Jurnal Riset Kesehatan PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN KABUPATEN KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Perception, Availability of Information Media, Courageous Risk Behavior Literature: 42 ( )

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWA SMA DI KECAMATAN BATURRADEN DAN PURWOKERTO

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Pengaruh Peer Group Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa merupakan individu yang. bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2004).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

PENGARUH KONSEP DIRI REMAJA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SMP Z SEMARANG. Abstrak

RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR ON SMA N 7 SEMARANGSTUDENTS

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERUBAHAN FISIK REMAJA PUTERI PADA MASA PUBERTAS DENGAN BODY IMAGE DI SMP 6 SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

1,2,3 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar 4 Staf Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar 13

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

BAB 1: PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pertumbuhan tubuh.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stres. melalui ceramah pada remaja di SMPN 34 Semarang ANDI PURWONO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

Rina Indah Agustina ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN. Oleh: DONNY G PICAULY

ANALISIS PERILAKU SEKSUAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan International Conference on Population and

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisik, emosi, dan psikis.pada masa remaja terjadi suatu

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

HUBUNGAN ANTARA PENEGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP I PARANG KABUPATEN MAGETAN

Transkripsi:

Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 25-29 Jurnal Riset Kesehatan http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN KABUPATEN KUDUS Kudarti *) ; Theresia Catur Wulan Setyaningrum; Ikasari Kristiani Akademi Kebidanan Mardi Rahayu Kudus Jl. KH. Wahid Hasyim 89 ; Kudus Abstract Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa remaja ini. Berdasarkan usianya, remaja dengan usia 10-19 tahun sebanyak 135.846 yang sebagian bersekolah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan cluster random sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji komparatif dengan menggunakan uji t test independen untuk mengetahui perbedaan nila rata-rata antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tidak saling berhubungan. Pengolahan data dilakukan dengan analisa univariate dan multivariate. Penelitian ini didapatkan hasilnya bahwa pengetahuan siswa tentang seks bebas di SMA Perkotaan sebesar 83,42 dan di SMA Pedesaan sebesar 81,26, sehingga dapat dilihat selisih pengetahuan antara kedua SMA tersebut adalah 2, 16. Dan bila dilihat dari nilai p value uji beda antara dua SMA tesebut menunjukan bahwa p value sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara pengetahuan siswa SMA perkotaan dan siswa SMA pedesaan di Kabupaten Kudus. Kata kunci: pengetahuan ; remaja ; seks bebas Abstrak [English Title: DIFFERENCES IN KNOWLEDGE OF SEX-FREE YOUTH IN URBAN AND RURAL DISTRICT SMA HOLY] Lack of understanding of sexual behavior in adolescence is very harmful for young people themselves, including their families, because at this stage. Based on age, adolescents aged 10-19 years as many as 135 846 which partly was in high school. This study was an observational study with cross sectional approach. The sampling technique used was cluster random sampling. Analysis of the data used is the comparative test using independent t test to determine differences in tilapia averaged between one group against another unrelated. Data processing is done by univariate and multivariate analysis. This study obtained a result that students' knowledge about sex in high school at 83.42 and in the Urban Rural High School at 81.26, so it can be the difference between the two high school knowledge is 2, 16. And when viewed from different test p value between two high school proficiency level shows that the p value of 0.000. Value indicates less than 0.05, so it can be concluded that there is a difference between high school students' knowledge of urban and rural high school students in the district of Kudus. Keywords: knowledge ; teenagers ; free sex 1. Pendahuluan Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan *) Penulis Korespondensi. E-mail: kudarti13@yahoo.co.id seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun (Marheni A. 2004). Perubahan ini ditunjukan dari perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat dekat dengan

Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 26-29 permasalahan seputar seksual (Hastutik RBK. 2012). Laporan Planned Parenthood Federation of America Inc (PPAF) 2004 tentang penilaian 1038 remaja berumur 13-17 tahun terhadap hubungan di luar nikah adalah 16% dari remaja mengatakan sikap setuju dalam melakukan hubungan seks di luar nikah, sedang 43% mengatakan tidak setuju melakukan hubungan seks di luar nikah (Soetjiningsih dalam Hastutik RBK, 2012). Menurut survey perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah tahun 2010 disemarang tentang pengetahuan kesehatan reproduksi menunjukkan 43,22% pengetahuannya rendah, 37,28% pengetahuan cukup, sedangkan 19,50% penegtahuannya memadai. Menurut survey Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah tentang perilaku remaja saat berpacaran menunjukkan saling mengobrol 100%, berpegangan tangan 93,3%, mencium pipi/kening 84,6%, berciuman bibir 60,9%, mencium leher 36,1%, saling meraba (payudara dan kelamin) 25% dan melakukan hubungan seks 7,6% (Farid dalam Hastutik RBK, 2012). Akibat perilaku remaja saat berpacaran tersebut terkadang tejadi penyimpangan seksual yaitu dengan melakukan seks bebas sebelum adanya ikatan pernikahan. Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa remaja ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual. Kurangnya pemahaman ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adat istiadat, budaya, agama, dan kurangnya informasi dari sumber yang benar (Pangkahila A. 2004). Di Kabupaten Kudus tercatat penduduk yang memiliki usia 10-19 tahun sebanyak 135.846 orang yang tersebar di 9 Kecamatan, 123 Desa dan 9 Kelurahan. Sebagian besar usia tersebut memiliki tingkat pendidikan SMP dan SMA sederajat. Di Kabupaten Kudus sendiri terdapat 17 SMA dengan jumlah siswa sebanyak 9.836 orang, 29 MA dengan jumlah siswa sebanyak 9.781 dan 25 SMK dengan jumlah siswa sebanyak 10.848 orang. (BAPPEDA dan BPS Kab Kudus. 2012 dan Pemerintah Kabupaten Kudus. 2012. 2. Metode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu setiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dalam waktu bersamaan antara resiko atau paparan dengan efek (Hidayat A, 2007). Analisa yang digunakan adalah uji komparatif dengan tujuan untuk membandingkan (membedakan) dua variabel (data) terdapat kesamaan/ perbedaan. Uji statistik yang digunakan adalah uji t (t-tes) independent t-test, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan nila rata-rata antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tidak saling berhubungan. (Riduwan, 2010 dan Riwidikdo, 2007). Teknik yang digunakan adalah dengan cluster random sampling yaitu suatu cara pengambilan sample bila obyek yang diteliti atau sumber datanya luas atau besar yakni populasinya heterogen dan terdiri atas kelompok yang masing-masing heterogen. (Riduwan, 2010 dan Hidayat AAA, 2007). 3. Hasil dan Pembahasan Hasil Responden penelitian adalah seorang remaja yang sedang menempuh studi di tingkat sekolah menengah atas kelas X XII. Karakteristik responden di SMA Masehi jumlah sample yaitu 138 siswa yang tersebar di masing-masing tingkatan kelas. Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur 14 tahun 5 4% 15 tahun 49 36% 16 tahun 46 33% 17 tahun 34 25% 18 tahun 3 2% 19 tahun 1 1% Berdasarkan tabel 1 sebagaian besar responden berumur 15 tahun sebanyak 49 orang siswa dengan prosentase 36%, sedangkan yang paling sedikit berumur 19 tahun sebanyak 1 orang siswa dengan prosentase 1%. Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin Laki-laki 58 42% Perempuan 80 58% Berdasarkan tabel 2, responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 80 orang

Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 27-29 siswa dengan prosentase 58%, sedangkan responden berjenis kelamin lak-laki sebanyak 58 orang siswa dengan prosentase 42%. Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi Sumber Informasi Frekuensi Prosentase Media Cetak 72 17% Televisi 99 23% Teman 79 18% Orang Tua 78 18% Internet 97 22% Lainnya (Guru, radio) 7 2% Total 432 100% Berdasarkan tabel 3 responden dapat mengisi lebih dari satu sumber informasi dan didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memperoleh informasi dari televisi yaitu 23%, sedangkan sumber informasi yang jarang diakses/ didapatkan yaitu dari guru dan radio yaitu sebanyak 2%. 1. Karakteristik responden di SMA Kanisius (Keluarga) jumlah sample yaitu 124 siswa yang tersebar di masing-masing tingkatan kelas. Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur 14 tahun 6 5% 15 tahun 38 31% 16 tahun 43 35% 17 tahun 31 25% 18 tahun 6 5% Berdasarkan tabel 4 sebagaian besar responden berumur 16 tahun sebanyak 43 orang siswa dengan prosentase 35%, sedangkan yang paling sedikit berumur 14 tahun dan 18 tahun sebanyak 6 orang siswa dengan prosentase 5. a. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin. Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin Laki-laki 46 37% Perempuan 78 63% Berdasarkan tabel 5, responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 78 orang siswa dengan prosentase 63%, sedangkan responden berjenis kelamin lak-laki sebanyak 46 orang siswa dengan prosentase 37%. b. Berdasarkan sumber informasi Tabel 6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi Sumber Frekuensi Prosentase Informasi Media Cetak 59 15% Televisi 90 23% Teman 66 17% Orang Tua 72 18% Internet 89 23% Lainnya (Guru) 16 4% Total 392 100% Berdasarkan tabel 6 responden dapat mengisi lebih dari satu sumber informasi dan didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memperoleh informasi dari televisi yaitu 23%, sedangkan sumber informasi yang jarang diakses/ didapatkan yaitu dari guru yaitu sebanyak 4%. Di SMA Masehi Kudus Tabel 7. Distribusi frekuensi nilai pengetahuan responden Interval Nilai Frekuensi Prosentase 0-25 0 0% 26-50 0 0% 51-75 16 12% 76-100 122 88% Berdasarkan tabel 7, responden yang memiliki nilai pengetahuan 76-100 sebanyak 122 siswa dengan prosentase 88%. Di SMA Kanisius Kudus Tabel 8. Distribusi frekuensi nilai pengetahuan responden Interval Frekuensi Prosentase Nilai 0-25 0 0% 26-50 0 0% 51-75 36 29% 76-100 88 71% Berdasarkan tabel 8, responden yang memiliki nilai pengetahuan 76-100 sebanyak 88 siswa dengan prosentase 71%.

Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 28-29 Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak. Tabel 9. Uji normalitas data Asal Sekolah p value Keterangan SMA Masehi Kudus 0.060 Terdistribusi normal SMA Kanisius 0.092 Terdistribusi normal Dari pengolahan uji normalitas data dengan uji one sample kolmosgorov smirnov, Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai signifikan di SMA Masehi dan SMA Kanisius dibandingkan dengan nilai α = 0,05 menunjukkan angka yang lebih besar sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi normal (p > 0,05). Data penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistic dengan menggunakan independent t-test. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 10 : Tabel 10. Hasil analisa data dengan menggunakan independent t-test Asal Sekolah Mean p Value SMA Masehi 83,42 0.000 SMA Kanisius 81,26 Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai mean pengetahuan siswa tentang seks bebas di SMA Masehi sebesar 83,42 dan di SMA Kanisius sebesar 81,26, sehingga dapat dilihat selisih pengetahuan antara kedua SMA tersebut adalah 2, 16. Dan bila dilihat dari nilai p value uji beda antara dua SMA tesebut menunjukan bahwa p value sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara pengetahuan siswa SMA Masehi sebagai sample SMA perkotaan dan siswa SMA Kanisius sebagai sample SMA pedesaan di Kabupaten Kudus. Pembahasan Karakteristik responden dan sumber informasi Berdasarkan karakteristik responden sebagian besar adalah termasuk usia remaja yaitu rentang usia 15-16 tahun hal ini sesuai dengan batasan usia remaja menurut Hurlock, 1981 rentang usia remaja adalah 12-18 tahun (Hurlock.psikologi perkembangan) sedangkan menurut Kartono, 2007, usia 15-18 tahun termasuk dalam kategori remaja pertengahan, dimana pada usia ini remaja sudah memiliki kepercayaan diri dan kemantapan pada diri sendiri untuk melakukan segala sesuatu. Perbandingan untuk jenis kelamin laki-laki 44% dan perempuan 58%. Sumber informasi sebagian besar diperoleh dari televisi dan internet 23%, sedangkan yang memprihatinkan adalah remaja yang memperoleh informasi dari guru di sekolah adalah hanya memiliki jumlah yang paling sedikit yaitu 2%. Sebagian besar waktu remaja berada di sekolah dan rumah sehingga jika sumber informasi ini dapat diperoleh dari sumber yang benar maka akan mempengaruhi pengetahuan remaja tentang seks bebas. Remaja merupakan masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung dari factor social dan budaya. Hal tersebut menyebabkan remaja menjadi sangat labil karena masih mencari jati dirinya. Apabila tidak didukung dengan pengetahuan yang benar dari sumber yang benar seperti orang tua dan agamamaka akan mudah terjerumus ke hal-hal yang merugikan baik dirinya sendiri maupun pihak lainnya (Soetjiningsih, 2004). Tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas SMA Perkotaan yang memiliki nilai pengetahuan 76 100 sebanyak 122 siswa dengan prosentase 88%, sedangkan SMA KANISIUS Pedesaan yang memiliki nilai pengetahuan 76-100 sebanyak 88 siswa dengan prosentase 71%. Bila melihat dari nilai mean pengetahuan siswa tentang seks bebas di SMA perkotaan sebesar 83,42 dan di SMA Pedesaan sebesar 81,26, sehingga dapat dilihat selisih pengetahuan antara kedua SMA tersebut adalah 2, 16. Dan bila dilihat dari nilai p value uji beda antara dua SMA tesebut menunjukan bahwa p value sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara pengetahuan siswa SMA perkotaan dan siswa SMA pedesaan di Kabupaten Kudus. Perilaku seks bebas yang dilakukan remaja tidak terlepas dari pengetahuan remaja mengenai seks bebas tersebut (Soetjiningsih, 2004). Kejadian kehamilan pada remaja yang meningkat karena derasnya informasi yang dapat menimbulkan ransangan seksual pada remaja terutama pada daerah perkotaan yang

Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 29-29 mendorong perilaku seks bebas. Dampak yang ditimbulkan antara lain masalah yang timbul dalam keluarga dan lingkungan disekitarnya, putus sekolah dan psikologis yang terganggu (Manuaba, 1998). 4. Simpulan dan Saran Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa nilai mean pengetahuan siswa tentang seks bebas di SMA Masehi sebesar 83,42 dan di SMA Kanisius sebesar 81,26, sehingga dapat dilihat selisih pengetahuan antara kedua SMA tersebut adalah 2, 16. Dan bila dilihat dari nilai p value uji beda antara dua SMA tesebut menunjukan bahwa p value sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara pengetahuan siswa SMA Masehi sebagai sample SMA perkotaan dan siswa SMA Kanisius sebagai sample SMA pedesaan di Kabupaten Kudus. 5. Daftar Pustaka BAPPEDA dan BPS Kab. Kudus. 2012. Kudus dalam Angka (Kudus in figures) 2011/2012. Diambil dari : http://www.kuduskab.go.id/pdf/dda201 2.pdf Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Farid. 2005. Dalam Hastutik RBK. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Seks Pra Nikah. Diambil dalam : http://ejournal.dinkesjatengprov.go.id/d okument/2012_1/artikel/hubungan%20ti ngkat%20pengetahuan%20remaja%20tent ang%20kesehatan%20reproduksi%20deng an%20sikap%20terhadap%20seks%20pra %20nikah.pdf Hastutik RBK. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Seks Pra Nikah. Diambil dalam : http://ejournal.dinkesjatengprov.go.id/d okument/2012_1/artikel/hubungan%20ti ngkat%20pengetahuan%20remaja%20tent ang%20kesehatan%20reproduksi%20deng an%20sikap%20terhadap%20seks%20pra %20nikah.pdf Hidayat AAA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Kartini Kartono. 2007. Perkembangan Psikologi Anak. Jakarta: Erlangga. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan. EGC, Jakarta. Marheni A. Perkembangan Psikososial dan keperibadian Remaja. Di dalam Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Cetakan 1. Jakarta : Sagung Seto. Pangkahila A. Perilaku Seksual Remaja. Di dalam Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Cetakan 1. Jakarta : Sagung Seto. Pemerintah Kabupaten Kudus. 2012. Kondisi Bidang pendidikan di Kabupaten Kudus diambil dengan alamat : http://www.kuduskab.go.id/data.php Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Riwidikdo H. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.