BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui penggunaan sumber daya yang dimiliki. Salah satu tujuan yang akan dicapai oleh organisasi adalah kinerja yang tinggi tetapi juga efisien. Kinerja yang diperoleh suatu organisasi berhubungan dengan faktor sumber daya manusia (tenaga kerja) yang ada dalam organisasi, karena tenaga kerja merupakan faktor penentu dalam pencapaian kinerja tersebut, dan yang menggerakkan berbagai peralatan-peralatan yang beroperasi dalam suatu organisasi. Pencapaian produktivitas kerja berhubungan dengan stabilitas kerja dalam suatu organisasi, dan stabilitas kerja tersebut dipengaruhi oleh keluar masuknya karyawan (perputaran karyawan) dalam organisasi. Sebagai mahluk hidup, karyawan mempunyai keterbatasan, baik fisik maupun kemampuan. Oleh karena itu, karyawan dalam suatu organisasi pada suatu saat akan mengalami perputaran karena pensiun, mengundurkan diri atau dikeluarkan oleh organisasi. Adanya karyawan yang pensiun, mengundurkan diri atau yang dikeluarkan organisasi, menyebabkan organisasi harus mencari pengganti karyawan tersebut. Adanya pergantian atau perputaran karyawan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi stabilitas kerja karyawan, karena karyawan juga mempunyai hubungan dengan sesama karyawan. Dengan adanya pergantian, karyawan akan memulai hubungan baru lagi dengan karyawan yang baru, demikian juga dalam hal pelaksanaan kerja, karyawan yang baru membutuhkan waktu untuk
mengetahui proses pekerjaan dalam organisasi sehingga mampu mengikuti karyawan lama lainnya. Perputaran karyawan bisa terjadi pada berbagai organisasi, baik organisasi nonpendidikan maupun organisasi pendidikan seperti pesantren. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia yang sudah ada sejak sekitar abad XIII M. Pesantren merupakan lembaga untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penekanan pada moral dalam hidup bermasyarakat. Dalam perkembangannya, pesantren menjadi lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang subur di daerah pedesaan. Belakangan pada dekade tahun 1980- an, pesantren sudah berkembang pesat bukan saja di daerah yang dikategorikan pedesaan melainkan Juga tumbuh dan berkembang di daerah perkotaan. Dalam kaitan ini pesantren telah terbukti mampu hidup menyatu dengan masyarakat sekitamya, dan bahkan menjadi rujukan bagi masyarakat sekitamya terutama dalam bidang moral. Pengelolaan pesantren tidak berbeda dengan pengelolaan lembaga pendidikan lainnya yang melibatkan sejumlah karyawan baik sebagai pendidik maupun sebagai karyawan administratif. Dalam operasionalnya, Pesantren Darul Arafah Deli Serdang mempekerjakan sejumlah karyawan, dan para karyawan tersebut setelah beberapa waktu lamanya sebagian mengajukan pengunduran diri karena berbagai alasan. Hal ini menyebabkan pihak manajemen pesantren mencari kembali karyawan pengganti. Dengan demikian terjadi perputaran karyawan pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Dalam hal ini faktor yang dianalisis adalah lingkungan kerja dan insentif yang diterima. Berbagai permasalahan lingkungan kerja pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang, adalah keluhan sebagian besar karyawan berkaitan dengan ruangan kerja yang masih belum nyaman, karena tidak adanya pembatas antara satu karyawan dengan karyawan lain. Sebagian ruangan juga belum menggunakan penyejuk ruangan serta perlengkapan kerja yang belum memenuhi standar yang dibutuhkan. Begitu juga dalam hal penentuan jabatan karyawan lebih mengarah kepada hubungan keluarga, sehingga kedekatan keluarga merupakan faktor dominan dalam penempatan karyawan. Hal ini bagi sebagian karyawan menjadi kendala dalam peningkatan kinerjanya. Kondisi ini selanjutnya juga mempengaruhi pemberian insentif kepada karyawan. Pada dasarnya pemberian insentif mengacu pada lamanya karyawan bekerja di pesantren. Jika karyawan sudah lama bekerja di pesantren, maka insentif yang diberikan lebih besar. Demikian sebaliknya, jika karyawan masih baru bekerja, maka insentif yang diberikan lebih kecil. Tapi yang terjadi sebenarnya tidak sesuai dengan pernyataan diatas, karena ada karyawan baru yang mendapat insentif yang lebih besar daripada karyawan lama. Oleh karena itu sebagian karyawan merasa diperlakukan dengan kurang adil dan mejadi tidak puas, karena dasar penilaian untuk penempatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi insentif, dilakukan kurang objektif. Hal tersebut pada akhirnya akan menyebabkan karyawan mengundurkan diri.
Jumlah karyawan yang keluar dan masuk pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang tahun 2007 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1. Jumlah Karyawan yang Keluar dan Masuk pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang tahun ajaran 2006/2007 sampai 2008/2009 Tahun Ajaran Jumlah Awal Keluar Masuk Jumlah Akhir 2006/07 119 22 17 107 2007/08 107 31 38 114 2008/09 114 14 10 110 Sumber: Bagian Kepegawaian Pesantren Darul Arafah Deli Serdang, 2010 Data tersebut menunjukkan tingkat perputaran karyawan pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang cukup tinggi, dimana hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Sehubungan dengan penelitian ini, maka terjadinya perputaran karyawan pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang diduga berhubungan dengan lingkungan kerja dan insentif. Lingkungan kerja dan pekerjaan merupakan dua faktor penting yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi. Seorang yang bekerja di lingkungan kerja yang sehat, baik secara langsung maupun tidak langsung ikut mendorong meningkatnya semangat kerja dirinya. Sedangkan seorang yang bekerja di lingkungan kerja yang tidak sehat, baik secara langsung maupun tidak langsung ikut mendorong turunnya semangat kerja dirinya. Seorang yang bekerja dibidang pekerjaan yang menarik dan menantang juga dapat mendorong meningkatnya semangat kerja dirinya, lain halnya jika pekerjaan itu
membosankan dan dikerjakan secara rutin maka semangat kerja orang itu juga dapat menurun. Keberhasilan suatu organisasi dalam pencapaian tujuan selain ditentukan oleh kualitas SDM-nya, juga ditentukan oleh fasilitas-fasilitas yang mendukung operasional organisasi itu sendiri. Fasilitas itu harus dapat mendorong proses kerja karyawan yang lebih produktif dan profesional dibidang kerjanya. Adapun fasilitas yang dimaksud tidak lepas dengan adanya faktor lingkungan kerja yang erat kaitannya dengan motivasi kerja pegawai. Dalam bekerja, setiap karyawan mengharapkan agar lingkungan kerja senyaman mungkin. Namun kenyamanan lingkungan kerja bukan merupakan kewajiban karyawan tetapi merupakan upaya yang dilakukan oleh organisasi, baik dalam hal fasilitas dan hubungan kerja. Pada lingkungan kerja yang nyaman para karyawan dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan. Rasa nyaman tersebut menyebabkan karyawan untuk betah bekerja pada organisasi. Setiap karyawan mengharapkan imbalan dari organisasi sesuai dengan hasil kerjanya. Selain memberikan gaji setiap bulan yang ditetapkan berdasarkan golongan dan jabatan, sebagian organisasi juga memberikan insentif kepada pegawai. Insentif yang diterima setiap karyawan berbeda sesuai dengan prestasi kerjanya. Jika karyawan merasa bahwa insentif yang diterima telah sesuai dengan hasil kerjanya dan adanya penghargaan dari organisasi terhadap pekerjaannya, maka karyawan akan tetap bertahan dan loyal terhadap organisasi. Penghargaan organisasi dalam bentuk insentif juga sering berhubungan dengan disiplin kerja karyawan, dimana karyawan dengan disiplin yang tinggi diberi penghargaan untuk menjadi dorongan bagi karyawan lainnya.
Bagi organisasi, perputaran karyawan akan menimbulkan beban, terutama dalam pelatihan karyawan baru untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal. Perputaran karyawan yang tinggi juga, khususnya karena karyawan mengundurkan diri menunjukkan adanya suatu permasalahan dalam hal sumber daya manusia dalam organisasi. Masalah ini dapat menimbulkan berbagai dampak yang negatif bagi perusahaan, seperti : keluarnya biaya untuk perputaran karyawan, menurunnya produktivitas, menurunnya kualitas pelayanan, hilangnya berbagai peluang bisnis, meningkatnya beban administrasi serta menyebabkan demoralisasi karyawan yang masih tinggal Berbagai kebijakan dari pihak organisasi dapat memberikan dampak langsung terhadap tingkat perputaran karyawan ini, misalnya kebijakan kompensasi atau insentif, kebijakan promosi yang berkaitan dengan jenjang karier seseorang, ataupun situasi serta lingkungan kerja yang juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat perputaran karyawan ini. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana pengaruh lingkungan kerja, dan insentif terhadap perputaran karyawan pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang? 2. Sejauh mana faktor prestasi kerja dan disiplin kerja mempengaruhi insentif yang diterima oleh karyawan pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang? 1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja, dan insentif terhadap perputaran karyawan pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis prestasi kerja dan disiplin kerja yang mempengaruhi insentif yang diterima oleh karyawan pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai masukan bagi manajemen Pesantren Darul Arafah Deli Serdang dalam upaya menekan perputaran karyawan. 2. Sebagai menambah referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Sebagai menambah pengetahuan dan wawasan peneliti di bidang ilmu manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya.. 4. Sebagai bahan acuan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya terutama yang berminat untuk melakukan penelitian yang sama pada masa mendatang. 1.5. Kerangka Berpikir Keberhasilan suatu organisasi di dalam mencapai tujuannya tergantung pada kualitas kegiatan dan upaya bersama dari orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan dalam organisasi tergantung kepada karyawan yang melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Semakin berpengalaman seorang karyawan dalam bekerja, maka kualitas kerjanya pun akan semakin baik. Seorang karyawan memiliki pengalaman kerja jika dia dapat bekerja selama waktu tertentu di dalam suatu organisasi. Demikian juga dalam hal melaksanakan kegiatankegiatan organisasi, merupakan hasil kerjasama antara beberapa dan atau seluruh karyawan di dalam organisasi. Oleh karena itu jika terjadi pergantian karyawan atau perputaran karyawan dalam hal ada karyawan yang keluar dari perusahaan dan kemudian ada penggantinya, maka akan mempengaruhi kerjasama antar karyawan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat perputaran karyawan. Menurut Woods dan Macaulay dalam Gustafson (2002), ada delapan alasan utama yang menyebabkan tingkat perputaran karyawan yaitu : a. Rendahnya pembayaran dan benefit b. Kondisi kerja yang kurang nyaman c. Kurangnya kualitas pengawasan d. Komunikasi yang kurang efektif e. Kurangnya kualitas rekan sekerja f. Ketidakcocokan dengan "budaya" perusahaan g. Kurangnya definisi dan tanggung jawab yang jelas tentang pekerjaan h. Pengarahan yang kurang jelas untuk hal yang harus dilakukan. Woods et al. (1998) juga menjelaskan bahwa ada lima faktor internal yang dapat menyebabkan perputaran karyawan, yaitu: a. Kompensasi
b. Masalah komunikasi c. Kurangnya kesempatan untuk berkarir d. Konflik karyawan e. Adanya konflik dengan pihak manajemen Dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat perputaran karyawan, maka penulis mengelompokkan berbagai faktor tersebut menjadi dua faktor utama yang mempengaruhi perputaran karyawan, yaitu faktor lingkungan kerja dan insentif (kompensasi). Kedua faktor tersebut sama-sama memiliki pengaruh terhadap tingkat perputaran karyawan. Hubungan sebab akibat antara kedua faktor tersebut terlihat sangat erat. Demikian pula dengan hubungan antara kedua faktor tersebut dengan tingkat perputaran karyawan. Insentif dan lingkungan kerja yang baik dapat mengurangi tingkat perputaran karyawan sedangkan lingkungan kerja yang kurang baik akan mendorong karyawan untuk keluar. Insentif merupakan salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan prestasi kerja. Menurut Long (1998) insentif merupakan bagian dari upah berdasarkan kinerja (performance pay) yang diberikan dalam bentuk uang dan ditetapkan berdasarkan prestasi. Semakin tinggi prestasi kerjanya, semakin besar pula insentif yang diberikan. Menurut Agency Theory (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Ruky, 2002) insentif digunakan untuk mendorong karyawan dalam memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Apabila insentif yang diterima tidak dikaitkan dengan prestasi kerja, tetapi bersifat pribadi, maka karyawan akan merasakan adanya ketidakadilan. Dengan adanya ketidakadilan tersebut akan mengakibatkan ketidakpuasan yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku.
Pemberian insentif juga sering dikaitkan dengan tingkat disiplin kerja seorang karyawan, dimana karyawan dengan disiplin tinggi akan diberikan insentif. Dengan demikian prestasi dan disiplin kerja dapat mempengaruhi insentif, dimana lingkungan kerja dan insentif dapat mempengaruhi perputaran karyawan. Prestasi Kerja Lingkungan Kerja Perputaran Karyawan Insentif Disiplin Kerja Gambar 1.1. Kerangka Berpikir 1.6. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut: 1. Lingkungan kerja, dan insentif berpengaruh terhadap perputaran karyawan pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang. 2. Faktor prestasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap pemberian insentif pada Pesantren Darul Arafah Deli Serdang.