METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) PIPA INLET P1U2 P7U3 P8U2 P5U3 P9U3 P5U2 P1U3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

III. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

HASIL. Parameter Utama

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

II. BAHAN DAN METODE

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

METODOLOGI Waktu dan Tempat Ikan Uji Persiapan Bahan Baku Biji Karet Komposisi TBBK Tidak Diolah TBBK Diolah

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

BAB 4. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Persentase endapan limbah padat = x 100%

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

Transkripsi:

33 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pemeliharaan ikan dilakukan di Laboratorium Sistem dan Teknologi Budidaya, IPB. Histologi gonad dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan (LKI), uji glukosa dan osmolaritas darah dilakukan di Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Proksimat protein dan lemak pakan dan ikan di lakukan di Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU), IPB. Pengamatan diameter oosit dilakukan di Laboratorium Reproduksi dan Genetika organisme Akuatik, BDP IPB. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama + 4 bulan. Alat dan Bahan Wadah dan Media Percobaan Wadah yang digunakan berupa bak terpal berukuran 65x60x50 cm sebanyak 27 unit (Lampiran 1). Setiap wadah di isi air sebanyak 150 liter, dilengkapi filter dan aerasi. Media percobaan (Lampiran 2) yang digunakan adalah bersalinitas 10 ppt, 20 ppt dan media air tawar (0 ppt). Untuk mempermudah penggunaan atau pergantian air selama pemeliharaan, disiapkan empat buah bak tandon masing-masing untuk menampung air bersalinitas 10 ppt, 20 ppt, 30 ppt dan air tawar yang sudah diencerkan terlebih dulu dan diareasi. Ikan Uji Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk betina ikan nila merah (Oreochromis sp.) hasil budidaya di Kolam Departemen Budidaya Perairan. Jumlah total induk yang disediakan adalah 200 ekor dan sebanyak 108 ekor dipilih secara selektif dengan bobot yang sama (200-300 g/ekor) untuk digunakan sebagai ikan uji perlakuan. Lima ekor ikan nila diambil sebagai data awal untuk dianalisa tingkat kematangan gonad sebelum diberi perlakuan. Bahan Uji Untuk bahan perlakuan menggunakan hormon tiroksin berupa tablet dengan dosis per tablet adalah setara dengan 100 µg tiroksin. Sebelum diberi perlakuan, sebanyak 10 gr (1000 µg tiroksin) terlebih dahulu digerus dengan

34 menggunakan mortar hingga halus (berbentuk bubuk), kemudian dilarutkan ke dalam 20 ml larutan dimetilsulfoksida (DMSO). Larutan kemudian didiamkan selama 24 jam dalam magnetik spiral agar hormon tiroksin benar-benar larut. Larutan (tiroksin + DMSO) kemudian diambil dengan menggunakan suntikan syringe 1 ml dan siap diinjeksi ke ikan dengan dosis sesuai masing-masing perlakuan. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Induk Induk nila yang diambil dari kolam diangkut kedalam wadah pemeliharaan berupa bak beton dan fiber yang telah disiapkan terlebih dulu. Air disiapkan seminggu sebelum ikan diambil, dilengkapi dengan sistem filter dan aerasi. Ikan dipelihara selama + seminggu dengan pemberian pakan secara at satiation. Penyiponan dilakukan dua hari sekali untuk menghindari kotoran mengendap di dasar bak dan dilakukan pergantian air sebanyak 50 %. Adaptasi Induk Induk yang telah dipelihara sebelumnya dipindahkan ke masing-masing wadah percobaan dengan kepadatan 4 ekor/bak. Peningkatan salinitas dilakukan setelah tiga hari pemindahan ikan. Untuk menghindari stres, dilakukan peningkatan salinitas secara bertahap dengan perubahan 2-4 ppt setiap harinya hingga mencapai delapan hari. Teknik Penyuntikan Penyuntikan dilakukan seminggu setelah ikan sudah mampu beradaptasi dengan media pemeliharaan bersalinitas; dilakukan secara intra muscular (IM), yaitu pada daerah antara pangkal sirip punggung dengan linea lateralisnya sebanyak dua minggu sekali, dimulai minggu pertama pemeliharaan hingga minggu keenam. Penyuntikan menggunakan spuit syringe 1 ml dengan dosis sesuai pada masing-masing perlakuan. Untuk mengurangi tingkat stres, ikan nila dipuasakan sehari sebelum penyuntikan dilakukan; bersamaan dengan pembuatan larutan hormon tiroksin.

35 Pemberian Pakan Pakan uji yang diberikan adalah pelet komersial dengan kandungan protein sebesar 30-33% dan lemak sebesar 11,6 %. Pemberian dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (08: 00) dan sore (06: 00) secara at satiation. Prosedur Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah untuk pengukuran kandungan kadar glukosa dan osmolaritas tubuh ikan nila dilakukan dengan mengambil sebanyak 3 ml sampel darah ikan pada bagian pangkal ekor dengan menggunakan spuit 3 ml yang telah diberi antikoagulan (cirate-phosphate-sextrosesolution, Sigma C-7165) agar darah tidak beku. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung polietilen dan disentrifus pada kecepatan 600 rpm selama 5 menit. Plasma darah hasil sentrifus diambil dan dipindahkan ke tabung polietilen baru untuk disimpan dalam freezer (-20 o C) sampai dilakukan analisis. Pengambilan Data dan Pengukuran Kualitas Air Sampling (pengambilan data) penelitian dilakukan pada awal penelitian yaitu hari ke-0 pemeliharaan, hari ke-14 dan seterusnya hingga hari ke-56; diambil secara teratur dengan interval waktu 14 hari sampai hari akhir penelitian. Sampling ikan meliputi perkembangan gonad, GSI dan HSI, diameter telur, gradient osmotik, glukosa darah, tingkat konsumsi oksigen, dan pertumbuhan. Perkembangan gonad diikuti dengan mengamati histologi gonad (Lampiran 3). Analisis proksimat lemak dan protein daging ikan nila dilakukan pada akhir penelitian. Kualitas air diukur setiap minggu meliputi suhu, ph dan oksigen. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad secara kuantitatif dilakukan pengukuran gonad somatik indek (GSI), diameter telur dan fekunditas. Pengukuran GSI dilakukan dengan cara membedah ikan untuk diambil gonadnya kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik.; gonad diambil sebanyak tiga ekor per perlakuan. Data fekunditas diperoleh dengan menghitung jumlah total telur yang terdapat dalam gonad, sedangkan diameter telur diukur dibawah mikroskop yang dilengkapi mikrometer,

36 dengan pembesaran 40x. Jumlah telur yang diamati adalah 100 butir per gonad (300 butir/perlakuan). Rancangan Penelitan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL dua faktor) dengan pola faktorial 3 x 3. Dosis hormon sebagai faktor pertama dengan level konsentrasi 0 ng/g BW, 50 ng/g BW, 100 ng/g BW dan salinitas sebagai faktor kedua dengan level 0 ppt, 10 ppt dan 20 ppt. Keseluruhan percobaan terdiri atas sembilan kombinasi perlakuan, dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga jumlah satuan percobaan sebanyak 27 (Tabel 2). Tabel 2. Perlakuan percobaan kajian reproduksi ikan nila merah (Oreochromis sp.) setelah pemberian tiroksin dan dipelihara pada beberapa media salinitas Tiroksin (ng/g BT) Salinitas (ppt) 0 10 20 0 A (T0:S0) B (T0:S10) C (T0:S20) 50 D (T50:S0) E (T50:S10) F (T50:S20) 100 G (T100:S0) H (T100:S10) I (T100:S20) Keterangan : BT = Bobot tubuh Setiap perlakuan menggunakan tiga wadah dan tiap wadah diisi empat ekor ikan sehingga setiap perlakuan terdiri dari 12 ekor ikan. Sebanyak 27 ekor ikan akan diambil setiap 14 hari dengan masing-masing perlakuan sebanyak tiga ekor untuk dilakukan analisa kematangan gonad, diameter telur dan parameter penunjang lainnya. Dimana : Model rancangan penelitian yang digunakan adalah : Yij = µ + αi + βj + (αβ)ij + ijk Yijk = Nilai pengamatan pada faktor ke 1 taraf ke-i, faktor 2 taraf ke-j, dan ulangan ke-k µ = Rata-rata umum ti = Pengaruh faktor 1 (dosis hormon)

37 βj = Pengaruh faktor 2 (salinitas) (αβ)ij = Komponen interaksi dari faktor 1 dan faktor 2 ij = Pengaruh acak yang menyebar normal Parameter Uji yang Diamati Parameter uji yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama berupa diameter oosit, fekunditas, gonad somatik indeks (GSI) dan HSI (hepato somatik indeks). Parameter pendukung berupa pertumbuhan, kadar glukosa darah, gradient osmotik, tingkat konsumsi oksigen (TKO), retensi lemak dan retensi protein. Parameter Utama Penentuan Diameter Oosit Diameter oosit diamati dengan mengambil sampel telur secara acak pada gonad ikan sebanyak 100 butir/ekor. Sampel telur kemudian difiksasi dengan alkohol 70%. Diameter telur diukur menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler. Sampel telur yang telah diukur dihitung rataannya dan dibuat distribusi frekuensi panjang total dan diameter telur (mm) dengan menggunakan rumus (Mattjik dan Sumertajaya 2000): Menentukan nilai maksimum dan minimum dari keseluruhan data Menghitung jumlah kelas ukuran dengan rumus : K=1+(3,32 log ); K = jumlah kelas ukuran, n = jumlah data pengamatan. Menghitung rentang data/wilayah (wilayah = data terbesar-data terkecil). Menghitung lebar kelas (lebar kelas = wilayah dibagi dengan jumlah kelas). Menentukan limit bawah kelas bagi selang kelas yang pertama dan limit atas kelasnya. Limit atas kelas diperoleh dengan menambahkan lebar kelas pada limit bawah. Mendaftarkan semua limit kelas untuk setiap selang kelas Menentukan nilai tengah bagi masing-masing selang dengan merata-ratakan limit atas.

38 Fekunditas Menentukan frekuensi bagi masing-masing kelas Menjumlahkan frekuensi dan memastikan apakah hasilnya sama dengan banyaknya total pengamatan serta membuat histogram (Lampiran 6). Fekunditas merupakan jumlah telur yang akan dikeluarkan oleh induk pada saat memijah. Fekunditas dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Keterangan : F = (G x X) Q x W F : Fekunditas (butir telur/kg bobot tubuh) G : Bobot telur individu/gonad (g) X : Jumlah telur sampel (butir) Q : Bobot telur sampel (g) W : Bobot tubuh individu (g) Gonad Somatik Indeks (GSI, %) GSI (%) = Hepato Somatik Indeks (HSI, %) HSI (%) = Bobot gonad Bobot tubuh x 100 Bobot hepato Bobot tubuh x 100 Parameter Pendukung Gradien Osmotik Gradien osmotik dihitung berdasarkan formula yang digunakan oleh Anggoro (1992). Pengukuran gradien osmotik disajikan dalam Lampiran 4. Gradien osmotik dinyatakan sebagai tingkat konsumsi oksogen (TKO). TKO = Osmolaritas darah ikan (mosm/lh 2 O) Osmolaritas media (mosm/lh 2 O).

39 Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO s) TKO s diukur dengan menghitung rasio oksigen terlarut pada awal dan akhir penelitian per satuan waktu. Metode pengukuran dengan menggunakan akuarium bervolume 30x30x25 cm. Air diaerasi selama 1 hari sehingga jenuh oksigen. Sebelum ikan dimasukkan kedalam wadah, kandungan oksigen awal dihitung. Selanjutnya satu ekor ikan yang sebelumnya telah dipuasakan selama satu hari ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Setelah satu jam, dihitung lagi DO akhirnya. TKO s diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut (Pavlovskii 1964). TKO s = {(DO awal DO akhir)/w x t} x V Keterangan: TKO s : Tingkat konsumsi oksigen (mg O 2 /gr tubuh/jam) DO awal : Oksigen terlarut pada awal pengamatan (mg/l) DO akhir : Oksigen terlarut pada akhir pengamatan (mg/l) W : Berat ikan uji (gr) T : Periode pengamatan (jam) V : Volume air dalam respirometer (L) Kadar Glukosa Darah Pemeriksaan kadar glukosa darah digunakan sebagai indikator stress sekunder akibat perlakuan. Prosedur pengukuran kadar glukosa darah disajikan dalam Lampiran 5. Pengukuran dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan: GD = AbsSp AbsSt x GSt [ GD ] : Konsentrasi glukosa darah (mg/ml) AbsSp AbsSt : Absorbansi sampel : Absorbansi standar [ GSt ] : Konsentrasi glukosa standar (mg/ml)

40 Retensi Protein (%) Keterangan : Retensi protein dihitung berdasarkan persamaan (Takeuchi, 1998) RP = Retensi protein (%) F P RL = F I P x 100% = Jumlah lemak tubuh pada awal pemeliharaan = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan Retensi Lemak (%) Keterangan : Retensi lemak dihitung berdasarkan persamaan (Takeuchi, 1998) RL = Retensi lemak (%) F P RP = F I P x 100% = Jumlah lemak tubuh pada awal pemeliharaan = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan Pertumbuhan ikan Data laju pertumbuhan ikan uji diperoleh dengan melakukan pengambilan ikan uji awal dan akhir penelitian, kemudian ditimbang beratnya. Laju pertumbuhan ikan dianalisa dengan menggunakan rumus berikut : Wt t 1 x 100 Wo Dimana: α = Laju pertumbuhan bobot rerata harian (%) Wt = Bobot rata-rata individu pada waktu t (g) Wo = Bobot rata-rata individu pada waktu t 0 (g) t = Lama percobaan (hari)

41 Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian dibuat tabulasi kemudian dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) dengan uji F. Jika pada setiap perlakuan terdapat pengaruh nyata terhadap respon yang diamati dilakukan uji lanjut Duncan. Jika tidak terdapat perbedaan nyata (P>0,05) maka semua data akan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik. Sebagai alat bantu untuk pengelolaan data dalam uji statistik digunakan program SPSS 17 (Steel and Torrie 1993).