TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EMESIS GRAVIDARUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI MAN MALANG 1 ABSTRAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

GAMBARAN ANTARA PERSEPSI PERUBAHAN FISIK DENGAN KECEMASAN IBU MENOPAUSE DI DESA DERMASANDI KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia tahun mengenai Masa Menopause di Desa Karang Kepoh II Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN STIKes Bina Nusantara ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

AKTIVITAS FISIK DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA SISWA SMP PHYSICAL ACTIVITY IN STUDENTS WITH PREMENSTRUAL SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN SINDROM PRA MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG TAHUN 2011

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013

PERBEDAAN PREMENSTRUAL SYNDROME SEBELUM DAN SESUDAH SENAM YOGA PADA REMAJA PUTRI DI LEMBAGA PENDIDIKAN IHYAUL ULUM KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2 Agustus2012

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII dan VIII tentang Pre Menstruasi Syndrome (PMS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

TINDAKAN PERSONAL HYGINE (VULVA HYGINE) SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH X SURABAYA. Supatmi 1), Asta Adyani 2)

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK (OLAHRAGA) DENGAN TINGKAT NYERI DISMINORE PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK NU 1 KEDUNGPRING LAMONGAN TAHUN 2011

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

Transkripsi:

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension adalah kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Survey awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Lamongan mulai tanggal 5 22 Pebruari 2016 dari 10 remaja putri di dapatkan data 8 orang (80%) yang mengalami gejala premenstension dan 2 orang (20%) yang tidak mengalami premenstension. Gejala-gejala tersebut dapat di perkirakan dan biasanya terjadi secara reguler pada 7-14 hari sebelum menstruasi. Mengetahui tingkatan pengetahuan tentang premenstension pada siswi kelas X di SMA Negeri 1 Lamongan Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas X di SMA Negeri 1 Lamongan sebanyak 40 responden sampel sebanyak 30 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik berjumlah 19 orang (47,5), pengetahuan cukup berjumlah 16 orang (40), dan pengetahuan kurang berjumlah 5 orang (12,5) Pengetahuan remaja putri tentang premenstension sebagian besar remaja putri mempunyai pengetahuan yang baik 24 orang (60%). Remaja putri hendaknya mampu meningkatkan kemampuan tentang premenstension dengan cara membaca buku serta informasi lain yang dapat menambah pengetahuan tentang premenstension, sehingga dapat mencega gejala gejala yang timbul. Kata kunci : Pengetahuan, Premenstension. PENDAHULUAN Premenstension atau PMT merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita dan secara konsisten terjadi selama tahap luteal dari siklus menstruasi akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan menstruasi. Premenstrual syndrome juga sering disebut tegangan premestension (PMT). Gejala-gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada 7-14 hari sebelum menstruasi. (Saryono dan Waluyo S, 2009). Dalam kehidupan sehari-hari seorang wanita, apabila akan menstruasi dapat mengalami beberapa gangguan seperti ketegangan prahaid/premenstrual tension(mansjoer, 2001). Sindrom itu akan hilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi. Hal ini paling umum mempengaruhi para remaja dan wanita-wanita didalam awal

usia 20-50 tahun yaitu dimulai pada tahap pubertas dan berakhir pada tahap menopause. Selama masa reproduksi, sekitar 80-90% wanita yang mengalami menstruasi mendapat gejala seperti nyeri payudara, kembung, jerawat dan sembelit yang menandakan awal menstruasi. (Saryono dan Waluyo S, 2009). Prevalensi terjadinya PMT menurut beberapa sumber menyatakan bahwa 80-90% wanita mengalami gejala psikologis ringan dan normal, hanya 5% wanita menstruasi. Perkiraan untuk prevalensi PMT sejati adalah sekitar 5% (Glasier, 2006). Sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMT (Premenstesion). Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMT dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi (Soeltra, 2007). Berdasarkan data survey awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Lamongan mulai tanggal 15 sampai 22 Februari 2016 dari 10 remaja putri didapatkan data 8 orang (80%) yang mengalami gejala premenstension dan 2 orang (20%) yang tidak mengalami gejala premenstension. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya premenstension (PMT) secara pasti belum diketahui. Namun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya PMT yaitu faktor hormonal, kimiawi genetik, psikologis. faktor gaya hidup, sosial, budaya, biologi dan pengetahuan. Faktor hormonal yakni terjadi ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesterone berhubungan dengan PMT. (Saryono dan Waluyo S, 2009) Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan konsumsi gizi yang seimbang, mengurangi kafein dan natrium, latihan fisik atau olah raga serta suplemen vitamin B6 dan vitamin E (Dita Andita, 2010). Disamping itu juga diperlukan peningkatan peran petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan atau konseling tentang menstruasi dan permasalahannya sehingga remaja mempunyai pengetahuan dan informasi yang cukup serta mengetahui secara dini apabila timbul keluhan dan mengambil tindakan untuk mengatasinya (Saryono dan Waluyo S, 2009) TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui tingkatan pengetahuan tentang prementension pada siswi kelas X di SMA Negeri 1 Lamongan 2016. PEMBAHASAN Pada penelitian ini peneliti akan menguraikan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2016 di SMA Negeri 1 Lamongan. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel-tabel serta keterangan singkat dibawahnya untuk mempermudah pemahaman isi dari penelitian ini. Pada penyajian data dimulai dari hasil penelitian berupa gambaran umum sekolah, data umum dan data khusus. Data umum yang disajikan tentang karakteristik remaja putri berupa umur. Sedangkan data khusus yang disajikan berupa distribusi pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi. Lokasi penelitian SMA Negeri 1 Lamongan adalah satu pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lamongan yang terletak di JLn.

Veteran Lamongan Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Secara luas SMA Negeri 1 Lamongan adalah 12,897m² yang terbagi menjadi : Luas Bangunan : 6.343 m² Luas tanpa Bangunan : 6.554 m² Jumlah : 12.897 m² Daerah ini mudah di jangkau dengan alat transportasi roda 2 maupun roda 4 karena kondisi jalan yang baik. Persiapan dan pelaksanaan penelitian a. Langkah-langkah persiapan dalam penelitian: 1. Melakukan pra survey di SMA Negeri 1 Lamongan 2. Menyusun usulan penelitian dan mengajukan penelitian 3. Memperbaiki usulan penelitian dan konsultasi mengenai kerangka kuisioner. b. Langkah-langkah pelaksanaan dalam penelitian 1. Menyerahkan surat izin Kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Lamongan 2. Pada tanggal 28 Agustus 2016 dilaksanakan penelitian secara langsung kepada responden 3. Memproses dan menganalisis jawaban kuesioner yang terkumpul. 4. Menarik Kesimpulan 5. Menulis Laporan hasil Penelitian Hasil Penelitian Data Demografi 1. Jumlah Siswa Jumlah seluruh siswa 1500 siswa, yang terdiri dari : Kelas X Siswa perempuan : 368 orang 2. Fasilitas 1) Jumlah ruang guru: 1 unit 2) Jumlah ruang tata usaha : 1 unit 3) Jumlah ruang kelas : 40 unit 4) Perpustakaan : 1 unit 5) Musholah : 1 unit 6) Lapangan voli : 1 unit 7) Lapanga basket : 1 unit Data Umum A. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang, distribusi responden menurut umur disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 1.1. Distribusi umur remaja putri di SMA Negeri 1 Lamongan No. 1. 2. 3. Umur (tahun) 14 15 16 Jumlah 40 100 Sumber : Data primer, Agustus 2016. Berdasarkan tabel 1.1 dapat dijelaskan hampir sebagian setengahnya atau hampir sebagian remaja putri berumur 16 tahun yaitu sebanyak 19 orang (47,5%). Sedangkan umur remaja putri yang paling kecil berumur 14 tahun sebanyak 5 orang (12,5%). Data Khusus Pada data khusus dalam penelitian ini disajikan distribusi responden berdasarkan pengetahuan remaja remaja putri tentang premenstasion. Pengetahuan remaja putri tentang premenstasion saat menstruasi didapat dari 40 orang responden, distribusi responden berdasarkan pengetahuan remaja putri disajikan dalam tabel 1.2. Tabel 1.2 Distribusi pengetahuan remaja putri tentang F 5 16 19 Prosentase (%) (12,5) (40) (47,5)

No 1. 2. 3. premenstension di SMA Negeri 1 Lamongan 2015. Pengetahuan Prosenta F remaja putri se (%) Baik 24 60% Cukup 14 35% Kurang 2 5% Jumlah 40 100% Sumber : Data Primer, Agustus 2016. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik yaitu berjumlah 24 orang (60%). PEMBAHASAN Pada bagian ini peneliti membahas karakteristik responden (umur) dan tingkatan pengetahuan remaja putri tentang premenstension kelas X di SMA Negeri 1 Lamongan 2015. Karakteristik Responden a. Umur Berdasarkan tabel 1.1. dapat dijelaskan bahwa dari 40 responden sebagian berumur 16 tahun yaitu sebanyak 19 orang (47,5%). Terdapat 3 fase remaja yaitu : Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah termasuk fase remaja akhir. Dimana pada umur ini, remaja putri sudah baik dalam mengaplikasikan personal hygiene saat menstruasi. b. Tingkatan Pengetahuan Berdasarkan tabel 1.2. dapat diketahui bahwa dari 40 responden sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 24 orang (60%). Menurut Notoatmodjo S (2003:03) bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman dan berbagai macam sumber, misalnya media masa, media elektronik dan lain sebagainya. Pendapat tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Lamongan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup. Hal ini menunjukkan bahwa responden cukup memperoleh informasi dari berbagai sumber, diantaranya media masa dan media elektronik. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu umur. Dibawah ini akan dibahas mengenai gambaran pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi berdasarkan umur. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada lampiran 9, dapat ditemukan bahwa sebagian besar responden yang mempunyai pengetahuan cukup terdapat pada umur 15 tahun (37,5%). Menurut Hunlock (1998) yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani S (2001:134) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup dewasa. Dalam penelitian ini, teori diatas sesuai dengan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Lamongan bahwa sebagian besar responden yang berusia 15 tahun mempunyai pengetahuan cukup karena pada usia tersebut responden belum cukup dewasa dalam berpikir sehingga dalam menerima informasi tidak dapat dipahami sepenuhnya.

Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini masih banyak keterbatasan baik yang berasal dari peneliti maupun yang dikarenakan oleh hal lain seperti keterbatasan waktu penelitian, keterbatasan tersebut diantarannya: a. Sampel, yang digunakan sangat terbatas hanya menggambarkan pengetahuan saja sehingga hasilnya kurang digenerasikan. b. Instrumen. Kuesioner sebagai alat ukur atau alat pengambilan data tidak dilakukan uji validitas realibitas terlebih dahulu sehingga hasilnya belum bisa valid. c. Literatur. Buku yang digunakan acuan dan penelitian ini kurang memadai sehingga penelitian masih banyak memerlukan penyempurnaan PENUTUP Kesimpulan penelitian merupakan jawaban yng diperoleh hal yang dipertanyakan pada penelitian, ini berarti tujuan peneliti telah tercapai. Pengetahuan remaja putri (umur) sebagaian berusia 15-16 tahun yaitu 23 orang (57,5%). Glasier A, & Gebbie A, 2006, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: EGC Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam, (2008), Konsep Dan Penerapan Metodolog Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika Saryono dan Waluyo S, (2009), Sndrom Premenstuas, Yogyakarta : Nuha Medika Soekidjo Notoatmo, (2005), Metode Penelitan Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Suharsimi Arikunto, (2006), Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: EGC DAFTAR PUSTAKA A. Aziz Alimul Hidayat, (2007), Metode Penelitian Keperawatandan Teknik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika. Andira, Dita. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta : A Plus Books. Bubak, (2005), Buku Ajaran Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.