisi dari entropy secara matematis adalah H N i 0 1 pi log pi (2) Dimana H adalah entropy dan pi adalah nilai probabilitas kejadian i. Disini Entropy di definisikan sebagai rerata informasi yang diperoleh. Untuk data digital dengan bitbit biner digunakan log dengan bilangan dasar 2. Tujuan pada percobaan yang dideskripsikan dalam makalah ini adalah menerapkan teknik pengklasifikasi pola sinyal EKG berdasarkan sifat keacakan menggunakan nilai Entropy pada citra hasil dari pengukuran sinyal EKG yang telah dilakukan. B. Gambaran penelitian Proses akuisisi citra pola sinyal EKG diawali dengan pengambilan sampel sinyal EKG yang diperoleh dari hasil pengukuran. Misalnya sampel pola sinyal EKG ditetapkan berukuran persegi panjang dengan ukuran 100x120 piksel. Setelah dilakukan proses pengambilan data selanjutnya sampel pola sinyal EKG di-scan sehingga menghasilkan file citra dalam format tif, dalam percobaan ini image-scanner mengambil citra dengan jenis true-color dengan kualitas foto (24bit) dengan resolusi 300 dpi. Berikut gambaran penelitian seperti ditunjukkan pada gambar 5. Pada penerapan klasifikasi dan pengenalan pola sinyal EKG berdasarkan Entropy ini menentukan pola citra yang akan diidentifikasi dan diklasifikasi. Citra pola sinyal EKG diubah terlebih dahulu menjadi citra biner dari sebelumnya yang merupakan citra true color, perubahan ini mempunyai tujuan mempermudah dalam pengolahan pola citra dalam bentuk biner ( 0 dan 1). Pada konversi ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Matlab. Sebagai langkah awal dilakukan konversi citra true-color ke binary dari citra asli dengan resolusi 629 x 91. Dari eksperimen ini didapatkan citra seperti ditunjukkan pada gambar 6. (a). (b) Gambar 6. Proses konversi citra true-color (a) ke binary (b) [10] III. HASIL DAN ANALISIS Dari pengukuran yang telah dilakukan dan menghitung nilai entropy pada masing masing Led (Led 1, 2 dan 3) didapatkan tabel hasil pengukuran sebagai berikut. TABEL II Pengukuran Sinyal EKG pada 40 LPF 0.2684 0.3306 0.3300 Kondisi santai 0.3760 0.34306 0.3374 beban kerja 0.4100 0.3436 0.2936 0.2684 0.2601 0.2763 Dari tabel 2 untuk pengukuran sinyal EKG pada filter 40 LPF mengandung maksud adalah untuk filter dengan frekuensi 40Hz ini akan menghilangkan sinyal yang berfrekuensi lebih dari 40 Hz sehingga berpengaruh terhadap nilai entropy dari masing masing kondisi yang. Hasil yang didapatkan pada tabel di atas merupakan informasi dari sinyal EKG yang berupa citra medis. Adapun nilai keacakan yang diperoleh merupakan gambaran dari aktivitas yang. Gambar 5. Gambaran penelitian Gambar 7. Sebaran nilai entropy pada 40 Low Pass Filter (LPF)

Pada gambar 7 terlihat bahwa nilai entropy untuk perasaan nilai ter nya tidak jauh beda dengan kondisi setelah lari dan 3. Sedangkan untuk kondisi stress beban kerja pada Led 1 menempati nilai tertinggi 0,41 dibanding semua kondisi dan 3. TABEL III Pengukuran Sinyal EKG pada 100 LPF 0.3917 0.3402 0.3410 Kondisi santai 0.3953 0.3551 0.3297 beban kerja 0.4135 0.3843 0.3001 0.3925 0.3610 0.3472 Dari tabel 3 untuk pengukuran sinyal EKG pada filter 100 LPF mengandung maksud adalah untuk filter dengan frekuensi 100Hz ini akan menghilangkan sinyal yang berfrekuensi lebih dari 100 Hz. Hasil yang didapatkan pada tabel di atas merupakan nilai keragaman/ keacakan berdasarkan dari nilai entropy, nilai ini bermanfaat untuk klasifikasi pola berdasarkan citra medis yang telah diolah. Gambar.8 Sebaran nilai Entropy pada 100 Low Pass Filter (LPF) Pada gambar 8 terlihat bahwa nilai entropy masih relatif lebih tinggi 0,4 dibanding Led 2 dan 3. Demikian juga untuk kondisi stress beban kerja nilai Entropy masih tertinggi. TABEL IV Pengukuran Sinyal EKG pada 150 LPF Kondisi santai beban kerja 0.3565 0.3123 0.3141 0.3881 0.3582 0.3006 0.4088 0.3723 0.3039 0.3364 0.3537 0.3034 Dari tabel 4 untuk pengukuran sinyal EKG pada filter 150 LPF mengandung maksud adalah untuk filter dengan frekuensi 150Hz ini akan menghilangkan sinyal yang berfrekuensi lebih dari 150 Hz. Untuk pengaturan filter Low pass filter (LPF) pada perangkat ekg ini (EKG 2000) sangat disarankan pemilihan/diatur frekuensinya 150Hz [7]. Hasil yang didapatkan pada tabel di atas sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Gambar.9 Sebaran nilai entropy pada 150 Low Pass Filter (LPF) Dari gambar 9 dapat dilihat bahwa grafik yang menunjukkan nilai Entropy untuk kondisi stress beban masih tertinggi 4 dibanding Led 2 dan 3, masih relatif sama dengan gambar 8. Bedanya pada kondisi santai dan aktivitas setelah lari nilai entropynya turun sedikit dan ini terlihat. Sinyal electrocardiogram merupakan sinyal yang mempunyai bentuk spesifik sehingga dapat dijadikan sebagai acuan atau parameter untuk menentukan kondisi jantung manusia dengan mempelajari polanya, pola ini bisa diambil dari gelombang P-Q-R-S-T, Heart rate, PR interval, QRS durasi, atau R-R intervalnya. EKG 2000 ini merupakan seperangkat EKG yang dapat melakukan pengukuran dari perekaman gelombang EKG. EKG ini dilengkapi dengan data-data pasien atau subjek yang hendak diukur, pengukuran berguna untuk diagnosis subjek atau pasien dan auto analisis hasil dari pengukuran yang telah dilakukan. Pada hasil tabel dan gambar diperlihatkan bahwa nilai Entropy dari masing masing pola sinyal EKG di setiap Led 1, 2 dan 3 memiliki nilai yang berbeda- beda. Untuk kondisi stress beban kerja memiliki nilai tertinggi, ini terlihat pada gambar 7, 8 dan 9. Untuk pengembangan ke depan nilai entropy ini pada masing masing Led dapat digunakan sebagai ciri utama maupun ciri pendukung dalam aplikasi sistem klasifikasi pola sinyal EKG yang lebih kompleks. IV. KESIMPULAN 1. tertinggi pada kondisi stress dengan beban kerja yaitu 0.41 pada 40 LPF, 0.4135 pada 100 LPF dan 0.4088 pada 150 LPF. 2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa adanya perbedaan secara kuantitatif pada perekaman signal EKG, ini bisa dilihat dari nilai Entropy pada masing-masing Led. 3. Adanya beberapa gangguan saat pengukuran EKG dapat dimungkinkan/disebabkan oleh gangguan dari sinyal listrik (AC), gangguan pada garis EKG saat per napasan subjek yang diukur, pergerakan subjek saat diukur dan adanya kontraksi otot serta organ-organ internal dari subjek. Gangguan tersebut dapat diatasi dengan cara mengaktifkan masing-masing filter berdasarkan tipe gangguannya.

DAFTAR PUSTAKA [1] L. Ismudiarti, Buku Ajar Kardiologi, FKUI. 1998. [2] Wulansari Dwi Ratih, Sistem Pemantauan Kesehatan Manusia Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2010. [3] S. Budi, Ekstraksi dan klarifikasi isyarat EKG berbasis transformasi wavelet dan jaringan neural vackpropagation, Universitas Gadjah Mada, 2012. [4] W. J. Tompkins, Biomedical Signal Processing, Prentice H. New Jersey, 1993. [5] S. Wiens, E. S. Mezzacappa, and E. S. Katkin, Heartbeat detection and the experience of emotions, Cognition and Emotion, vol. 14, no. 3, pp. 417 427, May 2000. [6] K. Stefan, Heartbents Hint at Personality Traints. [Online]. Available: http://www.myhealthnewsdaily.com. [Accessed: 03- Jul-2012]. [7] B. Indonesia, Operational manual EKG2000,. [8] I. Susanti, Hand Out Teknik Klasifikasi dan Pengenalan Pola: Klasifikasi Pengenalan Pola Berdasarkan Sifat Keacakan, Yogyakarta, 2012. [9] Shannon entropy, pp. 51 58. [10] R. C. Gonzales, Digital Image Processing Using Matlab. New- Jersey: Pearson Prentice hall.