Gambar 2.1 Gambar Pesawat Syringe Pump

dokumen-dokumen yang mirip
MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER AT89S52

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

BAB 2 LANDASAN TEORI

I/O dan Struktur Memori

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

DESIGN INTERFACE PADA AT89S52 8k Byte In-System Programmable 8bit Mikrokontroler

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

BAB 2 LANDASAN TEORI

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ROBOT PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

BAB 2 LANDASAN TEORI. Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

Sistem Mikroprosessor

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TEORI DASAR SYRINGE PUMP Prinsip Dasar Pesawat Syringe Pump Syringe pump merupakan salah salah satu peralatan elektromedis yang berfungsi untuk memasukkan cairan obat kedealam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur. Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian yaitu rangkaian pengatur laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian komparator, dan rangkaian sinyal referensi. Motor akan berputar untuk menggerakkan spuit merespon sinyal yang diberikan oleh rangkaian pengendali motor, tetapi putaran motor itu sendiri tidak stabil sehingga perubahan-perubahan itu akan dideteksi oleh rangkaian pendeteksi rpm. Sinyal yang didapat dari pendeteksi rpm akan dibandingkan dengan sinyal referensi, dimana hasil dari perbandingan tersebut akan meredakan ketidakstabilan motor. Motor akan mengurangi lajunya jika perputarannya terlalu cepat dan sebaliknya akan menambah kecepatan jika perputarannya terlalu pelan sehingga didapatkan putaran motor yang stabil. Syringe pump didesain agar mempunyai ketepatan yang tinggi dan mudah untuk digunakan. Syringe pump dikendalikan dengan mikro computer dan dilengkapi dengan system alarm yang menyeluruh. Adapun gambar syringe Pump seperti yang ditujukkan pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Gambar Pesawat Syringe Pump 4

5 2.2 RANGKAIAN IC MIKROKONTROLLER AT89S51 Mikrokontroller terdiri dari beberapa jenis, diantaranya 8031, 8051, 8751, 89c51, dan 89s51. Semua keluarga mikrokontroller xx51 memiliki 128 byte RAM internal, 2 buah timer counter, 32 bit paralel I / O, serial I / O, 5 sumber interupsi. Disini penulis menggunakan Mikrokontroller AT 89s51 4 K byte yang memilki flash ROM EEPROM (Elektrical erasable, reprogramable), pemrograman dilakukan secara paralel dan serial. Selain itu mikrokontroller AT 89s51 sudah dikenal secara luas dan harganya juga relatif murah dan sangat efektif penggunaannya. ATMEL 89s51 merupakan mikrokontroller yang luar biasa memberikan fleksibelitas yang tinggi dan penyelesaian biaya yang efektif untuk beberapa aplikasi kontrol. Selain itu AT 89s51 didesain dengan logika statis untuk operasi dengan frekuensi 0 Hz dan didukung dengan penghematan biaya. IC Mikrokontroler AT89s51 adalah komponen produksi Atmel yang berorientasi pada kontrol dengan level logika CMOS. Komponen ini termasuk keluarga MCS 51. Rangkaian integrasi tersebut memiliki perlengkapan single chip mikrokomputer. Perlengkapan yang dimaksud adalah CPU (Central Processing Unit) yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan dengan komponen yang lain. Diantaranya Register, ALU (Arithmatic Logic Unit), Unit Pengendali. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda, antara lain : 1. Register Sebagai memori sementara di dalam CPU. Beberapa register mempunyai fungsi tertentu, seperti program counter dan code register, yang lain bersifat lebih umum akumulator, B register. Tiap-tiap komputer memiliki panjang kata yang merupakan karakteristik dari CPU. Seperti pada keluarga MCS 51 ini besarnya ditentukan oleh bus dan memori internal, oleh karenanya mikrokontroller keluarga MCS 51 ini memiliki kemampuan menyimpan data 8 bit.

6 2. ALU (Arithmatic Logic Unit) Dari namanya dapat diketahui bahwa ALU mampu menjalankan operasi aritmatika dan logika dengan bilangan-bilangan biner. Dalam keluarga MCS 51 operasi ALU datanya terbatas pada jumlah bilangan biner 8 bit, tidak sampai pada operasi floating point (angka mengambang). 3. Unit Pengendali Unit pengendali digunakan untuk menyerempakkan kerja yang sangat diperlukan oleh setiap prosessor. Sebuah instruksi diambil dan didekode, setelah prosessor mengetahui apa yang dimaksud dengan instruksi, maka unit pengendali akan memberikan signal pada aksi yang dimaksud. Gambar 2.2 IC Mikrokontroller AT89S51

7 Mikrokontroller AT89S51 memiliki beberapa fasilitas yang dapat dipaka oleh pengguna. Fasilitas yang dimaksud antara lain : 1. Flash program memori ROM internal sebesar 4 Kbyte. Dengan flash PEROM ini mikrokontroller mampu diprogram dan dihapus hingga 1000 kali. 2. Memori data RAM internal sebesar 128 Byte. 3. Kemampuan kerja clock internal dari 0 hingga 24 MHz. 4. Terdapat 2 buah timer/counter yang dapat dipakai hingga 16 Bit. 5. Kemampuan mengalamati memori program dan data maksimum 64 Kbyte eksternal. 6. 2 buah tingkat prioritas interupsi. 7. Lima buah interupsi, yaitu 2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi internal. 8. 4 buah I/O masing-masing 8 Bit. 9. Port serial full duplex UART (Universal Asincronous Receive Transmit), dengan kemampuan pendeteksian kesalahan. 10. Mode pengontrolan daya, yaitu : 10.1 Mode Idle (daya akan berkurang jika CPU dikehendaki stand by). 10.2 Mode Power Down (oscillator berhenti yang berarti daya akan berkurang karena intruksi yang dieksekusi menghendaki power down). 11. Pengembalian ke mode normal setelah power down karena adanya interupsi. 12. Dapat diprogram per bit sehingga pemrograman akan lebih leluasa dan efektif.

8 Dalam IC program AT89S51 terdapat beberapa port dan programprogram lain. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Port Port 0 adalah 8 bit open drain bi-directional port 1/0. Pada saat sebagai port out, tiap pin dapat dilewatkan ke 8 input TTL. Ketika logika 1 dituliskan pada port 0, maka pin-pin ini dapat digunakan sebagai input yang berimpedansi tinggi. Port 0 dapat dikonfigurasikan untuk dimultiplex sebagai jalur data / address bus selama membaca program eksternal dan memori data. Pada mode ini P0 mempunyai internal pull up. Port 0 juga menerima kode bit selama pemrograman flash. Dan megeluarkan kode bit selama ferifikasi program. 2. Port 1 Port 1 adalah 8-bit bi-directional Port 1/0 denga internal pull up. Port 1 mempunyai buffer output yang dapat dihubungkan dengan 4 TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke port 1, pin ini di pull high dengan menggunakan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Ketika sebagai input, pin port 1 yang secara eksternal di pull low akan mengalirkan arus 1 L karena internal pull up. Port 1 juga menerima address bawa selama pemrograman flash dan ferifikasi. 3. Port 2 Port 2 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull up. Port 2 output buffer dapat melewatkan 4 TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke port 2, maka mereka dipull high dengan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. 4. Port 3 Port 3 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull up. Output buffer dari port 3 dapat dilewati 4 input TTL. Ketika logika 1 dituliskan ke port 3 maka mereka akan di pull high dengan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Port 3 juga mempunyai berbagai macam fungsi atau fasilitas. Port 3 juga

9 menerima beberapa sinyal kontrol untuk pemrograman flash dan ferifikasi. 5. RST Input reset. Logika high pada pin ini akan mereset siklus mesin. 6. ALE/PROG Pulsa Output Address Latch Enable digunakan untuk lacthing bit bawah dari address selama mengakses keeksternal memori. Pin ini juga merupakan input pulsa program selama pemrograman flash. Operasi normal dari ALE dikeluarkan pada laju konstan 1/6 dari frekuensi oscilator, dan dapat digunakan untuk pewaktu eksternal atau pemberian pulsa. Jika dikehendaki, operasi ALE dapat di disable dengan memberikan setting bit 0 dari SFR pada lokasi 8 EH. Dengan bit set, ALE dapat diiaktifkan selama instruksi M0VX atau MOVC. Dengan menseting ALE disabled, tidak akan mempengaruhi jika mikrokontroler pada mode eksekusi eksternal. 7. Port Pin Alternate Functions P3.0 RXD (serial input port) P3.1 TXD (serial output port) P3.2 INT0 (external interupt 0) P3.3 INT1 (external interupt 1) P3.4 T0 (timer 0 external input) P3.5 T1 (timer 1 external input) P3.6 WR (external data memory write strobe) P3.7 RD (external data memory read strobe)

10 8. PSEN Program store enable merupakan sinyal yang digunakan untuk membaca program pada memori eksternal. Ketika 8951 mengeksekusi kode dari program memori eksternal, PSEN diaktifkan 2 kali setiap siklus mesin, kecuali bahwa 2 aktifasi PSEN terlewati selama pembacaan ke memori data eksternal. 9. EA/VPP External Access enable. EA harus diposisikan ke GND untuk mengaktifkan divais untuk mengumpankan kode dari program memori yang dimulai pada lokasi 0000H sampai dengan FFFFH. EA harus diposisikan ke VCC untuk eksekusi program internal. Pin ini juga menerima tegangan pemrograman 12Volt (VPP) selama pemrograman flash. 10. XTAL 1 Input oscilator inverting amplifier dan input untuk internal clock untuk pengoperasian 2. 11. XTAL 2 Output dari inverting oscilator amplifier. Didalam IC mikrokontroller AT98S51 terdapat beberapa bagian yang penting, diantaranya : a. Flash program memori ROM internal sebesar 4 Kbyte. Dengan flash EPROM ini menyebabkan mikrokontroller mampu diprogram dan dihapus hingga berkali-kali b. Memori data RAM internal sebesar 128 byte. c. Kemampuan kerja clock internal dari 0 hingga 24 Mhz. d. 2 buah timer / counter yang bisa dipakai hingga 16 bit. e. Port I / 0 masing masing 8 bit

11 Didalam Mikrokontroller penulis memanfaatkan timer dan counter dalam menjalankan stepper. Berikut ini adalah tabel register TMOD Gate C/T M1 M0 Gate C/T M1 M0 TIMER 1 TIMER 0 M1 M0 OPERATING 0 0 Mode 0 : 13 bit Timer/Counter 0 1 Mode 1 : 16 bit Timer/Counter 1 0 Mode 2 : 8 bit auto reload Timer/Counter. THx menerima data yang akan direload ke TLx setiap kali TLx overflow 1 1 Mode 3 : 8 bit Timer/Counter by TL0. TH0 merupakan 8 bit Timer yang dikontrol dari Timer1 Register TCON (BIT ADDRESSABLE REGISTER) TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0 TIMER1 TIMER0 TIMER1 TIMER0 BIT SIMBOL FUNGSI TCON.7 TF1 Timer1 overflow flag. Diset oleh hardware pada saat timer-counter overflow. Clear secara hardware atau software TCON.6 TR1 Bit pengatur bekerjanya Timer1. Set/Clear dilakukan secara software untuk ON-OFF Timer Counter.

12 TCON.5 TF0 Idem untuk Timer0 TCON.4 TR0 Idem untuk Timer0 TCON.3 IE1 Interupt enable 1 edge flag. Set/Clear oleh hardware ketika eksternal interupsi sisi terdeteksi dan clear bila interupsi telah diproses. TCON.2 IT1 Interupt Transition. Set/Clear secara software untuk menentukan apakah menggunakan triger sisi atau level low, pada eksternal interupsi TCON.1 IE0 Idem untuk Timer0 TCON.0 IT0 Idem untuk Timer0 2.3. Display dengan menggunakan LCD Character (Liquid Crystal Display) LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan (sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis menggunakan LCD dot matrix dengan kharakter 2 x 16, sehingga kaki-kakinya berjumlah 16 pin. Gambar 2.3 karakter LCD 2x16

13 LCD yang penulis gunakan adalah M1632, yang mana digunakan untuk menampilkan hasil konsentrasi. LCD ini hanya memerlukan daya yang sangat kecil, tegangan yang dibutuhkan juga sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan kekontrasan cahaya pada display dan CMOS LCD drive sudah terdapat di dalamnya. Semua fungsi display dapat dikontrol dengan memberikan instruksi dan dapat dengan mudah dipisahkan oleh MPU. Ini membuat LCD berguna untuk range yang luas dari terminal display unit untuk mikrokomputer dan display unit measuring gages. Tabel 2.1. Fungsi Pin Pada LCD No. Symbol Level Keterangan 1 Vss - Dihubungkan ke 0 V (Ground) 2 Vcc - Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan toleransi ± 10%. 3 Vee - Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD. 4 RS H/L Bernilai logika 0 untuk input instruksi dan bernilai logika 1 untuk input data. 5 R/W H/L Bernilai logika 0 untuk proses write dan bernilai logika 1 untuk proses read. 6 E H Merupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada failing edge dari logika 1 ke logika 0. 7 DB0 H/L Pin data D0 8 DB1 H/L Pin data D1 9 DB2 H/L Pin data D2 10 DB3 H/L Pin data D3 11 DB4 H/L Pin data D4

14 12 DB5 H/L Pin data D5 13 DB6 H/L Pin data D6 14 DB7 H/L Pin data D7 15 VCC - Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan toleransi ± 10%. 16 VSS - Dihubungkan ke 0 V (Ground) Cara kerja menjalankan LCD : Langkah 1 : Inisialisasi LCD. Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat tabel alamat). Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil pada alamat tersebut. Beberapa fungsi instruksi dari LCD, yaitu : 1. Display Clear. RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Display Clear membersihkan semua tampilan dan mengembalikan cursor pada posisi semula (address 0). Ruang kode 20 (heksadesimal) ditulis ke semua alamat dari DD RAM, dan alamat 0 dari DD RAM diset ke AC (Address Counter). Jika diubah, display akan kembali ke posisi semula. Setelah perintah eksekusi pada Display Clear, mode entry akan ditambahkan. 2. Cursor Home. RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 * * : invalid bit

15 Cursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula (address 0). DD RAM alamat 0 diset ke AC dan cursor kembali ke posisi semula. Isi DD RAM jangan dirubah. Jika cursor sedang ON, maka akan kembali ke sebelah kiri. 3. Entry Mode Set. RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB 0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan apakah display akan dirubah. I/D : ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor berpindah ke kanan. Ketika I/D = 0, alamat akan dikurangi satu dan cursor berpindah ke kiri. S :ketika S = 1 dan I/D = 1, display berpindah ke kiri. ketika S = 1 dan I/D = 0, display berpindah ke kanan. ketika S = 0, display tak berpindah. 4. Display ON/OFF Control. RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 0 0 0 0 0 0 1 D C B D isplay ON/OFF Control mengembalikan total dispay dan cursor ON dan OFF, dan membuat posisi cursor mulai berkedip. D : ketika D = 1, display ON ketika D = 0, display OFF C : ketika C = 1, cursor ditampilkan

16 ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan B : ketika B = 1, karakter pada posisi cursor berkedip ketika B = 0, karakter pada posisi cursor tidak berkedip. Contoh : C = 1 (cursor display) B = 1 (blinking) Cursor Gambar 2.4. Penampakan Cursor pada LCD 5. Cursor / Display Shift RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 0 0 0 0 0 1 S/C R/L * * * : invalid bit Cursor Disply Shift memindah cursor dan mengubah display tanpa merubah isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukan cursor, yaitu : Tabel 2.2. Penunjukkan cursor S/C R/L Operasi 0 0 Posisi cursor dipindah ke kiri 0 1 Posisi cursor dipindah ke kanan 1 0 Semua display dipindah ke kiri dengan cursor 1 1 Semua display dipindah ke kanan dengan cursor

17 6. Function Set. RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 0 0 0 0 1 DL 1 * * * * : invalid bit Function Set digunakan untuk mengeset pemisahan data length. DL : ketika DL =1, data length diset untuk 8 bit (DB7 sampai DB0). Ketika DL =0, data length diset untuk 4 bit (DB7 sampai DB4). Untuk bit atas ditransfer lebih dulu, kemudian dilanjutkan bit bawah. 2.4. RANGKAIAN SENSOR OPTOCOUPLER Optocoupler merupakan piranti elektronika yang berfungsi sebagai pemisah antara rangkaian power dengan rangkain control. Optocoupler merupakan salah satu jenis komponen yang memanfaatkan sinar sebagai pemicu on/offnya. Opto berarti optic dan coupler berarti pemicu. Sehingga bisa diartikan bahwa optocoupler merupakan komponen yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic. Optocouper termasuk dalam sensor, dimana terdiri dari dua bagian yaitu transmitter dan receiver. Dasar rangkaian dapat ditunjukan seperti pada gambar dibawah ini: VCC VCC R1 1K R3 1 104 2 R2 1K ke IC555 J11 2 1 Optocoupler ISO1 3 Q1 BDC01A CON1 1 3 2.5. Gambar Rangkaian Sensor Optocoupler

18 Bagian pemancar atau transmitter dibangun dari sebuah led infra merah untuk mendapatkan ketahanan yang lebih baik dari pada menggunakan led biasa. Sensor ini bisa digunakan sebagai isolator dari rangkaian tegangan rendah kerangkaian tegangan tinggi. Selain itu juga bisa dipakai sebagai pendeteksi adanya penghalang antara transmitter dan receiver dengan memberi ruang uji dibagian tengah antara led dengan photo transistor. Pengguna dari optocoupler berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya. Ada berbagai macam bentuk, jenis dan type, seperti MOC 304, 4N255, PC 817, 4N33 dll. Penulis memakai sensor optocoupler karena menurut penulis pemakaian sensor optocoupler sangat efektif. Pada alat PCA Pump yang penulis buat, optocoupler berfungsi sebagai sensor putaran motor stepper. Optocoupler dipasang ke motor, dengan memanfaatkan putaran motor maka dapat diketahui jumlah tetesan cairan yang masuk ke tubuh pasien Adapun Rumus Konversinya sebagai berikut : Q={[π x (r pipa ) 2 ] x [2π x r encoder x ( )]} Dimana : - Q = debit - Π = tetapan - r pipa =jari jari pipa - r encoder = jari jari cakram - rpm = banyaknya rotasi dalam 1 menit 2.5. Rangkaian IC L298 Sebagai Driver Motor Stepper a. MOTOR STEPPER Motor Steper adalah jenis motor yang tingkat presisi putarannya paling tinggi di banding dengan jenis putaran motor yang lainnya. Oleh karena itu motor steper banyak digunakan karena tingkat ketelitiannya yang tinggi.

19 Motor adalah suatu mesin listrik yang mengubah suatu daya listrik menjadi daya mekanik. Motor mempunyai banyak jenis antara lain motor DC dimana motor ini hanya memiliki dua jalan masuk potensial arus listrik yaitu positif dan negatif saja. Motor ini bergerak ke satu arah putaran tergantung dari pemberian potensial yang diberikan. Gambar 2.6. Gambar Motor Stepper Adapun jenis lain yaitu motor stepper dimana motor ini dapat bergerak dua arah dengah mengatur logika yang diberikan dan juga tergantung dari factor mekanik motor itu sendiri. Motor stepper bergerak secara bertahap yang dapat diatur kecepatannya dengan waktu penggantian. Motor ini mempunyai dua bagian yang penting. Yaitu sebuah rotor yang merupakan magnet permanen dan sebah stator yang didesain dengan lilitan kumparan sehingga dapat menimbulkan magnet listrik. Jika stator diberi arus listrik, sisi rotor akan membentuk kutub-kutub magnet. Jika kutub magnet stator dan rotor sama, maka akan saling tolak-menolak sehingga akan mngakibatkan rotor berputar. Berikut akan dijelaskan data putaran motor stepper yang diaktikan dengan logika low.

20 Tabel 2.3. Data Putaran Motor Stepper Step I II III IV Output (Logika) Ring1 Ring2 Ring3 Ring4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 b. IC Driver L298 IC driver L298 merupakan H-bridge driver dengan kemampuan yang jauh lebih unggul di bandingkan H-bridge biasa (terbuat dari transistor yang dirangkai menjadi H-bridge). Kelebihan itu antara lain : 1. Lebih mudah pembuatanya 2. Mampu menangani 2 motor 3. Arus dan teganganya relatif lebih besar daripada transistor berikut adalah gambar datasheetnya :

21 +12 D4 D1 DIODE DIODE J2 1 2 EN Driver +5 J1 1 2 3 4 P3.0 - P3.3 +12 +5 U1 5 7 IN1 10 IN2 12 IN3 IN4 1 15 6 11 ISENA ISENB ENA ENB 4 9 VS VSS OUT1 OUT2 OUT3 OUT4 L298/MULTIH 2 3 13 14 D5 DIODE +12 D3 DIODE D2 DIODE D6 DIODE J3 1 2 3 4 5 6 MOTOR C1 104 +5 +12 J4 1 2 3 Supply D8 DIODE D7 DIODE C2 104 Gambar 2.7 Konfigurasi Pin dan Rangkaian driver IC L298 Spesifikasi Teknis: - Supply Voltage ( Max) = 36 Volt - Logic Supply Voltage ( Min) = 4.5 Volt - Logic Supply Voltage ( Max) = 36 Volt - Current Output = 2 A - Power Dissipation = 5 Watt - PDIP-16 Package 2.6. RANGKAIAN MONOSTABIL IC 555 adalah sebuah IC yang didalamnya terdapat dua pembanding, flip- flop sebuah tingkat keluaran. IC dapat beroprasi dari tegangan suply 5V sampai 8V, mengakibatkan alat ini dapat dihubungkan dengan rangkaian TTL dan rangkaian Op Amp. IC 555 mempunyai dua cara kerja yaitu sebagai multivibrator astabil dan monostabil, disini IC 555 digunakan sebagai monostabil.

22 Gambar2.8.Rangkaian Monostabil Rangkaian Monostabil memerlukan beberapa komponen untuk dapat mengoperasikannya, yaitu sebuah resistor (R A ) dan sebuah kapasitor (C1) serta kapasitor (C2) untuk menstabilkan tegangan referensi pada upper comparator (komparator-a). IC ini memanfaatkan rangkaian tambahan tersebut untuk melakukan charge dan discharge kapasitor C1 melalui resistor R A. fungsi rangkaian ini adalah untuk menghasilkan pulsa tunggal pada pin-3 dengan waktu tertentu jika pin-2 diberi trigger atau dipicu. Pada keadaan awal, output ICnya berlogika 0. Dapat dilihat pada gambar-2 bahwa terdapat rangkaian pembagi tegangan untuk input referensi komparator-a dan komparator-b. Seperti yang kita ketahui prinsip kerja komparator yaitu jika V d (beda potensial input inverting dan input noninvertingnya) bernilai positif, maka komparator akan mengeluarkan output berlogika 1. Jika diberikan trigger dari logika 1 ke logika 0 pada pin-2, maka V d pada komparator-b akan brnilai positif dan mengeluarkan output high. Output ini akan men-set RS flip-flop (memberi keluaran IC logika 1 ) untuk beberapa saat, seiring dengan itu, transistor Q1 akan off (open) dan kapasitor C1 akan melakukan charging sampai tegangannya mencapai 2/3 Vcc sebelum akhirnya RS flip-flop akan di reset oleh komparator-a dan kapasitor C1 melakukan discharge melalui resistor R1 secara transient. Lamanya pulsa tunggal yang dihasilkan dapat diketahui dengan Rumus sebagai berikut : T = 1.1 X RC