BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. rugi laba. Salah satu pos dalam neraca adalah aktiva tetap. Aktiva tetap dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS )

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sehingga investasi yang dilakukan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Ditinjau Dari Sudut Pandang Akuntansi dan Perpajakan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

BAB IV ANALISA HASIL & PEMBAHASAN. 1. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Perusahaan

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kesinambungan

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGHITUNGAN DEPRESIASI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya membutuhkan peralatan dan sarana-sarana yang mendukung

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang mentransformasikan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dari benda bergerak dan benda tidak bergerak baik yang berwujud maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

REVALUASI & PELEPASAN ASET TETAP

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diobservasikan secara langsung. Bukti keberadaan asset ini adalah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. langkah yang ditempuh oleh pemerintah untuk memajukan sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dunia ekonomi dan bisnis pun kian

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dunia ekonomi dan bisnis pun kian

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jangka panjang, artinya perusahaan harus terus mempertahankan kelangsungan operasinya melalui

BAB I PENDAHULUAN. laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan yang semakin baik (growth),

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

KUIESIONER / DAFTAR PERTANYAAN PENERAPAN PSAK NO. 16 TERHADAP AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PTPN II (PERSERO) TANJUNG MORAWA. Tidak.

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan dan sarana pendukung lainnya untuk memperlancar pekerjaan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan membutuhkan aktiva tetap, baik aktiva tetap berwujud

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

BAB I PENDAHULUAN. dan sparepart serta menyediakan jasa pump oil dan gas, yang saat ini lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 9 TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang timbul karena banyaknya perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya harus ditunjang

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perlakuan Akuntansi Perolehan, Pemeliharaan dan Penyusutan Aktiva Tetap 1. Analisis Perlakuan Akuntansi Perolehan Aktiva Tetap Dalam melakukan perolehan aktiva tetap PT. Yusonda Mahayasa Nusantara menggunakan biaya perolehan yaitu seluruh biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap. Setelah aktiva tetap diperoleh, kemudian aktiva tetap digunakan dalam perusahaan dimana selama penggunaan aktiva tetap dibutuhkan biaya yang dimaksudkan untuk memelihara, memperbaiki maupun untuk meningkatkan efisiensi dari aktiva tetap atau untuk memperpanjang masa manfaat. Biaya perolehan aktiva akan menjadi biaya selama manfaat jika biaya perolehan tersebut dilakukan proses pengalokasian yang disebut depresiasi. Penentuan harga perolehan disesuaikan dengan cara bagaimana aktiva tetap tersebut diperoleh. Pada pembelian tunai aktiva tetap perusahaan, semua biaya yang dikeluarkan seperti biaya angkut, biaya selama perjalanan dibebankan sebagai biaya yang menambah nilai perolehan aktiva tetap itu sendiri dan harga perolehan (cost) aktiva tetap diperoleh dengan kas yang dibayarkan. Biaya-biaya tambahan lain yang akan dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan pembelian tersebut diperhitungkan seluruhnya oleh 37

38 perusahaan. Jadi, perusahaan hanya tinggal menerima semua barangbarang yang sudah dibeli langsung berada dilokasi. Berikut ini adalah harga perolehan aktiva tetap : Jenis Aktiva Tetap Tabel 4.1 Harga Perolehan Aktiva Tetap Per 31 Desember 2010 Tahun Pembelian Umur Aktiva Harga Perolehan (Rp) Tanah 2003 Tak Terbatas 212.223.577 Bangunan 2003 20 thn 4.288.233.420 Mesin dan Peralatan 2003 15 thn 21.504.296.802 Peralatan Kantor 2006 5 thn 1.839.297.922 Kendaraan 2006 5 thn 1.098.095.925 Jumlah 28.942.147.676 (Sumber : PT. Yusonda Mahayasa Nusantara 2010) Jurnal pada saat perolehan aktiva tetap : Tanah Rp. 212.223.577 Kas Rp. 212.223.577 Bangunan Rp. 4.288.233.420 Kas Rp. 4.288.233.420 Mesin dan Peralatan Rp. 21.504.296.802 Kas Rp. 21.504.296.802 Peralatan Kantor Rp. 1.839.297.922 Kas Rp. 1.839.297.922 Kendaraan Rp. 1.098.095.925 Kas Rp. 1.098.095.925

39 Dalam hal pencatatan dan jurnal PT. Yusonda Mahayasa Nusantara telah melakukan perolehan aktiva tetap sesuai dengan PSAK No. 16 yaitu dengan mencatat biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dengan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.

40 Tabel 4.2 Daftar Harga Perolehan Aktiva Tetap (Dalam ribuan) Jenis Aktiva Tetap Tanah Biaya yang dikeluarkan Nilai a. Harga beli 71.027 b. Biaya pengukuran 5.000 c. Biaya notaris 15.000 d. Komisi Perantara 5.000 e. Biaya PBB 116.016 Jumlah 212.223 a. Biaya Konstruksi 3.968.233 Bangunan b. Biaya IMB 150.000 c. Biaya Arsitek 100.000 d.biaya Penggalian Tanah 70.000 Jumlah 4.288.233 a. Harga Beli 354.540.913 b. Biaya Asuransi 93.907 Mesin c. Biaya Angkut 10.000 d. Biaya Masuk 5% Jumlah 17.732.241 a. Harga Beli 3.701.648 Peralatan Mesin b. Biaya Asuransi 64.907 c. Biaya Angkut 5.500 Jumlah 3.772.055 Peralatan Kantor a. Harga Beli 1.834.297 b. Biaya Angkut 5.000 Jumlah 1.839.297 Kendaraan a. Harga Beli 1.098.095 Jumlah 1.098.095 (Sumber data : PT. Yusonda Mahayasa Nusantara 2010)

41 Kemudian dari analisis diatas penulis akan menjelaskan sebagai berikut : a. Tanah Biaya perolehan yang dikeluarkan untuk tanah sebesar Rp. 212.223.577 yang termasuk harga beli, biaya pengukuran, biaya notaris, komisi perantara, biaya PBB dan lain-lain. b. Bangunan Biaya Perolehan untuk bangunan sebesar Rp. 4.288.233.420 adalah biaya konstruksi, biaya IMB, biaya arsitek dan lain-lain dengan masa manfaat 20 tahun. c. Mesin dan Peralatan Biaya perolehan untuk mesin dan peralatan sebesar Rp. 21.504.296.802 yang termasuk harga beli, biaya asuransi dan biaya angkut dengan masa manfaat selama 15 tahun. Mesin dan peralatan digunakan sehari-hari untuk operasional perusahaan. d. Peralatan Kantor Biaya perolehan untuk peralatan kantor sebesar Rp. 1.839.297.922 yang termasuk harga beli dan biaya angkut dengan masa manfaat selama 5 tahun. e. Kendaraan Biaya yang dikeluarkan untuk kendaraan sebesar Rp. 1.098.095.925 yang termasuk harga on the road dengan masa manfaat 5 tahun.

42 2. Analisis Perlakuan Akuntansi Pemeliharaan Aktiva Tetap Pemeliharaan aktiva tetap pada PT. Yusonda Mahayasa Nusantara dimaksudkan agar aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dalam keadaan siap pakai sehingga tidak mudah mengalami gangguan kerusakan, dapat meningkatkan kapasitas aktiva tetap dan menambah masa manfaat aktiva tetap. Aktivitas pemeliharaan aktiva tetap yang dilaksanakan oleh PT. Yusonda Mahayasa Nusantara yaitu setiap ada aktiva tetap yang rusak maka akan diperbaiki dan pemeliharaan rutin sehari-hari dan peningkatan mutu aktiva tetap. PT. Yusonda Mahayasa Nusantara menetapkan bahwa setiap pengeluaran yang tidak memberikan manfaat bagi perusahaan dimasa yang akan datang langsung diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Adapun biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh PT. Yusonda Mahayasa Nusantara adalah sebagai berikut : 1. Biaya Pemeliharaan Pada tahun 2008 PT. Yusonda Mahayasa Nusantara melakukan pemeliharaan kendaraan secara rutin agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya untuk operasional perusahaan sebesar Rp. 20.801.200, maka pengeluaran tersebut dicatat sebagai berikut : Biaya Pemeliharaan Rp. 20.801.200 Kas Rp. 20.801.200 Jadi perlakuan dan pencatatan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan terhadap pemeliharaan telah sesuai dengan PSAK No.

43 16 karena dapat memberikan manfaat keekonomian dimasa yang akan datang. Menurut PSAK No. 16 tentang aktiva tetap dan aktiva lain-lain (2004 : 23) bahwa : Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva tetap yang memperpanjang masa manfaat yang kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan. Dalam hal pengendalian dan penekanan biaya pemeliharaan agar efisien, maka PT. Yusonda Mahayasa Nusantara melakukan usaha : a. Melakukan pemeriksaan atau pemeliharaan rutin terhadap kendaraan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. b. Menggunakan kendaraan untuk hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. 2. Biaya Perbaikan Pada tahun 2008 perusahaan melakukan perbaikan terhadap bangunan sebesar Rp. 9.237.000 agar bangunan tetap terjaga dan tidak rusak karena faktor umur atau cuaca. Adapun pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk mencatat perbaikan adalah : Biaya perbaikan Rp. 9.237.000 Kas Rp. 9.237.000

44 Pencatatan dan perlakuan akuntansinya sesuai dengan PSAK No. 16, karena biaya ini termasuk pengeluaran penghasilan (revenue expenditure) yang manfaatnya hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. 3. Biaya Penggantian Pada awal tahun 2009 bagian IT menemukan salah satu komputer yang telah rusak atau tidak berfungsi lagi dan sebuah DVD RW pada komputer yang lain juga tidak berfungsi, agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. Adapun pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk mencatat penggantian komputer dan DVD RW adalah : Peralatan Kantor (komputer) Rp. 4.567.000 Kas Rp. 4.567.000 Pencatatan dan perlakuan akuntansinya sesuai dengan PSAK No. 16 karena pengeluaran ini digolongkan ke dalam pengeluaran modal (capital expenditure). Hal ini dapat dilihat bahwa adanya penggantian aktiva tetap yang baru karena aktiva yang lama sudah tidak berfungsi lagi dan pengeluaran ini mendatangkan manfaat untuk beberapa periode akuntansi. Oleh karena itu pengeluaran ini harus menambah nilai aktiva tetap.

45 4. Biaya Penambahan Pada awal tahun 2009 perusahaan melakukan penambahan terhadap ruangan staf agar lebih teratur dan terkesan rapi sebesar Rp. 35.075.700. Pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk mencatat biaya penambahan tersebut adalah : Gedung (ruang staf) Rp. 35.075.700 Kas Rp. 35.075.700 Pada awal tahun 2009 perusahaan juga melakukan penambahan pada mesin dan peralatan yang lebih canggih dengan kapasitas yang lebih besar yaitu sebesar Rp. 11.700.000. Pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk mencatat biaya penambahan tersebut adalah : Mesin dan Peralatan Rp. 11.700.000 Kas Rp. 11.700.000 Jadi perlakuan dan pencatatan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan terhadap penambahan ruang staf dan penambahan mesin dan peralatan telah sesuai dengan PSAK No. 16 karena pengeluaran ini digolongkan ke dalam pengeluaran modal (capital expenditure) karena pengeluaran ini mendatangkan manfaat untuk beberapa periode akuntansi. Oleh karena itu pengeluaran ini harus menambah nilai aktiva tetap.

46 3. Analisis Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Dalam melakukan penyusutan PT. Yusonda Mahayasa Nusantara menerapkan metode garis lurus untuk aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dan dalam pelaksanaannya tidak ditentukan nilai sisa aktiva tetap. PT. Yusonda Mahayasa Nusantara menggunakan metode penyusutan adalah untuk mempermudah dalam pencatatan penghitungan metode garis lurus dengan mengalokasikan harga perolehan suatu aktiva tetap dalam jumlah yang sama untuk setiap periode selama masa manfaat ekonomis yang diperkirakan. Seperti yang telah disebutkan dalam bab landasan teori, bahwa terdapat beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan penyusutan terhadap aktiva tetapnya. Namun demikian dalam memilih metode penyusutan biasanya memiliki dampak terbesar atas beban penyusutan periodik, tujuan penggunaannya adalah untuk memberikan cara yang sistematis dan rasional untuk mengalokasikan biaya aktiva tetap. Rasional dan sistematis dalam hal ini dapat diartikan bahwa proses alokasi beban suatu aktiva harus diperhitungkan dengan cara-cara yang diatur dalam standar akuntansi yang berlaku dan harus dihubungkan dengan manfaat yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva tetap tersebut selama masa manfaatnya. Sebagaimana penyusutan diperoleh dan dilaporkan dalam praktek hanya berhubungan secara kebetulan dengan pertambahan atau penurunan masa manfaat.

47 Beban penyusutan secara khas, tidak sama dengan penurunan nilai pasar aktiva pada suatu periode. Beban ini juga bukan merupakan bagian dari biaya awal yang dihabiskan dalam suatu periode. Oleh karena itu diperlukan pendekatan dalam pemilihan metode penyusutan. PT. Yusonda Mahayasa Nusantara telah mengambil kebijakan dibidang akuntansi yaitu penyusutan aktiva tetap berwujud berdasarkan masa manfaat, dimana penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, penambahan, perbaikan atau perubahan aktiva berwujud kecuali tanah yang dimiliki dan digunakan untuk aktiva perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dilakukan dengan metode garis lurus. Berikut ini adalah biaya penyusutan aktiva tetap :

Tabel 4.3 Daftar Aktiva Tetap Per 31 Desember 2008 Aktiva Tetap Tahun Umur Harga Perolehan Penyusutan Per Akumulasi Pembelian Aktiva Tahun Penyusutan Nilai Buku Tanah 2003 212.223.577 212.223.577 Bangunan 2003 20 thn 4.288.233.420 214.411.671 1.286.470.026 3.001.763.394 Mesin & Peralatan 2003 15 thn 21.504.296.802 1.433.619.787 8.601.718.721 12.902.578.081 Peralatan Kantor 2006 5 thn 1.839.297.922 367.859.584 1.103.578.753 735.719.169 Kendaraan 2006 5 thn 1.098.095.925 219.619.185 658.857.555 439.238.370 TOTAL 28.942.147.646 2.235.510.227 11.650.625.055 17.291.522.591 Tabel 4.4 Daftar Aktiva Tetap Per 31 Desember 2009 Aktiva Tetap Tahun Pembelian Umur Aktiva Harga Perolehan Penyusutan Per Tahun Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Tanah 2003 212.223.577 212.223.577 Bangunan 2003 20 thn 4.323.309.120 216.165.456 1.513.158.192 2.810.150.928 Mesin & Peralatan 2003 15 thn 21.515.996.802 1.434.399.787 10.040.798.508 11.475.198.294 Peralatan Kantor 2006 5 thn 1.843.864.922 368.772.984 1.475.091.938 368.772.984 Kendaraan 2006 5 thn 1.098.095.925 219.619.185 878.476.740 219.619.185 TOTAL 28.993.490.346 2.238.957.412 13.907.525.377 15.085.964.969 48

49 Perhitungan penyusutan aktiva tetap pada akhir tahun 2008 sebagai berikut : Rumus : Harga Perolehan Masa Manfaat a. Penyusutan Bangunan = Rp. 4.288.233.420 20 tahun = Rp. 214.411.671 Jurnal penyusutan aktiva tetap bangunan pada akhir tahun 2008 sebagai berikut : Beban penyusutan (bangunan) Rp. 214.411.671 Akumulasi penyusutan (bangunan) Rp. 214.411.671 b. Penyusutan Mesin dan Peralatan = Rp. 21.504.296.802 15 tahun = Rp. 1.433.619.787 Jurnal penyusutan aktiva tetap mesin dan peralatan pada akhir tahun 2008 sebagai berikut : Beban penyusutan (mesin) Rp. 1.433.619.787 Akumulasi penyusutan (mesin) Rp. 1.433.619.787 c. Penyusutan Peralatan Kantor = Rp. 1.839.297.922 5 tahun

50 = Rp. 367.859.584 Jurnal penyusutan aktiva tetap peralatan kantor pada akhir tahun 2008 sebagai berikut : Beban penyusutan (peralatan kantor) Rp. 367.859.584 Akumulasi penyusutan (peralatan kantor) Rp. 367.859.584 d. Penyusutan Kendaraan = Rp. 1.098.095.925 5 tahun = Rp. 219.619.185 Jurnal penyusutan aktiva tetap kendaraan pada akhir tahun 2008 sebagai berikut : Beban penyusutan (kendaraan) Rp. 219.619.185 Akumulasi penyusutan (kendaraan) Rp. 219.619.185 Perhitungan penyusutan aktiva tetap pada akhir tahun 2009 sebagai berikut : Rumus : Harga Perolehan Masa Manfaat a. Penyusutan Bangunan = Rp. 4.323.309.120 20 tahun = Rp. 216.165.456 Jurnal penyusutan aktiva tetap bangunan pada akhir tahun 2009 sebagai berikut :

51 Beban penyusutan (bangunan) Rp. 216.165.456 Akumulasi penyusutan (bangunan) Rp. 216.165.456 b. Penyusutan Mesin dan Peralatan = Rp. 21.515.996.802 15 tahun = Rp. 1.434.399.787 Jurnal penyusutan aktiva tetap mesin dan peralatan pada akhir tahun 2009 sebagai berikut : Beban penyusutan (mesin) Rp. 1.434.399.787 Akumulasi penyusutan (mesin) Rp. 1.434.399.787 c. Penyusutan Peralatan Kantor = Rp. 1.843.864.922 5 tahun = Rp. 368.772.984 Jurnal penyusutan aktiva tetap peralatan kantor pada akhir tahun 2009 sebagai berikut : Beban penyusutan (peralatan kantor) Rp. 368.772.984 Akumulasi penyusutan (peralatan kantor) Rp. 368.772.984

52 Dalam hal pencatatan PT. Yusonda Mahayasa Nusantara telah melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap sesuai dengan PSAK No. 16 yaitu dengan mendebet perkiraan beban penyusutan dan mengkredit perkiraan akumulasi penyusutan dan mengalokasikan sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. B. Peranan Aktiva Tetap dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas pada PT. Yusonda Mahayasa Nusantara Suatu aktiva tetap diharapkan dapat memberikan manfaat dimasa yang akan datang sehingga aktiva tetap memerlukan penanganan yang efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar aktiva tetap tersebut dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang optimal serta berpengaruh pada peningkatan kinerja perusahaan. 1. Peranan Aktiva Tetap dalam Meningkatkan Efisiensi pada PT. Yusonda Mahayasa Nusantara PT. Yusonda Mahayasa Nusantara menggunakan mesin dan peralatan untuk meningkatkan efisiensi, karena PT. Yusonda Mahayasa Nusantara merupakan perusahaan konstruksi, untuk mengetahui bagaimana aktiva tetap tersebut efisien maka harus dibandingkan antara biaya pemeliharaan dengan biaya realisasi pembangunan.

53 Berikut ini adalah daftar efisiensi aktiva tetap : Tabel 4.5 Mesin dan Peralatan Daftar Efisiensi Aktiva Tetap (Dalam ribuan) 2008 (Rp) 2009 (Rp) Selisih (%) Keterangan Pemeliharaan 30.038 26.865 10,56% Penyusutan 2.235.510 2.238.957 0,15% Realisasi Pembangunan 96.851.091 (875 unit) 117.389.928 (909 unit) 21,21% (3,9%) (Sumber data : PT. Yusonda Mahayasa Nusantara 2010) Efisien Dari tabel diatas, terlihat bahwa terdapat efisiensi biaya aktiva tetap pada mesin dan peralatan PT. Yusonda Mahayasa Nusantara karena biaya pemeliharaan tahun 2008 sebesar Rp. 30.038.200 dan tahun 2009 sebesar Rp. 26.865.300. Biaya pemeliharaan di tahun 2009 menurun sebesar 10,56%, biaya tersebut bisa ditekan karena kondisi mesin dan peralatan yang tidak mengalami banyak perbaikan. Pengeluaran untuk realisasi pembangunan rumah pada tahun 2008 sebesar Rp. 96.851.091.400 dan di tahun 2009 sebesar Rp. 117.389.928.325 meningkat sebesar 21,21% dengan jumlah unit rumah yang dibangun meningkat dari 875 unit menjadi 909 unit (meningkat 3,9%) dengan tipe yang berbedabeda.

54 2. Peranan Aktiva Tetap dalam Meningkatkan Efektivitas PT. Yusonda Mahayasa Nusantara PT. Yusonda Mahayasa Nusantara menggunakan mesin dan peralatan sebagai aktiva tetap untuk meningkatkan efektivitas, karena PT. Yusonda Mahayasa Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Untuk mengetahui bagaimana aktiva tetap tersebut efektif maka harus dibandingkan antara jumlah unit, target waktu penyelesaian dan realisasi waktu penyelesaian. Berikut ini adalah tabel efektivitas dari aktiva tetap : Tabel 4.6 Daftar Efektivitas Aktiva Tetap Mesin dan Peralatan 2008 2009 Peningkatan (%) Keterangan Target waktu 1 Tahun 1 Tahun - penyelesaian Jumlah per unit 875 909 3,9% Efektif (Sumber data : PT. Yusonda Mahayasa Nusantara 2010) Dari tabel diatas, terlihat efektivitas penggunaan aktiva tetap pada mesin dan peralatan karena jumlah unit yang dihasilkan pada tahun 2008 sebesar 875 unit dalam waktu satu tahun sedangkan pada tahun 2009 sebesar 909 unit dalam jangka waktu yang sama yaitu satu tahun dan dari jumlah tersebut terjadi kenaikan sebesar 34 unit atau 3,9%.