Analisis Morfologis dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan Lan Esai Bengkel Dan Sastra Jawa 2012)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Morfologi Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2015

Oleh:Nur Aini Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

ANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

Bentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam Rubrik Sariwarta pada Panjebar Semangat Edisi Juli-Desember Tahun 2014

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012)

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

ANALISIS MORFOFONEMIK PADA CERITA BERSAMBUNG PAK GURU DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2012 KARYA SUHINDRIYO

AFIKS GABUNG DALAM NOVEL GROMBOLAN GAGAK MATARAM KARYA ANY ASMARA SKRIPSI

INTERFERENSI MORFOLOGIK BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA RUBRIK SMS 24 JAM RADAR BANYUMAS EDISI JANUARI-MEI 2016

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014

Kata Sifat pada Antologi Novel Emas Sumawur ing Baluarti (Kajian Morfologi) SKRIPSI

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

PEMBENTUKAN VERBA TURUNAN BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KAMUS SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Morfofonemik Cerita Bersambung Pedhalangan Aswatama Anglandhak dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2012 Karya Mulyantara

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

NOMINA TURUNAN BAHASA JAWA DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA TAHUN 2007 SKRIPSI

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

VERBA RESIPROKAL BAHASA JAWA PADA RUBRIK MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TAHUN 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU BETAWI TERHADAP BAHASA MINANGKABAU REMAJA KOTA PADANG

SKRIPSI. oleh. Nama. : Elok Wahyuni. : Bahasa dan Sastra Jawa NIM. Program. Jurusan FAKULTAS

Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KESALAHAN ORTOGRAFI PADA KARANGAN BERBAHASA JAWA RAGAM KRAMA SISWA KELAS X TKR A SMK YPT PURWOREJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL

PADANAN VERBA DEADJEKTIVAL BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PUSPA RINONCE DAN LAYANG SRI JUWITA SKRIPSI

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VERBA RESIPROKAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2011 SKRIPSI

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM. NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menggunakan bentuk lain yakni dengan menggunakan simbol-simbol.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

THE AFFIXATION OF JAVA LANGUAGE KRAMA INGGIL DIALECT OF EAST JAVA IN THE VILLAGE SUAK TEMENGGUNG DISTRIC OF PEKAITAN ROKAN HILIR

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

Analisis Semiotik dalam Antologi Geguritan Siter Gadhing Karya Djaimin. K

BAB II LANDASAN TEORI. Banyumas Desa Serang-Purbalingga Tahun 2016 (Kajian Proses Morfologis dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. Beberapa studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari survei yang dilakukan setiap lima tahun oleh The Japan

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA

BAB II LANDASAN TEORI. Indonesia pada rubrik SMS 24 Jam Radar Banyumas edisi Januari - Mei 2016.

AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL. Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2

BAB II LANDASAN TEORI

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

VERBA BERAFIKS BAHASA JAWA DALAM RUBRIK CERITA RAKYAT PASIR LUHUR CINATUR PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT SKRIPSI

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi sesuatu yang terjadi di sekitarnya juga berkembang. Dalam hal ini,

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

Transkripsi:

Analisis Morfologis dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan Lan Esai Bengkel Dan Sastra Jawa 2012) Oleh: Rindiantika Fresti Apriliana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rindydayra@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) proses morfologis dalam antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012, (2) perubahan makna akibat proses morfologis pada antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012). Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012). Data penelitian dalam penelitian ini adalah satuan gramatikal yang berupa kata yang mengalami proses morfologis meliputi afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik pustaka, dan teknik simak catat. Instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri dan dibantu dengan tabel yang berguna untuk mengelompokkan data. Data dianalisis dengan menggunakan metode agih, dan data disajikan dengan teknik informal.dalam penyajian data menggunakan teknik formal dan informal. Hasil penelitian pemerolehan data dan pembahasan yaitu (1) proses afiksasi yang meliputi: prefiks {N-} ny- ng- m- n-, {di-}, {a-}, {ke-}, {ka-}, {sa-}, {pan-}, {pa-}, dan {dak-/tak-/kok}; infiks {-um-}, {- er-}, dan {-el-}; sufiks {-e/-ne}, {-i/-ni}, {-a}, {-an}, {-ake}, {-ana}, dan {-ane}; konfiks {ka-,-an}, {N-,-ake}, {pa-,-an}, {pan-,-an}, {sa-,-e}, {N-,-i}, dan {ka-,-ake}; proses reduplikasi meliputi: dwilingga, dwilingga salin swara, dwipurwa, dan dwiwasana; proses pemajemukan meliputi tembung camboran wutuh (2) perubahan makna akibat proses morfologis pada antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012) meliputi: proses afiksasi yang meliputi: prefiks {N-} ny- ng- m- n- dapat membentuk tembung kriya tanduk; infiks {-um-} kriya tanpa lesan dan kaanan; sufiks {-e/-ne} dan {-ane} tembung aran; konfiks {ka-,-an}, {ka-,-ake}, {N-,-i} tembung kriya; reduplikasi dwilingga membentuk tembung aran; dan pemajemukan tembung camboran wutuh akan membentuk satu kesatuan kata dan memiliki makna yang berbeda dengan bentuk dasarnya. Kata kunci : morfologis, geguritan Pendahuluan Bahasa merupakan alat yang sangat penting untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sendiri memiliki banyak arti. Menurut Sturtevant (dalam Suwandi, 2011: 21) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan dengan manasuka untuk bekerja sama. Jadi, bahasa adalah sistem lambang yang bersifat arbitrer atau manasuka, yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Demikian pula sebagai alat komunikasi salah satunya yaitu bahasa Jawa memiliki komponen-komponen seperti aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Penelitian ini mengambil aspek morfologi. Menurut Mulyana Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 71

(2007: 5) istilah morfologi diturunkan dari bahasa Inggris morphology mempunyai arti yaitu suatu cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang bagian-bagian kata yang sesuai dengan tata bahasa. Melalui bahasa seseorang dapat menghasilkan sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra Jawa mempunyai hubungan yang erat dengan pembentukan kata. Pembentukan kata beserta prosesnya disebut dengan proses morfologis. Ramlan (2009: 51) menjelaskan bahwa proses morfologik adalah proses pembentukan suatu kata yang berasal dari bentuk dasar. Proses morfologis terdiri dari beberapa jenis yaitu (1) afiksasi (2) reduplikasi, dan (3) pemajemukan. Para pembaca pun sebagian kecil ada yang belum paham tentang proses pembentukan kata beserta akibat dari pembentuk kata tersebut. Inilah yang menjadi alasan penting penulis mengambil judul Analisis Morfologis dalam antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses morfologis dan mendeskripsikan perubahan makna akibat proses morfologis. Adapun tinjauan pustaka atau penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Isna Nurhayati dengan skripsinya yang berjudul Afiksasi, Reduplikasi, dan Komposisi Bahasa Jawa dalam Novel Garuda Putih karya Suparto Brata. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini yaitu berupa kata-kata yang termasuk ke dalam proses morfologis yang meliputi afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan dan sumber data dalam penelitian ini yaitu antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka, teknik baca dan teknik catat. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri (human instrument) yaitu sebagai peneliti harus validasi terhadap pemahaman metode penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan untuk melakukan penelitian (Sugiyono, 2010: 305-306), selain Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 72

itu instrumen tambahan guna mengumpulkan data yaitu berupa buku-buku tentang kajian morfologi dan tabel guna mempermudah pembaca untuk memahami. Penelitian ini menggunakan metode agih guna menganalisis data yang telah dikumpulkan. Metode agih yaitu metode untuk membahas dan menganalisis data dengan menggunakan alat seperti kata (Sudaryanto, 1993: 16). Hasil analisis dalam penelitian ini disajikan menggunakan metode penyajian informal. Pembahasan Proses Morfologis Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012) meliputi: 1. Afiksasi (pengimbuhan) Afiksasi dibagi menjadi empat, yaitu (1) prefiksasi adalah pengimbuhan pada awal BD, (2) infiksasi adalah pengimbuhan yang diletakkan di tengah BD, (3) sufiksasi adalah pengimbuhan yang diletakkan di akhir BD, dan (4) konfikasasi adalah pengimbuhan yang diletakkan pada awal dan akhir BD. a. 1) Prefiks {N-} nasal ng- Kancil ngumbar janji (AGS, JG Kewan Apa Manungsa karya Muh Bayu Mahendra: 3) Terjemahan: Kancil mengobral janji Kutipan di atas terdapat kata ngumbar. Proses morfologisnya sebagai berikut: {ng-} + umbar bebas ngumbar mengumbar,mengobral. 2) Prefiks {ke-} Ra bakal bisa kewales (AGS, JG Drengki karya Vindi Taviana: 7) Terjemahan: Tidak akan bisa terbalas Kutipan di atas terdapat kata kewales. Proses morfologisnya sebagai berikut: {ke-} + wales balas kewales terbalas. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 73

b. 1) Infiks {-um-} Kayadene banyu kang tumetes (AGS, JG Luh Ing Tresna karya Miftakul Thoyiba: 6) Terjemahan: Seperti air yang menetes Kutipan di atas terdapat kata tumetes. Proses morfologisnya sebagai berikut: tetes tetes + {-um-} tumetes menetes. 2) Infiks {-in-} Muga ana crita rinajut endah (AGS, JG Sepi Ing Ati karya Intan Kusuma H: 12) Terjemahan: Mudah-mudahan ada cerita yang dirajut indah Kutipan di atas terdapat kata rinajut. Proses morfologisnya sebagai berikut: rajut anyaman + {-in-} rinajut dirajut. c. 1) Sufiks {-e/-ne} Blenjani janjine marang rakyat cilik (AGS, JG Kewan Apa Manungsa karya Muh Bayu Mahendra: 3) Terjemahan: Mengingkari janjinya kepada rakyat kecil Kutipan di atas terdapat kata janjine. Proses morfologisnya sebagai berikut: janji janji + {-ne} janjine janjinya. 2) Sufiks {-a} Age-age padha elinga (AGS, JG Swara Lonceng karya Oktafia Efi P: 47) Terjemahan: Cepat-cepat semua ingatlah Kutipan di atas terdapat kata elinga. Proses morfologisnya sebagai berikut: eling ingat + {-a} elinga ingatlah. d. 1) Konfiks {ka- + -an} Asipat sabar nggalang karukunan nuswantara (AGS, JG Ir Sukarno karya Eko Novianto: 11) Terjemahan: Mempunyai sifat sabar memegang kerukunan nusantara Kutipan di atas terdapat kata karukunan. Proses morfologisnya sebagai berikut: {ka-} + rukun rukun + {-an} karukunan kerukunan. 2) Konfiks {pa- + -an} Gawe bobroke paseduluran (AGS, JG Lamis karya Miftakul Thoyiba: 5) Terjemahan: Membuat hancurnya persaudaraan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 74

Kutipan di atas terdapat satu kata yaitu paseduluran. Proses morfologisnya sebagai berikut: {pa-} + sedulur saudara + {-an} paseduluran persaudaraan. 2. Reduplikasi (pengulangan) Proses reduplikasi (pengulangan) dibagi menjadi enam, yaitu (1) dwilingga, (2) dwilingga salin swara, (3) dwipurwa, dan (4) dwiwasana. Adapun pembahasannya setelah melakukan penyajian data sebagai berikut. a. Dwilingga 1) Yen pejabat-pejabat kuwi sipate kaya Raden Arjuna (AGS, JG Raden Arjuna karya Muh Bayu Mahendra: 3) Terjemahan: Jika pejabat-pejabat itu sifatnya seperti Raden Arjuna Kutipan di atas terdapat kata pejabat-pejabat. Proses morfologisnya sebagai berikut: pejabat pejabat pejabat-pejabat pejabat-pejabat. 2) Padhange rembulan, akehe lintang-lintang (AGS, JG Sepi ing Ati karya Intan Kusuma: 12) Terjemahan: Terangnya bulan, banyaknya bintangbintang Kutipan di atas terdapat kata lintang-lintang. Proses morfologisnya sebagai berikut: lintang bintang lintang-lintang bintang-bintang. b. Dwilingga Salin Swara 1) Ing ngarep, mesam-mesem (AGS, JG Lamis karya Miftakul Thoyiba: Terjemahan: Di depan, senyam-senyum Kutipan di atas terdapat kata mesam-mesem. Proses morfologisnya sebagai berikut: mesem senyum mesem-mesem senyum-senyum mesammesem senyam-senyum. 2) Kelap-kelip tambah adoh pinuju rina (AGS, JG Lintang karya Khoirul Laila: 19) Terjemahan: Berkelip-kelip semakin jauh menuju malam Kutipan di atas terdapat kata kelap-kelip. Proses morfologisnya sebagai berikut: kelip kelip kelip-kelip kelip-kelip kelap-kelip berkelip-kelip. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 75

c. Dwipurwa 1) Jare dhemen tetulung ananging kok menthung (AGS, JG Bangsate Manungsa karya Khoirul Laila: 14) Terjemahan: Katanya senang menolong tetapi malah menyakiti Kutipan di atas terdapat kata tetulung. Proses morfologisnya sebagai berikut: tulung tolong tutulung tetulung senang menolong. 2) Mbabat saranduning pepalang (AGS, JG Kasetyan karya Desi Indriyanti: 28) Terjemahan: Menebas semua rintangan Kutipan di atas terdapat kata pepalang. Proses morfologisnya sebagai berikut: palang kayu melintang papalang pepalang halangan, rintangan. d. Dwiwasana Cekakakan nyebar prahara (AGS, JG Lelakone Kancil lan Munyuk karya Rani Dita: 41) Terjemahan: tertawa terbahak-bahak menyebar keributan Kutipan di atas terdapat kata cekakakan. Proses morfologisnya sebagai berikut: cekak pendek cekakkak tertawa cekakakak cekakakan berulangulang tertawa terbahak-bahak. 3. Pemajemukan (Kompositum) Tembung camboran kata majemuk dibagi menjadi dua, yaitu camboran wutuh dan tembung camboran tugel. Peneliti hanya mendapat kata yang mengandung tembung camboran wutuh. Hasil penelitian akan dibahas sebagai berikut. 1) Saiki akeh uwong ala (AGS, JG Jaman Saiki karya Intan Kusuma H: 12) Terjemahan: Sekarang banyak orang yang tidak punya perasaan Kutipan di atas terdapat kata uwong ala. Proses morfologisnya sebagai berikut: uwong orang + ala jelek uwong ala. 2) Seneng mengkal lan atos atine (AGS, JG Lamis karya Miftakul Thoyiba: 5) Terjemahan: Senang bohong dan memikirkan diri sendiri Kutipan di atas terdapat kata atos atine. Proses morfologisnya sebagai berikut: atos keras + atine hatinya atos atine. Perubahan Makna Setelah Mengalami Proses Morfologis pada Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012) Afiksasi (pengimbuhan) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 76

1. Proses Afiksasi a. Prefiks {N-} ng- Kancil ngumbar janji (AGS, JG Kewan Apa Manungsa karya Muh Bayu Mahendra: 3) Terjemahan: Kancil mengobral janji Kutipan di atas terdapat kata ngumbar. BD kata tersebut yaitu umbar umbar artinya membiarkan lepas (bebas), makna dasarnya tembung kaanan. Kata tersebut mendapat awalan {N-} ng- menjadi ngumbar mengumbar, mengobral, maknanya menjadi tembung kriya tanduk. b. Infiks {-um-} Tumemplek angel diilangi (AGS, JG Tresna karya Eko Novianto: 11) Terjemahan: Menempel susah dihilangkan Kutipan di atas terdapat kata tumemplek berasal dari kata templek melekat makna dasarnya tembung kriya. Kata tersebut mendapat sisipan {-um-} menjadi tumemplek menempel pada maknanya berubah menjadi tembung kriya tanpa lesan. c. Sufiks {-a} Age-age padha elinga (AGS, JG Swara Lonceng karya Oktafia Efi P) Terjemahan: Cepat-cepat semua ingatlah Kutipan di atas terdapat kata yang elinga berasal dari kata eling ingat makna dasarnya tembung kriya, mendapat akhiran {-a} menjadi elinga ingatlah, sadarlah makna jadiannya menjadi tembung kriya dan tidak mengalami perubahan makna. d. Konfiks {N- + -ake} Ninggalake rasa sepi ing ati (AGS, JG Sepi ing Ati karya Intan Kusuma: 12) Terjemahan: Meninggalkan rasa sepi dihati Kutipan di atas terdapat kata ninggalake yang berasal dari kata tinggal masih tetap ditempat makna dasarnya merupakan tembung kriya, mendapat konfiks {N- + -ake} menjadi ninggalake meninggalkan makna jadiannya menjadi tembung kriya tanduk. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 77

2. Reduplikasi (pengulangan) a. Dwilingga Durung-durung wis matur bapa ibu (AGS, JG Lara Meksa Ora Tiba karya Khoirul Laila: 18) Terjemahan: Belum apa-apa sudah bilang ayah ibu Kutipan di atas terdapat kata durung-durung yang berasal dari kata durung belum makna dasarnya tembung katrangan, mengalami pengulangan menjadi durung-durung makna jadiannya menjadi tembung aran. b. Dwilingga Salin Swara Kelap-kelip tambah adoh pinuju rina (AGS, JG Lintang karya Khoirul Laila: 19) Terjemahan: Berkelip-kelip semakin jauh menuju malam Kutipan di atas terdapat kata kelap-kelip yang berasal dari kata kelip cahaya kecil yang terputus-putus makna dasarnya merupakan tembung aran mengalami dwilingga salin swara dengan perubahan fonem /e/ menjadi kelap-kelip makna jadiannya membentuk tembung kriya mempunyai arti melakukan pekerjaan berulang-ulang. c. Dwipurwa Ana lelara, ananging... (AGS, JG Ngenteni Mala karya Awalia Putri: 31) Terjemahan: Ada penyakit, tetapi... Kutipan di atas terdapat kata lelara yang berasal dari kata lara sakit makna dasarnya merupakan tembung katrangan, mengalami dwipurwa menjadi lelara penyakit makna jadiannya menjadi tembung aran. d. Dwiwasana Cekakakan nyebar prahara (AGS, JG Lelakone Kancil lan Munyuk: ) Terjemahan: Tertawa terbahak-bahak menyebar keributan Kutipan di atas terdapat kata cekakakan yang berasal dari kata cekak pendek makna dasarnya merupakan tembung kaanan, mengalami dwiwasana dengan mendapat akhiran {-an} menjadi cekakakan tertawa terbahak-bahak makna jadiannya menjadi tembung kriya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 78

3. Pemajemukan Nukulke wiji landhep (AGS, JG Jasa karya Vindi Taviana: 8) Terjemahan: Menumbuhkan anak (generasi) yang pintar Kutipan di atas terdapat kata wiji landhep berasal dari kata wiji biji (isi buah) makna dasarnya merupakan tembung aran dan landhep tajam makna dasarnya merupakan tembung kaanan, mengalami pemajemukan utuh menjadi wiji landhep artinya siswa yang pandai makna jadiannya merupakan tembung aran. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1) proses afiksasi yang meliputi: prefiks {N-} ny- ng- m- n-, {di-}, {a-}; infiks {-um-}, {-er-}, dan {-el- }; sufiks {-e/-ne}, {-i/-ni}, {-a}, {-an}; konfiks {ka-,-an}, {N-,-ake}, {pa-,-an}, {pan-,-an}; proses reduplikasi meliputi: dwilingga, dwipurwa, dan dwiwasana; proses pemajemukan meliputi tembung camboran wutuh. (2) perubahan makna akibat proses morfologis meliputi: proses afiksasi prefiks {N-} ny- ng- m- n- dapat membentuk tembung kriya tanduk, {di-, dak-/tak-/kok-} kriya tanggap; infiks {-um-} kriya tanpa lesan dan kaanan; sufiks {-e/-ne} dan {-ane} tembung aran; konfiks {ka-,-an} tembung kriya, {pa-,-an} tembung aran, {sa-,-e} tembung katrangan; reduplikasi dwilingga membentuk tembung aran, dwilingga salin swara tembung kriya; pemajemukan tembung camboran wutuh akan membentuk satu kesatuan kata dan memiliki makna yang berbeda dengan bentuk dasarnya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 79

Daftar Pustaka Mulyana. 2007. Morfologi Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher. Ramlan, M. 2009. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis). Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitafif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suwandi, Suwarji. 2011. Semantik (Pengantar Kajian Makna). Yogyakarta: Media Perkasa. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 80