Bab 6. Hasil Perancangan. bertemakan historicism ini mengambil dari nilai kandungan dalam surat Yunus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN

Bab 5. Konsep. dan penggabungan dari beberapa alternatif dari suatu analisis. Konsep suatu objek

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI HASIL RANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu


b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

Transformasi pada objek

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Banyak Kota batu, merupakan perancangan kawasan wisata yang memiliki dua

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KONSEP PERANCANGAN


BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

BAB VI HASIL RANCANGAN. merupakan hasil dari kumpulan alternatif-alternatif yang ada pada bab analisis.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

International Fash on Institute di Jakarta

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V HASIL RANCANGAN

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Untuk memudahkan dan mengarahkan spesifikasi perancangan bangunan

BAB VI. Hasil Rancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

LAPORAN HASIL PERANCANGAN Daftar Gambar Perancangan

Transkripsi:

Bab 6 Hasil Perancangan 6.1. Dasar Perancangan Hasil perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi yang bertemakan historicism ini mengambil dari nilai kandungan dalam surat Yunus ayat 92. Maka pada hari ini, Kami selamatkan badanmu (Fir aun), supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. Yunus: 92). Dari ayat di atas mengingatkan kita untuk selalu belajar dari masa lalu. Kain batik merupakan peninggalan masa lalu yang harus kita jaga dan lestarikan. Sehingga dalam perancangan ini mengambil judul Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi yang berlokasi di Jalan Banyuwangi, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi dan berkonsep dasar yang mengambil dari sejarah kerajinan batik pesisiran Banyuwangi yang sesuai dengan tema historicism sehingga dapat diambil beberapa fokus sejarah, antara lain: 1. Kejadian sejarah kerajinan batik pesisiran Banyuwangi. 2. Peninggalan sejarah kerajinan batik pesisiran Banyuwangi. Pada kejadian sejarah kerajinan batik pesisiran Banyuwangi tepatnya mengambil pada pembabakan dari pra kolonialisme, kolonialisme sampai pasca 147

kolonialisme Mataram Islam terhadap Bumi Blambangan karena pada masa itu masyarakat pesisiran Banyuwangi yang awalnya tidak mengenal batik, dapat membuat batik sampai dapat membuat motif batik sendiri. 6.2. Perancangan Bentuk Perancangan bentuk dan tampilan bangunan tetap mengikuti 4 zona yang ada dalam konsep dasar. Pemilihan bentuk dan tampilan bangunan ini bertujuan untuk memberikan penonjolan karakter di tiap zona. 6.2.1. Zona Pra Kolonialisme Gambar 6.1. a.denah Office dan Penginapan, b.tampak Depan Office dan Penginapan, c.tampak Samping Office dan Penginapan Pada zona ini terdapat 1 massa bangunan yang berupa ruang office dan penginapan. Bentuk bangunan dari denah dan juga fasade belum menampilkan karakter motif batik yang dipakai karena pada zona ini masyarakat Blambangan belum mengenal kain batik, namun bentukan geometri ini tetap dinamis dengan 148

fasade yang melengkung karena pada era itu masyarakat Blambangan sudah mengenal kain tanpa motif batik. Gambar 6.2. Tampak Samping Office dan Penginapan Pemberian bukaan sedikit mungkin sesuai fungsinya penerapan dari karakter sosial masyarakat Blambangan yang tertutup dan pemberian kolom di fasade luar merupakan lambang kekuatan (karakter Raja Minak Jingga) selain itu kolom digunakan sebagai kisi-kisi pada jendela penerapan dari karakter sosial masyarakat Blambangan yang selalu waspada dan membentengi diri karena pada era tersebut masyarakat Blambangan sering dijajah oleh kerajaan lain. Gambar 6.3. Detail Arsitektural Plasa Zona Pra Kolonialisme Kertutupan bangunan dari luar tidak diterapkan pada bagian dalam bangunan pada bagian dalam bangunan dibuat terbuka dengan hanya menggunakan pagar sebagai pembatas pengganti dinding dan terdapat ruang terbuka penerapan dari sosial masyarakat Blambangan yang memiliki hubungan baik antar warga. 149

6.2.2. Zona Kolonialisme Gambar 6.4. a.motif Batik Kawung, b. Detail Layout Zona Kolonialisme Gambar 6.5. a.tampak Perpustakaan, b.tampak Workshop Teori, c.tampak Workshop Praktek, d.tampak Laboratorium Pada zona ini terdapat 4 bangunan yaitu perpustakaan, workshop teori, workshop praktek, dan laboratorium. Pengambilan fasade pada penataan denah dan ornamen bangunan ini mengambil dari pola motif batik kawung, karena pada era ini masuklah Mataram Islam yang awalnya ingin menjajah, sehingga berbaurlah kehidupannya dan juga model berpakaian, salah satunya batik. Bentukkan bangunan dengan atap merunduk merupakan penerapan dari tahluknya masyarakat Blambangan pada pemerintahan Mataram Islam, namun 150

sebenarnya masyarakat Blambangan tidak tahluk seutuhnya, dengan bentukkan atap yang semakin tidak merunduk namun tetap terlihat sama merupakan usaha perlahan-lahan masyarakat Blambangan untuk terlepas dari Mataram Islam. 6.2.3. Zona Transisi Gambar 6.6. a.denah Tempat Pertunjukkan, b.denah Galeri, Tempat Pelayanan, dan Musholla Gambar 6.7. a.denah Tempat Pertunjukkan, b.denah Galeri, Tempat Pelayanan, dan Musholla Pada zona ini terdapat 2 bangunan yaitu tempat pertunjukkan, dan galeri, tempat pelayanan dan musholla. Dari bentuk dan tampilan denah dan fasade bangunan terdapat perbedaan yang menonjol karena pada zona ini masyarakat Blambangan ingin terlepas dari motif batik milik Mataram Islam dan ingin menciptakan motif batiknya sendiri. 151

6.2.4. Zona Pasca Kolonialisme Gambar 6.8. a.denah Retail, b.tampak Depan Retail, c.tampak Samping Retail Pada zona ini terdapat 1 bangunan yaitu retail. Dari fasade bangunan terdapat motif batik gajah oling yang merupakan salah satu motif batik Pesisiran Banyuwangi dan yang tertua. Bentuk atap yang menjulang ke atas dari belakang ke depan bangunan penerapan dari terlepasnya Blambangan dari Mataram Islam, dan tetap akan berkembangnya motif-motif khas Pesisiran Banyuwangi dengan tidak terlepas dari pengambilan motif dari lingkungan sekitar yang akan dikembangkan oleh lare osing (pemuda pemudi Banyuwangi). 152

Gambar 6.9. a.detail Layout Zona Pasca Kolonialisme, b. Motif batik Gajah Oling Gambar 6.10. Detail Arsitektural Plasa dan Halte Zona Pasca Kolonialisme Pemberian plasa dan halte zona pasca kolonialisme sebagai penerapan dari keterbukaan masyarakat Blambangan untuk memperkenalkan kain batik pesisiran Banyuwangi dan rasa syukur kepada Allah swt. Gambar 6.11. Detail Arsitektural sclupture zona Pasca Kolonialisme 153

6.3. Perancangan Tapak Perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi tidak terlepas dari tema historicism yang konsep dasarnya diambil dari kejadian dan peninggalan sejarah batik pesisiran Banyuwangi. 6.3.1. Aksesibilitas Pencapaian ke tapak dapat dilakukan dari Jalan Banyuwangi yang memiliki lebar jalan 15 meter dan merupakan jalan dua arah. Jalan Banyuwangi merupakan jalan tol Banyuwangi Jember yang dilewati kendaraan pribadi seperti truk, mobil, sepeda motor dan sepeda dan kendaraan umum seperti bus dan mini bus, sehingga dapat memudahkan pengguna pusat kerajinan batik pesisiran Banyuwangi. Tingkat kepadatan lalu lintas lumayan padat dan pengguna jalan ini mayoritas adalah kendaraan pribadi dengan kecepatan kendaraan kurang lebih 60 km/jam. Banyuwangi Kota Rogojampi 154

Gambar 6.12. a.entrance Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi b. Exit Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi Entrance dan Exit dipisahkan pada rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi ini. Dengan mempertimbangkan kendaraan yang akan lewat maka di jauhkan antara entrance dan Exit. Pejalan Kaki Kendaraan Gambar 6.13. Sirkulasi Pejalan Kaki dan Kendaraan Sirkulasi dalam tapak Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi, antara lain kendaraan dan pejalan kaki. Untuk kendaraan disediakan jalan beraspal sedangkan untuk pejalan kaki disediakan pedestrian ways dan beberapa slasar. 155

Gambar 6.14. Tempat Parkir Parkir kendaraan terdapat 2 tempat yaitu diletakkan pada zona pra kolonialisme diperuntukkan pada pengelola dan pengujung yang akan menetap beberapa hari untuk mendalami belajar batik dan pada zona transisi untuk kendaraan roda dua serta pada zona paska kolonialisme yang terletak di tempat parker untuk bus dan truck, basement untuk parkir mobil. 6.3.2. Penataan Massa Rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi merupakan bangunan yang digunakan sebagai sarana rekreasi yang berkaitan dengan edukasi dan konservasi tentang kerajinan batik pesisiran Banyuwangi yang ada di kota Banyuwangi. Penataan massa pada rancangan ini mengikuti konsep rancangan yaitu menghadirkan sejarah batik pesisiran Banyuwangi dalam tapak. 156

Pasca Kolonialisme Transisi Kolonialisme Pra Kolonialisme Gambar 6.15. Step Historicism dalam Lay Out Rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi dalam konsep terbagi menjadi 4 zona, antara lain zona pra kolonialisme, kolonialisme, transisi dan paska kolonialisme. Selain sebagai alur tiap-tiap kejadian juga digunakan sebagai pembagi fungsi ruang. 1. Zona Pra Kolonialisme Pada zona ini masyarakat Blambangan mempersiapkan diri karena akan diperkenalkannya motif batik oleh Mataram Islam maka di letakkan OFFICE dan penginapan sebagai tempat untuk mempersiapkan rencana dalam mendirikan balai pengembangan batik yang keberadaan ruangnya lebih privat. 2. Zona Kolonialisme Pada zona ini masyarakat Blambangan diperkenalkan dan belajar membatik maka di letakkan PERPUSTAKAAN, WORKSHOP TEORI, WORKSHOP PRAKTEK, DAN LABORATORIUM sebagai tempat untuk mempelajari batik yang 157

keberadaan ruangnya lebih semi privat. 3. Zona Transisi Pada zona ini masyarakat Blambangan sudah berani mengeksplorasi motif batik milik Mataram Islam menjadi karya motif batik milik Blambangan maka di letakkan RUANG PELAYANAN, GALERI, DAN RUANG PERTUNJUKKAN sebagai tempat untuk memperkenalkan sejarah batik yang keberadaan ruangnya lebih semi publik. 4. Zona Pasca Kolonialisme Pada zona ini masyarakat Blambangan sudah berani membuat motif batiknya sendiri yang memiliki karakter bentuk yang mengadaptasi dari alam sekitar maka di letakkan RUANG PENUNJANG sebagai tempat yang dapat menikmati motif batik milik Pesisiran Banyuwangi yang keberadaan ruangnya lebih publik. 6.4. Perancangan Ruang Konsep ruang pada Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi ini yaitu memberikan kemudahan dalam memberikan dan mengembangkan ilmu tentang kerajinan batik pesisiran Banyuwangi sehingga di dalamnya terdapat fasilitas ruang edukasi berupa galeri, perpustakaan, workshop teori, workshop praktek, laboratorium, ruang pertunjukkan. Serta fasilitas pendukung lainnya, antara lain yaitu office, ruang pelayanan, musholla, penginapan, toilet, retail, tempat parkir. 158

6.4.1. Fasilitas Edukasi Gambar 6.16. a.denah Galeri dan Tempat Pelayanan, b.interior Galeri Gambar 6.17. a.denah Perpustakaan, b.interior Perpustakaan Gambar 6.18. a.denah Workshop Teori, b.interior Workshop Teori 159

Gambar 6.19. a.denah Workshop Praktek, b.outdoor Batik, c. Interior Tempat Mewarna, Godog dan Mencuci Batik Gambar 6.20. a.denah Laboratorium, b.interior Laboratorium Gambar 6.21. a.denah Tempat Pertunjukkan, b.interior Tempat Pertunjukkan 160

6.3.2. Fasilitas pendukung Gambar 6.22. a.denah Office dan Penginapan, b.interior Ruang Staff Gambar 6.23. a.denah Galeri dan Tempat Pelayanan, b.interior Loket Gambar 6.24. a.denah Galeri dan Tempat Pelayanan, b.interior Musholla 161

Gambar 6.25. a.denah Office dan Penginapan, b.interior Kamar Penginapan, c.interior Lobby Penginapan Gambar 6.26. a.denah Retail, b.interior Retail 6.5. Sistem Struktur Sistem struktur yang dipakai pada rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi ini menggunakan struktur inti, antara lain struktur pondasi strause, kolom rangka batang dan batu merah, dan atap rangka batang dan space flame. 162

6.5.1. Pondasi Gambar 6.27. Detail Struktur Pondasi Strause Pondasi utama pada rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi ini menggunakan pondasi strause karena walaupun bangunan maksimal berlantai 2 dan lebar antar kolom maksimal 10m, tapak yang digunakan merupakan lokasi persawahan. Sehingga membutuhkan pondasi yang kuat agar tidak mudah bergeser. 6.5.2. Kolom dan Balok Gambar 6.28. Detail Struktur Baja Profile pada Kolom Pada bangunan perpustakaan, workshop teori, workshop praktek dan tempat pertunjukkan terdapat lengkungan pada dinding untuk memudahkan pemasangan 163

maka dan meringankan maka bangunan menggunakan baja profile. Gambar 6.29. Detail Struktur Beton Cor pada Kolom Pada bangunan perpustakaan, workshop teori, workshop praktek dan tempat pertunjukkan terdapat lengkungan pada dinding untuk memudahkan pemasangan maka dan meringankan maka bangunan menggunakan baja profile. 6.5.3. Atap Gambar 6.30. Detail Struktur Bata Profile pada Atap Untuk menyeimbangkan struktur baja profile pada kolom bangunan maka rangka atap yang digunakan juga menggunakan baja profile. flame. Gambar 6.31. Detail Struktur Space Frame pada Atap Bangunan yang menggunakan beton cor pada kolo menggunakan space 6.6. Sistem Utilitas Sistem utilitas terdapat beberapa macam,antara lain sistem utilitas plumbing, 164

sistem utilitas elektrikal, sistem utilitas evakuasi dan sampah. 6.6.1. Sistem Utilitas Plumbing Gambar 6.32. Utilitas Plumbing Kawasan Utilitas plumbing dibedakan pada utilitas air bersih dan utilitas air kotor. Distribusi air bersih berasal dari PDAM dan dibantu sumur bor, sedangkan untuk pembuangan air kotor dibuang melalui drainase tapak yang berada disekeliling zona kemudian dibuang ke drainase lingkungan sekitar yang letaknya di depan tapak. Selain limbah cair dan padat pada rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi juga memperhatikan limbah yang berasal dari pewarnaan, godog dan mencucian kain batik. 165

Gambar 6.33. Detail Limbah Cair Batik Limbah cair batik diproses menggunakan sistem anaerob. Sistem ini dapat menghilangkan warna dan bau yang dihasilkan dari proses pewarnaan, godog dan mencuci kain batik. 6.6.2. Sistem Utilitas Elektrikal Gambar 6.34. Utilitas Elektrikal Kawasan Energi listrik yang barasal dari PLN dan dibantu Jenset disimpan pada massa bangunan mekanikal elektrikal dan didistribusikan ke semua massa bangunan 166

dengan memberikan kotak MCB di tiap zona. 6.6.3. Sistem Utilitas Evakuasi dan Sampah Gambar 6.35. Utilitas Evakuasi dan Sampah Kawasan Jalur evakuasi dan sampah berada disekeliling zona dan area evakuasi dan sampah diletakkan ditiap zona, seperti pada zona pra kolonialisme diletakkan pada parkir pengelola, zona kolonialime diletakkan pada sebelah kiri zona, zona transisi dan pasca kolonialisme diletakkan didepan ruang pelayanan. 167