BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Azizah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat

Standar Proses Pembelajaran. Standar Isi. Lulusan. Peserta didik. Lingkungan. Standar Pembiayaan. Standar Sar. & Pras.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. dari hasil wawancara dengan informan, observasi di lapangan maupun datadata

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

V. PENUTUP SIMPULAN, FORMULASI, DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum seorang praktisi Public Relations memiliki tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kebudayaan R.I. Fuad Hasan berpendapat bahwa, "Sebaik apapun kurikulum jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan seorang anak dipengaruhi oleh tiga lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama kalangan swasta bersama-sama telah dan terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KODE ETIK PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kulonprogo, Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo,

SKRIPSI. Oleh Siti Romawiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Dian Indriansah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI SAMBUTAN MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI PADA ACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016

Oleh Witantri Daniar NIM

Tugas Kepala Sekolah Oleh : M. H. B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

Pelaksanaan pembelajaran KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT P2TK PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

resensi buku psikologi pendidikan

KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB I PENDAHULUAN. Baikitu organisasi formal maupun nonformal. Di dalam suatu. organisasi tersebut pasti selalu ada seseorang yang dianggap mempunyai

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENGANTAR 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khoirunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. Atas dasar. pembangunan dan pertumbuhan sosial ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Iklim perkembangan teknologi zaman yang begitu melesat serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan bangsa. Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003, merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini, fenomena pemasaran telah mengalami banyak perubahan mulai

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

KEHARUSAN DAN KEMUNGKINAN, SERTA BATASAN PENDIDIKAN. Ismail Hasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I. pasien selama 24 jam. Gillies (1994), menyatakan bahwa 60-70% sumber daya

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang. dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua orang tua tentunya menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, cerdas dan berkualitas. Hal itu, dalam prosesnya tidak bisa lepas dari peran seorang pendidik dan peran orangtua. Oleh karena itu, dalam konteks pendidikan peran orang tua sangat berpengaruh terhadap anak dari pada guru sekolah. Hal ini juga melihat, orang tua merupakan pendidik pertama yang ditemui anak sejak anak lahir serta orang tua lah yang memiliki waktu mengawasi lebih lama dibanding dengan pendidik di sekolah atau guru. Seperti semboyan Depdiknas yang berasal dari pemikiran seorang tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang berbunyi Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Semboyan ini mengandung pengertian, saat di depan peran orang tua sebagai pendidik yaitu dengan memberi contoh atau suri tauladan yang baik bagi anak-anaknya. Ketika orang tua berada di tengah anakanak, orang tua membimbing dan membina mereka. Adapun ketika berada di belakang, orang tua mengikuti dan mengawasi anak-anaknya. Allah Swt pun telah berfirman dalam dalam surat at-tahrin ayat 6, Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Menurut Zakiah Darajat (1987: 183) adapun tanggungjawab orang tua di sini adalah pertama, bertanggungjawab dalam mendidik atau memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lain di dalam kehidupannya. Kedua, memiliki tugas sebagai pemimpin keluarga untuk mengatur kehidupan anggota keluarganya. Ketiga, menjadi tauladan yang ideal. Keempat, mempunyai tanggungjawab di dalam kehidupan anggota keluarganya baik yang bersifat fisik dan materiil maupun mental spiritual. 1

2 Anak tumbuh dan berkembang maju ke depan mengikuti kemajuan zaman, bukan mundur ke belakang. Oleh karena itu, orang tua mengikuti anak-anak dalam artian mendampinginya dalam proses pendidikan menuju kedewasaan. Orang tua sebagai busur harus tepat mengarahkan anak panah menuju sasaran dengan tepat. Sehingga menurut Syafei (2002:7) bahwa perlu ada tiga syarat yang musti dipenuhi. Pertama, harus dilakukan dengan sengaja oleh orang dewasa. Kedua, musti ada tujuan yang akan dicapai. Adapun ketiga, objeknya adalah orang yang belum dewasa atau anak-anak. Unsur kesengajaan dalam pendidikan sebagai suatu tuntutan, dikarenakan tidak semua apa yang dilakukan oleh orang tua mengandung maksud edukasi. Tujuan umum dari pendidikan menurut Syafei (2002:12) adalah kedewasaan anak. Sedangkan tujuan khusus menurut Syafei (2002:13) dari pendidikan atau disebut juga pengkhususan tujuan umum timbul mengingat beragam faktor, dari jenis kelamin, pembawaan anak, usia, falsafah negara, kondisi bangsa, keadaan internal dan eksternal anak, dan lainnya. Pendidikan merupakan faktor utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu pendidikan amatlah penting dan sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Apabila dilihat dari fakta permasalahan pendidikan di formal, banyak anak yang memang kurang paham dalam memahami suatu pembelajaran, seperti halnya banyak anak yang harus mengulang dalam pelaksanaan ulangan baik itu ulangan harian, UTS maupun UAS. Dalam buku Psikologi Kependidikan oleh Abin. S.M (1975:275 ) meskipun tidak seluruh anak mengulang yang dilihat pada kelemahan segi akademis karena faktor sosio-ekonomis dan anthropologis, namun jumlah mengulang itu cukup banyak membawa konsekuensi bagi anak yang mengulang, akses-akses sosio-psikologis, pada umumnya karena kurangnya motivasi untuk belajar, sikap belajar yang kurang positif, perasaan rendah diri dan percaya diri. Permasalahan dalam layanan pendidikan formal tersebut, menjadi peluang bagi peran pendidikan nonformal. Menurut D. Sudjana (2004:74) berkaitan dengan peranan pendidikan nonformal dalam membantu sekolah dan masyarakat

3 terhadap masalah tersebut, peranan pendidikan nonformal dalam kaitan dengan pendidikan nonformal adalah sebagai pelengkap, penambah, dan pengganti pendidikan formal. Sebagai pelengkap (complementary education), pendidikan nonformal dapat menyajikan berbagai mata pelajaran atau kegiatan belajar yang belum termuat dalam kurikulum pendidikan formal sedangkan materi pembelajaran atau kegiatan belajar tersebut sangat dibutuhakan oleh anak didik dan masyarakat yang menjadi layanan pendidikan formal tersebut. Sebagai penambah (Suplementary education), pendidikan nonformal dapat memberi kesempatan tambahan pengalaman belajar dalam mata pelajaran yang sama di sekolah kepada mereka yang masih bersekolah atau mereka yang telah menamatkan jenjang pendidikan formal. Tambahan pengalaman belajar ini dilakukan ditempat yang sama atau ditempat lain dengan waktu yang berbeda, seperti halnya bimbingan belajar. Bimbingan belajar telah ada sejak lama, kehadirannya merupakan solusi bagi para pelajar untuk mendapatkan pelajaran extra diluar jam pelajaran formal. Menurut Nurihsan (2003:20) bahwa Bimbingan Belajar adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Kecemasan siswa dan orangtua telah menjadikannya peluang yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga bimbingan belajar. Oleh karena peluang tersebut, maka lahirlah lembaga-lembaga bimbingan belajar. Kondisi demikian menyebabkan adanya persaingan antar lembaga bimbingan belajar untuk berlomba-lomba menarik sebanyak mungkin siswa. Persaingan ini pun membuat lembaga bimbingan belajar berkompetensi dengan melakukan berbagai macam kegiatan pemasaran. Dari sisi konsumen dapat dilihat dari waktu ke waktu bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya arti pendidikan, akan tetapi bukan hanya itu saja mereka semakin pintar dalam memilih mana yang terbaik bagi mereka, singkatnya masyarakat Indonesia sudah mulai mengerti akan kualitas. Hal ini berlaku pada lembaga bimbingan belajar, dimana konsumen memiliki

4 pemikiran yang berbeda tentang sebuah lembaga bimbingan belajar. Jika ditinjau dari sisi konsumen, para konsumen memiliki needs and wants yang ingin dipenuhi, mereka memiliki alasan-alasan atau faktor-faktor yang membuat mereka tertarik untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen. Menurut Essael (1987:11) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu (1) faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen, (2) pengaruh lingkungan, (3) faktor strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam memberikan informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah harga, produk, distribusi dan promosi. Ketiga faktor tersebut juga menjadi dasar orang tua untuk memilih suatu lembaga bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi anak, oleh karena itu orang tua memiliki kriteria tersendiri dalam memilih lembaga bimbingan belajar yaitu memiliki tempat yang nyaman, terhindar dari kebisingan, memiliki SDM yang berkualitas, memiliki fasilitas belajar yang memadai, peduli terhadap siswa, memiliki bidang pelajaran motivasi belajar, dan bisa meningkatkan prestasi anak menuju prestasi ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan hal itu, terdapat beberapa ungkapan mengenai alasan orang tua memilih lembaga bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi anak yaitu orangtua yang anaknya di sekolah cukup berprestasi berusaha mempertahankan prestasi anak, yaitu kekhawatiran orangtua terhadap peringkat anaknya yang takut menurun, memberikan aktivitas yang positif untuk sang anak, ada yang memantau perkembangan belajar sang anak ketika orangtua sibuk, harga bimbel yang sudah semakin terjangkau, berita mouth to mouth dari teman atau orangtua lain bahwa semenjak di bimbelkan nilai anaknya bertambah baik, dan mencari tempat yang bisa membantu mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah (PR) agar nilai harian bisa diperoleh secara maksimal.

5 Dari hasil penelitian di lapangan, didapat ada beberapa hal yang dilakukan lembaga bimbingan belajar dalam rangka promosi produk bimbel, yaitu menyebarkan informasi berupa leaflett mengenai keberadaan bimbel di setiap kesempatan, memasang spanduk yang menarik dan jelas bahwa di tempat tersebut ada bimbingan belajar, meminta murid yang sudah les di tempat untuk mengajak temannya mendaftar yang nantinya anak tersebut akan mendapatkan reward kepada yang sudah mengajak temannya, menjaga kualitas pengajaran dan kualitas tentor termasuk masalah penampilan mereka dan cara penyampaian materi, mengevaluasi siswa lewat pre atau post test dan memiliki catatan-catatan khusus untuk tiap siswa untuk disampaikan kepada orangtua, sehingga mereka betulbetul merasa anaknya diperhatikan, membuat suasana bimbel berbeda dengan sekolah, melayani kebutuhan siswa dan berusaha untuk mengenal siswa lebih dekat secara personal, selalu mengevaluasi ketika ada siswa yang keluar mengenai penyebabnya, agar bisa diperbaiki jika memang ada kesalahan, buat hal-hal yang membuat siswa merasa in group dengan bimbel dan teman-teman mereka di bimbel, selalu berinovasi untuk pengembangan metode belajar, melibatkan siswa pada aktivitas lain yang masih berkaitan dengan pelajaran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk memfokuskan penelaahan pada peranan orangtua dalam memilih lembaga bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi anak. Oleh karena itu, penulis menentukan judul penelitian ini yaitu Peranan Orangtua dalam Memilih Lembaga Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Prestasi Anak (Studi kasus pada orang tua siswa lembaga bimbingan belajar FAMILY PRIVAT yang berada di Jl. Bhayangkara Gg. Rawasalak No.42 Rt. 03 Rw. 07 Kel. Sriwidari Kec. Gunung Puyuh Kota Sukabumi).

6 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang diambil dari hasil studi lapangan di Lembaga Bimbingan Belajar FAMILY PRIVAT, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Pada dasarnya setiap orangtua menginginkan anaknya memiliki prestasi akademik yang semakin lama semakin membaik, oleh karena itu pada orangtua siswa di Lembaga Bimbingan Belajar FAMILY PRIVAT ditemukan adanya kekhawatiran orang tua dalam penurunan prestasi anak. 2. Setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda dalam memahami pembelajaran di sekolah, oleh karena itu pada siswa di Lembaga Bimbingan Belajar FAMILY PRIVAT ditemukan adanya permasalahan anak dalam kurangnya memahami pembelajaran di formal. 3. Orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membimbing pembelajaran anak. Namun, sebagian besar pada orangtua siswa di Lembaga Bimbingan Belajar FAMILY PRIVAT ditemukan adanya kesibukan orangtua dalam membimbing pembalajaran anak. 4. Adanya rasa bangga orangtua terhadap prestasi anak yang baik, melalui Lembaga Bimbingan Belajar. Oleh sebab itu banyak orangtua siswa di Lembaga Bimbingan Belajar FAMILY PRIVAT menganggap yakin ketika anaknya masuk ke Lembaga Bimbingan Belajar maka dari segi prestasi anak akan membaik sehingga akan bisa menjadikan orangtua bangga dengan prestainya yang baik. 5. Ketika orangtua menginginkan anaknya memiliki prestasi yang baik, maka hal tersebut akan terjadi apabila orangtua melakukan sebuah usaha dengan sebaikbaiknya. Namun, pada orangtua siswa di Lembaga Bimbingan Belajar FAMILY PRIVAT masih adanya orangtua yang memiliki prinsip tidak mau repot dalam mendidik anak.

7 Berdasarkan hal tersebut, agar dalam penelitian ini lebih terfokus maka ditentukan rumusan masalah yaitu peranan orangtua dalam memilih Lembaga Bimbingan Belajar untuk meningkatkan prestasi anak. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui data tentang layanan yang diberikan Lembaga Bimbingan Belajar kepada konsumen. 2. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman orangtua terhadap Lembaga Bimbingan Belajar. 3. Untuk mengetahui peranan orangtua dalam memilih Lembaga Bimbingan Belajar. 4. Untuk mengetahui perubahan prestasi anak ketika sudah dimasukan ke lembaga bimbingan belajar. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap penelitian dan bertujuan untuk mengetahui kondisi-kondisi aspek tingkah laku manusia, gejala-gejala dan fenomena-fenomena yang nampak. 2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab antara penulis sebagai peneliti dengan responden, yang terfokus pada permasalahan yang sedang diteliti yaitu mengenai peranan orangtua dalam memilih Lembaga Bimbingan Belajar untuk meningkatkan prestasi anak.

8 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan mengenai layanan yang diberikan oleh Lembaga Bimbingan Belajar kepada konsumen, mengenai pengetahuan orangtua terhadap bimbingan belajar, mengenai peranan orangtua dalam memilih Lembaga Bimbingan Belajar serta perubahan prestasi anak ketika sudah dimasukkan ke Lembaga Bimbingan Belajar. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dan acuan bagi peneliti lainnya yang merasa tertarik untuk meneliti permasalahan yang sama. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis bagi peneliti dapat memberikan tambahan wawasan dan lebih mengerti serta memahami tentang layananan yang diberikan oleh Lembaga Bimbingan Belajar kepada konsumen, mengenai pengetahuan orangtua terhadap bimbingan belajar, mengenai peranan orangtua dalam memilih Lembaga Bimbingan Belajar serta perubahan prestasi anak ketika sudah dimasukkan ke Lembaga Bimbingan Belajar. Selain itu manfaat bagi Lembaga Bimbingan Belajar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan melakukan strategi pemasaran berikutnya agar lebih baik. Tentunya penelitian ini juga diharapkan berguna bagi pihak lain sebagai sumber informasi dan diharapkan dapat memberi manfaat. F. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penulisan skripsi ini penulis susun sebagai berikut : Bab I, berisi pendahuluan yang mencakup : Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, serta Struktur Organisasi Skripsi. Bab II, berupa Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian yang secara garis besarnya mencakup : layanan Lembaga Bimbingan Belajar, pemahaman orangtua terhadap bimbingan belajar, peranan orangtua dalam

9 memilih Lembaga Bimbingan Belajar serta perubahan prestasi anak ketika sudah dimasukkan ke Lembaga Bimbingan Belajar. Bab III, berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut : Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, Desain Penelitan dan Justifikasi Pemilihan Desain Penelitian, Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasionalnya, serta Analisis Data. Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni : Pengolahan atau Analisis Data dan Pembahasan atau Analisis Temuan yang meliputi tentang gambaran mengenai layanan Lembaga Bimbingan Belajar, pemahaman orangtua terhadap bimbingan belajar, peranan orangtua dalam memilih Lembaga Bimbingan Belajar serta perubahan prestasi anak ketika sudah dimasukkan ke lembaga bimbingan belajar. Bab V, berisikan tentang Kesimpulan dan Saran.