Strategi Komunikasi dan Promosi Sungai Musi pada Program Pengembangan Waterfront City

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan

2. Iklan Taktis Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations.

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi bidang pariwisata pantai adalah Pantai Liang. Di Indonesia terdapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

LAMPIRAN 1 : TRANSKRIP WAWANCARA. Jabatan : President Director, Prominent Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pelaksanaan place branding yang dilakukan Pemda Kabupaten Purwakarta,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB I PENDAHULUAN. akan mendatangkan devisa dan menambah penerimaan negara. Kegiatan promosi

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno

Bab I PENDAHULUAN. panorama dan customer haruslah dibina terus menerus. Panorama menyadari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA. wisatawan pasca konflik ini pihak Dinas Pariwisata telah melakukan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. peneliti lakukan dalam pelaksanaan program kampanye Tanya Saya oleh

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan devisa Negara di Indonesia disamping minyak dan gas bumi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V PENUTUP. rumusan masalah. Dalam identifikasi masalah hal yang terkait adalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Setelah mempelajari Bab ini

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. DISPARPORA Kabupaten Magelang menggunkan telah menggunakan. delapan langkah strategis milik Kotler, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

2

BAB I PENDAHULUAN. menarik dan menjaga loyalitas konsumen, salah satunya melalui iklan.

Produksi Media PR AVI

Contoh Proposal Kegiatan Dan Sponsorship Lengkap

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dibahas oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya mengenai

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. promosi atau media komunikasi yang sangat penting. Dalam. perkembangannya Public Relations memiliki berbagai macam definisi dan

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Pelaksanaan. Kegiatan. Badan Promosi Pariwisata. Pedoman.

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI SOLUSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

Modul ke: IMC 2. Merumuskan Tujuan Media (Penentuan Tujuan Media, Pemilihan Media Primer dan Sekunder) Fakultas Fikom. Program Studi Adv & Marcomm

IV. PEMBAHASAN. pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB V PEMBAHASAN. pembuktian atas hipotesis yang diangkat dalam penelitian. Dengan kata lain

BAB IV ANALISIS DATA MODEL KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR V SURABAYA

Selain itu, dari segi perencanaan anggaran periklanan, media primer biasanya mendapatkan dana yang jauh lebih besar daripada media sekunder.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

CONTOH PROPOSAL FESTIVAL BAND 1. GAMBARAN UMUM 2. DASAR PEMIKIRAN 3. NAMA KEGIATAN

BAB V PENUTUP. pada hasil analisis data dari penelitian tentang Kampung Bahasa sebagai City

BAB 4 Konsep Desain. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

HUMAS & HUBUNGAN PERS (MEDIA RELATIONS)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. penentu eksitensi suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat terus eksis jika

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. konvensi diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan pertemuan asosiasi,

BAB I PENDAHULUAN. Bila sakitnya ringan, cukup membeli obat di warung, bisa sembuh kembali. 1

BAB V KESIMPULAN & SARAN

Petunjuk Pengisian 1. Bacalah setiap pertanyaan terlebih dahulu dan pahami dengan seksama.

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

Bab 13 Mempromosikan Produk 10/2/2017 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nyata dalam memberikan konstribusinya terhadap kehidupan ekonomi, sosial

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Setelah berupaya memberikan informasi yang cukup. lengkap mengenai strategi dan kegiatan-kegiatan promosi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. khalayaknya. Setiap ide, gagasan yang dipandang sebagai upaya pembaruan atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

Transkripsi:

Strategi Komunikasi dan Promosi Sungai Musi pada Program Pengembangan Waterfront City Dr. Hj. Lishapsari Prihatini, M.Si. lishapsari@gmail.com Abstrak Palembang melalui ikon Waterfront City, bermaksud untuk meningkatkan kejayaan masa lalu sebagai daerah maritim terbesar di Indonesia dengan Sungai Musi sebagai fokus utama. Melalui program Visit Musi sejak 2008, diharapkan masyarakat luar Palembang dan di Palembang dapat mengunjungi daerah historis yang bisa dilalui transportasi sungai ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang strategi komunikasi dan promosi Sungai Musi Tour/Wisata Sungai Musi (WSM) oleh Dinas Pariwisata Palembang baik kota maupun provinsi dalam membangun merek Kota Palembang sebagai Waterfront City. Studi yang dilakukan selama enam bulan dengan menggunakan metode studi kasus tunggal di Kota Palembang sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan, melalui observasi, dokumentasi dan studi pustaka, dan wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh terkemuka yang berhubungan langsung dengan strategi dan penerapan program WSM. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: 1) Proses komunikasi dan promosi WSM dasarnya lingkaran berkesinambungan mulai dari persiapan sampai evaluasi; 2) Citra Palembang yang akan dibangun sebagai kota tepi pantai yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, mengikuti pola linier dan melingkar bergantian tergantung 1

pada kondisi dan efek yang diharapkan dalam setiap tahapan kegiatan; 3) Media di atas garis yang banyak digunakan adalah media cetak, khususnya, koran Sumatera Ekspress. Sementara itu, media di bawah garis yang diterapkan melalui konsep MICE, yaitu, memegang berbagai acara baik nasional maupun internasional, seperti, meeting, incentive, conference, and exhibition; 4) Penentuan masyarakat sasaran dalam program WSM pada dasarnya dikategorikan menjadi lima massal yang ditargetkan strategis, mereka berturut-turut: a) pemerintah pusat sebagai pemilik program MICE nasional dan internasional, lengkap dengan Pendapatan Nasional dan Belanja/Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); b) pemerintah lokal, parlemen khususnya provinsi (DPRD) untuk mendukung, meyakinkan, dan menyetujui anggaran yang dibutuhkan oleh panitia tersebut; c) BUMN di Sumatera Selatan yang ditentukan sebagai target untuk sponsor dan kerja sama butuhkan dalam industri kreatif (seni dan budaya); d) penduduk lokal, terutama mereka yang tinggal di sekitar Sungai Musi; e) Domestik, nasional, dan wisata luar negeri yang merupakan target utama program WSM. Kata kunci: Komunikasi dan strategi promosi, Kota Waterfront, Wisata Sungai Musi (WSM) A. Pendahuluan Salah satu langkah strategis yang menjadi kunci sukses Kota Palembang sebagai salah satu kota tujuan wisata adalah diluncurkannya program Wisata Sungai Musi yang dikenal dengan nama Visit Musi 2008. Tujuan utama kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Palembang (Dinas Pariwisata) dan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan pemerintah pusat ini adalah untuk memperkenalkan potensi dan keindahan Sungai Musi 2

yang terdapat di Kota Palembang ke seluruh wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan internasional. Hal ini dilakukan juga untuk menjadikan Palembang sebagai kota alternatif tujuan wisata di Indonesia, selain Bali, Yogyakarta, Lombok, Jakarta, dan Bandung. Gambar 1. Logo Visit Musi 2008 Sumber Gambar: h p://pustaka.pu.go.id Berbagai kebijakan dan program mengenai kepariwisataan muncul untuk mendukung keberadaan Visit Musi 2008, yakni Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, tahun 1989 dicanangkan sebagai Tahun Sadar Wisata dengan tema Sapta Pesona, dan pada tahun 1991 dicanangkan sebagai Tahun Kunjungan Indonesia (Visit Indonesia Year). Khusus untuk Kota Palembang yang memosisikan dirinya sebagai Kota Wisata Sungai dengan diferensiasi Sungai Musi bahkan telah dicanangkan langsung 3

oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 November 2005 dan telah dituangkan dalam PP Kota Palembang Nomor 6 Tahun 2006. Berdasarkan berbagai peraturan itu, maka secara tidak langsung Pemerintah Kota Palembang telah mendeklarasikan daerahnya sebagai kota wisata yang berbasis pada wisata sungai. Sejak launching Visit Musi 2008 sebagai awal pengelolaan pariwisata secara profesional di Sumatera Selatan, sebanyak 84 event (Dinas Pariwisata Kota Palembang, 2008) yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan telah dilakukan secara masif. Tercatat bahwa setelah tiga bulan peluncuran kampanye Visit Musi 2008, terjadi kenaikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Palembang secara signifikan naik 100% atau mencapai 348.000 tamu yang sebelumnya rata-rata tidak lebih dari 50.000 tamu per bulan. Lewat program Visit Musi 2008 juga, pemerintah berupaya mengembalikan Palembang ke kodratnya sebagai kota sungai, sehingga di masa depan Palembang lebih ingin dikenal sebagai ikon Waterfront City. B. Landasan Teoritis dan Konseptual Peneliti menggunakan 6 teori dalam membangun kerangka penelitian ini, yaitu: 1. Teori Konstruksi Sosial (Peter L. Berger & Thomas Luckmann, 1990), yakni kajian mengenai hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat pemikiran itu timbul, berkembang, dan dilembagakan. 2. Teori Etnosentrisme (Liliweri, 2002), yakni paham di mana para penganut suatu kebudayaan atau suatu 4

kelompok suku bangsa selalu merasa lebih superior, dan juga membentuk subkultur yang bersumber dari suatu kebudayaan yang besar. 3. Teori Pencitraan (Harisson, 2005), yakni teori bahwa pembentukan citra dipengaruhi oleh 4 elemen: personality, reputation, value, dan corporate product identity. 4. Teori Pengurangan Ketidakpastian (Charles Berger & Richard Calabrase, 1975), yakni teori untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian di antara orang asing yang terlibat dalam pembicaraan satu sama lain untuk pertama kali. 5. Teori Komunikasi Massa (Baran, 2002), yakni teori yang menjelaskan fenomena media massa sebagai suatu proses, yaitu bagaimana proses berjalannya pesan, efek pesan kepada penerima (masyarakat) dan umpan balik yang diberikan. 6. Teori Ekologi Media (West & Turner, 2010), yakni teori yang meyakini, bahwa: 1) Media melingkupi setiap tindakan dalam masyarakat, 2) Media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita, 3) Media menyatukan seluruh dunia. 7. Sedangkan untuk landasan konseptualnya, peneliti menggunakan 10 konsep, yakni: strategi komunikasi, komunikasi pariwisata, konsep pariwisata, program dalam pariwisata, kampanye pariwisata, promosi, komunikasi massa dan media massa, media promosi dan periklanan, citra dan proses pembentukan citra, dan penerapan strategi berdasarkan pada prinsip dasar good coorperate governance. 5

C. Metode Penelitian Penelitian tentang kegiatan komunikasi dan promosi Wisata Sungai Musi ini menggunakan pendekatan studi kasus, yakni single case study, dengan metode penelitian kualitatif. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu: wawancara dan observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh yang terlibat langsung dengan program Wisata Sungai Musi, yaitu: Rachman Zeth (tokoh pengambil kebijakan dan pelaksana kegiatan komunikasi dan promosi), Anto (tokoh pengelola media), dan Arifin (tokoh pengelola promosi). Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah program Wisata Sungai Musi Kota Palembang. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Proses Komunikasi dan Promosi Sungai Musi Proses komunikasi dan promosi Wisata Sungai Musi yang digagas oleh Dinas Pariwisata Kota Palembang sejak 2007 dengan menggandeng pemerintah pusat (Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif) dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap evaluasi, pada dasarnya berbentuk lingkaran yang berkesinambungan. 6

Gambar 2. Proses Komunikasi dan Promosi Visit Musi 2008 Sumber Gambar: Dinas Pariwisata Kota Palembang Konteks komunikasi yang digunakan pada setiap tahapan proses tersebut bervariasi, mulai dari konteks komunikasi antarpersonal antara pejabat yang menjadi panitia dengan pejabat pemerintahan lainnya sebagai penentu kebijakan. Konteks komunikasi kelompok juga dilakukan pada persiapan dalam rapat, seminar hasil kajian, presentasi proposal program di hadapan pejabat pemerintah pusat dan juga di hadapan DPRD Sumatera Selatan. Pendekatan kepada pimpinan BUMN juga dilakukan dalam kedua konteks ini, yakni komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Proses komunikasi dengan konteks komunikasi massa digunakan pada saat sosialisasi dan program secara besar-besaran, melalui berbagai lini atas, seperti televisi, 7

radio, spanduk, surat kabar, dengan berbagai jenis publisitas yang dimungkinkan atas kerja sama dengan berbagai media dan instansi yang dianggap strategis. b. Tahapan Komunikasi dalam Membangun Brand Waterfront City Kota Palembang Panitia (Dinas Pariwisata Kota Palembang) Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan 1. Pesan informatif inovatif tentang gagasan Visit Musi 2. Pesan persuasif untuk sponsor & kerjasama Visit Musi 3. Pemasangan Iklan di Lokasi Strategis 4. Launching Visit Musi (Public figure & Publikasi Media Massa) Gambar 3. Tahapan Komunikasi Pencitraan Palembang Sebagai Waterfront City Sumber Gambar: Pribadi 8

Citra Waterfront City yang ingin dibangun atas Kota Palembang tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi bertahap dan terus-menerus. Salah satunya adalah melalui program Wisata Sungai Musi. Terdapat beberapa tahap strategis yang dilakukan panitia Wisata Sungai Musi untuk keberhasilan programnya. Tahapan komunikasi yang dilakukan panitia progam Wisata Sungai Musi, secara teoretis dan konseptual tidak sepenuhnya mengikuti metode linier dari Schramm atau Lasswell, tetapi dilakukan dengan pola linier dan sirkuler secara bergantian, tergantung kondisi dan efek yang diinginkan pada setiap tahap kegiatan. Terutama tergantung pada pendekatan-pendekatan yang dilakukan pada tahap persiapan. Adapun tahapan pelaksanaan dan evaluasi banyak menggunakan pola komunikasi linier melalui meeting dan liputan media massa. c. Penggunaan Media Above the Line dan Media Below the Line dalam Promosi Wisata Sungai Musi Media above the line yang banyak digunakan oleh panitia Wisata Sungai Musi adalah media cetak, khususnya surat kabar Sumatera Ekspress. Atas dasar pertimbangan beberapa kelebihan media cetak, panitia Wisata Sungai Musi lebih banyak bekerja sama dengan media cetak dalam publikasi, publisitas, dan promosinya. Namun pada tahap pelaksanaan kegiatan Wisata Sungai Musi, terutama setelah mendapatkan kepastian kerja sama berupa bantuan anggaran publikasi, berbagai teknik promosi dan publikasi secara besar-besaran juga digunakan. Antara lain berupa: billboard, spanduk, iklan layanan masyarakat, pemberitaan 9

(news release), talk show di RCTI dan Metro TV, liputan acara dan persiapan acara, dan lain-lain. Penggunaan media bellow the line dilakukan melalui aplikasi konsep MICE, yakni menyelenggarakan berbagai event nasional dan internasional, seperti meeting, incentive, conference, dan exhibition di Kota Palembang. d. Penetapan Khalayak Sasaran Kegiatan Komunikasi Promosi Wisata Sungai Musi Penetapan khalayak sasaran dalam program Wisata Sungai Musi, pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam 5 jenis khalayak sasaran stretegis, dengan urutan sebagai berikut: 1. Pemerintah pusat, sebagai pemilik program MICE nasional dan internasional, lengkap dengan APBNnya. 2. Pemerintah setempat, terutama DPRD untuk mendukung dan meyakinkan serta menyetujui mengeluarkan anggaran sebesar kebutuhan panitia. 3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beroperasional di Sumatera Selatan, seperti PT PUSRI, Pertamina, PTBA, dan perusahaan-perusahaan lainnya dengan menggandeng KADIN. Khalayak ini ditetapkan sebagai target bagi kebutuhan sponsorship dan kerja sama di bidang industri kreatif (seni dan budaya) dari wilayah Sumatera Selatan. 4. Penduduk setempat, terutama yang berdiam di sekitar Sungai Musi, untuk membangkitkan kesadaran agar mereka tetap menjaga kebersihan daerah ini 10