PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani

PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) nis Perdesaan (PUAP)

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

2013, No BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar pijakan pembangunan kedepan akan mengakibatkan pertumbuhan akan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188 / 263 / KPTS / 013 / 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) merupakan satu dari. sekian banyak lembaga keuangan yang terbentuk dari program-program

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KOPERASI SKALA BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP.

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. usaha agribisnis di pedesaan, program pengembangan usaha agribisnis pedesaan

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN SISTEM RESI GUDANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

KATA PENGANTAR. Sumarjo Gatot Irianto. Jakarta, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007

-2-3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Repu

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi Oleh : Ade Permana (H34096001), Desy Kartikasari (H34096017), Devi Melianda P (H34096020), Mulyadi(H34096068) Program Alih Jenis Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor 2010 Dosen Praktikum : Feryanto W. K.,SP. M.Si Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 13 November 2010 Ruang : Fisika Nilai PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai badan usaha merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang harus mampu menjalankan kegiatannya secara seimbang, baik dari segi memperhatikan nilai-nilai kemasyarakatannya maupun mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk mendapatkan laba sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya guna menyejahterakan para anggotanya. Koperasi beranggotakan orang-orang berarti koperasi harus mengabdikan kepada perikemanusiaan dan bukan kepada kebendaan, sedangkan koperasi berasas atas kekeluargaan berarti koperasi hendaknya menyadari bahwa didalamnya terdapat kepribadian Indonesia. Asas kekeluargaan mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi yaitu oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan pengurus yang dipilih anggota atas dasar keadilan, kebenaran dan keberanian berkorban bagi kepentingan bersama. Prinsip adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang didedukasi oleh ahli-ahli koperasi dari pengalaman praktis dan yang telah terbukti di masa lalu, merupakan garis-garis petunjuk yang paling sesuai untuk siapa saja yang ingin membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 yaitu: 1. Keanggotaan terbuka dan sukarela 2. Pengelolaan secara demokratis (satu orang satu suara) 3. SHU: Secara adil sesuai jasa anggota 4. Modal mendapat bunga terbatas dan tetap 5. Prinsip kemandirian 6. Memajukan pendidikan 7. Kerjasama antar koperasi baik lokal, regional maupun internasional

Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan tugas ini adalah : 1. Mahasiswa mampu memahami lebih jauh tentang jatidiri koperasi: definisi, nilai, dan prinsip-prinsip koperasi. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengidentifikasi permasalahan koperasi dengan kaitan jatidirinya. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami keunggulan koperasi dibandingkan dengan organisasi ekonomi lainnya. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah untuk memperoleh pengetahuan mengenai pengertian, nilai, prinsip, keunggulan serta permasalahan yang ada pada koperasi sebagai landasan pembangunan ekonomi rakyat. PEMBAHASAN 1.a Jelaskan kaitan pernyataan dengan ciri ganda yang dimiliki oleh koperasi? Koperasi merupakan organisasi yang unik, yang berbeda dengan organisasi bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan organisasi koperasi merupakan kumpulan orang yang bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama. Dalam koperasi yang paling penting bukanlah modal uang, walaupun dalam Perusahaan hal itu merupakan sangat penting, namun organisasi manusialah yang sangat penting, maka dalam koperasi juga dikenal dengan dual identity, sebagai pemilik dan sebagai pelanggan yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Jadi, koperasi itu sendiri memang bisa dikatakan sangat sulit dalam proses pengelolaan usahanya dibandingkan dengan PT karena PT memiliki SOP yang sangat jelas untuk mengelola sumberdaya yang ada menjadi sebuah output dan yang akan menggunakan output tersebut adalah masyarakat umum, sedangkan koperasi, dari output yang dihasilkan akan dikonsumsi dari anggota koperasi itu sendiri yang juga menjadi pelanggan. Dengan kata lain, semakin aktif anggota dalam proses konsumsi maka koperasi semakin mendekati tingkat kemakmuran Selain itu, koperasi juga dikenal sebagai self help organization yang memiliki unit usaha, yaitu dengan penjelasan di atas tentang Dual Identity Koperasi, Koperasi dapat menyelamatkan organisasinya dengan prinsip tersebut. Ini berbeda sekali dengan perusahaan terbuka atau badan usaha ekonomi lainnya yang tidak dapat menyehatkan perusahaannya sendiri karena badan usaha dalam menentukan keberhasilannya dan keterpurukannya sangat terkait kepada seberapa besar produk mereka diserap oleh masyarakat atau konsumen yang sangat berbeda sekali dengan prinsip dual identity pada koperasi. 1.b Menurut Kelompok anda, sejauh mana peran koridor sangat diperlukan dalam menjamin keberhasilan koperasi/organisasi sejenis koperasi? Jelaskan dengan contoh kasus yang dilampirkan (PUAP)! Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan program pemberdayaan petani (pemilik dan atau penggarap) buruh tani dan rumah tangga tani miskin melalui pengembangan dan pertumbuhan usaha agribisnis diperdesaan. Untuk itu PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM). Hal ini sebagai langkah terobosan Departemen Pertanian untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran diperdesaan yang telah ditetapkan Menteri Pertanian melalui Permetan No 16/Permetan/OT.140/2/2008 tanggal 11 Februari 2008.

Pelaksanaan PUAP yang sesuai dengan sistematika yang ada. Sehingga, penyampaian banuan modal sampai ke tangan yang tepat yaitu Gapoktan yang membutuhkan. Maka akan tercapai keberhasilan Gapoktan itu sendiri. Adapun pelaksanaanya untuk mencegah penyelewengan dana, maka diperlukan penyaluran dana yang transparan. Ini biasanya memiliki koridoryang penting yaitu Gapoktan didampingi oleh Tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan Departemen Pertanian maupun kementrian atau lembaga lain dibawah payung program PNPM mandiri. Cara mendapatkan PUAP yaitu kelompok tani harus terlebih dahulu membuat RUA (Rencana Usaha Anggota) kemudian RUA ini dikembangkan dalam bentuk RUK (Rencana Usaha Kelompok). Dari RUK inilah ditetapkan RUB (Rencana Usaha Bersama) yang menjadi acuan dalam pemberian dan pengelolan PUAP tersebut. Transparansi penyampaian dana melalui rekening langsung ke Gapoktan. Dengan terkelolanya koridor ini dengan baik, maka kelembagaan petani akan mampu mengelola dan meningkatkan usaha pertanian sampai usaha pertaniannya berkembang. 2. a. Berdasarkan bacaan yang diberikan (lampiran), sejauh mana PUAP yang merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat (petani) pedesaan, mampu menghimpun para petani dalam suatu kelembagaan (Gapoktan) secara efektif?. (jelaskan terlebih dahulu, pengertian konsep dan pengertian PUAP itu sendiri). Jelaskan dengan argumen yang jelas! Pengembangan Usaha Agribisnis di Pedesaan (PUAP) adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. PUAP merupakan salah satu program yang dirancang pemerintah guna melakukan stimulasi bagi gerakan perekonomian di pedesaan, khususnya kalangan petani. Dimana selama ini, petani banyak mengalami kesulitan modal bagi produksi pertanian. PUAP merupakan bantuan bergilir yang diberikan pemerintah kepada petani melalui GAPOKTAN. Pada hakekatnya program PUAP merupakan transformasi petani menuju sistem kelembagaan yang disebut koperasi. Hal ini dapat dicermati dari sistem pemberian dana PUAP tersebut. Dana PUAP hanya dapat diberikan kepada gapoktan yang telah memiliki RUB (rencana usaha bersama). RUB ini terbentuk dari kelompok tani yang sebelumnya telah mengajukan RUK (rencana usaha kelompok). Sementara RUK berasal dari RUA (rencana usaha anggota). Dengan program PUAP mampu memberdayakan kelembagaan petani dn ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis serta meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi mitra lembaga keuangan dalam upaya akses permodalan. b. PUAP yang akan dijalankan dipedesaan, natinya diharapkan akan membentuk unit usaha (yang sesuai dengan kebutuhan anggotanya), menurut kelompok Anda sejauh mana unit usaha ini mampu meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok dan menggerakkan perekonomian pedesaan?. Dengan adanya unit usaha di wilayah pedesaan akan mampu meningkatkan kesejahteraan, mulai dari kesejahteraan masyarakat desa pemilik unit usaha maupun masyarakat sekitar yang mendapatkan manfaat dari adanya unit usaha ini. Manfaat yang dapat dirasakan diantaranya adalah peningkatan keterampilan produksi karena pendampingan usaha oleh penyuluh pendamping, peningkatan penyerapan tenaga kerja di desa tersebut. Dengan demikian, perekonomian pedesaan akan meningkat selaras dengan peningkatan unit usaha masyarakatnya. Hal inilah yang dapat dikatakan bahwa melalui dana PUAP yang disalurkan kepada gabungan kelompok tani dapat menggerakkan perekonomian pedesaan.

c. Berdasarkan beberapa kasus yang dilampirkan (bacaan), menurut kelompok Anda bagaimana bentuk organisasi PUAP tersebut?, jelaskan dengan bantuan gambar/struktur yang lengkap!. TINGKAT PUSAT 1. Tim Pengarah 2. Tim Pelaksana TINGKAT PROVINSI Tim Pembina PUAP Tingkat KABUPATEN TIM TEKNIS 1. Tim Pengarah 2. Tim Pelaksana TINGKAT KECAMATAN TIM TEKNIS KECAMATAN TINGKAT DESA 1. Penyuluh Pendamping 2. Penyuluh Mitra Tani GAPOKTAN petani anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. 1. Tingkat Pusat Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi Menteri Pertanian membentuk Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Tim Pengarah diketuai oleh Menteri Pertanian dibantu oleh seluruh Eselon I lingkup Departemen Pertanian. Tugas utama dari Tim Pengarah adalah merumuskan kebijakan umum dalam pengembangan PUAP baik dengan instansi Pusat khususnya dalam koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri maupun dengan instansi daerah (tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota). Tim Pelaksana PUAP tingkat Pusat diketuai oleh Kepala Badan Pengembangan SDM dan dibantu oleh Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Peningkatan Efisiensi Pembangunan Pertanian dan Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian sebagai Sekretaris. Anggota Tim Pelaksana PUAP Pusat terdiri dari Kepala Biro Perencanaan, seluruh Sekretaris Eselon I dan beberapa Pejabat Eselon II terkait. Tugas utama Tim Pelaksana PUAP adalah melaksanakan seluruh kegiatan PUAP mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2. Tingkat Provinsi

Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat Provinsi, Gubernur membentuk Tim Pembina PUAP tingkat Provinsi yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Tim Pengarah PUAP Provinsi adalah juga merupakan Tim Pengarah PNPM Mandiri Provinsi. Tim Pelaksana diketuai oleh salah satu Kepala Dinas Lingkup Pertanian dengan Sekretaris adalah Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sedangkan anggota berasal dari instansi terkait lainnya. Tugas utama dari tim pembina tingkat Provinsi adalah merumuskan kebijakan teknis pengembangan PUAP sebagai penjabaran dari kebijakan umum yang dirumuskan oleh Tim Pusat, mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat Provinsi, melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Kabupaten/Kota. 3. Tingkat Kabupaten/Kota Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi, Bupati/Walikota membentuk Tim Teknis PUAP tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Tim Pengarah PUAP Kabupaten/Kota adalah juga merupakan Tim Pengarah PNPM Mandiri Kabupaten/Kota. Tim Pelaksana diketuai oleh salah satu Kepala Dinas Lingkup Pertanian dan Sekretaris adalah Kepala Kelembagaan yang menangani Penyuluhan Pertanian, sedangkan anggota Tim Pelaksana adalah Penyelia Mitra Tani (PMT) dan instansi terkait lainnya. Tugas utama dari tim Teknis Kabupaten/Kota adalah merumuskan kebijakan teknis pengembangan PUAP sebagai penjabaran dari kebijakan umum Pusat dan kebijakan teknis Provinsi, mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat Kabupaten/Kota, menyetujui RUB yang diusulkan GAPOKTAN dan melakukan pengendalian pelaksanaan PUAP di tingkat Kecamatan dan Desa. 4. Tingkat Kecamatan Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat Kecamatan, maka Bupati/Walikota membentuk Tim Teknis tingkat Kecamatan. Tim Teknis Kecamatan diketuai Camat dibantu oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai sekretaris, Kantor Cabang Dinas Pertanian (KCD) dan Kepala Desa lokasi PUAP sebagai anggota. Tugas utama dari Tim Teknis Kecamatan adalah melaksanakan kebijakan teknis yang dirumuskan oleh Bupati/Walikota dan pengendalian pelaksanaan PUAP di tingkat Desa lingkup kecamatan. 5. Tingkat Desa Pelaksana PUAP di tingkat Desa terdiri dari GAPOKTAN, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. GAPOKTAN ditetapkan/dikukuhkan oleh Bupati/Walikota. Penyuluh Pendamping setelah mengikuti pelatihan mengisi Formulir 3 sebagai data dasar penempatan dan penugasan yang diberikan oleh Bupati/Walikota. Tugas utama Penyuluh Pendamping adalah: 1. Melakukan identifikasi potensi ekonomi desa yang berbasis usaha pertanian; 2. Memberikan bimbingan teknis usaha agribisnis perdesaan termasuk pemasaran hasil usaha; 3. Membantu memecahkan permasalahan usaha petani /kelompok tani, serta mendampingi Gapokan selama proses penumbuhan kelembagaan; 4. Melaksanakan pelatihan usaha agribisnis dan usaha ekonomi produktif sesuai potensi desa. 5. Membantu memfasilitasi kemudahan akses terhadap sarana produksi, teknologi dan pasar. 6. Memberikan bimbingan teknis dalam pemanfaatan dana BLM-PUAP; dan 7. Membantu GAPOKTAN dalam membuat laporan perkembangan PUAP.

Penyelia Mitra Tani (PMT) mengisi Formulir 4 sebagai data dasar dalam penempatan dan penugasan yang diberikan oleh Departemen Pertanian. Tugas utama PMT adalah : 1. Melakukan supervisi dan advokasi kepada Penyuluh Pendamping dan GAPOKTAN; 2. Melaksanakan pertemuan reguler dengan Penyuluh Pendamping dan GAPOKTAN; 3. Melakukan verifikasi awal terhadap RUB dan dokumen administrasi lainnya; dan 4. Membuat laporan tentang perkembangan pelaksanaan PUAP. 3.a Menurut kelompok Anda, apa perbedaan antara unit usaha yang ada di PUAP dan koperasi? Dapatkah nantinya PUAP dikatakan sebagai Koperasi atau bertransformasi menjadi koperasi? Jelaskan dengan ilustrasi dan argument yang jelas dengan menggunakan teori perkuliahan sebelumnya? PUAP adalah pemberian modal kepada unit usaha pedesaan terpilih yang berbasis pada bidang agribisnis unggulan dengan sasarannya yaitu buruh tani, petani penggarap, petani pemilik, maupun rumah tangga petani untuk merencanakan usahanya. PUAP salah suatu program terobosan Departemen Pertanian untuk menanggulangi kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antara subsector. Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana BLM PUAP kepada GAPOKTAN dalam mengembangkan usaha produktif petani skala kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Koperasi merupakan perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan atau unit usaha yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya yaitu anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. PUAP bertujuan untuk: a. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah; b. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani; c. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. d. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Perbedaan koperasi dengan PUAP berdasarkan unit usaha yaitu, pada unit usaha PUAP didanai oleh pemerintah di bawah program Departemen Pertanian, unit usaha focus pada sector pertanian, focus pada satu usaha berdasarkan rencana usaha kelompok. Sedangkan koperasi didanai oleh modal anggota dan bantuan dari pemerintah dari program Kementerian Koperasi dan UKM, unit usaha pertanian dan non pertanian, dan lebih dari satu unit usaha. Berdasarkan perbedaan diatas, PUAP tidak bisa dikatakan sebagai koperasi sebab PUAP tidak adanya suatu kelembagaan dan ADRT (Anggaran Dasar Rumah Tangga) seperti pada koperasi. Tetapi PUAP nantinya bisa ditransformasikan menjadi koperasi asalkan menerapkan syarat-syarat pendirian koperasi serta syarat untuk menjadi anggota koperasi. Hal tersebut dapat dilihat dari Persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang ingin mendirikan sebuah koperasi, antara lain: a. Anggota memiliki kegiatan dan atau kepentingan ekonomi sama

b. Anggota tidak cacat hukum c. Usaha layak secara ekonomi sehingga akan dikelola efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi bagi anggota d. Modal sendiri cukup tersedia yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan serta hibah guna memperlancar aktivitas koperasi e. Kepengurusan dan manajemen sesuai dengan kegiatan usaha agar efisien karena pengurus bertugas mengelola organisasi dan usaha dalam mewakili koperasi serta manajer yang diperlukan karena usaha beragam dan volume usaha meningkat sehingga kegiatan usaha dalam koperasi dapat berjalan secara efisien f. pengurus harus memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan karena pengurus mewakili koperasi dalam menjalankan segala aktivitas koperasi seperti mengelola organisasi dan usaha koperasi, memelihara buku daftar anggota, menyelenggarakan rapat anggota, mengajukan laporan pelaksanaan tugas dan laporan keuangan koperasi, serta mengajukan rencana kerja dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja koperasi 3.b Analisislah kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang bisa saja terjadi mengenai pelaksanaan program PUAP ini, sebagai model kelembagaan petani ditingkat pedesaan? Berikan argument yang jelas mengenai solusi yang dapat direkomendasikan? Jawab : Permasalahan yang mungkin terjadi mengenai pelaksanaan PUAP dipedesaan ini antara lain belum bisanya para gapoktan untuk memberikan pertanggung jawaban dari dana yang disalurkan oleh pemerintah dan adanya kemungkinan dana yang diberikan tidak dikembalikan karena adanya pemikiran oleh masyarakat dana yang diberikan merupakan kewajiban pemerintah untuk membantu menghidupi warga Negara yang kurang mampu. Selain itu juga dari sisi pengawasan dan peyuluhan yang bisa saja kurang optimal dilakukan oleh pihak-pihak yang sudah diberi tanggungjawab oleh pemerintah pusat. Dalam rangka mempercepat keberhasilan PUAP diperlukan berbagai upaya dan strategi pelaksanaan yang terpadu melalui: (1) Pengembangan kegiatan ekonomi rakyat yang diprioritaskan pada penduduk miskin perdesaan melalui peningkatan kualitas SDM; (2) Penguatan modal bagi petani, buruhtani dan rumahtangga tani; dan (3) Penguasaan teknologi produksi, pemasaran hasil dan pengelolaan nilai tambah. Apabila dari tiga hal tersebut tidak dapat diterapkan kemungkinan besar akan menimbulkan permasalahan-permasalahan dilapangan. Solusi yang paling tepat dan penting dalam pencapaian pelaksanaan program PUAP dan dapat terhindar dari permasalahan yang tidak diharapkan atau meminimalisir kemungkinan hal terburuk terjadi adalah keberhasilan PUAP sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan dukungan anggaran dari tingkat pusat sampai daerah.