BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan

UNIVERSITAS INDONESIA

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung

LAKIP TAHUN BADAN POM i

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN.

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA

BALAI BESAR POM DI PONTIANAK

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN PERIODE 4-26 FEBRUARI 2013

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU

1. Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III OBJEK PENELITIAN. Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

BADAN NARKOTIKA NASIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR HK NOMOR KEP - 49 /BC/2006 TENTANG

UNIVERSITAS INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PENGUMUMAN : KP

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INOONESIA TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS INDONESIA

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS INDONESIA


Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. :

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

PENGUMUMAN Nomor :KP SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA

B. Syarat Khusus : 1. Mampu berbahasa Inggris dengan baik, secara lisan maupun tulisan; 2. Memiliki kompetensi jabatan yang dibutuhkan;

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

RechtsVinding Online

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan.

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Dra. Endang Pudjiwati, Apt., MM NIP

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen pokok yang harus selalu tersedia dan tidak tergantikan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

MODUL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTANSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 166 tahun 2000, Badan POM ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) yang bertanggung jawab kepada Presiden dan dikoordinasikan dengan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 173 tahun 2000. Pembentukan Badan POM ini ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Badan POM Nomor 02001/SK/KBPOM, tanggal 26 Februari tahun 2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan POM setelah mendapatkan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 34/M.PAN/2/2001 tanggal 1pFebruari 2001. Dalam menjalankan tugasnya, Badan POM diberi kewenangan untuk menyusun rencana dan kebijakan nasional secara makro di bidang pengawasan obat dan makanan, menetapkan sistem informasi di bidang pengawasan obat dan makanan, menetapkan standar penggunaan bahan tambahan tertentu untuk makanan dan pedoman untuk mengawasinya, memberi ijin peredaran obat serta mengawasi industri-industri farmasi, dan menetapkan pedoman penggunaan konservasi, pengembangan, dan pengawasan tanaman obat. Struktur organisasi Badan POM terdiri dari seorang kepala badan yang membawahi sekretariat utama, inspektorat, Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplimen, Deputi Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Pusat Penyidikan Obat dan Makanan, Pusat Riset Obat dan Makanan, Pusat Informasi Obat dan Makanan, dan Unit Pelaksana Teknis Badan POM. Bagan struktur organisasi Badan POM dapat dilihat pada Lampiran 1. Kegiatan magang dilakukan pada Pusat Riset Obat dan Makanan. Pusat Riset ini didirikan pada tahun 2001 berdasarkan SK Kepala Badan

POM RI No. 02001/SK/KBPOM tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tanggal 26 Februari 2001. Pusat Riset Obat dan Makanan adalah unsur pelaksana tugas Badan POM yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan POM. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara teknis dibina oleh Deputi dan secara administrasi dibina oleh Sekretariat Utama. Pusat Riset Obat dan Makanan dipimpin oleh seorang kepala dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang riset toksikologi, keamanan pangan dan produk terapetik. B. LOKASI INSTANSI Badan POM terletak di Jalan Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat. Lokasi instansi berada di depan Rutan Salemba, sebelah kiri dan kanan instansi diapit oleh Departemen Kesehatan RI dan Percetakan Negara RI. Peta lokasi Badan POM dapat dilihat pada Lampiran 2. C. VISI DAN MISI Visi dan misi Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) mengacu pada visi dan misi Badan Pengawas Obat dan Makanan yakni, visinya adalah: Obat dan Makanan terjamin aman, bermutu, dan berkhasiat. Sedangkan misinya adalah: Melindungi masyarakat dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan. D. TUGAS DAN FUNGSI Sesuai dengan SK Kepala Badan POM RI No. 02001/KBPOM tanggal 26 Februari 2001, Pusat Riset Obat dan Makanan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang riset toksikologi, keamanan pangan dan produk terapetik. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Riset Obat dan Makanan melakukan fungsi: 1. Menyusun rencana dan program riset Obat dan Makanan. 2. Melaksanakan riset obat dan Makanan.

3. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan riset Obat dan Makanan. E. KEGIATAN RISET Kegiatan riset di Pusat Riset Obat dan Makanan dibagi menjadi 3mjenis, yaitu: 1. Studi Literatur Kegiatan yang dilakukan berupa penulusuran literatur dan pengumpulan data. Keluaran atau hasil dari kegiatan riset ini adalah berupa dokumen database dan rekomendasi untuk menunjang suatu kebijakan. 2. Riset Laboratorium Terdiri dari riset dasar dan riset terapan. Kegiatannya meliputi uji toksikologi umum dan khusus, uji kimia, uji biokimia, uji mikrobiologi dan uji molekuler. 3. Studi Lapangan Kegiatan yang dilakukan berupa survei. Kegiatan riset di bidang toksikologi, bidang keamanan pangan dan bidang terapetik Pusat Riset Obat dan Makanan, antara lain: 1. Bidang Toksikologi Bidang toksikologi mempunyai tugas menyusun rencana dan program, pelaksanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan riset toksikologi. Bidang toksikologi melaksanakan pengujian toksisitas umum dan toksisitas khusus untuk menghasilkan data keamanan suatu bahan atau produk. Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada sistem biologi dan untuk memperoleh data pada dosis tanggapan yang khas dari zat uji. Uji toksisitas terbagi menjadi tiga, yaitu : a. Toksisitas umum, meliputi: Uji toksisitas akut Hasil toksisitas akut dapat digunakan untuk menggolongkan tingkat ketoksisan suatu zat.

Uji toksisitas subkronik Uji toksisitas kronik b. Toksisitas khusus, meliputi: Uji teratogenesis Uji mutagenitas Uji karsinogenitas Uji hepatotoksisitas Uji nefrotoksisitas Uji toksisitas pulmonary Uji neurotoksisitas Uji toksisitas sistem produksi c. Toksisitas dermal Uji iritasi kulit primer Uji iritasi mata Uji iritasi mukosa Uji sensitivasi kulit Penelitian yang dilakukan bidang toksikologi antara lain uji preklinik yang merupakan bagian dari uji toksisitas umum dan uji toksisitas khusus. Jenis-jenis penelitian yang telah dilakukan di antaranya yaitu uji toksisitas akut dan subkronik chitosan. Penelitian toksikologi tersebut sejalan dengan perkembangan yang ada di masyarakat di mana chitosan telah banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat di bidang kosmetik, suplemen makanan, pertanian, dan lingkungan sehingga keamanan dari produk tersebut harus diketahui. 2. Bidang Keamanan Pangan Bidang keamanan pangan mempunyai tugas menyusun rencana dan program, pelaksanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan riset keamanan pangan. Di bidang keamanan pangan, penelitian yang dilakukan yaitu mengembangkan metode untuk mengidentifikasi kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain di dalam pangan yang dapat mengganggu,

merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Contoh jenis penelitian yang telah dilakukan oleh bidang keamanan pangan adalah studi paparan penggunaan bahan tambahan pangan (pemanis buatan) pada jajanan pangan anak sekolah; kajian dan penelusuran mikroba patogen penyebab keracunan pada pangan dengan menggunakan PCR. Kegiatan bidang keamanan pangan tersebut sesuai isu yang berkembang di masyarakat dan perkembangan zaman. 3. Bidang Terapetik Bidang produk terapetik mempunyai tugas menyusun rencana dan program, evaluasi serta penyusunan pelaksanaan riset terapetik. Bidang terapetik Pusat Riset Obat dan Makanan melaksanakan penelitian terhadap obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA), kosmetik dan suplemen makanan. Hal tersebut dapat dilihat pada kegiatan penelitian yang dilakukan bidang terapetik di antaranya yaitu analisis risiko penggunaan obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat dan riset senyawa marker berbagai tanaman obat. Kegiatan bidang terapetik tersebut sejalan dengan bidang pengawasan yang menemukan adanya bahan kimia obat dalam beberapa produk jamu maka dilakukan riset risiko yang dihadapi oleh masyarakat peminum jamu. Selain itu riset senyawa marker obat bahan alam sesuai dengan misi Badan POM yaitu mengembangkan Obat Asli Indonesia (OAI) dengan mutu, khasiat dan keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.