Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

dokumen-dokumen yang mirip
Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

Pemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

PEMANFAATAN DATA UNTUK PENAJAMAN INTERVENSI KEBIJAKAN

P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T i

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

OPTIMALISASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (P4S)

Perlindungan Sosial yang Inklusif: sebuah visi transformatif untuk Indonesia. Dr. Stephen Kidd

MEMBANGUN KELUARGA PRODUKTIF

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai

Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

Konferensi International tentang Perlindungan Sosial bagi Lansia. Selasa, 22 Mei 2018 Jakarta, Indonesia

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan dengan metodologi ilmiah, memperhatikan keberagaman antar daerah dan terbuka untuk perbaikan.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEBIJAKAN SUBSIDI LISTRIK TEPAT SASARAN RUMAH TANGGA DAYA 900 VA

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BLITAR


PENDUDUK LANJUT USIA

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia

Population and Manpower

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL

Population And Manpower

Population And Manpower

Analisis Situasi terhadap Lansia. Oleh Bjorn Gelders Development Pathways

BERITA RESMI STATISTIK

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*)

USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU

Ketimpangan dan Anak-anak di Indonesia

Pemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 Untuk Program-program Perlindungan Sosial

KEBIJAKAN SUBSIDI LISTRIK TEPAT SASARAN RUMAH TANGGA DAYA 900 VA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

BANTUAN TUNAI KEPADA PENDUDUK LANJUT USIA UNTUK MENGATASI KEMISKINAN DAN MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI: Evaluasi program bantuan tunai Aceh Jaya

BUPATI POLEWALI MANDAR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

Mendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: SEKTOR PERTANIAN-PERDESAAN

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Population And Manpower

BAB I PENDAHULUAN. sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

BPS PROVINSI LAMPUNG PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

KEWENANGAN KEMENTERIAN SOSIAL DALAM VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KHOFIFAH INDAR PARAWANSA

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

Data dan Informasi dalam Perencanaan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (selanjutnya disingkat lansia) merupakan segmen populasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

Produk Domestik Regional Bruto

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

Transkripsi:

Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 22 Agustus 2017 1

Jumlah Lansia (60+) diperkirakan 21,7 juta jiwa atau 8,5% total Penduduk Indonesia (Susenas 2015 dan Sakernas 2015)* Dari 21,7 juta jiwa diatas 60 tahun tersebut, sekitar 45% berada di rumah tangga dengan status sosial ekonomi 40% terendah** Diperkirakan populasi penduduk Lansia akan berkembang secara cepat hingga mencapai lebih dari 23% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2050. Jumlah penduduk Lansia diatas 80 tahun berkembang paling cepat. * Sensus Penduduk 2010: 18 juta jiwa (diatas 60 tahun) atau sekitar 7.6 % dari total jumlah penduduk di Indonesia. ** Jumlah penduduk lansia di Data Terpadu 2015 setelah usia ditambah +2 tahun (per 2017) adalah 11 juta jiwa. 2

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lansia di Indonesia 25.0% 20.0% 60+ 80+ 17.6% 19.5% 21.1% Persentase Total Populasi Percent of total population 15.0% 10.0% 5.0% 13.6% 11.6% 9.9% 8.5% 1.0% 1.2% 1.4% 1.6% 15.6% 2.0% 2.6% 3.3% 4.1% 0.0% 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 Sumber: Susenas diolah Tim MAHKOTA 3

Banyak Rumah Tangga di Indonesia memiliki Anggota Lansia Persentase Percentage Rumah of households Tangga dengan with Anggota older people Lansia 40 30 20 10 0 Rumah Tangga dengan ART usia Households 60+ with tahun 60+ yr olds 17% 11% 26% Rumah Tangga dengan ART usia 65+ tahun Households with 65+ yr olds Rumah Tangga dengan ART usia 70+ tahun Households with 70+ yr olds 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Household Desilconsumption Kesejahteraan expenditure Rumah Tanggadeciles Sumber: Susenas 2015, diolah Tim MAHKOTA 4

Sekitar 5% Penduduk Indonesia berusia 60-69 tahun (Lansia Muda) No. Penggolongan Lansia Kelompok Usia (Tahun) % 1. Lansia Muda 60-69 5,2 2. Lansia Madya 70-79 2,4 3. Lansia Tua 80 tahun keatas 0,8 Sumber: Susenas 2015 Tiga provinsi dengan persentase penduduk Lansia terbesar berada di Provinsi DI Yogyakarta (13,5%), Jawa Tengah (11,7%) dan Jawa Timur (11,5%) Tiga provinsi dengan jumlah penduduk Lansia paling sedikit adalah Papua, Papua Barat (2,7%), dan Kepulauan Riau (3,9%) 5

Separuh dari 11 juta Lansia dalam Data Terpadu* berusia 60-69 tahun (Lansia Muda) Catatan: * Sumber: Data Terpadu 2015, usia disesuaikan (+2 tahun/per 2017) Total penduduk Lansia di Data Terpadu (setelah usia disesuaikan per 2017) adalah 11.009.021 jiwa, tetapi sekitar 164.174 jiwa tidak tercatat jenis kelaminnya (lelaki/perempuan) saat pendataan. Total dengan jenis kelamin adalah 10.844.847 jiwa dari 11.009.021 jiwa 6

Jumlah RT/Keluarga dengan KRT/PKRT Lansia dalam Data Terpadu 2015* Persentil Jenis Kelamin Jumlah RT Lansia KRT PKRT Bekerja Tidak Bekerja 10% 25% 40% Laki-Laki 1.067.430 17.435 1.936.420 Perempuan 303.935 547.451 Laki-laki 2.713.508 29.959 5.364.512 Perempuan 1.327.015 1.293.740 Laki-Laki 3.686.458 35.663 7.570.673 Perempuan 2.188.585 1.659.592 1.025.146 910.893 2.689.117 2.674.707 3.730.718 3.839.029 Sumber: Data Terpadu 2015, usia disesuaikan (+2 tahun/per 2017) 7

Sekitar 9% lansia di Indonesia tinggal sendiri dan 36% tinggal bersama 3 generasi dalam 1 Rumah Tangga (Susenas 2015) 8

Jumlah Penduduk Lansia di Data Terpadu* berdasarkan Status Tinggal Sebanyak 4 juta penduduk lansia (38%) tinggal bersama keluarga, 2,7 juta jiwa (24%) bersama tiga generasi, 2,4 juta jiwa (22%) tinggal bersama pasangan, 1,6 juta (15%) tinggal sendiri, dan sisanya bersama anggota keluarga lainnya Sumber: Data Terpadu 2015, usia disesuaikan (+2 tahun/per 2017) 9

Tingkat kemiskinan meningkat tajam ketika individu berusia lanjut Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan menggunakan beberapa skala perhitungan berdasarkan kelompok usia Tahun 2016 40 Poverty headcount rate (%) 30 20 10 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Age Usia Skala OECD dimodifikasi OECD-modified scale Square root scale Skala Oxford Oxford scale Skala konsumsi kalori Calorie intake scale Per per capita kapita (BPS) (BPS) (mean) poor (mean) poor (mean) poor (mean) poor (mean) poor Sumber: SUSENAS, 2016 dan sumber lain, diolah tim MAHKOTA. 10

Sekitar 45% Lansia (dari total 21,7 juta jiwa) berada di rumah tangga dengan status sosial ekonomi 40% terendah 11

Sekitar 67% Lansia yang berada di 40% tingkat kesejahteraan sosial ekonomi terendah, terlantar 12

Masih banyak penduduk yang bekerja saat mereka berusia lanjut Persentase penduduk yang bekerja seminggu sebelum survei di Percentage of people who 2016 worked in week before survey 100 80 60 40 20 0 Females Males 0 10 20 30 40 50 60 70 80+ UsiaAge Perempuan Laki-laki Sumber: SUSENAS 2016. diolah tim MAHKOTA 13

Lapangan Usaha Lansia Bekerja dalam Data Terpadu 2015 Jenis Lapangan Usaha 10% 25% 40% Jenis Lapangan Usaha 10% 25% 40% Pertanian Tanaman Padi dan Palawija 511,241 1,299,213 1,765,187 Hotel dan Rumah Tangga 8,095 25,791 40,187 Holtikultura 34,712 85,951 119,332 Perdagangan 52,152 169,034 265,442 Perkebunan 116,765 321,419 458,486 Transportasi dan Pergudangan 15,977 42,057 59,299 Perikanan Tangkap 14,332 34,913 50,410 Informasi dan Komunikasi 147 392 625 Perikanan Budidaya 3,050 7,862 11,582 Jasa Pendidikan 763 2,495 4,302 Peternakan 76,625 179,336 226,211 Jasa Kesehatan 1,370 4,508 6,758 Kehutanan dan Pertanian Lainnya Pertambangan atau Penggalian 4,802 11,315 15,718 11,454 27,570 35,374 Keuangan dan Asuransi 109 339 589 Jasa Kemasyarakatan, Pemerintahan, dan Perorangan 47,829 140,373 204,689 Industri Pengolahan 44,664 115,734 158,958 Pemulung 10,074 28,285 37,500 Listrik dan Gas 300 942 1,498 Lainnya 32,281 89,077 125,599 Bangunan atau Konstruksi 38,391 102,486 142,939 Sumber: Data Terpadu 2015, usia disesuaikan (+2 tahun/per 2017) 14

Skema Perlindungan Sosial di Indonesia Perlindungan Sosial Bantuan Sosial Jaminan Sosial Jaminan Kesehatan Nasional Bantuan Tunai Bersyarat/Conditi onal Cash Transfer/CCT Jaminan Sosial untuk Pekerja Bantuan Tunai Tanpa Syarat/ Unconditional Cash Transfer/UCT 15 1515

Dua Elemen Perlindungan Sosial 1. Bantuan Sosial à Tanpa Kontribusi dari Penerima (Non Contributory) Pangan Pendidikan Energi Conditional Cash Transfer/Bantuan Tunai Bersyarat (Ibu hamil, balita, anak usia pra sekolah/apras, anak sekolah sampai dengan 18 tahun) Bantuan Tunai ü ü ü ü ü ü Kompensasi terhadap gunjangan ekonomi/sosial (BLT/BLSM) Lansia Penyandang Disabilitas/Persons with Disabilities (PwD) KAT Anak/Lansia Terlantar Korban Bencana 2. Jaminan Sosial à Asuransi, Kontribusi (Insurance, Contributory) Kesehatan Ketenagakerjaan UU No. 40 / 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 16

Dasar Hukum Perlindungan Sosial q UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) No. 40/2004 memberikan kerangka hukum untuk pemberian perlindungan sosial di Indonesia dimana, setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan harga diri, menuju terciptanya masyarakat Indonesia yang aman, adil dan makmur. q Tujuan yang mendasari UU tersebut adalah untuk memastikan setiap orang memiliki akses jaminan kesehatan dan pensiun di usia tua, atau jika mereka menjadi difabel karena misalnya kecelakaan dalam pekerjaannya atau penyakit, berhak memiliki jaminan sosial. 17

Basis Data Terpadu dan Cakupan Program Perlindungan Sosial Exclusion Error Hampir Miskin/Rentan Miskin 40% 35% 25% Inclusion Error 10,6% BASIS DATA TERPADU Mencakup 24,7 juta rumah tangga atau 96,7 juta jiwa PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) JKN Mencakup 21,8 juta rumah tangga atau 92.4 juta jiwa PENERIMA KPS/KKS Mencakup 15,5 juta keluarga atau 65,6 juta jiwa PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Mencakup 6 juta keluarga GARIS KEMISKINAN (Maret 2017) 18

Program Perlindungan Sosial Pendekatan Siklus Kehidupan/Life Cycle Anak Usia 0-5 Program Bantuan u/anak PKH PKSA Lanjut Usia, > 60 Penerima Bantuan Rumah Tangga/Keluarga Raskin/Rastra/BPNT Usia Sekolah 6-18 Program Bantuan u/anak Usia Sekolah: PKH Indonesia Pintar PKSA Program Jaminan Lanjut Usia/Pensiun: - BPJS Ketengakerjaan - Taspen / Asabri - ASLUT - PKH Usia Kerja 19-59 Program Bantuan Usia Kerja serta Penyandang Disabilitas: BPJS Ketenaga-kerjaan Taspen / Asabri ASODKB PKH Program Bantuan untuk Maternity/Persalinan: PKH 19

Program Perlindungan Sosial untuk Lansia Masih Sangat Terbatas 1. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diberikan kepada 92,4 juta jiwa yang berada pada kesejahteraan sosial dan ekonomi sekitar 40% terbawah, termasuk sekitar 8,2 juta lansia dalam Data Terpadu 2. Program Asistensi Lanjut Usia (ASLUT), yang dikelola oleh Kementerian Sosial, pada 2016 baru menjangkau sekitar 30.000 penduduk lansia miskin diatas 60 tahun keatas (yang terlantar dan bed-ridden) dengan nilai bantuan Rp200.000 per jiwa per bulan selama 12 bulan. 3. Program Keluarga Harapan (PKH), yang dikelola oleh Kementerian Sosial, memasukkan komponen lansia berusia diatas 70 tahun sebanyak 150.000 (2017) pada Keluarga Peserta PKH dengan nilai bantuan Rp200.000 per jiwa per bulan selama 12 bulan (Rp2.400.000) à Tantangan memasukkan komponen Lansia dalam PKH (slide berikutnya) Jaminan Sosial Bantuan Sosial 20

Hanya 26% Rumah Tangga Lansia memiliki KPS/KKS 21

55% Rumah Tangga Lansia memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan 26% Rumah Tangga Lansia sebagai PBI-JKN 22

50% Rumah Tangga Lansia menerima/membeli Raskin Meskipun jumlahnya hanya 4 kg per bulan 23

Tantangan Memasukkan Lansia dan Difabel dalam Komponen PKH Tantangan terbesar adalah tidak ada jaminan bahwa manfaat bantuan dinikmati/ menjangkau anggota keluarga Lansia dan Difabel dalam keluarga. Pengurus keluarga mungkin akan memprioritaskan anggota keluarga lain (misalnya anak-anak dan/atau mereka yang bekerja) à Lansia dan difabel dalam posisi subservient/bergantung pada dukungan/ bantuan lain yang akan memengaruhi martabat serta kesejahteraannya (dignity & wellbeing); Jika dukungan/bantuan hanya diberikan kepada sejumlah penerima bantuan yang ada sekarang dengan anggota keluarga Lansia dan Difabel, program tidak dapat secara maksimal mejangkau penduduk Lansia lain yang masih rentanà di Indonesia, sekitar 14% Lansia perempuan hidup sendiri dibandingkan 4% Lansia laki-laki yang hidup sendiri à banyak yang sangat rentan dan belum/tidak menerima bantuan 24

Tantangan Memasukkan Lansia dan Difabel dalam Komponen PKH Negara yang sebelumnya berupaya mengadopsi strategi seperti PKH di Indonesia dengan memasukkan penduduk lansia serta penyandang disabilitas sebagai bagian dari Program Bantuan Bersyarat/CCT telah mengubah strategi dan beralih mengembangkan sistem perlindungan sosial menggunakan pendekatan life-cycle/siklus hidup: 1. Mexico sebelumnya berupaya mendukung Lansia melalui Program Oportunidades/CCT, tetapi setelah beberapa tahun secara bertahap mengembangkan pemberian program pensiun secara menyeluruh kepada Lansia. Saat ini jumlah Lansia sama dengan jumlah penerima Program Oportunidades. 2. Ekuador, secara bertahap Bono de Desarrollo Humano (BDH) kembali menjadi CCT tanpa penerima Lansia maupun Difabel. Penerima manfaat untuk Lansia dan kelompok Difabel yang dipisahkan dari CCT diperluas, bahkan program pensiun sekarang menjadi skema yang terbesar di Ekuador. 25

Terima kasih 26