MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK B TK ANATA PURA PETIMBE

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA ANAK MELALUI PEMBIASAAN BERDOA DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT TOAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA LABUAN PANIMBA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B TK ALKHAIRAT II BALE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI KARYA WISATA PADA KELOMPOK B TK KARYA THAIYYIBAH BALE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK PADA TEMA PEKERJAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK AL AMIN WANI II

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PERMAINAN BOLA-BOLA ANGKA DI KELOMPOK B TK UMMAHAT DDI

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B PAUD PERMATA HATI POMBEWE KABUPATEN SIGI ABSTRAK

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

MENINGKATKAN NILAI AGAMA PADA ANAK MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL CIPTAAN TUHAN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATAKAN MORAL ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK A TK NEGERI PEMBINA SINDUE

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AN-NISA KITA SINGGANI MAKU

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT TOAYA

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru PAUD

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL KONSEP WAKTU MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B3 RA DEPAG 1 PALU BARAT

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJAKELOMPOK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II NUPA BOMBA KECAMATAN TANANTOVEA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KREATIVITAS MEWARNAI GAMBAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B1 TK NEGERI PEMBINA PALU UTARA

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

PERANAN PEMBIASAAN BERDOA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK DI KELOMPOK B TK RIA KARTINI PEWUNU KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM KANITA TIARA BAKI SUKOHARJO

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR HARTA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN PAUD-IT NUURUL FIKRI TRENGGALEK

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Transkripsi:

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU Susy Lamaka 1 ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek perlakuan dan pengamatan utama yaitu peningkatan kreativitas anak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui alat permainan edukatif di kelompok B TK Negeri Model Terpadu Madani? Penelitian dilaksanakan di TK Negeri Model Terpadu Madani, melibatkan 20 orang anak, terdiri atas 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan, terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang dikumpulkan melalui teknik obsevasi, pemberian tugas, dan dokumentasi kemudian dianalisis secara deskriptif dari data kualitatif dan kuantitatif. Data yang dikumpulkan sebelum tindakan yaitu Anak yang memiliki rasa ingin tahu kategoti BSB 5%, BSH 30%, MB 30%, dan BB 35%, kemudian anak yang percaya diri kategori BSB 5%, BSH 25%, MB 30%, BB 35%, dan anak yang berani berbuat dengan kategori BSB 10%, BSH 30%, MB 20%, BB 40%. Setelah dilakukan tindakan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan kreativitas anak, terbukti ada peningkatan kemampuan dari siklus I ke siklus II yaitu tentang aspek Anak yang memiliki rasa ingin tahu kategori sangat baik dan baik dari 60% menjadi 90% (30%), anak yang percaya diri kategori sangat baik dan baik dari 55% menjadi 95% (40%), anak yang berani berbuat kategori sangat baik dan baik dari 50% menjadi 90% (40%). Secara umum terjadi peningkatan rata-rata 36,66% dari siklus satu ke siklus dua, walaupun masih ada anak yang belum meningkat kreativitasnya tetapi hanya berkisar 8,33% dari masing-masing aspek yang diamati dengan kategori kurang. Kata Kunci : Peningkatan Kreativitas Anak, Sumber Belajar Lingkungan 1 Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. 370

PENDAHULUAN Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah pada jalur pendidikan sekolah. Pendidikan Taman Kanak-Kanak bertujuan untuk me mbantu anak meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Pendidikan Taman Kanak-Kanak dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Salah satu kegiatan kepribadian yang perlu dikembangkan pada diri anak adalah kerjasamanya, yakni mengembangkan kedisiplinan untuk mengadakan kombinasi baru berdasarkan nilai-nilai adat, informasi atau unsur-unsur yang ada, mau berfikir memecahkan dan menghasilkan sesuatu yang baru dalam kegiatan yang kompleks. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan nasional dalam UU RI No. 20/2003 BAB II pasal 3, yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa yang berrmartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa tuhan yang mahasa esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi wafga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan ditaman Kanak-Kanak dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Dalam Undang- Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut. Oleh karenanya pendidikan sejak usia dini, memegang peranan penting untuk membangun pendidikan nasional yang berkualitas. Pada pendidikan usia dini akan diletakkan dasar-dasar pendidikan bagi anak didik, yang menjadi pedoman bagi pengembangan dan peningkatan kemampuan dan kreatifitas anak di Tk. Karenanya mengharuskan guru di TK untuk lebih mempersiapkan diri, mengatahui aspek-aspek perkembangan anak, dan 371

menguasai metode, model, dan sumber belajar anak serta dapat menerapkannya secara efektif. Salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas anak, adalah sumber belajar lingkungan. Karena dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, anak akan terlatih dan terbiasa mengasah untuk meningkatkan kreatifitasnya. Dengan mengguanakan lingkungan sebagai sumber belajar, anak-anak akan mudah memahami materi yang di ajarkan yang bersangkutan dengan lingkungan yang mereka gunakan sebagai sumber belajar mereka, dan dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor penentu kunci keberhasilan dalam membangun kemampuan dan perilaku anak. Berdasarkan kenyataan yang terjadi di TK Negeri Model Terpadu Madani, masih banyak tenaga pendidik/guru yang menggunakan sumber belajar yang kurang efektif, dan tidak dapat mencapai indikator yang diharapkan, sehingga membuat anak menjadi kurang kreatif. Hal inilah yang membuat penulis memilih lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan kreatifitas anak. Sumber belajar lingkungan merupakan salah satu sumber yang dapat digunakan oleh guru untuk memberikan contoh dengan memperagakan kepada anak secara langsung meningkatkan kreativitas anak dalam memanfaatkan lingkungan sehingga anak juga melihat secara lansung bagaimana melakukan sesuatu atau proses belajar. Maka penulis tertarik untuk mengungkap masalah ini dalam suatu penelitian. Dengan judul Meningkatkan Kreativitas anak melalui sumber belajar lingkungan di TK Negeri Model Terpadu Madani. Setiap anak telah terlahir dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya sebagai Anugerha Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karenanya setiap anak secara alamiah memiliki kreatifitas. Dalam hal ini Utami Munandar (1992:47) mendefinisikan : Kreatifitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran,keluwesan,dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Lebih lanjut Utama Munandar menekankan bahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya. Llingkungan yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat mendukung berkembangnya kreativitas, tetapi ada juga yang justru menghambat berkembangnya kreativitas individu. Kreativitas yang ada pada individu itu digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan -mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian- diri secara edukuat. Lebih lanjut Rogers (Utami Munandar, 1992:48) mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru kedalam suatu tindakan. Hasil-hasil baru ini muncul dari 372

sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain,pengalaman, maupun,keadaan hidupnya. Kreativitas ini dapat terwujud dalam susana kebersamaan dan terjadi bila relasi antaraindividu ditandai oleh hubungan-hubungan yang bermakna. Sehingga Drevdahl (Hurlock, 1978:65) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang Hasil tersebut berguna, bertujuan, terarah, dan tidak hanya sekedar fantasi. Sumber awal dari perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-faktor yang ada dalam lingkungan keluarga. Sebagai makhluk hidup, siswa selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam system tersebut. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, lingkungan adalah suatu tempat yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Yang menurut Blocher (Dalam Mariani 2010 : 17) lingkungan belajar berati suatu konteks fisik, sosial dan psikologis yang dalam konteks tersebut anak belajar dan memperoleh perilaku baru. Sehingga pemanfaatan lingkungan belajar dapat mendorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam kegitan belajar secara optimal. Menurut Gade (1984, dalam Dahar, 1991), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman yang diperolehnya. Menurut Rosser ( 1984, dalam Dahar, 1991) proses belajar dapat pula diartikan sebagai proses perolehan pengetahuan yang merupakan suatu proses interaktif. yang belajar akan berinteraksi dengan lingkungan secara aktif. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar (didalam atau diluar) organisme yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organisme. Contoh lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar, misalnya : halaman sekolah, sawah, sungai, kolam, kebun dll. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui sumber belajar lingkungan pada kelompok B TK Negeri Model Terpadu Madani Palu. Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis pada penelitian ini yaitu jika sumber belajar lingkungan diterapkan pada kelompok B TK Negeri Model Terpadu Madani Palu, maka kreativitas anak akan meningkat. 373

METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mempunyai tahapan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram yang mencantumkan Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas, 2005: 6), seperti pada gambar (1). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu: 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) Refleksi. Keterangan 0 : Pratindakan 1 : Rencana 2 : Pelaksanaan 3 : Observasi 4 : Refleksi 5 : Rencana 6 : Pelaksanaan 7 : Observasi 8 : Refleksi a : Siklus I b : Siklus II Gambar Alur Siklus PTK model Kemmis & Mc Taggart (Depdiknas: 2005) Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Model Terpadu Madani dengan subyek penlitian yaitu seluruh anak didik yang berjumlah 20 orang dan terdiri dari 12 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan. Alasan pemilihan TK ini sebab masih banyak anak didik belum meningkat kreatifitasnya. Pelaksanan tindakan ini dilaksanakan dalam siklus berulang. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan desain yang telah dikemukakan di atas yang dengan melihat perubahan yang ingin dicapai dalam tindakan. Rencana tindakan ini meliputi: a). Perencanaan Tindakan, b). Pelaksanaan Tindakan, c). Observasi, dan d). Refleksi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif terkait peningkatan interaksi sosial anak yang diperoleh dari hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi siswa serta aktivitas guru (peneliti). Dan data kuantitatif yaitu terkait skor penilaian hasil pengamatan. Untuk mempermudah dalam pelaksanakan penelitian ini, maka dilakukan pengumpulan data. Adapun cara pengumpulan data 2 cara yaitu observasi dan pemberian tugas. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan selama dan sesudah penelitian dilakukan dikelas dan dilakukan melalui tiga tahap, yatu reduksi data, paparan data dan penyimpulan atau verifikasi data. 374

Data kuantitatif yang merupakan hasil kegiatan belajar anak yang dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan pengelompokan berdasarkan teknik kategori standar (Depdiknas, 2003: 78) = Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang Setelah semua data terkumpul maka akan di lakukan proses identifikasi dan klasifikasi kembali berdasarkan tolak ukur parameter yang diteliti untuk kemudian diolah dan dianalisis kembali dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase dengan rumus (Sudjiono, 1991:40) sebagai berikut: Keterangan : P = Hasil yang dicapai f = Jumlah jawaban dari setiap alternatif jawaban n = Jumlah sampel 100= Angka tetap/pembulatan HASIL PENELITIAN Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Tindakan Aspek yang Diamati No Kategori A B C Jumlah % F % F % F % 1. 1 5 1 5 2 10 4 6,66 2. 6 30 5 25 6 30 17 28,33 3. 6 30 6 30 4 20 16 26,67 4. 7 35 8 40 8 40 23 38,33 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 375

Keterangan: A = Anak yang memiliki rasa ingin tahu B = Anak yang percaya diri C = Anak yang berani berbuat Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 6,66% yang masuk kategori sangat baik, 28,33% yang masuk kategori baik, 26,67% yang masuk kategori cukup dan 38,33% yang masuk kategori kurang. Dari hasil pra tindakan ini, dapat terlihat hanya sedikit anak yang memiliki kreativitas, karena masih banyak anak yang belum mampu untuk senang megerjakan tugas, percaya diri dan berani berbuat. Sehingga dari permasalahan tersebut, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat meningkatkan kreativitas pada anak usia dini Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I Aspek yang Diamati No Kategori A B C Jumlah % F % F % F % 1. 6 30 6 30 5 25 17 28,33 2. 6 30 5 25 5 25 16 26,67 3. 6 30 6 30 5 25 17 28,33 2 10 3 15 5 25 10 16,67 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 Keterangan: A = Anak yang memiliki rasa ingin tahu B = Anak yang percaya diri C = Anak yang berani berbuat Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati tersebut diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 28,33% yang masuk kategori sangat baik, 26,67% yang masuk kategori baik, 28,33% yang masuk kategori cukup dan 16,67% masuk kategori kurang. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus I, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan kreativitas anak yaitu rasa ingin tahu, percaya diri, dan berani 376

berbuat belum mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II Aspek yang Diamati No Kategori A B C Jumlah % F % F % F % 1. 9 45 10 50 10 50 29 48,33 2. 9 45 9 45 8 40 26 43,33 3. 1 5 1 5 2 10 4 6,67 4. 1 5 0 0 0 0 1 1,67 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 Keterangan: A = Anak yang memiliki rasa ingin tahu B = Anak yang percaya diri C = Anak yang berani berbuat Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati tersebut diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 48,33% yang masuk kategori sangat baik, 43,33% yang masuk kategori baik, 6,67% yang masuk kategori cukup dan 1,67% yang masuk kategori kurang. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan kreativitas anak yaitu senang megerjakan tugas, percaya diri dan berani berbuat telah mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan anak yang masuk kategori sangat baik 48,33% dan masuk kategori baik 43,33% dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan anak yaitu 91,66% dengan kategori baik. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya. PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini meliputi keseluruhan tindakan siklus yang dilaksanakan dan semua aspek penilaian yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti untuk membuka pelajaran melalui sumber belajar lingkungan, dimana guru menyuruh anak membiasakan anak membaca doa sebelum memulai pelajaran. Tidak lupa pula guru membangun hubungan yang harmonis dengan anak dan meyakinkan anak akan kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut di maksudkan agar anak mempunyai harapan keberhasilan dan mengetahui arah kegiatan pembelajaran. 377

Dengan demikian anak akan termotivasi dan terfokus pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Motivasi belajar anak sangat penting karena ada atau tidaknya motivasi belajar menentukan apakah anak terlibat secara aktif atau bersikap pasif dalam proses pembelajaran, sebab anak yang belajar dengan aktif tentu akan memperoleh hasil belajar yang baik, sebaliknya anak yang belajar secara pasif tentunya akan memperoleh hasil belajar yang kurang baik. Selanjutnya dalam kegiatan pembelajaran anak di bagi dalam kelompokkelompok sesuai hasil pengamatan pada pra tindakan. Hal ini bertujuan agar anak melatih dirinya untuk bekerja sama dengan yang lain, setelah pembagian kelompok kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan guru menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran. 1) Rasa ingin tahu Kegiatan pembelajaran dalam setiap siklus tiga kali tindakan. Pelaksanaan tindakan pertama, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yaitu menggunakan lingkunagn sebagai sumber belajar agar anak senang megerjakan tugas, setiap kelompok diperintahkan untuk megerjakan tugas dan guru memberi pujian kepada anak yang menang dalam kelompoknya sedangkan yang belum rasa ingin tahu diberi motivasi untuk senang dalam mengerjakan tugas dan meyakinkan anak bahwa mereka pasti bisa. 2) Percaya diri Pada pelaksanaan tindakan kedua, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dibuat dan pada kegiatan pembelajaran ini anak diharapkan tekun dalam percaya diri melalui sumber belajar lingkungan, seperti pada kegaiatan pertama anak diperintahkan untuk percaya diri secara berkelompok dan anak yang percaya diri diberi pujian sedangkan anak yang kurang percaya diri dan tidak percaya diri sama sekali diberi motivasi. 3) Berani berbuat Pada pelaksanaan tindakan yang ketiga guru memberi motivasi kepada anak didik terlebih dahulu dan memberi penguatan sehingga mereka tidak takut-takut untuk berani berbuat karena pada kegiatan pembelajaran ini yang akan didemonstrasikan berani berbuat. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk berani berbuat dan anak yang berani berbuat dengan baik diberi pujian sedangkan yang kurang mampu diberi motivasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak. 378

1. Data Pra tindakan Hasil pengamatan yang telah dilakukan mulai dari pra tindakan sebagian anak menunjukan kreativitasnya yang belum maksimal. Diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 6,66% yang masuk kategori sangat baik, 28,33% yang masuk kategori baik, 26,67% yang masuk kategori cukup dan 38,33% yang masuk kategori kurang. Dengan demikian pada pra tindakan baru sekisar 35% yang bisa dikategori berhasil sangat baik dan baik, masih ada sekitar 65% yang belum berhasil, kemungkinan hali itu disebabkan karena anak belum terbiasa dengan seneng mengerjakan tugas, percaya diri, dan berani berbuat untuk mengukur kreativitas anak. Disamping itu kurangnya fasilitas atau media yang bisa membantu kemampuan anak juga kebiasaan-kebiasaan anak yang cenderung pasif. Selanjutnya kemungkinan penyebab rendanya kemampuan anak dalam mengembangkan kreativitasnya pada pra tindakan bisa bersumber dari lengkungan bermain. Kemungkinan pembelajaran sangat monoton banyak aktivitas yang didominasi oleh guru atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal-hal ituyang mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran untuk melakukan tindakan siklus 1 dengan menggunakan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan kreativitas anak. 2. Tindakan Siklus I Pada siklus 1 yang telah direncanakan dengan dua kali tindakan dengan menggunakan sumber belajar lingkungan pada tema tanaman. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu penliti diskusi dengan teman sejawat tentang rencana penelitian meminta kepadanya untuk berkoleborasi membantu untuk menjadi pengamat. Selanjutnya kami bersama-sama merancang pembelajaran dan persiapan yang harus dilaksanakan juga menyiapkan lingkungan sebagai sumber belajar dan berbagai media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam tindakan siklus I. Selama proses pembelajaran yang dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup dengan 3 kemampuan yang akan diamatai yaitu : Anak yang memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan berani berbuat. Fokus penelitian tindakan ini adalah penggunaan alat permainan edukatif untuk meningkatkan kreativitas anak. Dengan sumber belajar lingkungan yang digunakan dalam pembelajaran tentang tema tanaman yang diharapkan anak bisa menunjukan kreativitasnya dengan baik. Penggunaan sumber belajar lingkungan tersebut berdasarkan hasil rekapitulasi pengamatan tindakan pada siklus I diketahui dari 20 diketahui anak yang menjadi subjek 379

penelitian terdapat 28,33% yang masuk kategori sangat baik, 26,67% yang masuk kategori baik, 28,33% yang masuk kategori cukup dan 16,67% masuk kategori kurang pada 3 aspek pengamatan peningkatan kreativitas anak yaitu rasa ingin tahu, percaya diri, dan berani berbuat belum mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik. Dengan demikian secara umum sudah menunjukan peningkatan jika dibandingkan dengan pra tindakan. Dapat dibahas pada pada siklus pertama ini sudah menunjukan peningkatan meskipun belum maksimal. Peningkatan dari beberapa kemampuanyang diamati seperti rasa ingin tahu, percaya diri, berani berbuat, rata-rata sudah mengalami peningkatan dari 3 aspek yang diamati tersebut, diperkirakaan mengalami peningkatan berkisar 10% lebih dari sebelumnya pada pra tindakan. Adapun faktor yang menyebabkan adanya peningkatan kreativitas anak tersebut dengan menggunakan sumber belajar lingkungan, dapat menarik minat dan perhatian anak. Dengan peningkatan minat dan perhatian tersebut diasumsikan menjadi pendorong meningkatnya kreativitas anak. Disisin lain, dapat pula dianalisa masih ada beberapa anak yang belum menunjukan hasil yang maksimal atau belum meningkat kemampuannya. Hal ini masih perlu dianalisa lagi apakah karena anaknya sendiri yang belum termotivasi atau media yang digunakan belum menarik minatnya. Kemungkinan bisa pula disebabkan karena ada guru lain yang ikut masuk dalam kelas sehingga sangat mempengaruhi aktifitas anak yang masih malu-malu atau kurang memiliki keberanian. Kemungkinan lain bersumber dari lingkungan dirumahnya yang tidak biasa diajak bermain belajar oleh teman atau anggota keluarganya. Maka peneliti berusaha untuk lebih meningkatkan media yang lebih banyak serta bervariasi. Disamping itu guru akan leih memberi motivasi, dorongan serta semangat agar anak dapat meningkatkan kemampuannya dalam berkreativitas. Untuk itu apa yang telah diperbaiki pada siklus kedua dapat diananlisa sebagai berikut. 3. Tindakan Siklus II Pada siklus kedua ini dengan dua kali tindakan menunjukan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan siklus pertama atau pra tindakan. Diketahui dari 3 aspek pengamatan peningkatan kreativitas anak yaitu senang megerjakan tugas, percaya diri dan berani berbuat telah mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan anak yang masuk kategori sangat baik 48,33% dan masuk kategori baik 43,33% dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan anak yaitu 91,66% dengan kategori baik. 380

Kalaupun masih ada anak yang belum berhasil yaitu 1 anak yang senag mengerjakan tugas, begitupula 1 anak yang percaya diri belum menunjukan kreativitasnya, dan masih ada 2 anak juga yang belum berhasil dengan baik dalam berani berbuat. Jika di rata-ratakan ada sekitar 8,33% yang belum berhasil dari kemampuan yang diamati. Dapat dikemukakan anak yang belum berhasil tersebut memang anak yang sangat pemalu dan kurang memiliki rasa ingin tau tentang sesuatu tugas atau permainan yang diberikan guru. Hal ini bukan berarti gagal total, namun tetap ada peningkatan kemampuannya namun belum maksimal. Oleh karena itu peneliti dengan teman sejawat memutuskan untuk tidak melanjutkan kesiklus ketiga, karena anak yang belum berhasil persentasenya sangat kecil. Sehingga penelitian tindakan kelas ini bisa dikatakan berhasil dengan baik karena telah dapat memperbaiki proses pembelajaran yang berdampak dengan meningkatnya kreativitas anak pada beberapa kemampuan yang telah diamati. Olehnya itu pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan kreativitas anak yang diamati yaitu, anak yang senag mengerjakan tugas, percaya diri, dan berani berbuat. Di samping perbaikan yang dilakukan guru, faktor yang menyebabkan meningkatnya kreativitas anak adalah karena anak-anak sudah merasa tidak terbebani dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga dengan menerapkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kreativitas anak pada kelompok B di TK Negeri Model Terpadu Madani. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan kreativitas anak di kelompok B TK Negeri Model Terpadu Madani. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan kreativitas anak pada siklus pertama untuk kreativitas anak senang dalam mengerjakan tugas dari 35% meningkat menjadi 60% sangat baik dan baik, anak yang percaya diri dari 30% meningkat menjadi 55% kategori sangat baik dan baik, dan yang kemampuan yang diamati terahir yaitu anak yang berani berbuat dari 40% meningkat menjadi 50% dengan kategori baik dan baik, hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan dua kategori yang dimiliki oleh yaitu sangat baik dan baik. Pada siklus kedua menunjukan peningkatan Anak yang memiliki rasa ingin tahu meningkat menjadi 90% kategori sangat baik dan baik, kemudian pada anak yang percaya diri meningkat menjadi 95% dengan kategori sangat baik dan baik, sedangkan penagamatan pada anak berani berbuat meningkat menjadi 90% kategori sangat baik dan baik. Dengan 381

hasil yang diperoleh pada pengamatan kreativitas anak pada siklus dua sangat jelas mengalami peningkatan dari masing-masing kemampuan yang diamati dalam kategori sangat baik dan baik. Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti yaitu sebagai berikut: 1) Kiranya sumber belajar lingkungan dapat diterapkan mengingat model pembelajaran ini dapat mendorong anak untuk terbiasa dalam melakukan kegiatan, menumbuhkan motivasi dan minat anak untuk belajar sehingga dapat meningkatkan kreativitas anak. 2) Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar, antara lain minat, sikap, dan motivasi. Oleh karena itu guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat memungkinkan faktor-faktor tersebut dapat berkembang dengan baik. 3) Sebaiknya dalam hal menerapkan metode pembelajaran harus selalu disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diberikan kepada anak. DAFTAR PUSTAKA Dahar. (1991). Pemilihan dan Sumber Belajar Untuk Usia Dini. Dirjen Dikti: Jakarta. Hurlock, E.B. (1991). The Psikology of Adolescence. New York: Houghton Mifflin. Mariani. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdiknas. Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 382