PERENCANAAN DAN ANALISA KAPASITAS SKEMA OFFLOAD TRAFIK DATA PADA JARINGAN LTE DAN AH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

Gambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1]

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

ANALISIS PERFORMANSI PERENCANAAN LTE-UNLICENSED DENGAN METODE SUPPLEMENTAL DOWNLINK DAN CARRIER AGGREGATION DI WILAYAH JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA TCP WESTWOOD PLUS UNTUK PENCEGAHAN KONGESTI PADA JARINGAN LTE MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR 3 (NS 3)

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

Handbook Edisi Bahasa Indonesia

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN METODE SOFT FREQUENCY REUSE DI KAWASAN TELKOM UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, Bandung

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

e-proceeding of Engineering : Vol.1, No.1 Desember 2014 Page 111

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

ANALISIS KINERJA TCP WESTWOOD UNTUK PENCEGAHAN KONGESTI PADA JARINGAN LTE DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR 2.33 (NS2.33)

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH DENGAN FRACTIONAL FREQUENCY REUSE SEBAGAI MANAJEMEN INTERFERENSI

ANALISIS SIMULASI VERTICAL HANDOVER DARI LTE KE WI-FI n PADA LAYANAN VIDEO STREAMING

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

ANALISA PERENCANAAN LAYANAN DATA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) INDOOR PADA TERMINAL 3 KEBERANGKATAN ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

Perancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi MHz di Provinsi Papua Barat

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR SINGKATAN. xiv

LAPORAN SKRIPSI ANALISIS DAN OPTIMASI KUALITAS JARINGAN TELKOMSEL 4G LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI AREA PURWOKERTO

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Management Bisnis ICT

ANALISIS PERFORMANSI ALGORITMA PENJADWALAN LOG RULE DAN FRAME LEVEL SCHEDULE SKENARIO MULTICELL PADA LAYER MAC LTE

Pengenalan Teknologi 4G

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 3145

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

Analisis Perencanaan Integrasi Jaringan LTE- Advanced Dengan Wifi n Existing pada Sisi Coverage

Rancang Bangun Antena Biquadpada Frekuensi Kerja LTE (Long Term Evolution) 710 MHz

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Wireless Communication Systems Modul 9 Manajemen Interferensi Seluler Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015

EVALUASI EFISIENSI PERANGKAT BASE STATION MENGGUNAKAN DRIVE TEST PADA ANTENA SINGLE-BAND DAN MULTI-BAND

Analisis Unjuk Kerja Perubahan Jumlah Node dan RAW Station pada IEEE ah

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

ANALISIS PERENCANAAN LTE-ADVANCED DENGAN METODA CARRIER AGGREGATION INTER-BAND NON-CONTIGUOUS DAN INTRA-BAND NON- CONTIGUOUS DI KOTA BANDAR LAMPUNG

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Analisa Performansi Algoritma Penjadwalan Proportional Fairness Dan Log Rule Dengan Skenario Multicell Pada Sistem 3GPP LTE

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN Wi-Fi BERBASIS n DENGAN BALON UDARA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menuntut agar teknologi komunikasi terus berkembang. Dari seluruh

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

2 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

ANALISIS OPTIMASI COVERAGE JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) TDD PADA FREKUENSI 2300 MHZ DI WILAYAH DKI JAKARTA

Analisis Pengaruh Antena MIMO 2Tx2Rx Terhadap Kecepatan Akses 4G LTE

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Mensolusikan Permasalahan Keterbatasan Spektrum dan Meningkatkan Quality of Experience Melalui Teknologi LTE Unlicensed

ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BERDASARKAN PARAMETER KEY PERFORMANCE INDIKATOR 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G. Dian Widi Astuti 1, Dyan Tri Utomo 2

ARSITEKTUR DAN KONSEP RADIO ACCESS

ABSTRACT. : Planning by Capacity, Planning by Coverage, Okumura-Hatta, Software Atoll

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNJUK - KERJA LAYANAN BEST EFFORT PADA LTE DENGAN PAKAI ULANG FREKUENSI FRAKSIONAL TIGA JENJANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Alokasi frekuensi 3G Telkoms el

Analisis Simulasi Vertical Handover dari LTE ke Wi-Fi n pada Layanan Video Streaming

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

Transkripsi:

PERENCANAAN DAN ANALISA KAPASITAS SKEMA OFFLOAD TRAFIK DATA PADA JARINGAN LTE DAN 802.11AH Tiara Yunita Ekawati 1), Doan Perdana 2), Dwi Septiaji 3) 1),2) Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom 3 ) P.T. Telkomsel Email : tiarayunitaekawati@gmail.com Abstrak. Trafik high data dari LTE menyebabkan beberapa trafik tidak bisa dilayanani dengan baik. Oleh karena itu, diversi trafik sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan nilai QoS dari jaringan. Solusi diversi tersebut bisa menggunakan metode offloading data dari jaringan LTE menuju ke IEEE 802.11ah ataupun sebaliknya. Makalah ini memaparkan hasil perencanaan dan analisis parameter throughput dan kapasitas pada jaringan offload antara LTE dan IEEE 802.11ah. Skema yang digunakan adalah jika kapasitas enodeb sudah tidak mencukupi maka user ditolak sehingga dialihkan ke jaringan 802.11ah. Hasil yang diperoleh pada perencanaan berdasarkan kapasitas menggunakan tools Atoll adalah 21 site pada wilayah Jakarta Selatan. Setelah itu, simulasi offloading trafik LTE dan 802.11ah dengan 100 user menghasilkan throughput yang stabil untuk LTE dan throughput yang lebih tinggi menggunakan 802.11ah. User yang menggunakan jaringan LTE mendapatkan throughput rata-rata 43.20868462 kbps dan jika user yang memilih untuk berpindah menuju jaringan IEEE 802.11ah mendapatkan throughput rata-rata 84.12624444 kbps. Kata kunci: 802.11ah, LTE, Offloading 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknologi seluler pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan baik dari segi jumlah pelanggan maupun trafik layanannya sejak tahun 2010 [1]. Pertumbuhan trafik saat ini tidak diiringi dengan pertambahan spektrum frekuensi yang semakin terbatas. Untuk mendukung permintaan pelanggan akan data rate yang tinggi serta guna menjaga quality of service (QoS) maupun quality of experience (QoE) pada pelanggan serta keterbatasan spektrum frekuensi maka operator seluler perlu meningkatkan sistem jaringan agar dapat melayani peningkatan trafik yang terjadi saat ini yaitu menggunakan teknologi 4G LTE. Teknologi LTE merupakan evolusi teknologi GSM yang mempunyai data rate hingga 100 Mbps untuk arah downlink dan 50 Mbps untuk arah uplink [2,3]. Penggunaan teknologi Long Term Evolution (LTE) yang mempunyai high data rate dan mobilitas yang tinggi sangat tepat diimplementasikan untuk wilayah yang memerlukan akses data dengan kecepatan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan jaringan LTE pada kota Jakarta khususnya wilayah yang memiliki trafik pengguna yang tinggi secara efisien sehingga akan didapatkan jumlah site. Namun, trafik high data dari LTE menyebabkan beberapa trafik tidak bisa dilayanani dengan baik. Maka dari itu perlu adanya alternatif lain agar beban trafik tetap stabil, performansi kapasitas jaringan meningkat dan seluruh pelanggan dalam operator seluler tetap mendapatkan layanan yang baik. Sehingga muncul alternatif yang dapat diimplementasikan untuk kasus berikut yaitu, pengalihan layanan data melewati jaringan WiFi yang biasa disebut dengan traffic offloading. IEEE 802.11ah merupakan WLAN dengan frekuensi kerja dibawah 1 GHz yang akan digunakan pada generasi kelima mendatang [4]. Dengan menggunakan IEEE 802.11ah diharapkan dapat meminimalisasi trafik data yang tak dapat dilayanani pada jaringan LTE karena pada IEEE 802.11ah memiliki coverage area sekitar 1000 meter dan memiliki efisiensi energy dan dapat memenuhi kapasitas user yang semakin meningkat setiap tahunnya. B62.1

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana analisis perencanaan LTE untuk lima tahun kedepan berdasarkan kapasitas dengan memperhatikan jumlah pelanggan saat ini untuk wilayah yang memiliki trafik tertinggi di Kota Jakarta? 2. Bagaimana analisis perencanaan LTE dengan mempertimbangkan skema offloading trafik dengan Wifi 802.11ah? 3. Bagaimana analisis performa dengan memperhatikan pengaruh terhadap beberapa parameter QoS pelanggan dari sisi throughput? 1.3 Tujuan 1. Menganalisa perancangan jaringan LTE berdasarkan kapasitas dan kondisi aktual data traffic pada existing network. 2. Mendapatkan jumlah site dan atau cell yang optimal pada studi kasus daerah kota Jakarta berdasarkan perencanaan kapasitas. 3. Menganalisa perancangan jaringan LTE dengan mempertimbangkan skenario offloading trafik data menuju 802.11ah. 4. Menganalisa parameter QoS user berdasarkan perancangan jaringan LTE dengan mempertimbangkan skema offloading. 1.4 Long Term Evolution Long Term Evolution (LTE) diciptakan untuk memperbaiki teknologi sebelumnya. Kemampuan dan keunggulan dari Long Term Evolution (LTE) terhadap teknologi sebelumnya selain dari kecepatan transfer data tetapi juga karena LTE dapat memberikan coverage dan kapasitas dari layanan yang lebih besar, mengurangi biaya dalam operasional, mendukung penggunaan multiple antenna, fleksibel dalam penggunaan bandwidth operation dan juga dapat terhubung atau terintegrasi dengan teknologi yang sudah ada. Tabel 1. Parameter LTE [2] PARAMETER Peak Downlink Speed 64 QAM (Mbps) Peak Uplink Speed (Mbps) DETAILS 100 (SISO), 172 (2x2 MIMO), 326 (4x4 MIMO) 50 (QPSK), 57 (16QQAM), 86 (64QAM) Data Type All packet switced data (voice and data). No circuit switched. Channel Bandwidth (MHz) 1.4, 3, 5, 10, 15, 20 Duplex Schemes Mobility Latency Spectral Efficiency Access Schemes Modulation Types Supported Coverage FDD and TDD 0 15 km/h (Optimized) 15 120 km/h (High Performance) Idle to Active less than 100 ms Small Packets ~10 ms DL: 3-4 times Rel. 6 HSDPA UL: 2 3 times Rel. 6 HSUPA OFDMA (DL) SC-FDMA (UL) QPSK, 16QAM, 64QAM (UL and DL) 5 30 km cells 1.5 IEEE 802.11ah IEEE 802.11ah diperkenalkan oleh IEEE 802 Task Group yang merupakan standar untuk WLAN baik dari sisi PHY maupun MAC yang dapat bekerja dengan frekuensi kerja dibawah 1 GHz. Tabel 2. Parameter IEEE 802.11ah [4] Parameter Frequency Band B62.2 Details Sub-1 GHz

Parameter Details Data Rate If BW = 1 MHz : 0.15 4 Mbps If BW = 2 MHz : 0.65 7.8 Mbps Typical Range 100 1000 m Tx Power < 10 mw - < 1mW (depending on the country s regulations) Bandwidth per Channel 1, 2, 4, 8 or 16 MHz Modulation BPSK, QPSK, 16-QAM, 64-QAM, 256- QAM Transmission Technique OFDM Topology Single-hop Battery Operation From months to years Power Saving Mechanism Native Packet Length 100 bytes Typical Scenarios One-hop networks with many nodes 1.6 Konsep Offload LTE dan WiFi Offloading trafik merupakan sebuah teknik pemindahan trafik data dari pada satu teknologi menjadi melewati teknologi yang berbeda. Offloading menuju WiFi ini bekerja menggantikan yang sebelumnya pengguna menggunakan akses seluler. Pada saat pengguna terkoneksi dengan jaringan seluler, maka pemindahan trafik akan memanfaatkan jaringan seluler agar dapat terkoneksi dengan jaringan internet melalui enode B. enode B tersebut terhubung dengan backbone milik operator seluler yang sudah terkoneksi dengan internet. 2 Pembahasan 2.1 Perencanaan Berdasarkan Kapasitas Perencanaan jaringan dilakukan dengan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan user beberapa tahun mendatang. Hal pertama yang dilakukan dalam perancangan jaringan berdasarkan kapasitas yaitu melakukan peramalan trafik pelanggan. Trafik ini diperoleh setelah melakukan beberapa perhitungan seperti forecasting jumlah pelanggan serta network throughput semua layanan, Throughput tiap user dihitung dengan model trafik dan beberapa asumsi. Perhitungan kapasitas throughput sel didapat melalui spesifikasi sistem LTE, bisa menggunakan persamaan di atas ataupun menggunakan persamaan dibawah ini. (1) (2) (3) Tabel 2. Hasil Perencanaan Berdasarkan Kapasitas Wilayah Jakarta Selatan B62.3 Uplink Luas Wilayah (km 2 ) 141.27 Total User Number 147021050.4 Downlink Network Throughput (kbps) 471298647.7 1803006784 Network Throughput (Mbps) 471298.6477 1803006.784

Uplink Downlink Cell Average Throughput 15 12.5 (Mbps) Site Capacity (Mbps) 86399928 86399928 Number of Site 5.454850005 20.86815146 Number of Site (pembulatan) 6 21 Number of User per Site 24503508.5 7001002.429 Cell Coverage 23.545 6.727142857 Cell Radius 2.154990538 1.151890895 Cell Radius (Atoll) 1.737408917 0.92868413 2.2 Offloading Trafik LTE dan WiFi Gambar 1. Hasil Pemetaan Perencanaan Menggunakan Atoll Mobility model yang digunakan adalah offload langsung menuju IEEE 802.11ah jika kapasitas enb sudah tidak mencukupi lalu di cek kembali throughput yang didapat oleh user. Gambar 2. Topologi Jaringan Offload Pada Network Simulator 3 [4] Parameter yang digunakan sebagai acuan skema pengerjaan makalah ini adalah node yang digunakan sebanyak 100 node dan node mobility adalah bergerak dengan kecepatan manusia berjalan karena disesuaikan dengan keadaan daerah dense urban yang lebih banyak diam atau bergerak secara perlahan. Dalam makalah ini menggunakan 6 Resource Block LTE yang berarti 1.4 MHz bandwidth. Dan disini menggunakan 16 MHz untuk IEEE 802.11ah. B62.4

Gambar Hasil Simulasi Offloading Trafik Berdasarkan hasil simulasi bisa disimpulkan beberapa analisa yang diambil adalah jika menggunakan metode offloading maka throughput yang didapat oleh user cenderung lebih stabil dan lebih besar dibandingkan user tersebut tidak mengalami offloading. Terlihat juga bahwa semakin banyak user yang memakai jaringan tersebut maka semakin kecil throughput yang didapat setiap user. Perbedaan antara WiFi biasa dengan jika menggunakan IEEE 802.11ah maka throughput yang dicapai satu user akan lebih kecil karena terdapat efisiensi energi. Berdasarkan gambar bisa dilihat bahwa user pada jaringan LTE akan lebih cenderung stabil dan tidak mengalami kenaikan throughput yang signifikan dibandingkan jika user tersebut mengalami offloading karena jika user mengalami offloading maka throughput yang didapat lebih besar dibandingkan pada LTE. User yang menggunakan jaringan LTE mendapatkan throughput rata-rata 43.20868462 kbps dan jika user yang memilih untuk berpindah menuju jaringan IEEE 802.11ah mendapatkan throughput ratarata 84.12624444 kbps. Jika dilihat memang hasil throughput yang dihasilkan bisa terbilang kecil jika dibandingkan dengan spesifikasi yang diberikan oleh standar 3GPP karena terdapat beberapa kemungkinan yaitu seperti penggunaan bandwidth LTE pada simulasi menggunakan yang terkecil sehingga jangkauan dan kapasitas menjadi lebih kecil. 3 Simpulan Mobile data offloading adalah cara terbaik untuk memaksimalkan throughput untuk jaringan seluler. Seperti yang dilihat dari hasil baik grafik maupun tabel, bahwa Throughput per pengguna meningkat setelah offloading. Selain itu mobile data offloading juga dapat meningkatkan cakupan jaringan. Di dalam tugas besar, kami menggunakan 802.11ah IEEE sebagai Access Point. Metode offloading menggunakan throughput jaringan yang lebih tinggi, dimana jaringan yang memberikan lebih tinggi throughput, pengguna akan pindah ke jaringan itu. Disini LTE menggunakan 1.4 MHz bandwidth throughput yang hampur sama dengan IEEE 802.11ah 16 MHz. Bandwidth antara LTE dan IEEE 802.11ah pada dasarnya sangat berbeda. Namun cakupan IEEE 802.11ah lebih baik dari jaringan LTE. Kadang-kadang, nilai throughput yang bila dihitung adalah 0, ketika kita mengirim paket yang sama dari pengguna ke LTE atau AccessPoint. Dalam hal ini, yang dapat terjadi karena banyak pengguna mencoba untuk mengakses jaringan. Seperti kita ketahui, masing-masing jaringan memiliki kemampuan untuk menangani pengguna. Operator telekomunikasi harus fokus pada solusi ini, untuk memaksimalkan throughput dan realibility. Tren ini akan terus berkembang dan sangat baik jika diterapkan dalam optimisasi dalam jaringan seluler nyata saat ini. Daftar Pustaka [1]. Ericsson, Ericsson Mobility Report 2013. [2]. Cox, Christopher. 2012. An Introduction To LTE, LTE-Advanced, SAE Ana 4G Mobile Communications. West Sussex. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd. B62.5

[3]. Wardhana, Lingga. (2014). 4G Handbook Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: www.nulisbuku.com [4]. T. Adame, A. Bel, B. Bellalta, J. Barcelo, M. Oliver. IEEE 802.11ah: The Wi-Fi Approach for M2M Communications. [5]. Masek. Pavel, Zeman. Krystof, Hosek. Jiri, Tinka. Zdenek, Makhlouf. Nermin, Muthanna. Ammar, Herencsar. Norbert, and Novotny. Vit, User Performance Gains by data offloading of LTE Mobile Trrafic onto Unlicenced IEEE 802.11 Links. [6]. Networks [online]. http://bit.ly/1pkzvms [7]. NS-3; WiFi Model Library. NSNAM Online Documentation [online]. http://www.nsnam.org/docs/models/html/ [8]. LENA[: LTE-EPC Network Simulator. http://networks.cttc.es/mobile networks/softwaretools/lena/ B62.6