Bab 1. Pendahuluan. Kesenian dan kerajinan ini merupakan aset penting budaya lokal yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

Bab 5. Konsep. dan penggabungan dari beberapa alternatif dari suatu analisis. Konsep suatu objek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab 6. Hasil Perancangan. bertemakan historicism ini mengambil dari nilai kandungan dalam surat Yunus

KAJIAN POLA HIAS BATIK BANYUWANGI

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI INDUSTRI KERAJINAN BATIK KHAS BANYUWANGI DI DESA TAMPO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal akan seni budaya yang tersebar di seluruh wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sebuah bangsa dan menyimpanan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB I LATAR BELAKANG. maupun wisata rekreasi. Wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian DESAIN KAWASAN. WISATA PUSAT KERAJINAN PERAK, KAB. BANTUL, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaban. Pengalihan kewenangan pemeliharaan dan pelestarian kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB I PENDAHULUAN. banyak kepulauan-kepulauan yang tersebar di seluruh wilayah NKRI ( Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

GALERI BATIK DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

Bab 2. Tinjauan Pustaka. Objek rancangan berupa Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi Definisi Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi

POTENSI WISATA BELANJA DAN KELUARGA. Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

Sumber: data pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. tersebut diperkuat dengan salah satu misi Kota Batu tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi kesenian tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

L2B Ahmad Farid R Museum Armada TNI AngkatanLaut Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kota Banyuwangi merupakan kota paling timur Pulau Jawa di Indonesia yang memiliki kesenian dan kerajinan yang beragam. Banyak jenis kesenian dan kerajinan yang terdapat di Kota Banyuwangi. Salah satu jenis kesenian di kota tersebut, yaitu Tari Gandrung, dan salah satu jenis kerajinan di kota tersebut, yaitu Kain Batik. Kesenian dan kerajinan tersebut memberikan keindahan dan keunikan yang mempesona untuk banyak orang. Kesenian dan kerajinan ini merupakan aset penting budaya lokal yang sebenarnya dapat memajukan Kota Banyuwangi. Seiring dengan perkembangan jaman, banyak masyarakat Kota Banyuwangi, khususnya kalangan remaja enggan mempelajari kebudayaannya sendiri. Remaja menganggap kesenian dan kerajinan adalah hal yang kuno atau dalam istilah sekarang jadul (jaman dulu) yang tidak memberikan manfaat untuk kehidupannya. Disisi lain, pengangguran di Kota Banyuwangi setiap tahunnya semakin meningkat. Tiap tahun pengangguran naik enam ribu orang (Raharjo dalam Ningtyas, 2010). Kerajinan batik Kota Banyuwangi merupakan salah satu aset penting budaya lokal yang memiliki karya seni motif batik cukup tinggi. Kota Banyuwangi memiliki beberapa IKM batik, yaitu Sayu Wiwit, Tirta Wangi, Sritanjung dan Srikandi di kecamatan Banyuwangi, Batik Virdes di Kecamatan Cluring, Batik Kebo di kecamatan Sempu dan beberapa IKM batik lainnya. Namun beberapa dari 1

IKM batik ini, berlokasi pada wilayah yang kurang strategis. Kerajinan batik dulu menjadi sebuah objek bergengsi masyarakat Kota Banyuwangi dan sebagai salah satu mata pencaharian bagi masyarakat Kota Banyuwangi. Tetapi sekarang, para pembatik sudah mulai menghilang. Jumlah perajin batik di Banyuwangi saat ini bisa dihitung dengan jari dan rata-rata sudah berumur di atas 40 tahun. Akhir 2004 tinggal 15 orang. Kini tujuh di antaranya bekerja di Sanggar Sayu Wiwit (Dulhadji dalam Pandia, 2008). Beberapa faktor menyusutnya pengrajin batik karena upah para pengrajin yang murah, rumitnya pembuatan kain batik, sepinya pasar mendorong para pengusaha batik untuk menutup usaha mereka dan penilaian kalangan remaja yang menganggap batik sebagai kain kuno serta kurangnya campur tangan dari pemerintah. Pemerintah Banyuwangi selama ini lebih menempatkan tenaga kerja ke luar negeri untuk menekan angka pengangguran, padahal Kota Banyuwangi memiliki potensi dan kaya akan kerajinannya sehingga dapat bermanfaat sebagai salah satu solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran. Pengrajin batik berharap ada campur tangan pemerintah daerah untuk mengembangkan kerajinan khas Banyuwangi ini. Pelatihan batik itu sangat penting untuk dilakukan (Yulis dalam Emje, 2009). Tak banyak masyarakat yang tahu, bahwa Kota Banyuwangi merupakan salah satu daerah asal batik di Nusantara. Kurang adanya perhatian masyarakat, sehingga banyak dari mereka beranggapan salah tentang batik gajah oling sebagai batik khas Banyuwangi. Padahal sebenarnya, batik gajah oling hanya salah satu dari sekian banyak nama motif batik Kota Banyuwangi yang diciptakan 2

oleh nenek moyang sendiri. Kota Banyuwangi memiliki banyak jenis motif batik. Namun hingga sekarang, baru 21 jenis motif batik asli Banyuwangi yang telah dipatenkan dan menjadi koleksi di Museum Batik Indonesia. Jenis-jenis batik Banyuwangi itu, antara lain yaitu gajah oling, kangkung setingkes, alas kobong, paras gempal, kopi pecah, sembruk cacing, gedekan, ukel, blarakan, moto pitek dan banyak lagi jenisnya. Dalam penciptaannya, semua nama motif batik asli Kota Banyuwangi ini banyak dipengaruhi oleh kondisi alam di sekitarnya sehingga motifnya tidak akan bisa ditemukan di daerah lain. Untuk menghindari pembajakan, pemerintah harusnya mempatenkan motif batik Banyuwangi ini (Suyadi dalam Abi, 2009). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebenarnya sudah menyediakan tempat untuk koleksi batik-batik ini, yang berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani no. 74, Banyuwangi. Tempat ini dinamakan Museum Blambangan, yang menjadi tempat tidak hanya batik saja namun benda-benda bersejarah pun terdapat di sana. Namun tempat ini tidak sembarang orang dapat berkunjung, sehingga banyak orang tidak mengetahui objek yang ada di dalam Museum Blambangan. Perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi dirasa penting, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan kota Banyuwangi terutama kerajinan batiknya sehingga dapat memberikan beberapa solusi dari masalah-masalah di atas. Dahulu baju batik lebih banyak dikenakan pada acara resmi, misalnya acara resepsi atau kegiatan resmi lainnya. Namun saat ini, batik sudah banyak dipakai untuk tren baju sehari-hari, mulai seragam sekolah dan baju kerja karyawan 3

perkantoran, motif pelengkap kerudung, baju casual hingga busana muslim untuk acara santai. Meski sudah menjadi pakaian sehari-hari, warga Kota Banyuwangi banyak yang tidak tahu bahwa batik sebenarnya sudah lama berkembang di Kota Banyuwangi. Bahkan, batik sudah ada sejak zaman kerajaan Blambangan. Pada mulanya terjadi penaklukan Blambangan oleh Mataram Islam, sehingga banyak kawula Blambangan yang dibawa ke pusat Pemerintahan Mataram Islam di Plered, Kotagede dan belajar membatik disana. Namun, motif batik pesisiran Banyuwangi tersebut, tidak terpengaruh dari unsur batik Mataram Islam, sehingga terlihat dari itu bahwa terdapat perlawanan masyarakat Blambangan yang ingin terlepas dari Mataram Islam. Nilai sejarah batik Blambangan ini, dapat diambil sebagai ide perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi dengan mengambil tema historicism yang pendekatannya diambil dari nilai sejarah batik di Bumi Blambangan. Seperti halnya yang telah ditulis di dalam surat Yunus ayat 92, Allah swt berfirman : Maka pada hari ini, Kami selamatkan badanmu (Fir aun), supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. Yunus: 92). Surat Yunus ayat 92 bercerita tentang diselamatkannya tubuh Fir aun oleh Allah swt yang menurut sejarah, ketika Nabi Musa as. membawa Bani Isra il keluar dari negeri Mesir menuju Palestina, beliau dikejar oleh Fir aun. Saat mereka harus melalui bagian utara Laut Merah, Allah swt. memerintahkan Nabi Musa as. memukul laut tersebut dengan tongkatnya sehingga terbelahlah laut dan 4

terbentanglah jalan raya di tengah-tengahnya. Nabi Musa as. melewati jalan tersebut sehingga selamatlah Nabi Musa as. beserta kaumnya ke seberang laut. Fir aun dan pengikut-pengikutnya melewati jalan tersebut pula. Namun, ketika mereka berada di tengah-tengah laut, kembalilah laut itu sebagaimana biasa sehingga tenggelamlah mereka. Setelah Fir aun itu tenggelam, mayatnya yang terdampar di pantai dan diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di Museum Mesir. Dari kisah pada ayat di atas dapat kita ambil hikmah bahwa semua kejadian yang telah terjadi pada masa lalu, merupakan pembelajaran bagi manusia yang hidup setelahnya. Kain batik pesisiran Banyuwangi yang merupakan peninggalan masa lalu yang pada zaman sekarang mulai banyak yang tidak mengenal. Sehingga dengan berpegang pada surat Yunus ayat 92, yang mengingatkan kita untuk selalu belajar dari masa lalu. Maka, terfikirkan ide untuk membuat rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi yang bertujuan sebagai wadah untuk mengenalkan, mengajarkan dan mengembangkan peninggalan sejarah berupa kerajinan batik pesisiran Banyuwangi ini. Selain itu, dari cerita dalam surat ini menjadikan dasar pengambilan tema historicism pada judul rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi dapat menjadi dasar bahwa pentingnya mengetahui sejarah dari kerajinan batik pesisiran Banyuwangi pula. 5

1.2. Rumusan Masalah Adapun permasalahan dari perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi adalah, sebagai berikut: 1. Bagaimana rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi yang dapat mewadahi aktivitas rekreasi, edukasi dan konservasi kerajinan batik? 2. Bagaimana rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi dengan menerapkan tema historicism dan integrasi keislaman? 1.3. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi adalah, sebagai berikut: 1. Menghasilkan rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi yang dapat mewadahi aktivitas rekreasi, edukasi dan konservasi kerajinan batik. 2. Menghasilkan rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi dengan menerapkan tema historicism dan integrasi keislaman. 1.4. Manfaat Dalam perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi memiliki manfaat bagi akademisi, masyarakat, dan pemerintah. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna adalah, sebagai berikut: 1.4.1. Akademisi Manfaat yang dapat diperoleh akademisi dalam perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi adalah, sebgai berikut: 6

1. bagi kalangan akademisi Teknik Arsitektur dapat berfungsi sebagai bahan referensi pada objek rancangan sejenis. 2. bagi kalangan akademisi selain Teknik Arsitektur dapat berfungsi sebagai solusi rancangan sarana edukatif. 1.4.2. Masyarakat Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dalam perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi adalah, sebagai berikut: 1. sebagai solusi rancangan sarana rekreatif, edukatif dan konservatif. 2. sebagai solusi rancangan sarana perekonomian. 1.4.3. Pemerintah Manfaat yang dapat diperoleh pemerintah dalam perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi adalah, sebagai berikut: 1. memberikan solusi rancangan konservatif untuk melestarikan dan mengembangkan kerajinan batik khas Blambangan kota Banyuwangi. 2. memberikan solusi rancangan dalam mengurangi angka pengangguran di Kota Banyuwangi. 3. sebagai solusi rancangan sarana wisata yang dapat memberikan manfaat untuk Kota Banyuwangi. 7

1.5. Ruang Lingkup atau Batasan Luasnya ruang lingkup permasalahan perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi yang ada didalam latar belakang, maka diperlukan beberapa batasan masalah yang berkaitan dengan arsitektur antara lain, sebagai berikut: 1.5.1. Objek Rancangan Objek rancangan merupakan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi yang memiliki fungsi utama sebagai tempat mempelajari dan mengembangkan ilmu batik Pesisiran Banyuwangi. 1.5.2. Lokasi Objek Rancangan Lokasi objek rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi berada di kawasan sekitar IKM batik di Kecamatan Kabat. Tepatnya berada di Jalan Banyuwangi yang merupakan kawasan yang memiliki IKM terbanyak di Kota Banyuwangi. Gambar 1.1. Alternatif Lokasi atau Site Rancangan di Kecamatan Kabat (Sumber: Google Maps) Selain itu alternatif lokasi rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi dapat berada di kawasan sekitar Kecamatan Giri, yang menurut RTRW kabupaten Banyuwangi digunakan sebagai wilayah pengembangan 8

kawasan wisata dan industri di Kota Banyuwangi serta terdapat IKM Batik disana. Gambar 1.2. Alternatif Lokasi atau Site Rancangan di Kecamatan Giri (Sumber: Google Maps) 1.5.3. Tema Objek Rancangan Tema objek rancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi ini adalah historicism yang pendekatannya diambil dari aspek kesejarahan kerajinan batik Pesisiran Banyuwangi yang awalnya mereka tidak mengenal batik sampai mereka dapat membuat motif batik ciri khas Pesisiran Banyuwangi, serta menghadirkan bentuk dan pemaknaan dari motif-motif batik peninggalan sejarah batik Pesisiran Banyuwangi. 9