II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

dokumen-dokumen yang mirip
III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD DENGAN INKUBASI INTRINSIK DAN GABUNGAN INKUBASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK RINANCY TUMILAAR

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB IV PENGGUNAAN METODE SEMI-PARAMETRIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

Model Dan Simulasi Transmisi Virus Dengue Di Dalam Tubuh Manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

6. KEBUTUHAN SATUAN PANAS UNTUK FASE PERKEMBANGAN PADA NYAMUK Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) DAN PERIODE INKUBASI EKSTRINSIK VIRUS DENGUE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengue adalah penyakit infeksi virus pada manusia yang ditransmisikan

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

MODEL MATEMATIK DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN NYAMUK Aedes albopictus SEBAGAI VEKTOR JAMES U. L. MANGOBI

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN Tahun

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

PROTEIN IMUNOGENIK PENYUSUN KELENJAR SALIVA VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE Aedes aegypti L. SKRIPSI. Oleh Rofiatul Laila NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

BAB I PENDAHULUAN. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak. asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai n

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB II TINJAUAN MENGENAI AEDES AEGYPTI

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB III BASIC REPRODUCTION NUMBER

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga. merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD), merupakan penyakit yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Serangga selain mengganggu manusia dan binatang. melalui gigitannya, juga dapat berperan sebagai vektor

Global Warming. Kelompok 10

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

Analisis Stabilitas Model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) Pada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku

sarana dan prasarana dapat dipersiapkan pada setiap musim. BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

4. SEBARAN DAERAH RENTAN PENYAKIT DBD MENURUT KEADAAN IKLIM MAUPUN NON IKLIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dengan maraknya wabah DBD ini perlu adanya suatu penelitian dan pemikiran yang

Penyakit Endemis di Kalbar

Kesimpulan serta Masalah yang masih Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih me rupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pendpampingan Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) Kelompok Prolanis BPJS Anggota Kepesertaaan FKTP Klinik Sakinah Kabupaten Jember

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Transkripsi:

8 II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD 3.1 Penyebaran Virus DBD DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penyebaran virus demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk utama penyebar virus dengue, namun spesies lain seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, berperan sebagai nyamuk sekunder. Peningkatan penyebaran demam berdarah dengue yang mencolok terjadi pada awal dan akhir musim hujan hal ini karena tempat perindukan nyamuk terbentuk dengan tertampungnya air hujan. Pada suhu lingkungan 30 0 C, virus DBD memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsik dari lambung sampai ke kelenjar ludah nyamuk (Indra, 2003). Di daerah-daerah di mana terjadi perubahan temperatur di dalam setiap musim, transmisi virus demam berdarah selalu berkurang pada suhu rendah. Contoh mewabahnya virus demam berdarah di daerah dingin berhenti pada temperatur yang turun ke 14-15 0 C pada awal musim dingin. Hal ini disebabkan masa inkubasi ekstrinsik di dalam suhu rendah itu adalah lebih lama dari masa inkubasi ekstrinsik di dalam suhu yang tinggi, pada hal rata-rata masa hidup nyamuk 14 hari. Nyamuk-nyamuk itu tidak pernah sembuh dari infeksi karena terinfektif mereka berakhir dengan kematian (Gubler,1998). Pada suhu di bawah 20 0 C sebelum menyebarkan virus, nyamuk sudah mati. Penularan virus ini dapat dikelompokkan menjadi dua mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Dimana virus dapat ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya dan juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan ke nyamuk betina melalui kontak seksual, tetapi tidak berlaku sebaliknya (Malavige et al. 2004). Mekanisme kedua, transmisi dari nyamuk ke dalam tubuh manusia dan sebaliknya. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk mengigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Setelah virus berada dalam tubuh nyamuk, virus yang sampai ke dalam lambung nyamuk akan berkembangbiak, kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di

9 kelenjar ludah memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsik. Virus yang berada pada lokasi ini setiap saat sudah dapat ditularkan kembali kepada manusia. 3.2 Model Matematika Populasi manusia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu manusia yang peka ( ), manusia yang terkena infeksi ( ), dan manusia yang sembuh ( ). Manusia yang peka adalah manusia yang bukan imun dan tidak terkena infeksi. Manusia yang terkena infeksi adalah manusia yang terkena virus DBD dan dapat menularkan kepada individu lain dengan perantara nyamuk. Manusia sembuh adalah manusia yang sembuh dari penyakit dan tidak dapat tertular lagi. Populasi nyamuk dibedakan menjadi dua kelas yaitu nyamuk yang peka ( ), nyamuk yang terkena infeksi ( ). Nyamuk yang peka adalah nyamuk yang rentan terhadap penyakit demam berdarah dengue. Sedangkan nyamuk terinfeksi adalah nyamuk yang terkena infeksi dan dapat menularkan kepada individu lain. Asumsi-asumsi yang berlaku adalah : 1. Ukuran populasi manusia dan nyamuk konstan sehingga laju kelahiran sama dengan laju kematian. 2. Rata-rata gigitan individu nyamuk pada manusia per hari adalah konstan. 3. Nyamuk tidak pernah sembuh setelah terinfeksi penyakit. Secara skematis, pola penyebaran penyakit demam berdarah dengue dapat digambarkan dalam diagram kompartemen berikut: Gambar 1 Skema penyebaran DBD dengan asumsi semua telur nyamuk sehat

10 Dari asumsi-asumsi tersebut, proporsi penginfeksian manusia peka ( ) oleh nyamuk terinfeksi ( ) per hari adalah perbandingan antara peluang transmisi virus demam berdarah dari nyamuk ke manusia dengan banyaknya inang yang menjadi sumber makanan nyamuk dikalikan dengan rata-rata gigitan nyamuk pada manusia per hari dan banyaknya nyamuk yang terinfeksi ( ), dinyatakan sebagai berikut: Manusia peka ( ) tersebut berpindah menjadi manusia terinfeksi ( ). Manusia terinfeksi setiap hari yang meninggal secara alami sebanyak. Proporsi penginfeksian nyamuk peka ( ) akibat menggigit manusia terinfeksi ( ) per hari adalah perbandingan antara peluang transmisi virus demam berdarah dari manusia ke nyamuk dengan banyaknya inang yang menjadi sumber makanan nyamuk dikalikan dengan rata-rata gigitan nyamuk pada manusia per hari dan banyaknya manusia yang terinfeksi ( ), diekspresikan sebagai berikut: Selanjutnya nyamuk peka tersebut berpindah menjadi nyamuk terinfeksi ( ). Nyamuk peka mati secara alami sebanyak per hari. Berdasarkan skema Gambar 1, dapat dimodelkan menggunakan sistem persamaan diferensial berikut : dengan (2) dan adalah populasi manusia, adalah populasi nyamuk, adalah laju kelahiran manusia (perhari),

11 b r adalah rata-rata gigitan individu nyamuk pada manusia (per hari), adalah peluang transmisi virus demam berdarah dari nyamuk ke manusia, adalah peluang transmisi virus demam berdarah dari manusia ke nyamuk, adalah laju kematian alami manusia (per hari), adalah laju kesembuhan manusia terinfeksi (per hari), adalah laju kematian alami dari nyamuk (per hari). Sistem persamaan (1) disederhanakan dengan pemisalan,,,, dan, maka diperoleh sistem persamaan (2) sebagai berikut : dengan, dan (4) dengan ketiga kondisi dan (5) 3.3 Modifikasi Model Model penyebaran virus DBD sebelumnya menggunakan asumsi semua telur nyamuk sehat. Berdasarkan penelitian, nyamuk yang terinfeksi dapat menularkan virus pada telurnya, maka modifikasi model diperlukan untuk mendapatkan model yang lebih baik. Model yang baru menggunakan asumsi sebagian telur nyamuk terinfeksi. Parameter baru yaitu menyatakan peluang transmisi virus dari nyamuk pada telurnya dan parameter yang lain tetap. Kondisi populasi manusia pada model dengan asumsi sebagian telur nyamuk terinfeksi sama dengan model awal. Keadaan populasi nyamuk mengalami perubahan karena asumsi sebagian telur nyamuk terinfeksi. Jumlah nyamuk yang peka ( ) akan meningkat karena bertambahnya kelahiran nyamuk

12 sehat dan akan berkurang karena gigitan nyamuk kepada populasi manusia terinfeksi serta karena kematian alami. Populasi nyamuk yang terkena infeksi ( ) akan meningkat karena kelahiran nyamuk terinfeksi, gigitan nyamuk kepada populasi manusia terinfeksi dan berkurang karena kematian alami. Secara skematis, pola penyebaran virus DBD dengan asumsi sebagian telur nyamuk terinfeksi dapat digambarkan dalam diagram kompartemen berikut: r Gambar 2 Skema penyebaran DBD dengan asumsi sebagian telur nyamuk terinfeksi Model matematika penyebaran penyakit demam berdarah dengue dengan asumsi sebagian telur nyamuk terinfeksi, dapat dinyatakan dengan persamaan-persamaan berikut : dengan kondisi (7) dan adalah populasi manusia, adalah populasi nyamuk, adalah laju kelahiran manusia (per hari), adalah laju kelahiran nyamuk (per hari),

13 b r adalah rata-rata gigitan individu nyamuk pada manusia (per hari), adalah peluang transmisi virus demam berdarah dari nyamuk ke telurnya, adalah peluang transmisi virus demam berdarah dari nyamuk ke manusia, adalah peluang transmisi virus demam berdarah dari manusia ke nyamuk, adalah laju kematian alami manusia (per hari), adalah laju kesembuhan manusia terinfeksi (per hari), adalah laju kematian alami nyamuk (per hari). Sistem persamaan (6) disederhanakan dengan pemisalan,,,, dan, maka diperoleh sistem persamaan berikut: dengan, dan n= (9) dengan ketiga kondisi + + =1 dan S v + I v = 1 (10) 3.4 Model dengan Pengaruh Musim Perubahan musim membuat perubahan suhu, sehingga pola musiman mempengaruhi di dalam penyebaran penyakit demam berdarah. Variasi di dalam masa inkubasi ekstinsik disebabkan oleh perubahan-perubahan suhu, semakin rendah suhu masa inkubasi semakin lama. Periode laten masa inkubasi virus di dalam nyamuk bergantung pada suhu (T), dengan asumsi perubahan suhu bersifat periodik mengikuti perubahan musim. Ketergantungan masa inkubasi pada suhu dapat diperhatikan pada variasi berikut, pada T= 31 0 C, hari dan pada T= 21 0 C, hari (Pongsumpun, 2006). Variasi ini dapat dinyatakan sebagai suatu variasi sinusoidal sedemikian bahwa

14 (11) di mana adalah suatu ukuran dari pengaruh pola musiman pada proses transmisi. Dengan demikian model matematika dari model modifikasi karena pengaruh perubahan musim dapat dinyatakan oleh persamaan diferensial berikut: dengan kondisi (13) Selanjutnya sistem persamaan (12) disederhanakan, dengan pemisalan,,,, dan, maka sistem persamaan diferensialnya menjadi dengan, dan n= dengan ketiga kondisi dan (15) Selanjutnya dilakukan analisis kestabilan model penularan penyakit demam berdarah dengue yang menghasilkan beberapa titik tetap. Analisis titik tetap tersebut nantinya akan dihasilkan syarat kestabilan untuk masing-masing titik tetap.