ANALISIS RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin Tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus Pada Seorang Perajin Tempe di Desa Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU (Suatu Kasus di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS RENTABILITAS DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap)

ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU (Suatu Kasus di Desa Balokang Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (SuatuKasus di Desa Sukamulya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

KONTRIBUSI PENDAPATAN AGROINDUSTRI GULA KELAPA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PERAJIN

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

Analisis Pendapatan Usaha Tempe Kedelai Studi Kasus di Desa Turirejo Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHATANI PISANG AMBON (Musa acuminate L). (Studi kasus di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

SOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

STRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS SALURAN PEMASARAN ANGGREK PADA KELOMPOK MODEL DESA KONSERVASI (MDK) KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS TITIK IMPAS PADA USAHATANI PADI ORGANIK (Suatu Kasus di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis) Abstrak

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

AGROINDUSTRI TAHU PENYOKONG PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TEJA TIMUR KABUPATEN PAMEKASAN. Zainol Arifin*)

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

BAB III METODE PENELITIAN

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KELAPA (Cocos nucifera L) (Suatu Kasus di Desa Ciakar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran) Abstrak

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran)

PENINGKATAN PENDAPATAN PERAJIN GULA MELALUI AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

ANALISIS USAHATANI PISANG AYAM DI DESA AWE GEUTAH PAYA KECAMATAN PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah tangga petani di Kecamatan Bandungan sebagian besar bergantung

IV. METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

Transkripsi:

ANALISIS RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin Tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Oleh: Novalia Anggara 1), Soetoro 2), Sudradja 3) 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan usaha agroindustri tempe dalam satu kali proses produksi, dan 2) Besarnya rentabilitas pada agroindustri tempe dalam satu kali proses Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan mengambil kasus pada seorang perajin tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Penarikan responden dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan tujuan tertentu yakni pada seorang perajin tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari perajin tempe yang dijadikan responden melalui wawancara, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur dan data dari instansi atau dinas terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Hasil Penelitian pada agroindustri tempe dalam satu kali proses produksi menunjukkan bahwa dari bahan baku kedelai sebanyak 350 kilogram pada harga kedelai Rp. 8.500 per kilogram, menghasilkan tempe sebanyak 3.000 bungkus, dan harga jual tempe jenis (a) Rp. 2.000,- dan tempe jenis (b) Rp. 5.000,- per bungkus. Dengan hasil perhitungan setelah di analisis dari penelitian sebagai berikut (1) Perajin mengeluarkan biaya sebesar Rp. 4.123.992,50, menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 6.600.000,-, dan pendapatan sebesar Rp. 2.476.007,5, (2) Rentabilitas yang dihasilkan sebesar 60 persen dari total biaya yang dikeluarkan. Kata kunci :Rentabilitas, Agroindustri Tempe PENDAHULUAN Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri pangan dan pakan. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, snack, dan sebagainya. Produk kedelai sebagai bahan olahan pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan industri kecil menengah bahkan sebagai komoditas ekspor. Berkembangnya industri pangan berbahan baku kedelai membuka peluang kesempatan kerja dimulai dari budidaya, panen, prosesing, transportasi, pasar sampai pada industri pengolahan. Agar produksi kedelai dan olahannya mampu bersaing di pasar global, maka mutu kedelai dan olahannya masih harus ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan dan pengembangan dalam proses produksi, pengolahan dan pemasarannya, khususnya penerapan jaminan mutu terpadu sejak tahapan budidaya hingga penanganan pascapanen (Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2005). Umumnya olahan kedelai seperti tempe masih diusahakan sebagai industri rumah tangga. Namun seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai makanan sehat, kebutuhan akan olahan kedelai diproyeksikan akan meningkat pula, sehingga industri tempe pun berpeluang besar untuk menjadi industri yang lebih menjanjikan (Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2007). Banyak makanan tradisional berbahan baku kedelai berasal dari China. Sebut saja tahu, kecap, dan tauco. Tidak seperti makanan itu, tempe tidak berasal dari China. Tempe itu berasal dari Indonesia. Memang, tidak jelas kapan pertama kali tempe mulai dibuat. Namun demikian, sejak berabad-abad silam makanan Halaman 63

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 1, September 2014 tradisonal ini sudah dikenal oleh masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam manuskrip Serat Centhini ditemukan bahwa masyarakat Jawa pada abad ke-16 telah mengenal tempe. Kata tempe disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Kata tempe diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Makanan bernama tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal muasal dari mana kata tempe berasal (Badan Standardisasi Nasional, 2012). Tempe merupakan makanan sumber protein tinggi yang harga per satuan unitnya lebih murah apabila dibandingkan dengan sumber protein asal hewani seperti daging, susu dan telur. Harganya juga relatif murah, proses pembuatannya sederhana dan mudah, kandungan gizinya pun cukup tinggi. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara lain menurunkan kadar kolesterol. Nilai gizi protein tempe meningkat setelah proses peragian, karena terjadinya pembebasan asam amino yang terkandung dalam kedelai diperoleh dari ragi (Cahyadi, 2007). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan mengambil kasus pada seorang perajin tempe bernama Bapak Otong di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Menurut Nazir (2011), studi kasus merupakan suatu penelitian yang bersifat mendalam mengenai suatu karakteristik tertentu dari objek penelitian. Operasionalisasi Variabel Variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai berikut : 1. Biaya Produksi adalah seluruh biaya yang digunakan untuk memproduksi tempe yang dianalisis selama satu kali proses produksi, terdiri dari : a. Biaya Tetap (Fixed Cost), yaitu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi langsung oleh besar kecilnya produksi yang dihasilkan dan sifatnya tidak habis dipergunakan dalam satu kali proses Biaya tetap (Fixed Cost) antara lain : Pajak bumi dan bangunan, dinilai dalam satuan rupiah per satu kali proses Penyusutan alat dan pajak bumi bangunan, dihitung dalam satuan rupiah per satu kali proses Untuk megetahui besarnya penyusutan alat dihitung menggunakan metode garis lurus (straight Line Method) menurut Suratiyah (2006), dengan rumus: Penyusutan = Nilai Pembelian Nilai Sisa Umur Ekonomis Nilai sisa merupakan nilai pada waktu alat itu tidak dapat dipergunakan lagi atau dianggap nol. Bunga modal dihitung berdasarkan bunga pinjaman yang berlaku pada saat penelitian dan dinilai satuan rupiah per satu kali proses b. Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dan sifatnya habis dalam satu kali proses produksi diantaranya : 1) Kedelai, dihitung dalam satuan kilogram (Kg) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses 2) Ragi tempe, dihitung dalam satuan kilogram (Kg) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses 3) Plastik pembungkus, dihitung dalam satuan kilogram (Kg) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses 4) Kayu bakar, dihitung dalam meter kubik (m 3 ) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses 5) Transportasi, dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses 6) Tenaga kerja, terdiri dari tenaga kerja dalam dan luar keluarga dihitung berdasarkan Hari Orang Kerja (HOK) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses Halaman 64

Analisis Rentabilitas pada Agroindustri Tempe (Studi Kasus pada Seorang Perajin Tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) NOVALIA ANGGARA, SOETORO, SUDRADJAT 2. Penerimaan adalah jumlah hasil produksi dikalikan dengan harga jualnya dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses produksi dimana : a. Hasil produksi dihitung dalam satuan bungkus. b. Harga jual dihitung dalam satuan rupiah per bungkus. 3. Pendapatan, adalah penerimaan dikurangi biaya produksi yang dinilai dengan satuan rupiah (Rp) per satu kali proses 4. Rentabilitas, adalah perbandingan laba yang diperoleh dari usaha industri tempe terhadap modal yang digunakan untuk menghasilkan laba dihitung dalam satuan persen (%). Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Harga input tetap selama penelitian. 2. Semua hasil produksi habis terjual. Harga produk adalah harga yang berlaku pada saat penelitian. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari perajin tempe yang dijadikan responden melalui wawancara, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur dan data dari instansi atau dinas terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Teknik Penarikan Responden Penarikan responden dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan tujuan tertentu. Menurut Soekartawi (2006) purposive berarti sengaja, purposive sampling dapat diartikan pengambilan sampel berdasarkan kesengajaan, maka pemilihan kelompok subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut-paut yang erat dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka pada peneltian ini ditentukan seorang perajin tempe dengan produksi paling besar di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Rancangan Analisis Data Untuk mengetahui Rentabilitas pada agroindustri tempe yang diusahakan perajin di Desa Pawindan dilakukan analisis sebagai berikut: 1. Analisis Biaya Untuk mengetahui besarnya biaya total (Total Cost) digunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2002): TC = TFC + TVC Dimana : TC = Total Cost (Biaya Total). TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total). TVC = Total Variabel Cost (Biaya Variabel Total). 2. Analisis Penerimaan Untuk mengetahui besarnya penerimaan digunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2002) : TR = Y x Py Dimana : TR = Total Revenue (Penerimaan Total). Y = Jumlah Produksi. Py = Harga. 3. Analisis Pendapatan Untuk mengetahui besarnya pendapatan digunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2002) : Pd = TR TC Dimana : Pd = Pendapatan. TR = Total Revenue (Penerimaan Total). TC = Total Cost (Biaya Total). 4. Analisis Rentabilitas Untuk mengetahui besarnya nilai Rentabilitas digunakan rumus sebagai berikut (Adiwicaksana, 2010): L R = X 100% M Dimana : R = Rentabilitas suatu perusahaan yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba (%). L = Jumlah laba yang diperoleh pada periode tertentu (Rp). M = Modal dari seluruh biaya yang digunakan untuk menghasilkan laba (Rp). Halaman 65

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 1, September 2014 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada seorang perajin agroindustri tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. dengan pertimbangan bahwa Desa Pawindan merupakan sentra agroindustri tempe di Kecamatan Ciamis. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Juli 2014. PEMBAHASAN Analisis Usaha Agroindustri Tempe Analisis usaha agroindustri tempe terdiri atas analisis biaya, penerimaan, pendapatan dan rentabilitas usaha yang dihitung selama satu kali proses Analisis Biaya dan Pendapatan 1. Biaya Tatap Biaya tetap yang dihitung dalam penelitian ini meliputi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta penyusutan alat yang digunakan untuk kegiatan usaha tempe kedelai, dan bunga modal per satu kali proses produksi selama empat hari. Adapun alat-alat yang digunakan dalam usaha agroindustri tersebut adalah : mesin pompa air, mesin penggiling kedelai, drum alumunium, torn air, tungku, pisau, rak penyimpanan, ebeg, ember, buleng besar, buleng kecil, dan rinjing. Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha tempe kedelai adalah sebesar Rp. 121.492,50 per satu kali proses Untuk lebih jelasnya mengenai rincian biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya Tetap pada Agroindustri Tempe di Desa Pawindan dalam Satu Kali Proses Produksi No Jenis biaya Besarnya (Rp) Persentase (%) 1. Pajak Bumi dan Bangunan 107,10 0,1 2. Penyusutan Alat 109.927,07 92,5 4. Bunga Modal 11.458,33 7,4 Biaya Tetap 121.492,50 100 Berdasarkan Tabel 10 diketahui, besarnya biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dihitung berdasarkan luas tanah yang digunakan dalam usaha tempe, perhitungan biaya PBB yang dikeluarkan pada usaha tempe adalah total biaya pajak yang dikeluarkan per tahun dibagi luas bangunan yang digunakan usaha kemudian dibagi 96 kali produksi, sehingga diperoleh biaya pengeluaran PBB per satu kali proses produksi, yaitu sebesar Rp. 107,10. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Biaya penyusutan alat tergantung dari harga beli alat-alat produksi dan berapa lama alat tersebut dapat dipergunakan. Besarnya biaya penyusutan alat untuk satu kali proses produksi adalah sebesar Rp. 109.927.07. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Perhitungan mengenai besarnya bunga modal yang harus dikeluarkan oleh responden adalah 13,2 persen per tahun, dengan demikian bunga modal per satu kali proses produksi adalah Rp. 11.458,33. 2. Biaya Variabel Biaya variabel yang dikeluarkan oleh perajin dalam agroindustri tempe, meliputi biaya sarana produksi, upah tenaga kerja dan transportasi. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan oleh perajin sebesar Rp. 4.002.500,- per satu kali proses Untuk lebih jelasnya mengenai biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya Variabel pada Agroindustri Tempe di Desa Pawindan untuk Satu Kali Proses Produksi No Jenis Biaya Satuan Jumlah Harga satuan Nilai Persentase (unit) (Rp) (Rp) (%) 1. Kedelai Kg 350 8.500 2.975.000 54 2. Kayu bakar M 3 7 40.000 280.000 5,1 3. Listrik Hari 4 10.000 40.000 0,7 4. Plastik Kg 1,5 45.000 67.500 1,2 5. Lilin Pak 1 1.000 10.000 0,4 6. Ragi Kg 1,5 10.000 15.000 0,3 7. Tenaga kerja HOK 6 50.000 600.000 38 8. Transportasi Rupiah 1 15.000 15.000 0,3 Jumlah 4.002.500 100,00 Halaman 66

Analisis Rentabilitas pada Agroindustri Tempe (Studi Kasus pada Seorang Perajin Tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) NOVALIA ANGGARA, SOETORO, SUDRADJAT a. Sarana Produksi Sarana produksi yang digunakan pada agroindustri tempe terdiri dari : bahan baku (kedelai), kayu bakar, listrik, plastik, lilin, dan ragi. Penggunaan kedelai sebagai bahan baku yang diperlukan untuk satu kali proses produksi sebanyak 350 kilogram dimana harga yang berlaku pada saat penelitian adalah sebesar Rp. 8.500,- per kilogram, sehingga diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian kede lai sebesar Rp. 2.975.000,- per satu kali proses Untuk merubah kedelai menjadi tempe, responden memerlukan bahan tambahan yaitu ragi. Dalam satu kali proses produksi menghabiskan ragi sebanyak 1,5 kilogram dengan harga Rp. 10.000,- per kilogram, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 15.000,- per satu kali proses Bahan bakar yang digunakan oleh reponden ialah kayu bakar yang dalam satu kali proses produksi menghabiskan sebanyak 7 m 3 dengan harga Rp. 40.000 per m 3 sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 280.000,- per satu kali proses Penggunaan plastik sebagai pembungkus tempe, dalam satu kali proses produksi sebanyak 1,5 kilogram dengan harga Rp. 45.000,- per kilogram, sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 67.500,- per satu kali proses Kegiatan terakhir dalam proses produksi tempe adalah pengepresan plastik yang telah terisi bahan jadi tempe dengan lilin api. Adapun lilin yang digunakan dalam satu kali proses produksi sebanyak 1 pak dengan harga Rp. 1.000,- per pak, sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 10.000,- per satu kali proses Untuk lebih jelasnya mengenai biaya sarana produksi dapat dilihat pada Lampiran 6. b. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam agroindustri tempe adalah untuk pengolahan mulai dari pencucian sampai pengemasan, dimana tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja luar keluarga sebanyak 4 orang dan tenaga kerja dalam keluarga sebanyak 2 orang jumlah tenaga kerja sebanyak 6 orang, dimana besarnya upah tenaga kerja yang dikeluarkan sebesar Rp. 50.000,- per orang per hari, sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 600.000,- per satu kali proses c. Transportasi Untuk biaya transportasi perajin mengeluarkan biaya sebesar Rp. 15.000,- per satu kali proses Jadwal pemasaran yang dilakukan oleh pemilik usaha yaitu setelah hari ke 4 yang dinamakan satu kali proses d. Biaya Total Biaya total yang dikeluarkan merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Besarnya biaya total yang dikeluarkan untuk usaha tempe adalah sebesar Rp. 4.123.992,5 per satu kali proses Hasil Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa produksi tempe per satu kali proses produksi sebanyak 350 kilogram, harga jual yang berlaku pada saat penelitian adalah sebesar Rp. 8.500,- per kilogram. Lebih jelasnya mengenai besarnya hasil produksi, penerimaan dan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Produksi, Penerimaan dan Pendapatan pada Agroindustri Tempe di Desa Pawindan dalam Satu Kali Proses Produksi No Uraian Satuan Nilai 1. Hasil produksi Bungkus 3.000,00 2. Harga jual tempe (a) Rp./Bks 2.000,00 3. Harga jual tempe (b) Rp./Bks 5.000,00 4. Penerimaan Rp. 6.600.000 5. Biaya tetap Rp. 121.492,50 6. Biaya variabel Rp. 4.002.500,00 7. Biaya total Rp. 4.123.992,50 8. Pendapatan Rp. 2.476.007,50 Tabel 12 menunjukkan bahwa besarnya penerimaan perajin dalam satu kali proses produksi sebesar Rp. 6.600.000,-. Adapun harga jual tempe jenis (a) Rp. 2.000,- dan harga jual tempe jenis (b) Rp. 5.000,- per bungkus. Penerimaan yang diperoleh perajin berasal dari perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual yang berlaku pada saat penelitian dari total biaya sebesar Rp. 4.123.992,50 dalam satu kali proses Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total. Pendapatan yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp. 2.476.007,5 per satu kali proses Halaman 67

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 1, September 2014 Rentabilitas pada Agroindustri Tempe. Rentabilitas suatu perusahaan didapat dari hasil pembagian antara laba dengan modal dikalikan 100 persen. Rentabilitas ini digunakan untuk melihat kemampuan suatu usaha tempe dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Besarnya nilai rentabilitas pada usaha tempe berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebesar 60 persen, ini berarti kemampuan perajin dalam menghasilkan labanya selama satu kali proses produksi sebesar 60 persen dari total biaya yang di keluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tempe di Desa Pawindan mampu menghasilkan laba pada setiap kali proses produksinya. Nilai rentabilitas pada usaha ini lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku pada saat penelitian yaitu sebesar 13,2 persen per tahun, dengan demikian modal tersebut lebih baik dipakai usaha daripada disimpan di Bank. Rangkuman Hasil Penelitian. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat merangkumkan hasil penelitinnya sebagai berikut: 1. Besarnya harga bahan baku (kedelai) sebesar Rp. 8.500,- per kilogram. 2. Besarnya harga jual tempe jenis (a) sebesar Rp. 2.000,- per bungkus. 3. Besarnya harga jual tempe jenis (b) sebesar Rp. 5.000,- per bungkus. 4. Besarnya biaya yang dikeluarkan perajin tempe adalah sebesar Rp. 4.123.992,50 dalam satu kali proses 5. Besarnya penerimaan yang di peroleh perajin tempe adalah sebesar Rp. 6.600.000,00,- dalam satu kali proses 6. Besarnya pendapatan yang di peroleh perajin tempe di Desa Pawindan adalah sebesar Rp. 2.476.007,50,- dalam satu kali proses Besarnya nilai rentabilitas usaha seorang perajin tempe di Desa Pawindan adalah sebesar 60 persen dari total biaya yang dikeluarkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Besarnya harga kedelai pada saat penelitian Rp. 8.500,-, besarnya harga jual tempe jenis (a) Rp. 2.000,- dan tempe jenis (b) Rp. 5.000,- per bungkus dengan total prodiksi sebesar 3.000 bungkus per satu kali proses produksi, besarnya biaya yang dikeluarkan perajin tempe dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp. 4.123.992,50, besarnya penerimaan yang di peroleh perajin tempe adalah sebesar Rp. 6.600.000,00, besarnya pendapatan yang di peroleh perajin tempe di Desa Pawindan adalah sebesar Rp. 2.476.007,50. 2. Besarnya nilai rentabilitas usaha seorang perajin tempe di Desa Pawindan adalah sebesar 60 persen dari total biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tempe kedelai mampu menghasilkan laba pada setiap kali proses Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut maka disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Melihat pendapatan yang diperoleh dan rentabilitas pada agroindustri tempe yang cukup besar, maka usaha tersebut perlu dikembangkan terutama dalam bentuk industri yang dapat menciptakan kesempatan kerja di pedesaan. Sedangkan untuk mengembangkan usahanya tersebut, perlu adanya pembinaan dari instansi-instansi yang terkait, dengan harapan dapat lebih meningkatkan skala usahanya. 2. Pada sistem transaksi penjualan yang paling menguntungkan bagi perajin adalah sistem transaksi cara tunai, karena sirkulasi uang lancar sehingga responden dapat melaksanakan aktivitas industri tempe secara kontinue. Maka responden harus berusaha menggunakan sistem transaksi secara tunai dalam memasarkan hasil produksinya. DAFTAR PUSTAKA Adiwicaksana. 2010. Rentabilitas Ekonomi dan Modal Sendiri. http://blog.uad.ac.id/adiwicaksana.com.jakar ta. (Akses tanggal 17 Maret 2014, jam 20.55 WIB). Atmaja, U., dan Hartoyo, T. 2005. Optimasi Alokasi Lahan pada Sistem Pengelolaan Usaha Wanatani. Universitas Siliwangi dan Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Cimanuk-Citanduy Ditjen RLPS Departemen Kehutanan RI. Tasikmalaya. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tempe Persenbahan Indonesia untuk Dunia. Jakarta. Halaman 68

Analisis Rentabilitas pada Agroindustri Tempe (Studi Kasus pada Seorang Perajin Tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) NOVALIA ANGGARA, SOETORO, SUDRADJAT Balai Penyuluh Pertanian dan Kehutanan. 2013. Data Curah Hujan Kecamatan Ciamis. Ciamis. Cahyadi. 2007. Kedele, Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Jakarta. ------------. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarata. Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarata. Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedele. Jakarta. Desa Pawindan, 2014. Daftar Sentra Agroindustri Tempe. Ciamis. Desa Pawindan. 2013. Monografi Desa Pawindan. Ciamis. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ciamis 2013. Daftar Sentra Industri Menengah, Ciamis. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Kedele. Dirjen P2HP Kementerian Pertanian. Jakarta. Hanafi, M. 2005. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Citra Praya. Bandung. Hayati, Maryani dan Manalu. 2004. Pengetahuan Sosial Geografi SMP. ESIS. Jakarta. Kusmayadi, Y. 2005. Analisis Rentabilitas dan Peneyerapan Tenaga Kerja Pada Agroindustri Wajit Ketan. Fakultas Pertanian. Universitas Galuh. Ciamis. Mangunwidjaja dan Sailah, 2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Nazir M, 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. Puspitasari, R. 2011. Analisis Kelayakan Dan Sensitivitas Agroindustri Tempe. (Suatu Kasus di Desa Sindangrasa Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis). Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Galuh. Ciamis. Rahim dan Hastuti. 2008. Pengantar dan Kasus Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Sailah. 2005. Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Saragih, B. 2001. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. PT Loji Griya Sarana. Bogor. Siagian. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. Raja Grafindo Persada. Jakarta., 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. Sugiono. 2007. Metode penelitian bisnis. Alfabeta. Bandung. Suprapto, 2008. Karakteristik, Penerapan dan pengembangan Agroindustri Hasil Pertanian di Indonesia. Universitas Mercu Buana.Jakarta. Supriatna. 2005. Membuat Tahu Sumedang. Penebar Swadaya. Jakarta. Suratiyah, 2009..Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Tunggadewi, A.T. 2009. Analisis Profitabilitas Serta Nilai Tambah Usaha Tempe dan Tahu (Studi Kasus di Kecamatan Tegal Gundil dan Cilendek Timur Kota Bogor). Jurusan Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789 / 11579. (diakses tanggal : 25 Mei 2014). Halaman 69

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 1, September 2014 Halaman 70