V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini berdiri sejak bulan Januari 2008. Usaha ini didirikan oleh Bapak Dandan Subiandanu bersama istrinya Ibu Lucy Ekayanti. Rinadya Yoghurt diambil dari gabungan keempat nama putera dan puteri mereka yaitu Nabila Pratami, Raudya Puteri, Nasywa Nazifah, dan Muhammad Riandya. Pada perkembangannya, pendirian usaha ini dilatarbelakangi oleh keahlian pemilik dalam melihat peluang terhadap permintaan yoghurt yang semakin meningkat dan digemari masyarakat, terutama masyarakat yang mengerti khasiat dari yoghurt. Selain itu, produk yoghurt termasuk barang yang bersifat fast moving atau cepat laku dan prospek usaha yoghurt ini sangat bagus ke depannya. Rinadya Yoghurt memulai usahanya dengan investasi awal sebesar Rp 5.000.000,-. Investasi ini terdiri dari mesin freezer, panci stainless steel, thermometer, plastik vakum, plastik es mambo, mesin cup sealer, dan mesin sealer plastik biasa. Untuk membeli bahan bakunya, Ibu Lucy hanya mengeluarkan modal awal yang terbilang kecil yaitu Rp 200.000,- untuk membeli susu segar, gula, susu skim, dan pasta aneka rasa buah. Pada awal merintis usaha, Rinadya Yoghurt mengemas yoghurt dalam kemasan botol plastik dan pemasaran yoghurt dilakukan melalui penjualan dari rumah ke rumah dan warung di sekitar komplek perumahan. Namun, karena permintaan yang terus meningkat, kemasan botol plastik dirubah menjadi ke dalam kemasan plastik pouch (plastik vakum) dengan ukuran 500 ml hingga 1 liter. Saat ini pemasaran dan promosi sudah dilakukan melalui media internet dengan menggunakan website. Adanya promosi yoghurt yang dilakukan melalui website, meningkatkan penjualan dan permintaan akan yoghurt. Kapasitas produksi Rinadya Yoghurt mencapai 40 hingga 50 liter per hari. Wilayah pemasarannya tidak hanya di daerah sekitar Bogor, tetapi sudah menyebar hingga wilayah Jakarta dan Bekasi. Rinadya Yoghurt memproduksi yoghurt berdasarkan pesanan konsumen (job order). Hal ini dikarenakan menyesuaikan dengan selera konsumen terhadap 39
aneka rasa yang akan dipesan. Hal ini juga dapat menekan tingkat kerugian karena stok yoghurt yang hanya tahan selama satu minggu untuk kemasan plastik pouch (plastik vakum) dan satu bulan untuk kemasan plastik es mambo. Selain itu, Rinadya Yoghurt juga memberikan pelayanan pesan antar (delivery service) secara gratis hanya untuk kawasan sekitar Bogor. Rinadya Yoghurt sampai saat ini belum memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor maupun sertifikasi halal dan izin dari Departemen Kesehatan. Hal ini dikarenakan masih minimnya modal yang dimiliki oleh pihak Rinadya Yoghurt untuk mengurus perizinan. Meskipun belum memiliki SIUP maupun izin dari dinas keamanan pangan terkait, Rinadya Yoghurt telah memiliki Surat Keterangan Usaha (SKU) yang dikeluarkan oleh Kecamatan Ciomas dimana daerah tempat pemilik usaha ini tinggal. Surat keterangan inilah yang meyakinkan konsumen bahwa usaha ini adalah legal. 5.2 Visi, Misi, dan Tujuan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Untuk bersaing dalam industri pengolahan, Rinadya Yoghurt harus memiliki arahan yang jelas dalam memasarkan usahanya. Namun, ketiga hal tersebut secara umum sudah tersirat di dalam wawancara dengan pemilik perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Rinadya Yoghurt, pernyataan mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan tersirat pada positioning yang diberikan pada produk yoghurt. Positioning pada produk Rinadya Yoghurt adalah menawarkan solusi kesehatan dengan minuman yoghurt tanpa campuran bahan pengawet atau penstabil, karena mengutamakan faedah untuk minuman kesehatan keluarga. Sehingga dapat dinyatakan bahwa visi Rinadya Yoghurt adalah menjadi industri penghasil yoghurt yang memiliki kualitas terbaik yang dapat mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat. Misi Rinadya Yoghurt adalah memperkenalkan yoghurt sebagai minuman kesehatan dalam pemenuhan gizi masyarakat, dan menyediakan pangan bergizi dengan harga yang terjangkau. Adapun tujuan Rinadya Yoghurt adalah mampu 40
menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. 5.3 Lokasi Rinadya Yoghurt Usaha rumah tangga Rinadya Yoghurt terletak di Perumahan Bukit Asri blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Lokasi ini merupakan tempat tinggal pemilik usaha dan keluarga sekaligus dijadikan sebagai tempat produksi yoghurt. Tempat usaha ini memiliki luas sebesar 40 m 2. Lokasi ini memiliki letak yang strategis, karena terletak di sekitar komplek perumahan dan tidak jauh dari kota dan daerah pemasarannya. 5.4 Struktur Organisasi Rinadya Yoghurt Struktur organisasi dalam suatu perusahaan menggambarkan suatu hubungan tanggung jawab dan wewenang yang ada pada perusahaan serta memberikan kejelasan dalam menentukan pembagian tugas. Struktur organisasi Rinadya Yoghurt masih sederhana, hanya terdiri pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian pengadaan bahan baku, dan bagian pemasaran. Hal ini berpengaruh pada kegiatan usaha Rinadya Yoghurt yang mengakibatkan kinerja usaha menjadi kurang optimal. Sehingga masih terdapat pekerja yang merangkap melakukan pekerjaan yang lain. Struktur organisasi Rinadya Yoghurt dapat dilihat pada Gambar 4. 41
Pemilik Perusahaan Bagian Pengadaan Bahan baku Bagian Produksi Bagian Pemasaran Karyawan Karyawan Gambar 4. Struktur Organisasi Rinadya Yoghurt Sumber: Rinadya Yoghurt, 2011 Pemilik dalam usaha Rinadya Yoghurt adalah Bapak Dandan Subiandanu selaku pengelola utama yang bertanggung jawab terhadap setiap keputusan yang diambil dan berwenang untuk menetapkan kebijakan seluruh aktivitas usaha mulai dari hal-hal yang berhubungan dengan pemasok bahan baku, proses produksi, pemasaran produk, dan pengelolaan keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Pemilik dan karyawan mempunyai hubungan kekeluargaan yang harmonis. Dalam pengadaan bahan baku biasanya dilakukan oleh Bapak Dandan bersama dengan istrinya yaitu Ibu Lucy. Pada bagian pemasaran dilakukan juga oleh pemilik. Pemilik bertugas memasarkan yoghurt ke konsumen, sedangkan pada bagian produksi dikerjakan oleh istrinya bersama dengan dua orang karyawannya. Selain itu, Ibu lucy juga bertanggung jawab mengelola keuangan perusahaan dan memberikan masukan kepada pemilik sebelum memutuskan sesuatu. Adanya keterbatasan tenaga kerja dan belum adanya pembagian tugas yang jelas, hal ini menyebabkan adanya tugas dan tanggung jawab yang tumpang tindih pada pekerja. 5.4.1 Jam Kerja Produksi Rinadya Yoghurt beroperasi setiap hari Senin hingga Sabtu dengan jam kerja dibagi menjadi dua shift, yaitu shift pertama mulai pada pukul 08.00 WIB 42
hingga pukul 12.00 WIB dan shift kedua dimulai pada pukul 16.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Untuk tenaga kerja harian umumnya bekerja pada shift pertama, karena hanya bertugas pada proses pengemasan produk. Sedangkan pada shift kedua dikerjakan oleh pemilik yang bertugas dalam proses produksi. 5.4.2 Sistem Upah Sistem pemberian upah didasarkan atas jumlah hari kerja tenaga kerja atau berapa kali tenaga kerja melakukan pekerjaan produksinya selama satu bulan dengan tingkat upah yang disesuaikan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bogor. Pembayaran upah dilakukan sebulan sekali. Jika ada pekerjaan tambahan atau ada order tambahan maka tenaga kerja akan diberikan bonus atau insentif. Jumlah tenaga kerja upahan disesuaikan dengan banyaknya order yang diterima dari pelanggan. 5.5 Kegiatan Produksi Perusahaan Kegiatan produksi Rinadya Yoghurt menghasilkan produk yoghurt. Kegiatan produksi dimulai dengan pengadaan bahan baku utama berupa susu segar dan bahan baku penolong yang kemudian diproduksi dengan menggunakan mesin pengolah yoghurt sampai menghasilkan produk yoghurt. Produk yang dijual oleh Rinadya Yoghurt adalah produk yoghurt kemasan plastik pouch ukuran 500 ml dan produk yoghurt es mambo. Untuk memproduksi yoghurt tersebut ada beberapa proses produksi yang dilakukan perusahaan. Proses produksi yoghurt yang baik dan layak konsumsi memerlukan persyaratan kesterilan alat-alat dan lingkungan tempat kerja. Pada proses pengolahan yoghurt, Rinadya Yoghurt menggunakan masker dan lilin sebagai pemanas untuk menghindari kontaminasi bakteri dari lingkungan. Rinadya Yoghurt sangat mengutamakan kebersihan untuk menjaga kualitas yoghurt. Kualitas yoghurt yang baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang tinggi, dan tidak menggunakan bahan pengawet merupakan kekuatan bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya. Adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan secara umum dalam proses pembuatan yoghurt, yaitu : 43
1. Penyaringan dan pencampuran bahan baku Saring susu segar ke dalam panci stainless untuk kemudian dicampurkan dengan susu skim dan gula. 2. Pemanasan Campuran susu segar, susu skim, dan gula tersebut kemudian dipanaskan pada kompor dengan api kecil dan diaduk hingga mencapai suhu 90 C (sekitar 30 menit). Pemanasan ini diperlukan untuk membunuh mikroba yang terdapat pada susu. 3. Pendinginan Setelah selesai dipanaskan, proses selanjutnya adalah pendinginan untuk menurunkan suhu. Penurunan suhu dapat dipercepat dengan menyimpan panci stainless pada ember yang berisi air. 4. Pencampuran Bakteri Siapkan dua nyala api untuk proses pencampuran bakteri agar tidak ada bakteri di lingkungan sekitar. Pencampuran bakteri Streptococcus Thermopillus dan Lactobacillus Bulgaricus dilakukan saat suhunya sudah turun. Kemudian, diaduk dan ditutup rapat sehingga akan terjadi proses fermentasi dengan sendirinya. Proses fermentasi terjadi selama 12 jam hingga susu menjadi menggumpal. 5. Pengemasan Setelah didiamkan selama 12 jam, yoghurt diaduk dan disaring agar yoghurt lebih lembut, yoghurt seperti ini dinamakan yoghurt plain dan siap untuk dikemas. Namun, dapat pula ditambahkan berbagai aneka rasa dari pasta buah dan siap untuk dikemas. 6. Pendinginan Untuk menambah daya tahan, yoghurt dapat disimpan di dalam freezer. Yoghurt memiliki daya tahan selama satu minggu. Namun, apabila dibekukan akan dapat bertahan selama tiga bulan. 44
Penyaringan Pencampuran Bahan Baku Pemanasan Pengemasan Pendinginan (Penurunan Suhu) Pendingan dalam Freezer Proses Fermentasi (Yoghurt) Pencampuran Bakteri Gambar 5. Proses Pengolahan Yoghurt pada Rinadya Yoghurt Sumber: Rinadya Yoghurt (2011) 5.5.1 Penggunaan Bahan Baku Utama Bahan baku utama untuk pembuatan yoghurt adalah susu sapi segar. Pemilihan susu yang digunakan adalah susu yang segar yaitu susu yang baru saja diperah. Hal ini dikarenakan untuk menjaga produk yoghurt agar tetap berkualitas. Bahan baku susu sapi segar ini diperoleh dari peternakan sapi perah yang berada di daerah Kebon Pedes Bogor. Dalam memperoleh susu segar, Rinadya Yoghurt tidak mengalami kesulitan, karena peternakan sapi perah di daerah Kebon Pedes Bogor merupakan daerah yang memiliki jumlah peternak sapi perah yang cukup banyak sehingga keberadaan bahan baku selalu ada. Harga susu segar dari peternak yang dijual kepada Rinadya Yoghurt adalah Rp 5.000,- per liter. 5.5.2 Penggunaan Bahan Baku Penolong Penggunaan bahan baku penolong seperti bakteri penghasil asam laktat yaitu bakteri Streptococcus Thermopillus dan Lactobacillus Bulgaricus menjadi kunci fermentasi dari susu menjadi yoghurt. Kedua bakteri ini diperoleh dari Balai Penelitian Pasca Panen IPB yang terletak di Cimanggu Bogor dengan harga Rp 25.000,- per liter. Kedua bakteri ini dapat diturunkan dan digunakan sebanyak lima kali dalam proses pembuatan yoghurt. Bahan baku penolong lainnya seperti gula, susu skim, dan plastik dapat diperoleh dari toko-toko langganan di pasar. 45