36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan perusahaan perbankan yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 2013 sebagai populasi penelitian. Prosedur penelitian sampel dengan menggunakan purposive judgement sampling dan tidak semua perusahaan perbankan dapat dijadikan sample, terdapat beberapa kriteria perusahaan yang memenuhi semua syarat penelitian untuk dijadikan sampel penelitian. Jumlah sampel selama 3 tahun menjadi 46 perusahaan. Sample dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia B. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian 1. Statistik Deskrtiptif Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat bagaimana karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen selama periode tahun 2011 2013. Statistik deskriptif secara ringkat disajikan dalam tabel sebagai berikut :
37 Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 46.0008.1905.020320.0268173 CAR 46.1093 1.6339.191665.2195295 NPM 46.0008.0339.016037.0083753 Pertumbuhan LABA 46.0052 1.5979.314770.2999103 Valid N (listwise) 46 Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21.0 Dari data di atas dapat diketahui bahwa : 1. Jumlah sampel (N) 46 yang terdiri dari 25 perusahaan perbankan selama 3 tahun yang terdiri dari variabel Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM) dan Pertumbuhan Laba. 2. Return On Asset (ROA) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.020320 dengan standar deviasi sebesar 0.0268173. Dari 46 sampel ini ROA terendah (minimum) adalah 0.0008 yaitu Bank Capital Indonesia Tbk tahun 2012 dan terbesar (maksimum) adalah 0.1905 yaitu Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2011. 3. Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.191665 dengan standar deviasi sebesar 0.2195295. Dari 46 sampel ini CAR terendah (minimum) adalah 0.1093 yaitu Bank Mayapada International Tbk 2012 dan terbesar (maksimum) 1.6339 yaitu Bank Of India Tbk tahun 2011.
38 4. Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.016037 dengan standar deviasi sebesar 0.0083753. Dari 46 sampel ini NPM terendah (minimum) 0.0008 yaitu Bank Capital Tbk tahun 2012 dan terbesar (maksimum) 0.0339 yaitu Bank Rakyat Indonesia Tbk 2012. 5. Pertumbuhan laba memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.314770 dengan standar deviasi sebesar 0.2999103.. Dari 46 sampel ini pertumbuhan laba terendah (minimum) 0.0052 yaitu Bank Agroniaga Tbk tahun 2012 dan terbesar (maksimum) 1.5979 yaitu Bank Windu Kentjana International Tbk tahun 2012. 2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Tabel 4.2 menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov 1.004 dengan signifikan 0.266 diatas 0.05. Hal ini berarti HO diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. Uji normalitas dengan menggunakan histogram juga menunjukkan data berdistribusi normal.
39 Tabel 4.2 Uji Normalitas data Kolmogorov smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 46 Normal Mean.0000000 Parameters a,,b Std. Deviation.26601029 Most Extreme Absolute.148 Differences Positive.148 Negative -.106 Kolmogorov-Smirnov Z 1.004 Asymp. Sig. (2-tailed).266 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21.0 b. Uji multikolinearitas Tabel 4.3 menunjukkan nilai Tolerance tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance lebih dari 0.10 serta semua variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari 10, yang berarti data tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).604.097 6.256.000 ROA.301 1.624.027.186.854.889 1.125 CAR -.179.187 -.131 -.957.344.997 1.003 NPM -16.261 5.194 -.454-3.131.003.890 1.123 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba
40 c. Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scattler plots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi bisa pakai. Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
41 Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas (Park Test) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).604.097 6.256.000 ROA.301 1.624.027.186.854 CAR -.179.187 -.131 -.957.344 NPM -16.261 5.194 -.454-3.131.003 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21.0 Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas melalui uji park test dapat dilihat bahwa : 1. Nilai sig pada variabel independen ROA adalah sebesar 0.854, hal ini berarti nilai Sig diatas 0.05 bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas. 2. Nilai sig pada variabel independen CAR adalah sebesar 0.344, hal ini berarti nilai Sig diatas 0.05 bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas. 3. Nilai sig pada variabel independen NPM adalah sebesar 0.003, hal ini berarti nilai Sig dibawah 0.05 bahwa terdapat heteroskedastisitas.
42 d. Uji Autokorelasi Nilai DW (Durbin-Watson) pada model ini sebesar 1.796. Jika dilihat dari tabel DW dengan signifikansi 0.05 dan jumlah data (n) = 25, serta k = 3, maka diperoleh nilai d1 sebesar 1.123 dan nilai du sebesar 1.654. Jika di analisa menurut tabel du < d < 4-du = 1.654 < 1.796 < 2.345 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi lebih besar dari batas atas (du) 1.650 dan kurang dari 4-1.650 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi. Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.462 a.213.157.2753468 1.796 a. Predictors: (Constant), NPM, CAR, ROA b. Dependent Variable: LABA DW du 4dU Keterangan 1.796 1.654 2.345 Tidak ada Autokorelasi Sumber : data yang di olah
43 3. Pengujian Hipotesis a. Regresi Linier Berganda Tabel 4.6 Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).604.097 6.256.000 ROA.301 1.624.027.186.854 CAR -.179.187 -.131 -.957.344 NPM -16.261 5.194 -.454-3.131.003 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan persamaan regresi Linear Berganda sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 0.604 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka pertumbuhan laba rata-rata perusahaan 0.604. 2. Koefisiean ROA = 0.301 menunjukkan setiap perubahan 1% variabel ROA maka akan menyebabkan perubahan pertumbuhan laba rata-rata sebesar 0.301. 3. Koefisiean CAR = -0.179 menunjukkan setiap perubahan 1% variabel ROA maka akan menyebabkan perubahan pertumbuhan laba rata-rata sebesar -0.179 4. Koefisiean NPM = -16.261 menunjukkan setiap perubahan 1% variabel ROA maka akan menyebabkan perubahan pertumbuhan laba rata-rata sebesar -16.261.
44 b. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variable bebas dalam menerangkan variable terikat. Nilai determinasi ditentukan dengan nilai Adjusted R-Square dan dapat dilihat melalui persamaan koefisien determinasi berikut ini : Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.462 a.213.157.2753468 a. Predictors: (Constant), NPM, CAR, ROA b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21.0 Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang menunjukkan nilai Adjusted R. square sebesar 0.157. Hal ini berarti bahwa 10% variasi pertumbuhan laba dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel ROA, CAR, NPM. Sedangkan (100% 15.7% = 84.3%) pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh sebab sebab variabel lain di luar model.
45 c. Pengujian Simultan (Uji F) Uji F ini dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang layak (fit) atau tidak. Pada tabel berikut ini dapat dilihat hasil dari Uji F yang dilakukan : Tabel 4.8 Uji Simultan F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression.863 3.288 3.796.017 a Residual 3.184 42.076 Total 4.048 45 a. Predictors: (Constant), NPM, CAR, ROA b. Dependent Variable: LABA Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21.0 Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan nilai probabilitas 0.17 lebih kecil dari 0.05, maka Ho di tolak dan Ha diterima. Berarti ROA, CAR, dan NPM secara serentak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. d. Pengujian Parameter Individual (Uji T) Uji t ini dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan menunjukkan adakah pengaruh variable independen secara parsial terhadap variabel dependennya.
46 Tabel 4.9 Uji Statistik T Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).604.097 6.256.000 ROA.301 1.624.027.186.854 CAR -.179.187 -.131 -.957.344 NPM -16.261 5.194 -.454-3.131.003 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Sumber : Data diolah melalui SPSS 21.0 Dari tabel 4.8 diatas, maka dapat dilihat uji t dan hadil signifikan pengujiannya. Dari uji statistic t antara masing masing variabel independen tethadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Return On Assets terhadap pertumbuhan laba Hasil pengujian terhadap variabel Return On Assets (ROA) menunjukkan nilai t 0.186 sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ROA terhadap pertumbuhan laba adalah positif. Koefisien regresi sebesar 0.186 berarti kenaikan ROA sebesar 1% akan menaikan pertumbuhan laba sebesar 0.186 dan nilai signifikasi sebesar 0.854 yang artinya nilai signifikasinya diatas 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
47 2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap pertumbuhan laba Hasil pengujian terhadap variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan nilai t -0.957 sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel CAR terhadap pertumbuhan laba adalah negatif. Koefisien regresi sebesar -0.957 berarti kenaikan ROA sebesar 1% akan menaikan pertumbuhan laba sebesar -0.957 dan nilai signifikasi sebesar 0.344 yang artinya nilai signifikasinya diatas 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. 3. Pengaruh Net Profit Margin terhadap pertumbuhan laba Hasil pengujian terhadap variabel Net Profit Margin (NPM) menunjukkan nilai t -3.131 sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel NPM terhadap pertumbuhan laba adalah negatif. Koefisien regresi sebesar -3.131 berarti kenaikan NPM sebesar 1% akan menaikan pertumbuhan laba sebesar -3.131 dan nilai signifikasi sebesar 0.003 yang artinya nilai signifikasinya dibawah 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel NPM berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
48 C. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis statistic deskriptif dan pengujian hipotesis tentang pengaruh variabel ROA, CAR, NPM terhadap pertumbuhan laba, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pengaruh Return On Asset terhadap pertumbuhan laba Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui variabel ROA berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 2013. Semakin besar ROA maka kinerja perusahaan semakin baik, hal ini juga menunjukkan tingkat efektif kinerja perusahaan dalam memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan laba. Laba yang tinggi dapat menarik perhatian investor untuk menanamkan dananya dan mendapatkan keuntungan yang berasal dari deviden. Melihat tingginya rasio ROA akan menarik minat investor untuk memiliki saham diperusahaan tersebut, karena dengan ROA yang tinggi investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan perbankan, maka laba perusahaan perbankan cenderung meningkat yang diikuti oleh peningkatan pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini juga mendukung dari hasil Setyono (2014) dalam penelitiannya menguji CAR, NPL, ROA dan LDR dalam memprediksi laba pada industri perbankan yang listed di BEJ dengan menggunakan analisis regresi berganda dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keempat variabel independen (CAR, NPL, ROA dan LDR) mampu memprediksi
49 perubahan laba satu tahun mendatang sementara pada perubahan laba dua tahun mendatang, keempat variabel tersebut tidak berpengaruh. 2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap pertumbuhan laba Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui variabel CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 2013. Arah negatif yang ditunjukkan oleh variabel CAR mengindikasikan bahwa apabila CAR mengalami meningkat maka pertumbuhan laba akan mengalami penurunan dan semakin besar CAR mengindikasi peningkatan CAR ternyata tidak digunakan untuk operasional sepenuhnya. Oleh karena itu pertumbuhan laba tidak meningkat. Selain itu peningkatan kecukupan modal DP digunakan untuk investasi jangka panjang yang efek laba dan pertumbuhan laba akan terlihat pada jangka panjang. 3. Pengaruh Net Profit Margin terhadap pertumbuhan laba Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui variabel NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 2013. Hasil penelitian ini juga sama seperti penelitian Hasil penelitian ini juga mendukung dari Mahardian (2008) menganalisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan. Dalam penelitiannya variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap laba, sementara
50 variable CAR, OPM, NPM, NIM, DER, dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap laba Koefisien parameter NPM sebesar -16.261 menggambarkan arah koefisien negatif yang berarti bahwa peningkatan NPM pada periode pengamatan menyebabkan pertumbuhan laba menurun, hal ini dapat terjadi karena besarnya biaya-biaya yang timbul berkaitan dengan operasional atau biayabiaya yang timbul setelah biaya pendapatan utama bank sangat besar sehingga pertumbuhan laba menurun.