Budi Setyono, Lilis Murtutik, Anik Suwarni

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anestesi dapat menghambat kemampuan klien untuk merespon stimulus

BAB I PENDAHULUAN. anestesi yang dilakukan terhadap pasien bertujuan untuk mengetahui status

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. oksigen (O2). Yang termasuk relaksan otot adalah oksida nitrat dan siklopropane.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

A. PENDAHULUAN Endang Sawitri* Agus Sudaryanto**

BAB I PENDAHULUAN. Appendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada Appendiks vermiformis

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

EFEKTIFITAS MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN PASIEN PASCA SEKSIO SESAREA DI RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Berdasarkan data yang didapat dari studi pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OPERASI DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

HUBUNGAN MOBILISASI DINI TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

BAB I PENDAHULUAN. macam keluhan penyakit, berbagai tindakan telah dilakukan, mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN. Denah Gambaran Ruangan Perawatan Bedah adalah sebagai berikut : 2) Barat : Tangga khusus pengunjung kelantai 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT MOBILISASI DINI TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN PASCA PEMBEDAHAN LAPARATOMI

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

SKRIPSI SULASTRI J

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

Prosedur Penilaian Pasca Sedasi

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Pemulihan Peristaltik Usus Pasca

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan. harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri,

tindakan pembedahan di Indonesia menempati urutan ke-11 dari 50 negara

PENGARUH PEMBILASAN CAVUM ABDOMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC)

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERHADAP KEMAMPUAN IBU POST SECTION CAESAREAN DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Transkripsi:

INTISARI PENGARUH LATIHAN PASIF EXTREMITAS BAWAH TERHADAP PEMULIHAN KESADARAN PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI GENERAL DI RUANG PULIH SADAR RUMAH SAKIT TENTARA SLAMET RIYADI SURAKARTA Budi Setyono, Lilis Murtutik, Anik Suwarni Latar Belakang: Anestesi (pembiusan) secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Pasien perioperatif harus dilakukan pengajaran latihan-latihan yang meliputi latihan mobilisasi, latihan nafas dalam dan latihan batuk efektif pada fase pre dan post operatif. Latihan-latihan tersebut digunakan untuk mengembalikan fungsi-fungsi fisiologis tubuh pasca tindakan anestesi terutama anestesi umum. Tujuan: Tujuan umum penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh pengaruh latihan pasif extremitas bawah terhadap pemulihan kesadaran pada pasien post operasi dengan anestesi general di Ruang Pulih Sadar Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi Surakarta. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian comparatif experimental dengan desain case control. Uji statistik menggunakan uji t-test. Penelitian ini melibatkan 46 responden di RST Slamet Riyadi Surakarta dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok responden yang diberikan tindakan latihan pasif ekstremitas bawah dan kelompok kontrol. Hasil: Pada kelompok yang mendapatkan latihan pasif ekstremitas bawah dan 23 orang tidak mendapatkan pasif ekstremitas bawah. Pada kelompok yang mendapatkan pasif ekstremitas bawah, 11 orang pemulihan kesadarannya dalam waktu kurang dari 1 jam, 12 orang kembali sadar pada interval 1-2 jam dan tidak terdapat responden yang pemulihan kesadarannya lebih dari 2 jam. Pada kelompok yang tidak mendapatkan pasif ekstremitas bawah, 6 orang pulih sadar dalam waktu kurang dari 1 jam, 9 orang pulih sadar dalam waktu 1-2 jam dan 8 orang pulih sadar dalam waktu lebih dari 2 jam. Nilai t hitung adalah 14,289 > t tabel = 1,717. Simpulan: Terdapat pengaruh latihan pasif extremitas bawah terhadap pemulihan kesadaran pada pasien post operasi dengan anestesi general di Ruang Pulih Sadar Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi Surakarta. Kata Kunci: latihan pasif ekstremitas bawah, kesadaran. 1 : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sahid Surakarta. 2 : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sahid Surakarta. 3 : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sahid Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 7, No. 2, Juli 2014 13

PENDAHULUAN Anestesi (pembiusan) secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh (William,2007). Sedangkan menurut Mayer & Averton (2005), anestesi umum (general) adalah hilangnya rasa sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversible. Menurut faktor resiko dan tindakan anestesi, tindakan pembedahan di bagi menjadi mayor dan minor. Operasi minor adalah tindakan operasi yang menimbulkan trauma fisik yang minimal dengan resiko kerusakan yang minim, contohnya adalah incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi. Operasi mayor adalah tindakan pembedahan yang menimbulkan trauma fisik yang luas dan resiko kematian sangat serius, contohnya adalah total abdominal histerektomi, reseksi colon, dan lain-lain (William,2007). Jenis tindakan pembedahan mayor dengan anestesi umum di RST slamet Riyadi Surakarta berdasarkan berdasarkan insiden terbesar adalah laparatomy, histerektomy, herniotomy, dan ligasi varikokel (Catatan pada dokumentasi Ruang Operasi Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi Surakarta, 2012). Setelah tindakan operasi selesai, pasien ditransfer ke ruang recovery room. Recovery room (RR) atau ruang pulih sadar adalah suatu ruangan yang terletak di dekat kamar operasi, dekat dengan perawat bedah, ahli anestesi dan ahli bedah sendiri,sehingga apabila timbul keadaan gawat pasca bedah, klien dapat segera diberi pertolongan. Selama belum sadar betul, klien dibiarkan tetap tinggal di RR. Setelah operasi, klien diberikan perawatan yang sebaik-baiknya dan dirawat oleh perawat yang berkompeten di bidangnya (Kozier & Erb, 2005). Menurut teory perioperative nursing, pasien perioperatif harus dilakukan pengajaran latihan-latihan yang meliputi latihan mobilisasi, latihan nafas dalam dan latihan batuk efektif pada fase pre dan post operatif. Latihan-latihan tersebut digunakan untuk mengembalikan fungsi-fungsi fisiologis tubuh pasca tindakan anestesi terutama anestesi umum (Kozier & Erb, 2005). Proses dan kondisi pemulihan kesadaran pasien di ruang pulih sadar sangat bervariasi. Pasien yang telah dinyatakan sadar penuh dapat dipindahkan ke ruangan perawatan umum (bangsal), sedangkan pasien yang mengalami gangguan pemulihan kesadaran dirujuk ke intensive care unit (ICU) untuk mendapatkan perawatan intensif. Data yang didapatkan dari studi pendahuluan di ruang pulih sadar RST Slamet Riyadi Surakarta, latihan mobilisasi pasca bedah khususnya 14 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 7, No. 2, Juli 2014

diantaranya menggerakkan tungkai bawah dilakukan pada beberapa pasien yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Jumlah pasien dengan anestesi umum rata-rata dalam satu harinya adalah sebanyak 6 pasien. Dari jumlah tersebut, pada saat dilakukan observasi pendahuluan, waktu pencapaian tingkatan kesadaran yang ditunjukkan dengan Alderete Score adalah sangat bervariasi, 3 pasien (50%) sadar setelah >2 jam, 2 pasien (33%) mencapai kesadaran antara 1-2 jam, sedangkan 1 pasien (27%) dapat mencapai kesadaran kurang dari 1 jam. Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektifitas Latihan Pasif Extremitas Bawah Terhadap Pemulihan Kesadaran Pada Pasien Post Operasi Dengan Anestesi General Di Ruang Pulih Sadar Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi Surakarta. dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan kelompok yang lain diberi pelakuan lain sebagai kelompok kontrol (Suharsimi, 2010). Responden dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama diberikan tindakan latihan pasif ekstremitas bawah dan kelompok kedua tidak diberikan tindakan latihan pasif ekstremitas bawah. Setelah itu dibandingkan efektifitas dari kedua tindakan tersebut. Populasi dan Sample Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien post operasi dengan anestesi general sejumlah 50 orang berdasarkan jumlah rata-rata pasien setiap minggunya (Data diambil dari bagian medical record RST Slamet Riyadi Surakarta). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah comparatif experimental dengan desain case control study yaitu dengan perlakuan nyata terhadap pasien post operasi. Case control study adalah suatu penelitian yang membandingkan suatu golongan responden yang mendapat perlakuan tertentu dengan responden yang tidak mendapatkan perlakuan tertentu (Suharsimi, 2010). Desain ini melibatkan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Operating Tabel. Distribusi Frekuensi Operating No Operating Frek Persentase 1 Sectio caesaria 7 30.4 2 Apendiksitis 3 13.0 3 Peritonitis 2 8.7 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 7, No. 5, November 2014 15

4 Trauma abdomen 1 4.3 5 Reproduksi 4 17.4 6 Lain-lain 6 26.1 Total 23 100.0 Berdasarkan tabel 7, dari 23 responden mayoritas adalah dengan operating system yang berhubungan dengan section caesaria yaitu sejumlah 7 orang (30,4%). Sedangkan paling sedikit adalah responden dengan kasus trauma abdomen yaitu sejumlah 1 orang (4,3%). Distribusi frekuensi diagnosis responden dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini: Distribusi Frekuensi Lama Waktu Pulih Sadar No Tabel. Tabel Distribusi Lama Waktu Pulih Sadar Pulih Sadar Frek Persentase (%) 1 < 1 jam 11 47.8 2 1-2 jam 12 52.2 3 < 2 jam 0 0 Total 23 100.0 Sumber : Data Primer (Diolah SPSS for Windows Berdasarkan tabel 8, Pada kelompok yang mendapatkan pasif ekstremitas bawah, 11 orang pemulihan kesadarannya dalam waktu kurang dari 1 jam, 12 orang kembali sadar pada interval 1-2 jam dan tidak terdapat responden yang pemulihan kesadarannya lebih dari 2 jam. Distribusi frekuensi diagnosis responden dapat dilihat pada gambar 8 di bawah ini Diskripsi Karakteristik Responden Kelompok Kontrol a. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Tabel. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Responden Frek Persentase 1 Laki - laki 7 30.4 2 Perempuan 16 69.6 Jumlah 23 100.0 Berdasarkan tabel 9, jenis kelamin dari 23 responden, responden laki-laki yaitu 12 orang (52,2%) dan perempuan yaitu 11 orang (47,8%). Untuk lebih jelasnya, distribusi jenis kelamin responden dapat dilihat pada gambar 9 berikut: b. Distribusi Frekuensi Operating Tabel. Distribusi Frekuensi Operating No Operating Frek Persen tase (%) 1 Sectio 7 30.4 16 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 7, No. 2, Juli 2014

caesaria 2 Reproduksi 9 39.1 3 Lain-lain 7 30.4 Total 23 100.0 Berdasarkan tabel 13, dari 23 responden mayoritas adalah dengan operating system yang berhubungan dengan reproduksi yaitu sejumlah 9 orang (39,1%). Sedangkan paling sedikit adalah responden dengan sectio caesaria dan lain-lain yaitu sejumlah 7 orang (30,4%). Distribusi frekuensi diagnosis responden dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini: c. Distribusi Frekuensi Lama Waktu No Pulih Sadar Tabel. Tabel Distribusi Lama Waktu Pulih Sadar Pulih Sadar Frek Persentase (%) 1 < 1 jam 6 26.1 2 1-2 jam 9 39.1 3 < 2 jam 8 34.8 Total 23 100.0 Sedangkan pada kelompok yang tidak mendapatkan latihan pasif ekstremitas bawah, 6 orang (26,1%) pulih sadar dalam waktu kurang dari 1 jam, 9 orang (39,1%) pulih sadar dalam waktu 1-2 jam dan 8 orang (34,8%) pulih sadar dalam waktu lebih dari 2 jam. Analisis t-test Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh latihan pasif extremitas bawah terhadap pemulihan kesadaran pada pasien post operasi dengan anestesi general di Ruang Pulih Sadar Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi Surakarta adalah menggunakan t- test dengan bantuan Program SPSS for Windows Versi 16.00. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis yaitu: Jika diperoleh nilai t hitung > t table 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Jika diperoleh nilai t hitung < t table 0,05 maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Berdasarkan perhitungan menggunakan t-testt dengan bantuan program komputer aplikasi statistik SPSS for Windows versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel Hasil t-test Variabel t hitung t tabel Df Kesim pulan Latihan pasif extremitas bawah *pemulihan kesadaran 14,289 > 1,717 22 Ada penga ruh Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 7, No. 5, November 2014 17

Berdasarkan tabel 15 di atas diperoleh hasil bahwa t hitung adalah 14,289 > t tabel = 1,717, maka H o ditolak dan H i diterima atau terdapat pengaruh latihan pasif extremitas bawah terhadap pemulihan kesadaran pada pasien post operasi dengan anestesi general di Ruang Pulih Sadar Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi Surakarta. PEMBAHASAN Karakteristik Responden Pada kelompok dengan latihan pasif, dari 23 responden pendidikan mayoritas responden adalah SLTA yaitu 15 orang (65,2%) lulusan SLTP adalah sejumlah 8 orang (34,8%). Tidak terdapat responden dengan pendidikan SD. Sedangkan pada kelompok kontrol, dari 23 responden pendidikan mayoritas responden adalah SLTP yaitu 10 orang (43,5%) lulusan SLTA adalah sejumlah 6 orang (26,1%). Responden dengan pendidikan SD adalah sejumlah 7 orang (30,4%). Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin meningkat pengetahuannya dan diharapkan akan semakin mematuhi upaya-upaya kesehatan (Suparyanto, 2010). Pada kelompok latihan pasif, dari 23 responden, sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta yaitu sejumlah 11 orang (47,8%). Responden dengan pekerjaan pada sektor swasta adalah sejumlah 6 orang (26,1%). Responden dengan pekerjaan sebagai PNS/TNI sejumlah 6 orang (26,1%). Sedangkan pada kelompok kontrol, dari 23 responden, sebagian besar bekerja pada sektor swasta yaitu sejumlah 15 orang (65,2%). Responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta adalah sejumlah 6 orang (26,1%). Responden dengan pekerjaan sebagai PNS/TNI sejumlah 2 orang (8,7%). Pekerjaan memberikan peningkatan pengalaman bagi individu terutama yang menyangkut pekerjaannya (Suparyanto, 2010). Pada kelompok dengan latihan pasif, dari 23 responden mayoritas adalah dengan operating system yang berhubungan dengan section caesaria yaitu sejumlah 7 orang (30,4%). Sedangkan paling sedikit adalah responden dengan kasus trauma abdomen yaitu sejumlah 1 orang (4,3%). Sedangkan pada kelompok kontrol, 23 responden mayoritas adalah dengan operating system yang berhubungan dengan reproduksi yaitu sejumlah 9 orang (39,1%). Sedangkan paling sedikit adalah responden dengan sectio caesaria dan lain-lain yaitu sejumlah 7 orang (30,4%). Keseluruhan operating system ini memerlukan tindakan operasi mayor yang menggunakan teknik anestesi general. 18 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 7, No. 2, Juli 2014

Pengaruh Latihan Mobilisasi Terhadap Pemulihan Kesadaran Responden dibagi menjadi 2 kelompok. 23 orang masuk dalam kelompok yang mendapatkan latihan pasif ekstremitas bawah dan 23 orang tidak mendapatkan pasif ekstremitas bawah. Pada kelompok yang mendapatkan pasif ekstremitas bawah, 11 orang pemulihan kesadarannya dalam waktu kurang dari 1 jam, 12 orang kembali sadar pada interval 1-2 jam dan tidak terdapat responden yang pemulihan kesadarannya lebih dari 2 jam. Sedangkan pada kelompok yang tidak mendapatkan pasif ekstremitas bawah, 6 orang pulih sadar dalam waktu kurang dari 1 jam, 9 orang pulih sadar dalam waktu 1-2 jam dan 8 orang pulih sadar dalam waktu lebih dari 2 jam. Nilai t hitung adalah 14,289 > t tabel = 1,717, maka H o ditolak dan H i diterima atau terdapat pengaruh latihan pasif extremitas bawah terhadap pemulihan kesadaran pada pasien post operasi dengan anestesi general di Ruang Pulih Sadar Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi Surakarta. Penelitian ini menguatkan penelitian Wiyono & Afifah (2008) yang menemukan bahwa ambulasi dini (latihan mobilisasi) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan pemulihan peristaltik usus yaitu mempercepat pemulihan peristaltik usus, dengan kecepatan rata-rata 18 menit lebih cepat dibanding yang tidak diambulasi. Selain itu, penelitian Andari (2008) juga menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan pada kelompok perlakuan. Dengan demikian metode ini dapat di gunakan sebagai salah satu solusi dalam percepatan ambulasi pada pasien rawat inap paska operasi seksio saesaria. Mobilisasi pasca pembedahan yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca pembedahan dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar yang bertujuan untuk membantu mengembalikan fungsi fisiologis yang terganggu akibat tindakan anestesi (Brunner & Suddarth, 2006 ). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian terhadap 46 pasien post operasi di RST Slamet Riyadi Surakarta dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Pada kelompok yang mendapatkan latihan pasif ekstremitas bawah dan 23 orang tidak mendapatkan pasif ekstremitas bawah. Pada kelompok yang mendapatkan pasif ekstremitas bawah, 11 orang pemulihan kesadarannya dalam waktu kurang dari 1 jam, 12 orang kembali sadar Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 7, No. 5, November 2014 19

pada interval 1-2 jam dan tidak terdapat responden yang pemulihan kesadarannya lebih dari 2 jam. 2. Pada kelompok yang tidak mendapatkan pasif ekstremitas bawah, 6 orang pulih sadar dalam waktu kurang dari 1 jam, 9 orang pulih sadar dalam waktu 1-2 jam dan 8 orang pulih sadar dalam waktu lebih dari 2 jam. 3. Nilai t hitung adalah 14,289 > t tabel = 1,717, maka H o ditolak dan H i diterima atau terdapat pengaruh latihan pasif extremitas bawah terhadap pemulihan kesadaran pada pasien post operasi dengan anestesi general di Ruang Pulih Sadar Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi Surakarta. Saran 1. Untuk peneliti selanjutnya Untuk dapat digeneralisasikan, maka peneliti disarankan untuk menambah jumlah objek penelitian, menambah variabel yang akan ditelitiserta memperluas seting penelitian. 2. Untuk para profesi perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme dalam peningkatan asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi. 3. Untuk rumah sakit Rumah sakit pada umumnya dan bangsal-bangsal yang digunakan sebagai tempat penelitian pada khususnya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai rujukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam hal peningkatan perawatan pasien dengan post operasi sehingga ujungnya dapat meningkatkan pelayanan bagi pasien post operasi. 20 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 7, No. 2, Juli 2014