BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemulihan pascaoperasi mastektomi dengan anestesi umum adalah waktu yang penuh dengan stres fisiologi bagi banyak pasien. Dalam fase ini dapat terjadi kegawatan sehingga perlu pengawasan serius. Pada tahap ini perawat berusaha untuk memulihkan fungsi pasien seoptimal dan secepat mungkin, antara lain dengan cara mempertahankan ventilasi alveolar yang adekuat, mempertahankan sirkulasi, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dan mempertahankan keamanan dan kenyamanan. Komplikasi pascaoperasi dengan anestesi umum dapat terjadi dari ringan sampai dengan berakibat fatal, yang berupa kegagalan nafas, hipotermi, masalah kardiovaskular, dan lain-lain. Pengelolaan pasca bedah yang tidak adekuat bisa menyebabkan kematian ( Soenarjo et al, 2013). The Anesthessia Study Commission of the Philadelphia County Medical Society pada tahun 1947 melaporkan bahwa selama 11 tahun penelitian ternyata hampir setengah dari kematian pascaoperasi terjadi pada 24 jam pertama setelah pembedahan dan minimal sepertiga dari kematian yang terjadi adalah akibat komplikasi pascaoperasi. Perawatan pasien pascaoperasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam suatu pembedahan, hal ini secara bermakna dapat menurunkan kejadian komplikasi dan angka kematian pascaoperasi. Pasien pascaoperasi perlu perawatan di ruang pemulihan guna memulihkan kesehatan fisiologi dan psikologi dari efek anestesi. Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Medik dan Keperawatan Departemen Kesehatan tahun 2002 bahwa ketergantungan pasien di ruang pemulihan adalah 60 menit.

2 2 Pasien pascaoperasi dengan anestesi umum 70% menderita hipotermi. Hal ini didukung oleh hasil analisa ASA ( American Society of Anesthesiologi ). Hipotermi pascaoperasi antara lain disebabkan oleh efek obat anestesi, penguapan melalui kulit yang terbuka, suhu kamar bedah yang terlalu rendah / dingin, tindakan sterilisasi medan operasi, dan cairan intravena yang tidak dihangatkan. Menggigil pascaoperasi dapat memperlambat waktu pemulihan, tindakan keperawatan di ruang pemulihan yaitu menggunakan selimut hangat dan ruangan dipertahankan pada suhu nyaman. Mempertahankan kenyamanan dapat mempercepat waktu pemulihan. Minyak kayu putih adalah minyak atsiri destilat dari penyulingan daun dan ranting kayu putih. Data empiris menunjukan bahwa di masyarakat minyak kayu putih banyak dipergunakan sebagai obat gosok alami yang dipercaya dapat menghangatkan badan, memberikan efek relaksasi, dan sebagai analgetika alami. Mastektomi merupakan modalitas utama pengobatan kanker payudara, hal ini memberikan kesembuhan sampai 65% dan peluang terbaik untuk mencegah kekambuhan. Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang rata-rata melayani pembedahan 40 pasien setiap hari, 70% diantaranya dengan menggunakan anestesi umum, dan mastektomi sebesar 3% (RM RSUP Dr. Kariadi, 2014). Kanker payudara merupakan kanker yang mempunyai insiden tertinggi no. 1 di negara barat / maju. Angka kejadian di Amerika Serikat adalah 27/ , dengan angka kematian lebih dari 40 ribu kasus pertahun. Lima data terakhir menunjukan bahwa kematian akibat kanker payudara menunjukan urutan kedua teringgi (WHO). Kementrian Kesehatan mencatat, di Indonesia angka kejadian kanker payudara dan kanker leher rahim tertinggi di seluruh RS. Berdasarkan SIRS jumlah pasien kanker payudara yaitu 28,7%. Dengan angka kejadian 100 kasus

3 3 baru per penduduk. Data empiris menunjukan kematian akibat kanker payudara dari tahun ke tahun terus meningkat, mencapai 19%. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik meneliti tentang efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan mengajukan rumusan masalah yaitu bagaimana efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menjelaskan efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi yang diberi selimut hangat dan minyak kayu putih di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi yang diberi selimut hangat pada menit 5-10, pada menit 10-15, pada menit 15-20, dan waktu untuk mencapai aldrete score total 10, di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. b. Mendiskripsikan dimensi aldrete score (aktivitas, respirasi, sirkulasi, kesadaran, warna kulit) pasien pascaoperasi mastektomi yang diberi selimut hangat pada menit 5-10, pada menit 10-15, dan pada menit di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. c. Mendiskripsikan waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi yang diberi selimut hangat dan minyak kayu putih

4 4 pada menit 5-10, pada menit 10-15, pada menit 15-20, dan waktu untuk mencapai aldrete score total 10, di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. d. Mendiskripsikan dimensi aldrete score (aktivitas, respirasi, sirkulasi, kesadaran, warna kulit) pasien pascaoperasi mastektomi yang diberi selimut hangat dan minyak kayu putih pada menit 5-10, pada menit 10-15, dan pada menit di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. e. Menganalisis efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih untuk mencapai aldrete score total 10 di ruang pemulihan RSUP Dr Kariadi Semarang (perlakuan) terhadap waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat untuk mencapai aldrete score total 10 di ruang pemulihan RSUP Dr Kariadi Semarang (kontrol). f. Menganalisis efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih pada menit 5-10, pada menit 10-15, dan pada menit di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang (perlakuan) terhadap waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat pada menit 5-10, pada menit 10-15, pada menit di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang (kontrol). g. Menganalisis efektifitas dimensi aldrete score (aktivitas, respirasi, sirkulasi, kesadaran, warna kulit) pasien pascaoperasi mastektomi yang diberi selimut hangat dan minyak kayu putih pada menit 5-10, pada menit 10-15, dan pada menit di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang (perlakuan) terhadap dimensi aldrete score (aktivitas, respirasi, sirkulasi, kesadaran, warna kulit) pasien pascaoperasi mastektomi yang diberi selimut hangat pada menit 5-10, pada menit 10-15, dan

5 5 pada menit di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang (kontrol). D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi kesehatan Dapat memberikan upaya peningkatan standar kualitas dan efektifitas pada perawatan pasien di ruang pemulihan. 2. Bagi keperawatan Hasil penelitian diharapkan dapat menggambarkan efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi yang diberi selimut hangat dan minyak kayu putih, sehingga dapat memberi penanganan yang lebih efektif, dapat menjadi bahan untuk pengembangan ilmu dan pelayanan keperawatan. 3. Bagi Masyarakat Dapat memberikan landasan bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih selama di ruang pemulihan. 4. Bagi Peneliti Menjadi pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian yang baik dan benar sehingga menjadi motivator dan landasan dalam melakukan penelitian selanjutnya. E. Bidang Ilmu Penelitian dilakukan dalam bidang keperawatan yaitu keperawatan medikal bedah, terutama di keperawatan kamar bedah.

6 6 F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Judul Metode Hasil I Made Sukarja, dkk, (2007) Pemijatan mempercepat waktu pemulihan tanda vital pada pasien post block spinal anestesi Penelitian dengan menggunakan Quasi Eksperimen Dari hasi uji t-test dengan α = 0.05 didapat nilai P = 0.00Penatalaksanaan Jubair, SKM.M.Kes, dkk, (2010) Gambaran penatalaksanaan pasien pascaoperasi dengan anestesi umum di ruang pemulihan Instalasi Bedah Sentral RSUD Bima Penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional crossectional Penatalaksanaan pasien pascaoperasi 51% baik, 46,3% cukup, 2,7% kurang. Rata-rata lama perawatan di ruang pemulihan 35,9 menit Salsabila, (2011) Pengaruh minyak kayu putih terhadap stimulasi bising usus pada pasien post operasi menggunakan lumbal anestesi Penelitian dengan metode pra eksperimen Ada pengaruh minyak kayu putih terhadap stimulasi bising usus, karena panas yang ditimbulkan mampu menaikan metabolisme tubuh Sudiono, dkk, (2012) Pengaruh latihan fisik terhadap pemulihan pasien pasca general anestesi di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Soedono Madiun Penelitian dengan pendekatan Quasi Eksperimental Pada menit didapat P value : 0,002, tetapi pada menit didapat P value : 326. Harvina Dwi Aprilia, (2013) Rerata waktu pemulihan pasien pascaoperasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Karadi Semarang pada Bulan Maret-Mei 2013 Penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional Diperoleh sampel sebanyak 23 pasien dan didapatkan rerata waktu pasien tinggal di ruang pemulihan adalah 52,6 menit Perbedaan dengan penelitan yang dilakukan I Made Sukarja dkk, (2007) terletak pada variabel independen, variabel dependen dan populasi. Dalam penelitian tersebut yang dinilai adalah pemijatan mempercepat waktu pemulihan tanda vital pada pasien post operasi dengan block spinal anestesi, pada penelitian ini menilai efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih.

7 7 Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Jubair, SKM.M.Kes, (2010) terletak pada variabel, metode dan cara pengumpulan data. Dalam penelitian tersebut yang dinilai adalah gambaran penatalaksanaan pasien pascaoperasi dengan anestesi umum di ruang pemulihan, sedang penelitian ini menilai efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Salsabila (2011), terletak pada variabel dependen, populasi, metode, dan cara pengumpulan data. Pada penelitian tersebut variabel yang dinilai adalah pengaruh minyak kayu putih terhadap stimulasi bising usus pada pasien post operasi menggunakan lumbal anestesi, sedangkan pada penelitian ini menilai efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Sudiono dkk, (2012), terletak pada pada variabel independen. Pada penelitian tersebut variabel yang dinilai adalah pengaruh latihan fisik terhadap pemulihan pasien pascageneral anestesi, sedang pada penelitian ini menilai efektifitas waktu pemulihan pasien pascaoperasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Harvina Dwi Aprilia (2013) terletak pada variabel independen dan metode penelitian. Pada penelitian tersebut menilai rerata waktu pemulihan pasien pascaoperasi tinggal di ruang pemulihan, sedang pada penelitian ini menilai efektifitas waktu pemulihan pasien pasca operasi mastektomi pada pemberian selimut hangat dan minyak kayu putih.