BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abdul Latip, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di Indonesia dewasa ini kurang berhasil meningkatkan

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ismail, 2016

I. PENDAHULUAN. proses aktualisasi siswa melalui berbagai pengalaman belajar yang mereka dapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siska Sintia Depi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Nurhasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Julia Artati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

2015 KONSTRUKSI DESAIN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN KONTEKS KERAMIK UNTUK MENCAPAI LITERASI SAINS SISWA SMA

SRIE MULYATI, 2015 KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan saja, melainkan proses sains dan menggunakannya untuk

DAFTAR ISI Ismail, 2016

2015 PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

I. PENDAHULUAN. yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE CONNECTED BERBASIS GUIDED INQUIRY

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dini Rusfita Sari, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BABI PENDAHULUAN. sendiri dan alam sekitar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

diselenggarakan secara internasional dapat dijadikan acuan guna mengetahui sejauh mana daya saing siswa Indonesia secara global (Fatmawati dan

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN IPA TERPAD U TIPE INTEGRATED TERHAD AP PENGUASAAN KONSEP D AN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PAD A TOPIK TEKANAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan sikap atau nilai (Toharudin, dkk., 2011:179). pemecahan masalah belajar dan kesulitan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

R PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF LITERASI SAINS UNTUK PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TEMA BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PRODUKSI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Nurhada,2013

2015 KONTRUKSI ALAT UKUR LITERASI SAINS SISWA SMP PADA KONTEN SIFAT MATERI MENGGUNAKAN KONTEKS KLASIFIKASI MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal. Keberadaan buku ajar memberikan kemudahan bagi guru dan. siswa untuk dapat memahami konsep secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

BAB I PENDAHULUAN. (BSNP, 2006). Pendidikan sains ini diharapkan dapat memberikan penguasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang melek terhadap sains dan teknologi (UNESCO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai disiplin ilmu lain,

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendatangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan

PAKET SUMBER BELAJAR (PSB) DENGAN ANALISIS FOTO KEJADIAN FISIKA (AFKF) PADA MATERI USAHA ENERGI. Fika Maulani Rahmah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widya Nurfebriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

PROFIL KEMAMPUAN LIT ERASISAINS SISWA SMP DI KOTA PURWOKERTO DITINJAU DARI ASPEK KONTEN, PROSES, dan KONTEKS SAINS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya mutu pendidikan (Muhaimin, 2001).Hal ini disebabkan oleh belum meratanya

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tren Penelitian Sains dan Penelitian Pendidikan Sains

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Kemendikbud, 2013, hlm. 1). Sejalan dengan hal tersebut, Merino dan Sanmarti (2008, hlm. 197) menyatakan bahwa belajar IPA merupakan proses mengamati fenomena dan menghubungkannya dengan teori yang sudah ada sehingga menghasilkan suatu pengetahuan yang bermakna dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Berdasarkan pada hal tersebut, maka proses pembelajaran IPA diharapkan tidak sekedar transfer pengetahuan secara langsung dari guru kepada siswa. Lebih dari itu, proses pembelajaran IPA merupakan proses aktif dari siswa untuk membangun dan menemukan konsep, menggunakan konsep untuk berbagai permasalahan serta mengaplikasikan konsep yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. IPA sebagai bagian dari mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP) memiliki kurikulum yang menekankan pada keseimbangan antara konsep, proses dan aplikasi (Kemendikbud, 2013, hlm. 4). Penekanan kurikulum tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di SMP harus mengakomodasi siswa dalam mengembangkan literasi sains yang dapat bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat. Sejalan dengan itu, PISA (Programme for International Student Assessment) yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) memiliki visi bahwa pendidikan IPA harus mampu menyiapkan siswa agar memahami materi sains, menguasai proses sains dan menggunakan sains dalam konteks kehidupan nyata, visi PISA tersebut dikenal dengan visi literasi sains (Rahayu, 2014, hlm. 2). PISA melaksanakan penilaian kemampuan literasi sains siswa pada beberapa negara peserta program ini setiap 3 tahun sekali. Capaian literasi sains yang diperoleh siswa pada suatu negara dapat dijadikan sebagai salah satu tolak

2 ukur dari mutu pendidikan di negara tersebut. Menurut Rustaman (2011) semakin banyak negara yang ikut serta dalam kegiatan PISA menunjukkan bahwa hasil dari penilaian yang dilakukan oleh PISA dapat dipertanggungjawabkan dan bisa dijadikan sebagai parameter kualitas pendidikan di suatu negara. Indonesia sudah mengikuti kegiatan penilaian literasi sains dari PISA sebanyak 5 kali (tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2012), hasil penilaian PISA terhadap literasi sains siswa Indonesia masih memprihatinkan. Laporan OECD menunjukkan bahwa peringkat literasi sains siswa Indonesia pada tahun 2000 berada pada urutan ke 38 dari 41 negara, tahun 2003 urutan ke 38 dari 40 negara, tahun 2006 urutan ke 53 dari 57 negara, tahun 2009 urutan ke 38 dari 40 negara dan pada tahun 2012 berada pada urutan ke 64 dari 65 negara yang ikut berpartisipasi. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia sangat rendah yaitu secara umum berada pada peringkat 2 sampai 4 terbawah dari negara-negara lain. Rendahnya kemampuan literasi sains siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kurikulum dan sistem pendidikan, pemilihan metode dan model pembelajaran, sarana fasilitas belajar dan sumber belajar (Kurnia, Zulherman dan Fathurohman, 2011, hlm. 43). Hasil penelitian Hadi dan Mulyaningsih (2009, hlm. 20-25) menyebutkan bahwa variabel independen yang secara konsisten mempengaruhi literasi sains siswa adalah kemampuan membaca, kemampuan matematika dan fasilitas komputer sebagai penunjang pembelajaran. Miller (dalam Holden, 2012, hlm. 109) menjelaskan bahwa penggunaan media berbasis komputer serta kemudahan dan frekuensi mengakses informasi melalui internet menjadi salah satu prediktor kemampuan literasi sains. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi sains, penggunaan media berbasis komputer menjadi bagian penting yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan literasi sains siswa. Pengembangan media berbasis komputer menjadi penting dikembangkan karena perkembangan zaman yang menuntut penggunaan teknologi dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, Aina (2013, hlm. 125) menyatakan bahwa kemendikbud memiliki rencana strategis mengenai penguatan dan perluasan penggunaan TIK dalam bidang

3 pendidikan termasuk untuk memfasilitasi proses belajar mengajar seperti adanya e-pembelajaran. Multimedia pembelajaran merupakan salah satu media berbasis komputer yang dapat dikembangkan untuk membantu siswa dan guru selama proses pembelajaran. Mayer dan Moreno (2003, hlm. 43) menyatakan bahwa multimedia berperan dalam menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna. Pembelajaran yang bermakna dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang dapat disimpan dalam memori jangka panjang dan dapat diterapkan pada kondisi yang nyata, baru dan berbeda. Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, multimedia yang dikembangkan untuk mata pelajaran IPA umumnya dirancang secara terpisah (biologi, fisika dan kimia) tanpa adanya keterpaduan diantara ketiga bidang ilmu tersebut. Pengembangan dan penggunaan multimedia pada mata pelajaran IPA SMP yang telah dikembangkan antara lain multimedia pada mata pelajaran biologi untuk meningkatkan motivasi siswa (Aina, 2013), multimedia pada materi fluida untuk membantu siswa dalam mereduksi miskonsepsi dan mendapatkan pengetahuan yang bermakna (Sahin, Cepni, dan Ipek, 2010) dan multimedia pada mata pelajaran kimia untuk membantu siswa menjelaskan fenomena kimia pada tingkat partikel (Falvo, 2008 ; Kozma dan Russel, 1997). Pada kurikulum 2013 pembelajaran IPA dilaksanakan secara terpadu, keterpaduan pelajaran IPA pada tingkat SMP bertujuan agar siswa mampu memahami suatu fenomena alam dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu IPA. Selain itu, keterpaduan IPA juga diharapkan mampu mengembangkan berbagai keterampilan pada siswa yang tidak dapat dikembangkan jika pembelajarannya dilakukan secara terpisah. Untuk menyesuaikan tuntutan kurikulum tersebut, maka diperlukan perangkat pembelajaran yang terpadu juga, termasuk dalam multimedianya. Pada penelitian ini dikembangkan multimedia pembelajaran IPA terpadu sebagai bentuk kontribusi dalam penyesuaian dengan kurikulum 2013. Multimedia IPA terpadu yang dikembangkan mengambil tema teknologi, tema ini dipilih karena memiliki sifat luas dan umum sehingga dapat mencakup konsepkonsep IPA yang ada di SMP. Selain itu, tema teknologi juga dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatkan literasi sains, karena tema ini mencakup konten IPA

4 dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari serta mencakup kompetensi sains. Berdasarkan pada pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains untuk Siswa SMP Pada Tema Teknologi. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada tema teknologi yang meningkatkan literasi sains siswa SMP? Adapun pertanyaan penelitian dari rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP pada tema teknologi? 2. Bagaimana efektivitas pembelajaran IPA tema teknologi menggunakan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains terhadap peningkatan literasi sains siswa SMP? 3. Bagaimana tanggapan siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada pembelajaran IPA tema teknologi? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum untuk penelitian ini adalah mengembangkan dan Memperoleh multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP pada tema teknologi. Sementara itu tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP pada tema teknologi. 2. Efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains terhadap peningkatan literasi sains siswa SMP pada materi IPA tema teknologi. 3. Tanggapan siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada pembelajaran IPA tema teknologi.

5 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian bagi siswa Manfaat penelitian bagi siswa dapat membantu dalam : 1. Meningkatkan literasi sains melalui penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada materi IPA tema teknologi. 2. Mendapatkan pengetahuan yang bermakna melalui penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada pembelajaran IPA dengan tema teknologi. Manfaat penelitian bagi guru Manfaat penelitian bagi guru adalah memberi informasi mengenai : 1. Langkah-langkah pengembangan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP pada tema teknologi. 2. Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami pengetahuan sains, menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kompetensi sains. 3. Capaian literasi sains siswa pada pembelajaran IPA tema teknologi menggunakan mulimedia. Manfaat penelitian bagi peneliti lain : Manfaat penelitian bagi peneliti lain adalah memberi informasi mengenai : 1. Desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP pada tema teknologi. 2. Gambaran capaian literasi sanis siswa SMP pada pembelajaran IPA tema teknologi melalui pembelajaran menggunakan multimedia.

6 E. Struktur Organisasi Tesis Pada penulisan tesis ini terdiri dari 5 bab sebagai konten utama dan beberapa konten tambahan berupa daftar pustaka dan lampiran, penjabaran dari konten utama dalam tesis ini adalah sebagai berikut : 1. Bab 1 pendahuluan, berisi mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta organisasi tesis. Latar belakang penelitian didasarkan pada studi pendahuluan mengenai literasi sains dan multimedia pembelajaran secara kajian literatur dan observasi langsung ke beberapa sekolah. Rumusan masalah berisi rumusan masalah penelitian dan pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Sementara itu untuk manfaat penelitian terdiri dari manfaat penelitian bagi siswa, bagi guru dan bagi peneliti lain. 2. Bab 2 berisi kajian literatur mengenai multimedia pembelajaran, literasi sains dan kajian IPA terpadu mengenai materi bioteknologi, generator dan produk teknologi ramah dan merusak lingkungan. Kajian literatur ini didasarkan dari berbagai sumber yaitu buku, artikel penelitian, jurnal penelitian, makalah, dan berbagai sumber lainnya. 3. Bab 3 mengenai metodologi penelitian berisi penjelasan metode penelitian yang digunakan, subjek penelitian yang terlibat, prosedur penelitian yang dilakukan, instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data serta cara analisis data kualitatif dan kuantitatif. 4. Bab 4 hasil dan pembahasan berisi mengenai penjelasan berbagai temuan penelitian yang selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai temuantemuan yang dihasilkan dalam penelitian tersebut. Temuan dan penjelasan hasil penelitian terdiri dari penjabaran hasil validasi multimedia pembelajaran berbasis literasi sains, desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains, efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran terhadap peningkatan literasi sains dan tanggapan siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains. 5. Bab 5 berisi mengenai simpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Simpulan yang ditulisakan merupakan jawaban dari rumusan dan

7 pertanyaan penelitian. Selain itu pada bab 5 juga terdapat saran yang diajukan berdasarkan berbagai temuan dan hasil penelitian yang dilakukan. Sementara itu untuk konten tambahan terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang menjadi data dan informasi tambahan dari penulisan tesis ini. Lampiran yang terdapat pada tesis ini terdiri dari lampiran dengan kode A yang merupakan lampiran berisi dokumen pada tahap desain dan pengembangan seperti analisis wacana, perumusan indikator, flowchart multimedia dan storyboard. Lampiran dengan kode B berisi dokumen pada tahap pengembangan dan implementasi seperti angket, soal tes tertulis, lembar judgment media dan lembar validasi instrumen. Sementara itu lampiran C berisi dokumen hasil observasi langsung, hasil judgment media dari guru dan siswa, pengolahan hasil tes tulis dan pengolahan hasil angket siswa.