LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : Juni 2017

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : September 2017

Maret Nilai outstanding kewajiban dan komitmen / nilai tagihan kontraktual 23,402,794 8,973,782 26,284,848 10,112,101

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : Maret 2017

ANALISIS PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULAN. Analisis secara Individu

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

LAPORAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO)

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) BULANAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) TRIWULANAN

LAPORAN NSFR. Total Nilai Tertimbang. 1 tahun

Jatuh Tempo Saldo 1 bulan >1 bln s.d. 3 bln >3 bln s.d. 6 bln >6 bln s.d. 12 bln >12 bulan

Laporan NSFR PT Bank Panin Tbk

Nama Bank : Bank Mayapada Internasional.Tbk Posisi : Triwulan I 2018

TENTANG KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) BANK UMUM

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

LAPORAN PERHITUNGAN NET STABLE FUNDING RATIO (NSFR)

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

2. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak (Dalam Jutaan Rp)

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

SURVEILLANCE GRUP KORPORASI Seminar Sehari dan Executive Round Table Konglomerasi Jasa Keuangan di Indonesia. JAKARTA, 13 Januari 2016

PEDOMAN PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO)

PT Bank KEB Hana Indonesia Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Aset produktif PT Bank IIM (selanjutnya disebut BIIM) berupa Surat Berharga

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

Deutsche Bank. Pengungkapan Risiko Kredit Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

-2- mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan Bank terhadap standar internasional. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pener

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

No.11/ 16 /DPNP Jakarta, 6 Juli Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 NSFR dihitung dengan formula sebagai berikut:. Konversi mata uang asing menjadi rupiah dilakukan dengan mengg

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

30-Jun-17 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah. Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lainnya Total

Pengungkapan Ekposur Risiko Kredit Bank. A. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI POSISI 30 JUNI 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2016 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

KOMITE-KOMITE DI BAWAH DIREKSI

2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11 /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

CONSULTATIVE PAPER KERANGKA BASEL III LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reverse repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reverse repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reverse repo )

(dalam jutaan rupiah) 5,805, , ,410 55,615 53,874 6,954,155. Tagihan Kepada Pegawai/ Kredit. Telah Jatuh Bank.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

No. 13/ 23 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa keuangan berbasis Islam

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

PEDOMAN PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) I. LATAR BELAKANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2017

Posisi Tanggal Laporan 30 Juni Di Yogyakar ta. Jawa Tengah

Tabel 1.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individu. Posisi Tanggal Laporan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah )

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2016 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

2017, No Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (L

Transkripsi:

LAPORAN PERHITUNGAN (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN Posisi Laporan : Triwulan II 2017 No. Komponen Nilai (dalam jutaan rupiah) INDIVIDUAL KONSOLIDASIAN 30 Juni 2017 31 Maret 2017 30 Juni 2017 31 Maret 2017 Nilai Nilai Nilai Jumlah data Poin yang 1 digunakan dalam perhitungan LCR HIGH QUALITY LIQUID ASSET (HQLA) Total High Quality Liquid Asset 2 (HQLA) ARUS KAS KELUAR (CASH OUTFLOWS ) 3 4 Simpanan nasabah perorangan dan Pendanaan yang berasal dari nasabah Usaha Mikro dan Usaha Kecil, terdiri dari: a. Simpanan/ Pendanaan stabil b. Simpanan/ Pendanaan kurang stabil Pendanaan yang berasal dari nasabah korporasi, terdiri dari: 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 23,877,143 25,545,807 24,248,637 25,908,546 56,197,131 5,489,495 61,171,159 5,984,712 56,197,131 5,489,495 61,171,159 5,984,712 2,604,357 130,218 2,648,071 132,404 2,604,357 130,218 2,648,071 132,404 53,592,774 5,359,277 58,523,087 5,852,309 53,592,774 5,359,277 58,523,087 5,852,309 36,770,281 18,389,450 37,673,046 19,072,343 36,891,281 18,510,450 37,697,379 19,096,676 a. Simpanan operasional 2,350,412 428,604 - - 2,350,412 428,604 - - b. Simpanan non-operasional dan/atau kewajiban lainnya yang bersifat non-operasional 34,419,870 17,960,846 37,673,046 19,072,343 34,419,870 17,960,846 37,673,046 19,072,343 5 6 7 c. surat berharga berupa surat utang yang diterbitkan oleh bank (unsecured debt) Pendanaan dengan agunan (secured funding) Arus kas keluar lainnya (additional requirement), terdiri dari: a. arus kas keluar atas transaksi derivatif b. arus kas keluar atas peningkatan kebutuhan likuiditas c. arus kas keluar atas kehilangan pendanaan d. arus kas keluar atas penarikan komitmen fasilitas kredit dan fasilitas likuiditas e. arus kas keluar atas kewajiban kontraktual lainnya terkait penyaluran dana f. arus kas keluar atas kewajiban kontijensi pendanaan lainnya g. arus kas keluar kontraktual lainnya TOTAL ARUS KAS KELUAR (CASH OUTFLOWS ) - - - - 121,000 121,000 24,333 24,333 - - - - 56,908,986 8,388,500 56,169,018 6,939,936 58,880,683 10,360,197 57,905,685 8,676,603 6,568,920 6,568,920 4,569,963 4,569,963 6,569,266 6,569,266 4,570,002 4,570,002 183,778 51,178 256,102 84,185 183,778 51,178 256,102 84,185 48,735,692 347,806 49,412,509 355,344 48,735,692 347,806 49,412,509 355,344 1,420,596 1,420,596 1,930,444 1,930,444 3,391,947 3,391,947 3,667,072 3,667,072 32,267,446 31,996,992 34,360,142 33,757,991 ARUS KAS MASUK (CASH INFLOWS ) Pinjaman dengan agunan 8 Secured lending 266,306-1,103,163-266,306-1,103,163 - Tagihan berasal dari pihak 9 lawan (counterparty) yang bersifat lancar (inflows from fully performing exposures) 3,224,009 849,153 2,111,340 1,035,735 4,636,722 1,463,399 3,549,538 1,664,987 10 Arus kas masuk lainnya 7,335,598 6,947,456 4,848,247 4,708,514 7,349,224 6,961,081 4,862,636 4,725,587 11 TOTAL ARUS KAS MASUK (CASH INFLOWS ) 10,825,913 7,796,609 8,062,750 5,744,250 12,252,252 8,424,480 9,515,338 6,390,574 TOTAL ADJUSTED VALUE 1 TOTAL ADJUSTED VALUE 1 TOTAL ADJUSTED VALUE 1 TOTAL ADJUSTED VALUE 1 12 TOTAL HQLA 23,877,143 25,545,807 24,248,637 25,908,546 13 TOTAL ARUS KAS KELUAR BERSIH (NET CASH OUTFLOWS ) 24,470,837 26,252,742 25,935,662 27,367,417 14 LCR (%) 97.57% 97.31% 93.50% 94.67% Keterangan: 1 Adjusted values dihitung setelah pengenaan (haircut), (run-off rate), dan (inflow rate) serta batas maksimum komponen HQLA, misalnya batas maksimum HQLA Level 2B dan HQLA Level 2 serta batas maksimum arus kas masuk yang dapat diperhitungkan dalam LCR.

Analisis secara Individu Secara umum, kondisi likuiditas Bank masih cukup baik. Pengelolaan risiko likuiditas didukung oleh pengukuran parameter-parameter risiko likuiditas yang menunjukkan level risiko rendah. Selain dari pada itu, Bank juga didukung oleh permodalan yang kuat. Sesuai dengan aturan POJK No. 42/POJK.03/2015, Bank berkewajiban melakukan pelaporan triwulanan Individual maupun Konsolidasi bagi Bank BUKU 3 untuk posisi laporan Juni 2017 dengan berdasarkan rata-rata posisi akhir bulan April-Mei-Juni 2017. Rasio LCR Bank Danamon Indonesia secara Individual untuk Triwulan-II 2017 adalah sebesar 97.57%. Rasio tersebut masih berada diatas ketentuan nilai rasio yang telah di tetapkan sebagaimana yang diatur dalam POJK No.42/POJK.03/2015 yaitu sebesar 80%. Sebagai informasi, LCR Bank posisi akhir bulan April 2017 adalah sebesar 91.26%, posisi akhir bulan Mei 2017 adalah sebesar 93.14%, dan posisi akhir bulan Juni 2017 adalah sebesar 111.39%. Pergerakan LCR pada posisi Juni 2017 dijelaskan pada bagian di bawah ini. Komposisi HQLA (Rupiah dan Valas) Bank Danamon Indonesia didominasi oleh Penempatan pada Bank Indonesia sebesar 60%, kemudian Surat berharga yang diterbitkan Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia sebesar 27%, Obligasi Korporasi Level 2A sebesar 1%, ditambah dengan Kas atau setara Kas sebesar 12%. Berdasarkan ketentuan POJK No. 32/POJK.03/2016 pasal 36A (efektif berlaku posisi 30 September 2016), surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia dalam valuta asing hanya dapat diperhitungkan sebagai HQLA Level 1 paling tinggi sebesar kebutuhan arus kas keluar dalam valuta asing yang dimaksud. Per posisi Juni 2017, kepemilikan surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia berdenominasi USD adalah senilai (ekuivalen dengan) IDR 7.4 triliun, sementara arus kas keluar bersih dalam mata uang USD adalah sebesar (ekuivalen dengan) IDR 3 triliun. Akibatnya terdapat selisih HQLA berdenominasi USD senilai (ekuivalen dengan) IDR 4.4 triliun yang tidak dapat diakui sebagai HQLA Level 1 dan memberikan dampak terhadap LCR Bank baik secara individu maupun konsolidasi. Komposisi Dana Pihak Ketiga yang dimiliki Bank Danamon Indonesia tetap terdiversifikasi pada pendanaan segmen wholesale dan retail. Untuk menjaga stabilitas Dana Pihak Ketiga agar tidak terkonsentrasi pada satu pihak tertentu, maka sebagai mitigasi risiko yang ada secara internal Bank melakukan pemantauan atas rasio konsentrasi pendanaan secara harian dan terus melakukan upaya diversifikasi DPK secara kontinu. Secara keseluruhan total transaksi derivatif yang dilakukan Bank sangat minimum serta tidak berdampak signifikan terhadap perhitungan LCR. Secara komposisi, per posisi Juni 2017, total tagihan transaksi derivatif (on-balance sheet) terhadap total aset hanya sebesar 0.01% sedangkan total kewajiban transaksi derivatif (on-balance sheet) terhadap total kewajiban (termasuk modal) hanya sebesar 0.01%. Selain dari pada itu latar belakang aktifitas portofolio derivatif hanya terbatas pada produk plain vanila yang sebagian besar dilakukan untuk kebutuhan hedging, mendukung transaksi nasabah, atau kebutuhan likuiditas melalui Balance Sheet Management. Penerapan manajemen likuiditas bank sesuai dengan yang telah kami laporkan pada profil risiko Halaman 1 dari 4

likuiditas, mencakup beberapa hal sebagai berikut : 1. Secara tata kelola risiko, dewan komisaris dan dewan direksi memiliki awareness mengenai risiko manajemen likuiditas melalui ALCO (Asset and Liability Committee) dan RMC (Risk Monitoring Committee) dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas dan independen. 2. Secara kerangka manajemen risiko bank telah memiliki rencana pendanaan darurat (CFP), pengawasan dan pelaporan limit likuiditas melalui ALCO dan RMC, pengelolaan posisi dan risiko likuiditas serta strategi pendanaan dan kebijakan/prosedur serta limit risiko likuiditas yang dipantau dan di-review secara berkala. 3. Bank telah memiliki dan menerapkan proses manajemen risiko likuiditas, sumber daya manusia yang independen dan sistem informasi manajemen likuiditas. 4. Bank telah memiliki kecukupan sistem pengendalian risiko melalui satuan kerja manajemen risiko, satuan kerja kepatuhan dan audit internal yang independen terhadap satuan kerja operasional dan Line of Business. Halaman 2 dari 4

Analisis secara Konsolidasi Likuiditas Bank secara konsolidasi juga menunjukkan kondisi yang sangat baik. Pengelolaan risiko likuiditas baik pada entitas utama maupun anak perusahaan dilakukan melalui pengukuran, pengawasan dan pengendalian parameter risiko likuiditas yang secara umum menunjukkan level risiko rendah. Sesuai dengan aturan POJK No. 42/POJK.03/2015, Bank berkewajiban melakukan pelaporan triwulanan Individual maupun Konsolidasi bagi Bank BUKU 3 untuk posisi laporan Juni 2017 dengan berdasarkan rata-rata posisi akhir bulan April-Mei-Juni 2017. Rasio LCR Bank Danamon Indonesia secara Konsolidasi untuk Triwulan-II 2017 adalah sebesar 93.50%. Rasio tersebut masih berada diatas ketentuan nilai rasio yang telah di tetapkan sebagaimana yang diatur dalam POJK No.42/POJK.03/2015 yaitu sebesar 80%. Sebagai informasi, LCR Bank secara konsolidasi untuk posisi akhir bulan April 2017 adalah sebesar 87.93%, posisi akhir bulan Mei 2017 adalah sebesar 89.83%, dan posisi akhir bulan Juni 2017 adalah sebesar 105.09%. Perhitungan konsolidasi LCR merupakan penggabungan perhitungan LCR Bank sebagai entitas utama dengan LCR anak perusahaan (dalam hal ini ADMF, lembaga jasa keuangan yang bergerak di bidang multi finance). Secara konsolidasi, penggabungan LCR anak perusahaan berdampak marjinal terhadap HQLA melalui penambahan kas atau setara kas, serta menambah/mengurangi arus kas keluar melalui bond issuance dan interbank borrowing, dan menambah arus kas masuk melalui tagihan retail dan interbank asset. Analisa Komposisi Dana Pihak Ketiga sebagai komponen outflow, mayoritas berada pada Entitas Utama (Bank Danamon) yang tetap terdiversifikasi pada pendanaan segmen wholesale dan retail. Pengawasan terhadap konsentrasi pendanaan dipantau secara limit harian. Transaksi derivatif berpusat pada Entitas Utama (Bank Danamon). Sebagaimana yang telah disampaikan dalam analisa Individual di atas, rasio transaksi derivatif baik dari sisi tagihan maupun kewajiban terhadap total Aset dan Kewajiban (termasuk modal) sangat minimum dampaknya terhadap perhitungan LCR. Latar belakang aktifitas portofolio derivatif hanya terbatas pada produk plain vanila untuk kebutuhan hedging, mendukung transaksi nasabah, atau kebutuhan likuiditas melalui Balance Sheet Management. Penerapan manajemen likuiditas Konsolidasi sesuai dengan yang telah kami laporkan pada profil risiko likuiditas konsolidasi, mencakup beberapa hal sebagai berikut : 1. Secara tata kelola risiko, dewan komisaris dan dewan direksi baik Entitas Utama dan Anak Perusahaan memiliki awareness mengenai risiko manajemen likuiditas melalui ALCO (Asset and Liability Committee) dan RMC (Risk Monitoring Committee) dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas dan independen. 2. Secara kerangka manajemen risiko Entitas Utama dan/atau Anak Perusahaan telah memiliki rencana pendanaan darurat (CFP), pengawasan dan pelaporan limit likuiditas melalui ALCO dan RMC, pengelolaan posisi dan risiko likuiditas serta strategi pendanaan dan kebijakan/prosedur serta limit risiko likuiditas yang dipantau dan di-review secara berkala. 3. Entitas Utama dan Anak Perusahaan telah memiliki dan menerapkan proses manajemen risiko Halaman 3 dari 4

likuiditas, sumber daya manusia yang independen dan sistem informasi manajemen likuiditas. 4. Entitas Utama dan Anak Perusahaan telah memiliki kecukupan sistem pengendalian risiko melalui satuan kerja manajemen risiko, satuan kerja kepatuhan dan audit internal yang independen terhadap satuan kerja operasional dan Line of Business. Halaman 4 dari 4