Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Rtibhuwana Tunggadewi Malang 2), 3)

1. BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN DISTRIBUSI JENIS PENGGUNAAN KB DI DESA CINGCIN KECAMATAN SOREANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan kependudukan.pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia, yang salah satu caranya dengan kontrasepsi. kontrasepsi yang akan dipilihnya baik meliputi cara pemasangan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin nyata. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

PENGETAHUAN MEMPENGARUHI PEMILIHAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR YANG MEMERIKSAKAN DIRI BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI TANGERANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

INTISARI. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Produksi ASI, 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, 3 Puskesmas Perawatan Kelua Kabupaten Tabalong

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

GUSTI AYU RATNA ADI SARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kepadatan penduduk di Indonesia berdasarkan data sensus penduduk 2010

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Efek Samping Akibat Penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Rahim dan Kontrasepsi Suntik di Puskesmas Taman Sari Kota Bandung Tahun 2015 Illustration side effect consequence using intra uterine device and contraceptive injection in puskesmas tamansari bandung city year 2015 1 Dewi Kurniawati Konoras, 2 Sadiah Achmad, 3 Yuniarti 1 Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,Universitas Islam Bandung 2 Bagian biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3 Bagian anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 kurniadewi28@ymail.com, 3 candytone26@gmail.com Abstract. Indonesian population growth rate is increasing, therefore, to reduce the rate of growth it is carried out program KB (Family Planning) using a method of contraception. Contraception is an attempt to prevent pregnancy. There are a wide variety of contraceptive use. in Indonesia, especially in West Java is the IUD and injectable contraceptives, This study aims to find out about the side effects of the use of IUDs and contraceptive injections. This research uses descriptive method with cross sectional approach, this study uses primary data in the form of questionnaires conducted in PuskesmasTamansari Bandung in the period from January to December, 2015. The results showed that side most effects complained by IUD uses is leukorrhea 10 people (33.3%), menstrual cycles become longer 6 people (20.0%), feeling uncomfortable during intercourse 5 people ( 16.755) and often the most complained by the acceptor of contraceptive injection is blood during menstruation become more 25 persons (83.3%), weight increase 17 people (56.7%). From this study it can be concluded that the side effects most complained by the acceptor IUD is leukorrhea and side effects of contraceptive injections that most complained is blood during menstruation becomes much more. Keyword : Contraception, Contraceptive Injections, IUD Abstrak. Laju pertumbahan penduduk Indonesia semakin meningkat, oleh karena itu untuk menekan laju pertumbuhan maka dilaksanakan program KB (Keluarga Berencana) dengan menggunakan metode kontrasepsi. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Terdapat berbagai macam kontrasepsi yang digunakan. Di Indonesia terutama di Jawa Barat adalah AKDR dan kontrasepsi suntik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang efek samping dari penggunaan AKDR dan kontrasepsi suntik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang dilakukan di Puskesmas Tamansari Kota Bandung pada periode Januari-Desember 2015. Hasil penelitian menunjukkan efek samping yang sering dikeluhkan oleh akseptor AKDR terutama yaitu adanya keputihan berjumlah 10 orang (33,3%), siklus haid jadi lebih lama berjumlah 6 orang (20,0%), merasakan tidak nyaman pada saat berhubungan intim berjumlah 5 orang (16,75) dan yang sering dikeluhkan oleh akseptor kontrasepsi suntikan terutama yaitu darah saat haid menjadi lebih banyak berjumlah 25 orang (83,3%), berat badan meningkat berjumlah 17 orang (56,7%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efek samping yang banyak dikeluhkan oleh akseptor AKDR adalah adanya keputihan dan efek samping kontrasepsi suntik yang banyak dikeluhkan adalah darah saat haid menjadi lebih lama. Kata Kunci: Alat Kontrasepsi dalam Rahim, Kontrasepsi, Kontrasepsi Suntik. 1070

Gambaran Efek Samping Akibat Penggunaan Alat Kontrasepsi 1071 A. Pendahuluan Menurut World Health Organization (WHO), keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasang suami istri untuk mendapatkan keturunan, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengantur interval di antara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami-istri, serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas keluarga maupun individu-individu di dalamnya sehingga dapat tercipta keluarga yang memiliki jumlah anak ideal, sehat, sejahtera, berpendidikan, berketahanan, serta terpenuhi hak-hak reproduksinya (Saifuddin, 2006). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah yang dihadapi salah satunya adalah dibidang kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2011 bisa mencapai 241 juta jiwa padahal target pemerintah untuk tahun 2013 hanya 243 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun diperkirakan mencapai 4,9%, oleh karena itu Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi itu dengan mengajak semua pihak untuk bekerja keras dalam melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan pertambahan jumlah penduduk dengan metode keluarga berencana (KB) atau kontrasepsi. Jenis kontrasepsi yang tepat mencegah kehamilan untuk jangka panjang adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan Kontrasepsi Suntik (BKKBN, 2011). Berdasarkan data BKKBN diketahui, bahwa di Indonesia yang menggunakan metode kontrasepsi dengan suntik sebanyak 58,25%, pil sebanyak 24,37%, AKDR 7,23%, implant sebanyak 4,16%, Metode Operatif Wanita (MOW) sebanyak 3,13%, Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 1,03%, kondom sebanyak 0,68% (BKKBN, 2011) Berdasarkan data BKKBN provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 cakupan KB di wilayah Jawa Barat adalah sebagai berikut : KB Suntik sebesar 54,38%, Pil sebesar 30,17%, AKDR sebesar 12,35%, Implant sebesar 4,57, MOW sebesar 2,53%, MOP sebesar 1,03%, dan kondom sebesar 1,21% (BKKBN, 2011) Pada penelitian I. Wayan Sumawan dan Ernawati pada tahun 2006 yang berjudul Cost Effectiveness Analysis of IUD, Injection and Pill Contraception Methods throught Quality of Life Aprroach Beberapa hal yang sering dikeluhkan oleh akseptor AKDR pada saat memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan diantaranya 10% akseptor AKDR melaporkan gangguan menstruasi, 4% per tahun akseptor AKDR melepas AKDR akibat peningkatan jumlah darah menstruasi, nyeri, dan spotting di antara menstruasi. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Desa Duri wetan Kecamatan Maduran Lamongan Tahun 2013 terhadap akseptor KB suntik 3 bulan dari 10 akseptor 70% di antaranya mengalami gangguan menstruasi, peningkatan berat badan, sakit kepala dan lamanya kembali ke masa fertilitas. 5 Kelurahan Tamansari merupakan salah satu daerah padat penduduk dengan jumlah penduduk sebesar 24.897 jiwa, adanya kepadatan penduduk menimbulkan tingginya masalah kesehatan salah satunya adalah masalah kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Program KB termasuk ke dalam salah satu upaya kesehatan puskesmas, yaitu upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

1072 Dewi Kurniawati Konoras, et al. berencana.sehingga peneliti tertarik untuk meneliti ini. Apakah jenis kontrasepsi yang digunakan di puskesmas tamansari kota bandung, bagaimanakah efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim dan kontrasepsi suntik di puskesmas tamansari kota bandung. Tujuannya untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang digunakan di puskesmas tamansari dan untuk mengetahui efek samping yang timbulkan akibat penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim dan kontrasepsi suntik. B. Metode Penelitian Rancangan Penelitian Metode penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional study. Gambaran efek samping diukur dengan menggunakan kuisoner yang sudah divalidasi. Software yang adalah SPSS for windows versi 18.0 C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas tamnsari kota bandung. Dengan subjek penelitian adalah adalah ibu-ibu yang datang ke puskesmas tamansari kota bandung yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Distribusi Usia Akseptor AKDR dan Kontrasepsi Suntik Usia Akspetor Kontrasepsi AKDR Akseptor Kontrsepsi Suntikan N % N % < 30 Tahun 15 50.0 13 43.3 31-40 Tahun 15 50.0 10 33.3 40-50 Tahun 0 0.0 6 20.0 > 50 Tahun 0 0.0 1 3.3 TOTAL 30 100.0 30 100.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa kontrasepsi AKDR digunakan oleh akseptor kelompok usia dibawah 30 tahun sebanyak 15 orang dan kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 15 orang. Selain itu, kontrasepsi suntikan juga digunakan oleh akseptor kelompok usia dibawah 30 tahun sebanyak 13 orang (43.3%), sedangkan kelompok usia 31 40 tahuan sebanyak 10 orang (33.3%), kelompok usia 40-50 tahun sebanyak 6 orang (20.0%), dan kelompok usia di atas 50 tahun sebanyak 1 orang (3.3%). Gambaran Efek Samping yang Diakibatkan Penggunaan AKDR Gambaran efek samping yang diakibatkan oleh penggunaan AKDR adalah sebagai berikut : Tabel 1 efek samping AKDR Jenis Kontrasepsi AKDR Keluhan Mengalami keputihan Siklus haid lebih lama Ya Tidak Total N % N % N % 10 33.3 20 66.7 30 100.0 6 20.0 24 80.0 30 100.0 Merasa nyeri saat 3 10.0 27 90.0 30 100.0 Volume 2, No.2, Tahun 2016

Gambaran Efek Samping Akibat Penggunaan Alat Kontrasepsi 1073 haid Darah saat haid lebih banyak 2 6.7 28 93.3 30 100.0 Kurang darah 3 10.0 27 90.0 30 100.0 Merasa nyaman tidak 5 16.7 25 83.3 30 100.0 Rata-Rata 5 16.7 25 83.3 30 100.0 Pada tabel 4.3 menunjukkan efek samping yang paling sering dialami oleh para akseptor AKDR di Puskesmas Tamansari Kota Bandung periode Januari - Desember 2015 adalah keluhan mengalami keputihan, yaitu sebanyak 10 orang (33.3%). Rincian lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3. Gambaran Efek Samping yang Diakibatkan Penggunaan Kontrasepsi Suntik. Jenis Kontrasepsi Suntikan Keluhan Siklus haid tidak lancar Darah saat haid lebih banyak Mengalami pendarahan Ya Tidak Total N % N % N % 2 6.7 28 93.3 30 100.0 25 83.3 5 16.7 30 100.0 17 56.7 13 43.3 30 100.0 Terdapat bercak 12 40.0 18 60.0 30 100.0 Berat meningkat badan 17 56.7 13 43.3 30 100.0 Timbul jerawat 6 20.0 24 80.0 30 100.0 Rata-Rata 13 43.3 17 56.7 30 100.0 Pembahasan 1. Distribusi Usia Akseptor AKDR dan Kontrasepsi Suntik Dari hasil tabel 4.2 menunjukkan distribusi usia akseptor pada masing-masing kelompok jenis kontrasepsi. Usia akseptor kontrasepsi AKDR tertinggi pada usia kurang dari 30 tahun sebanyak 50.0% dan pada usia antara 31-40 tahun sebanyak 50.0%, sedangkan pada usia antara 40-50 tahun sebanyak 0.0% dan pada usia lebih dari 50 tahun sebanyak 0.0%. Usia akseptor Usia akseptor kontrasepsi suntikan tertinggi pada usia kurang dari 30 tahun sebanyak 43.3%, sedangkan pada usia antara 31-40 tahun sebanyak 33.3%, pada usia antara 41-50 tahun sebanyak 20.0%, dan pada usia lebih dari 50 tahun sebanyak 3.3%.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Johana D. Bernadus tahun 2013 di Puskesmas Jailolo yang menyatakan bahwa usia pemakaian AKDR di atas 30 tahun lebih memilih AKDR karena secara fisik kesehatan reproduksi sudah lebih matang dan merupakan tolak ukur tingkat kedewasaan seseorang. Makin bertambahnya usia seseorang dikatakan makin dewasa dalam pikiran dan tingkah laku. Usia di atas 30 tahun merupakan masa menjarangkan dan mencegah kehamilan sehingga pilihan kontrasepsi lebih ditujukan pada kontrasepsi jangka panjang. Sedangkan Responden berusia kurang dari 30 tahun lebih memilih non AKDR karena usia tersebut merupakan masa menunda kehamilan sehingga pilihan kontrasepsi selain dari AKDR yaitu pil, suntikan, implan, dan kontrasepsi sederhana. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

1074 Dewi Kurniawati Konoras, et al. 2. Gambaran Efek Samping yang Dikeluhkan oleh Akseptor AKDR Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa efek samping yang dikeluhkan oleh para akseptor kontrasepsi AKDR di Puskesmas Tamansari Kota Bandung adalah mengalami keputihan, siklus haid lebih lama dari biasanya, merasa nyeri saat haid, darah saat haid keluar lebih banyak, adanya gejala kurang darah, dan merasa tidak nyaman saat berhubungan intim. Kontrasepsi selain memberikan manfaat juga dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang banyak ditimbulkan oleh akseptor AKDR adalah keputihan. Keputihan adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. keputihan biasanya bersifat fisiologis atau patologis. Hal ini disebabkan karena adanya dengan adanya AKDR, dapat menimbulkan terjadinya reaksi terhadap benda asing dan memicu pertumbuhan jamur kandida yang semula saprofit menjadi pathogen sehingga terjadi kandidasis vagina dengan gejala timbulnya keputihan yang berlebihan. Sedangkan efek samping yang paling sering dikeluhkan oleh para akseptor kontrasepsi AKDR adalah mengalami keputihan. Hal ini sesuai dengan penelitian Intan Riyadhul Jannah pada tahun 2011 yang mengatakan bahwa efek samping yang sering di keluhkan akibat penggunaan AKDR adalah keputihan. 3. Gambaran Efek Samping yang Dikeluhkan Oleh Kontrasepsi Suntik. Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa efek samping yang dikeluhkan oleh para akseptor kontrasepsi suntikan di Puskesmas Tamansari Kota Bandung adalah siklus haid tidak lancar, darah saat haid lebih banyak keluar, mengalami pendarahan, berat badan meningkat, dan timbul jerawat. Sedangkan efek samping yang paling sering dikeluhkan oleh para akseptor kontrasepsi suntikan adalah darah saat haid lebih banyak keluar disebabkan karena adanya gangguan hormonal. Hal ini sesuai dengan penelitian Ningsih AF, Kartikasari pada Tahun 2013 terhadap akseptor KB suntik 3 bulan dari 10 akseptor 10% di antaranya mengalami gangguan menstruasi, peningkatan berat badan, sakit kepala dan lamanya kembali ke masa fertilitas. 5. D. Simpulan Dari data dan uji statistik, didapatkan simpulan sebagai berikut : 1. Jenis kontrasepsi yang digunakan di Puskesmas Tamansari Kota Bandung pada penelitian ini adalah AKDR dan kontrasepsi suntik dengan jumlah AKDR 30 orang (50.0%) dan kontrasepesi suntik 30 orang (50,0%). 2. Efek samping yang banyak dikeluhkan oleh akseptor AKDR adalah adanya keputihan (33,3%) dan efek samping yang banyak dikeluhkan akseptor kontrasepsi suntik adalah darah saat haid menjadi lebih banyak (83.3%) E. Saran Saran Akademis 1. Disarankan untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang efek samping dari kontrasepsi sebaiknya dilakukan dengan cara diwawancara kepada akseptornya. 2. Disarankan untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang efek samping kontrasepsi yang lainnya. Saran Praktis 1. Dengan didapatkan hasil penelitian ini diharapkan dokter untuk lebih mensosialisasikan tentang efek samping penggunaan kontrasepsi sehingga dapat dicegah komplikasi serius yang mungkin akan ditimbulkan. Volume 2, No.2, Tahun 2016

Gambaran Efek Samping Akibat Penggunaan Alat Kontrasepsi 1075 2. Memberikan motivasi kepada para akseptor kontrasepsi agar mau berkomunikasi lebih lanjut kepada dokter kandungan atau bidan tentang keluhannya. Daftar Pustaka BKKBN. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB; 2011. Tersedia di www.bkkbn.go.id BKKBN. Data peserta KB Propinsi Jawa Barat tahun 2011. jabar.bkkbn.go.id I. Wayan Sumawan dan Ernawati Cost Effectiveness Analysis of IUD, Injection and Pill Contraception Methods throught Quality of Life Aprroach tahun 2006. Tersedia di http://journal.unair.ac.id/filerpdf/5.wayan%20sumawan.pdf. Intan Riyadhul Zannah. (2011). Gambaran Keluhan-Keluhan Akibat Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada Akseptor IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Kota Bandung. Tersedia di http://jurnal.unpad.ac.id/index.php/ejournal/article/view/613. Johana D. Bernadus Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Bagi Akseptor KB Di Puskesmas Jailolo Pada Tahun 2013 Tersedia di http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eners/article/view/1760. Ningsih AF, Kartikasari Hubungan Pengetahuan Tentang Efek Samping Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA) Dengan Tingkat Kecemasan Akseptor KB Suntik 3 Bulan Di Desa Duriwetan Kecamatan Maduran Lamongan. Tersedia di http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/47-55-ratih.pdf. Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016