Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi guna mendapatkan return yang maksimal tanpa melupakan faktor

PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM WINNER - LOSER BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM. A.A Istri Agung Sasmikadewi 1 Made Rusmala Dewi 2

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR R. Narendra Saputro 1 Ida Bagus Badjra 2 ABSTRAK ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai

Management Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

ABSTRAK ANALISIS OVERREACTION SAHAM WINNER-LOSER PADA PERUSAHAAN INDEKS BISNIS 27 DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)

BAB III METODE PENELITIAN. atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang tepat agar keuntungan tersebut bisa diraih (Manurung, 2004). Ada

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI, 2009.

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIONALITAS INVESTOR DALAM PEMILIHAN SAHAM DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN SINGLE INDEX MODEL DI BURSA EFEK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengarah pada penelitian tentang hipotesis pasar efisien (efficient market

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB V PENUTUP. berinvestasi, ada beberapa strategi investasi yang digunakan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010: 223). Investasi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan sebuah investasi, sebaiknya investor melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. akan menginvestasikan dananya pada tingkat pengembalian (return) sesuai

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Munculnya situs-situs, buku dan berbagai kepelatihan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham

SHORT CONTRARIAN INVESTMENT STRATEGY : PENGUJIAN WINNER-LOSER ANOMALY PADA SAHAM-SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya penelitian ini berkaitan dengan perkembangan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark Fernando Pasaribu 2. Abstrak

Transkripsi:

Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM : 1306205020 Abstrak Kemudahan berinvestasi saat ini melalui media elektronik menyebabkan meningkatnya keinginan masyarakat untuk berinvestasi, dimana salah satu aset yang bisa diinvestasikan adalah saham. Pada dasarnya investor akan memilih strategi dalam berinvestasi guna mendapatkan return tanpa melupakan risiko yang dihadapi. Salah satu cara untuk melakukan investasi saham adalah dengan membandingkan kinerja portofolio saham yang berkinerja baik (winner) dan saham yang berkinerja buruk (loser) berdasarkan strategi investasi momentum. Oleh karena hal itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja portofolio saham winner dan loser serta untuk mengetahui signifikansi perbedaan kinerja portofolio winner-loser periode formasi dengan periode kepemilikan. Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor finance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015 sebagai populasi karena sektor finance terutama perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Sampel dari penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena hal tersebut bahwa sampel penelitian ini berjumlah 70, dari populasi 89 saham. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis uji beda dua rata rata (uji t dependen). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham winner menghasilkan kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan kinerja yang dihasilkan portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham winner-loser periode formasi dengan periode kepemilikan. Hal tersebut menandakan bahwa strategi investasi momentum tidak dapat diterapkan di pasar modal Indonesia. Kata Kunci: sektor finance, strategi investasi momentum, perbandingan kinerja portofolio vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii ix xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 10 1.4 Kegunaan Penelitian... 11 1.5 Sistematika Penulisan... 12 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 14 2.1.1 Teori Portofolio... 14 2.1.2 Strategi Portofolio Saham... 16 1) Strategi Portofolio Aktif... 16 2) Strategi Portofolio Pasif... 17 2.1.3 Strategi Investasi Momentum... 18 2.1.4 Kinerja Portofolio Saham... 20 1) Variabel Penilaian Kinerja Portofolio... 21 (1) Mengukur Tingkat Keuntungan (Return) Portofolio... 21 (2) Risiko Portofolio Saham... 23 2) Teknik Penilaian Kinerja Portofolio Saham... 24 (1) Perbandingan Langsung... 24 (2) Menggunakan Ukuran Kinerja Tertentu... 24 2.2 Hipotesis Penelitian... 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 34 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 34 3.3 Obyek Penelitian... 34 3.4 Identifikasi Variabel... 35 3.5 Definisi Operasional Variabel... 35 3.6 Jenis dan Sumber Data... 39 3.6.1 Jenis data... 39 3.6.2 Sumber data... 40 vii

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 40 3.8 Metode Pengumpulan Data... 41 3.9 Teknik Analisis Data... 42 BAB IV DATA DAN PEMBAHSAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Finance... 47 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian... 49 4.2.1 Portofolio Saham Winner-Loser... 49 4.2.2 Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Periode Formasi dan Periode Kepemilikan... 50 1) Abnormal Return Portofolio Winner-Loser... 52 2) Indeks Sharpe Portofolio Winner-Loser... 60 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 68 4.3.1 Pengujian Kinerja Portofolio Winner dengan Kinerja Portofolio Loser pada Periode Kepemilikan Selanjutnya... 68 4.3.2 Pengujian Perbedaan Signifikansi antara Kinerja Portofolio Winner dengan Kinerja Portofolio Loser... 72 4.3.3 Pengujian Perbedaan Signifikansi antara Kinerja Portofolio Winner-Loser pada Periode Formasi dengan Kinerja Portofolio Winner-Loser pada Periode Kepemilikan Selanjutnya... 77 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 83 5.2 Saran... 84 DAFTAR RUJUKAN... 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 91 viii

DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 1.1 Jumlah Investor di Indonesia Tahun 2013-2015... 1 4.1 Observasi Periode Formasi dan Periode Kepemilikan Portofolio Saham Winner-Loser Tahun 2013-2015... 51 4.2 Statistik Deskriptif Beda Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun 2013-2015... 52 4.3 Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013-2015... 54 4.4 Statistik Deskriptif Beda Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun 2013 2015... 56 4.5 Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013-2015... 58 4.6 Statistik Deskriptif Beda Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun 2013 2015... 60 4.7 Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013 2015. 62 4.8 Statistik Deskriptif Beda Indeks Sharpe Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun 2013 2015... 64 4.9 Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013 2015... 65 ix

4.10 Hasil Perhitungan Perbedaan Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner-Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013-2015... 68 4.11 Hasil Perhitungan Perbedaan Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner-Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013-2015... 69 4.12 Hasil Uji Beda Dua Rata Rata Abnormal Return Portofolio Winner dengan Rata Rata Abnormal Return Portofolio Loser... 73 4.13 Hasil Uji Beda Dua Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Dengan Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser... 75 4.14 Hasil Uji Beda Dua Rata Rata Abnormal Return Portofolio Winner-Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 2015. 78 4.15 Hasil Uji Beda Dua Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner- Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 2015.. 79 x

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian... 91 2 Data Harga Saham (Closing Price) Perusahaam Sampel... 94 3 Data IHSG (Induk Harga Saham Gabungan) Periode Januari 2013 Desember 2015... 117 4 Data BI Rate Periode Januari 2013 Desember 2015... 119 5 Peringkat Sahan Berdasarkan Return 12 Bulan Periode Januari 2013 Desember 2015... 121 6 Kelompok Saham Winner Tahun 2013-2015... 128 7 Kelompok Saham Loser Tahun 2013-2015... 131 8 Perhitungan Abnormal Return Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 2015... 135 9 Perhitungan Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 2015... 138 10 Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013-2015... 140 11 Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013-2015... 141 12 Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013-2015... 142 13 Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013 2015... 144 xi

14 Hasil Uji Beda Rata Rata Abnormal Return Portofolio Winner Dengan Rata Rata Abnormal Return Portofolio Loser Tahun 2013 2015... 145 15 Hasil Uji Beda Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Dengan Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser Tahun 2013-2015... 149 16 Hasil Uji Beda Rata Rata Abnormal Return Portofolio Winner- Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 2015.. 153 17 Hasil Uji Beda Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner- Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 2015.. 15 xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gejolak perekonomian di Indonesia mengalami penurunan dan peningkatan yang sangat besar pengaruhnya terhadap perusahaan perusahaan Go Public di Indonesia. Perusahaan yang sudah Go Public mendapat banyak sorotan dari investor yang terutama ingin berinvestasi pada saham. Kemudahan berinvestasi saat ini melalui media elektronik menyebabkan meningkatnya keinginan masyarakat untuk berinvestasi saham. Dikutip dari situs www.pusatis.com (mengambil data dari Konstodian Sentral Efek Indonesia / KSEI) yang mencatat adanya investor yang berinvestasi pada saham setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berikut adalah data jumlah investor pada tahun 2013 2015 : Tabel 1.1 Jumlah Investor di Indonesia Tahun 2013-2015 Sumber :www.pusatis.com Berdasarkan data jumlah investor dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan yang menandai bahwa adanya sinyal positif untuk 1

pasar modal Indonesia khususnya pada saham dan mulai meluasnya pengetahuan tentang saham. Sesuai dengan adanya peningkatan jumlah investor tahun 2013 2015 maka penelitian ini menggunakan periode Januari 2013 Desember 2015. Penelitian ini membandingkan periode formasi dengan periode kepemilikan dimana periode formasi mencakup 12 bulan dan periode kepemilikan mencakup 3, 6, dan 12 bulan. Pada dasarnya dalam berinvestasi saham, investor akan memilih strategi dalam berinvestasi guna mendapatkan return yang diharapkan dan mengestimasikan risiko yang dihadapi. Tujuan berinvestasi pada saham adalah memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapi (Tandelilin, 2010:102). Cara untuk melakukan investasi saham adalah dengan membentuk portofolio dan melakukan penilaian kinerja terhadap portofolio tersebut. Pengenalan konsep portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara semaksimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut (Fahmi & Hadi, 2011:2). Melakukan strategi portofolio hendaknya membentuk dua jenis portofolio saham yaitu portofolio saham winner dan portofolio saham loser. Portofolio saham winner dan portofolio saham loser menggunakan penilaian tingkat return yang positif atau tingkat return yang efektif. Saham yang memiliki tingkat return yang positif dan diatas rata rata akan masuk kategori portofolio saham winner sedangkan saham yang memiliki tingkat return yang negatif dan di bawah rata rataakan masuk kategori portofolio saham loser. Setelah mengelompokkan 2

portofolio saham winner dan loser, dapat dievaluasi kinerja portofolio dari saham tersebut. Kinerja dalam suatu portofolio akan mencerminkan tingkat risiko yang akan ditanggung oleh investor (Saputro, 2016) Bidang investasi sering membedakan antara manajemen pasif dan manajemen aktif. Investor yang menggunakan manajemen pasif berarti akan memegang berbagai saham untuk jangka waktu yang relatif lama dan jarang melakukan perubahan (Husnan, 2012:435). Investor yang menggunakan gaya manajemen aktif pada dasarnya aktif dalam mencari suatu informasi, mengikuti waktu dengan pergerakan harga sahamnya yang bertujuan menghasilkan return yang abnormal (Tandelilin, 2010:329). Strategi pasif diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Strategi pasif meliputi strategi beli dan tahan (buy and hold strategy) dan strategi mengikuti indeks (indexing strategy) sedangkan pada strategi aktif pada dasarnya investor melakukan dua pendekatan dalam membentuk portofolio, yakni pendekatan analisis fundamental dan pendekatan analisis teknikal. Bertolak belakang dengan strategi pasif bahwa strategi aktif bertujuan untuk mencapai abnormal return yang melebihi portofolio strategi pasif. Terdapat tiga strategi yang biasanya digunakan dalam menjalankan strategi aktif yakni pemilihan saham, rotasi sektor dan strategi momentum harga (Tandelilin, 2010:330). Para peneliti manajemen keuangan telah mengemukakan dan mengembangkan dua teori strategi investasi dalam mengevaluasi kinerja portofolio yaitu teori strategi momentum dan strategi kontrarian. Strategi kontrarian pertama 3

kali dikemukakan oleh De Bondt dan Thaler (1985). Strategi kontrarian merupakan strategi investor yang bertujuan untuk memperoleh reversal return. Pengertian reversal return adalah adanya keyakinan pada investor dengan adanya pembalikan arah terhadap return saham dalam waktu tertentu. Sedangkan strategi momentum pertama kali dipopulerkan oleh Jagadessh dan Titman (1993). Strategi momentum merupakan kebalikan dari strategi kontrarian yang berarti strategi investasi yang diyakini investor akan memperoleh return secara continuation atau berkelanjutan. Penelitian ini melatarbelakangi adanya research gap dari beberapa penelitian tentang strategi portofolio dalam penilaian kinerja portofolio dengan menggunakan strategi kontrarian dan strategi momentum. Terdapat adanya perbedaan pendapat dan hasil pengujian dalam membentuk suatu kinerja portofolio. Penelitian yang dilakukan oleh Jagadessh dan Titman (1993) yang pertama kali mengemukakan strategi investasi momentum tersebut mengkaji data return saham individual pada tahun 1965 1989 di New York Stock Exchange (AMEX) menghasilkan abnormal return yang signifikan dalam jangka waktu 3 sampai 12 bulan. Beberapa penelitian yang mendukung hasil penelitian dari penelitian Jagadeesh dan Titman (1993) diantaranya, Forner dan Joaqu n Marhuenda (2003) melakukan penelitian di Pasar Modal Spanyol dengan durasi 6,12,36 dan 60 bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi momentum dapat dilakukan dalam periode jangka pendek. Dische (2001) menemukan bahwa abnormal return yang lebih tinggi dapat dicapai dengan menerapkan strategi momentum untuk saham yang disperse rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Salvio et al. (2013) dengan menggunakan data bursa Shanghai periode Desember 2007 sampai dengan Februari 4

2012 menemukan bahwa keuntungan didapat oleh investor yang melakukan strategi investasi momentum. Penelitian strategi momentum juga didukung oleh Grinblatt et al. (1995) menemukan bahwa 77% investor menyadari kinerja strategi investasi momentum secara signifikan lebih baik daripada strategi investasi kontrarian. Darusman (2012) juga menemukan bahwa strategi kontrarian tidak cocok digunakan karena strategi momentum lebih unggul pada minggu ke 2, 4, dan 8 setelah pembentukan portofolio. Penelitiannya dilakukan pada Index LQ 45 periode 2003 hingga 2007. Demir et al. (2004) meneliti tentang strategi investasi momentum di pasar modal Australia yang menemukan bahwa strategi investasi momentum mampu melakukan penyesuaian untuk menghadapi risiko pada periode penelitian dari September 1990 sampai July 2001. Penelitian yang dilakukan oleh Grinblatt dan Keloharju (2000) di Finlandia menemukan bahwa saham winner lebih unggul kinerjanya dibandingkan saham loser yang menandakan bahwa strategi investasi momentum lebih tepat digunakan. Najmudin (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa terdapat anomali winner-loser di BEI (Bursa Efek Indonesia) dalam jangka pendek yang berupa terjadinya investor underreaction. Baik saham winner maupun saham loser masing masing bergerak dengan tidak berganti posisi sejak periode pembentukan sampai dengan periode pengujian sehingga strategi investasi momentum bisa diterapkan di pasar modal Indonesia. Penelitian mengenai overreaction di Indonesia diteliti oleh Yunita (2012). Penelitiannya dilakukan pada perusahaan keuangan dan properti di Bursa Efek 5

Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terjadi anomaly overrection pada perusahaan keuangan dan properti di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 hingga 2011 sehingga penelitian tersebut mendukung strategi investasi momentum. Penelitian tersebut didukung oleh Yulianawati (2003) yang tidak menemukan adanya anomaly overreaction di Bursa Efek Jakarta sehingga strategi kontrarian tidak cocok digunakan di Indonesia. Penelitiannya mendukung strategi momentum. Terdapat penelitian yang menentang atau tidak setuju dengan interpretasi terhadap temuan empiris strategi investasi momentum. Penelitian strategi investasi momentum bertentangan dengan strategi kontrarian. Penelitian kontrarian pertama kali dikemukakan oleh De Bondt dan Thaler (1985) yang menemukan adanya overreaction. Pada awal periode hingga akhir periode dijelaskan bahwa portofolio winner yang awalnya positif berbalik arah menjadi negatif pada periode berikutnya dan pada portofolio loser yang awalnya negatif berbalik arah menjadi positif pada periode berikutnya. Portofolio loser sangat besar pengembaliannya selama 5 tahun setelah pembentukan portofolio. Schiereck et al. (1999) mendukung penelitian dari De Bondt dan Thaler. Penelitiannya dilakukan di Jerman yang menemukan bahwa strategi kontrarian lebih cocok digunakan daripada strategi momentum. Strategi kontrarian juga didukung oleh Kang et al. (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Contrarian and momentum strategies in the China stock market: 1993 2000 menunjukkan adanya keuntungan momentum yang kurang jelas akibat terjadi banyaknya reaksi yang berlebihan para investor dalam mengkaji informasi yang menyebabkan investor tergantung pada rumor pasar. Hal tersebut menandakan 6

strategi investasi kontrarian lebih dapat digunakan di pasar saham Cina karena portofolio saham winner periode kepemilikan (12 26 minggu) tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan. Penelitian yang mendukung bahwa investasi strategi momentum tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Bildik dan Gulay (2001) di Instabul Stock Exchange dan Hameed dan Kusnadi (1999) di pasar modal Asia. Rahmawati dan Suryani (2005) menemukan adanya indikasi berlebihan (overreaction) yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner khususnya pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode 2000 sampai 2002. Kecenderungan anomaly winner-loser saham industri manufaktur di pasar modal Indonesia juga dikemukakan oleh Gunarsa dan Ekayani (2011). Saham saham yang memiliki return positif pada awalnya berbalik arah menjadi negatif pada periode selanjutnya. Penelitian tentang anomaly winner-loser pada saham industri di pasar modal Indonesia dikemukakan oleh Suarmanayasa dan Susila (2012). Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat kecenderungan anomaly winner-loser dengan rata rata abnormal return portofolio winner sebanyak 27 observasi periode pengujian yang menunjukkan bahwa sebagian besar saham winner mengalami pembalikan return rata rata ke arah negatif. Penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Wiagustini (2008) yang menyatakan bahwa di Bursa Efek Indonesia ditemukan anomali pasar yaitu penyimpangan perilaku hipotesis pasar efisien yang berkaitan dengan hipotesis overreaction khususnya pada efek PER (Price Earning Ratio). 7

Wiksuana (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa abnormal return portofolio saham winner periode formasi 3 bulan dengan periode pengujian 3 bulan sesudahnya berbeda negatif dan signifikan secara statistik untuk semua kelompok portofolio saham. Sedangkan abnormal return portofolio saham loser periode formasi 3 bulan dengan periode pengujian 3 bulan sesudahnya berbeda positif dan signifikan secara statistik untuk semua kelompok portofolio saham. Penelitian yang dilakukan oleh Mansouri et al. (2012) menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi momentum di Bursa Efek Teheran menghasilkan return yang negatif dalam semua periode pengujian. Penelitian tersebut didukung Swandewi dan Mertha (2013) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata rata kumulatif abnormal return portofolio winner-loser saham industri manufaktur di pasar modal Indonesia. Penelitian serupa juga dikemukakan oleh Maharani dan Witiastuti (2015) dalam hasil pengujiannya yang menemukan bahwa sebagian besar hasil pengujian portofolio winner bernilai negatif dan portofolio loser bernilai positif. Adanya berbagai kesenjangan hasil penelitian terdahulu dapat dikatakan bahwa penelitian tentang strategi investasi momentum menarik untuk dilakukan penelitian guna mendapatkan bukti secara empiris untuk digunakan dan diterapkan di Indonesia. Penelitian ini juga digunakan untuk menilai kinerja portofolio saham dengan menggunakan strategi momentum pada perusahaan finance di pasar modal Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori strategi investasi momentum karena strategi tersebut merupakan strategi yang biasanya digunakan investor di Indonesia. 8

Sebagian besar investor cenderung membeli saham saham yang mempunyai kinerja yang baik dan akan menjual saham saham yang memiliki kinerja yang buruk. Kowanda dan Pasaribu (2012) menyatakan bahwa keberadaan momentum harga telah terbukti secara empiris terdapat di banyak pasar saham di berbagai negara. Investor akan mencari informasi terlebih dahulu untuk pemilihan saham yang akan dimasukkan pada kinerja portofolionya. Penelitian ini menggunakan sektor finance (keuangan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015. Penggunaan sektor finance pada penelitian ini karena sektor finance terutama perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena membantu masyarakat yang memerlukan dana investasi maupun dana untuk modal kerja yang diharapkan dapat menunjang peningkatan pembangunan dari sektor lainnya. Dilansir dari Laporan Survei Perbankan (www.bi.go.id) pada tahun 2015 menyatakan pertumbuhan kredit dan simpanan pada perusahaan finance yang semakin besar dari tahun sebelumnya menandakan adanya tingkat konsumsi yang mulai meningkat. Pada sektor finance (keuangan) juga terdapat banyak subsektor lainnya selain perbankan, seperti perusahaan Asuransi, perusahaan Reksadana, perusahaan Efek (securities) dll. Sesuai dengan peningkatan jumlah investor yang dipaparkan sebelumnya, penggunaan sektor finance sejalan dengan penelitian ini karena dalam sektor finance terdapat subsektor yang mendukung seperti perusahaan Efek dimana perusahaan Efek merupakan tempat investor yang ingin membuka rekening efek untuk bertransaksi saham. 9

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Apakah kinerja portofolio saham winner lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan kinerja portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya? 2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham winner dengan kinerja portofolio saham loser? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham winner-loser pada periode formasi dengan kinerja portofolio saham winner-loser pada periode kepemilikan selanjutnya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham winner dibandingkan dengan kinerja portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya. 2) Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kinerja portofolio saham winner dengan kinerja portofolio saham loser. 3) Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kinerja portofolio saham winner-loser pada periode formasi dengan kinerja portofolio saham winner-loser pada periode kepemilikan selanjutnya. 10

1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi investor, dan ilmu pengetahuan yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris pada manajemen investasi, khususnya mengenai kinerja portofolio saham berdasarkan strategi investasi momentum pada perusahaan finance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 2015. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi saham dengan melihat kinerja dari portofolio saham. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan dan disusun secara sistematis dan rinci untuk memberi arahan dan gambaran sehingga mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistematika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian yang terdiri dari hal- hal apa saja yang mendasari masih pentingnya 11

dilakukan penelitian ini, serta menguraikan rumusan masalah penelitian, tujuan pembahasan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menguraikan landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan teori portofolio, strategi investasi saham dan kinerja portofolio saham. Teori teori dalam bab ini berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat sehingga dapat mengakomodasikan argumentasi secara akurat sesuai dengan pokok permasalahan serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variable, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. BAB IV : DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan sektor finance yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Selain itu bab ini juga menyajikan hasil hasil penelitian yang diperoleh secara sistematis setelah dianalisis menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian, selanjutnya dibahas dengan 12

membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil hasil penelitian sebelumnya. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menguraikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan serta saran saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan terkait dengan topik penelitian ini dan berbagai saran yang diberikan untuk pegembangan bagi penelitian selanjutnya. 13