BAB I PENDAHULUAN. faktor psikis yang bersifat non intelektual.peranannya yang khas adalah dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang definisi pendidikan banyak dikemukakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Dalam proses pendidikan terdapat unsur-unsur usaha (kegiatan), usaha itu bersifat. itu mempunyai dasar dan tujuan (Hasbullah, 1999:3).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

Jumlah anak usia sekolah setingkat SMP (jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta

OLEH : DELVIZA SURYANI

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal tersebut diperlukan uji coba secara terus-menerus teknik pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian dirinya,kecerdasan, akhlak mulia,serta

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan terhadap hasil perhitungan data penelitian yang telah

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I BANYAKAN TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.peranannya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar. Sebegitu penting motivasi tersebut bagi siswa, maka secara umum siswa dilatih untuk terampil mengembangkan penalaran, terutama dalam ilmu pengetahuan.setiap manusia mempunyai aktifitas-aktifitas yang telah membudaya maksud membudaya di sini adalah aktivitas-aktivitas atau perilaku-perilaku yang bereksistensi secara mikro atau dalam kaitan yang kecil. Dan khusus dipandang sebagai insan pelajar yang hidup dalam struktur sosial yang mikro yakni keluarga dan latar belakang interaksi-interaksi sosialnya yang berlangsung. Kehidupan dalam bermasyarakat biasanya selalu terdapat perbedaan status antara orang satu dengan yang lainnya, antara kelompok satu dengan yang lainnya. Ada yang mempunyai status sosial yang tinggi dan ada pula yang mempunyai status yang paling rendah, sehingga kalau dilihat dari bentuknya seakan-akan status manusia dalam masyarakat itu berlapis-lapis dari atas ke 1

2 bawah.menurut konsep status sosial, di dalam sekelompok masyarakat tertentu pasti di dalamnya terdapat beberapa orang yang lebih dihormati daripada orang lainnya.begitu pula dengan status ekonomi, biasanya juga ada beberapa orang yang memiliki faktor ekonomi yang lebih tinggi daripada yang lainnya, begitu seterusnya bagi status-status lain yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Menurut Dimyati salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar ialah status sosial ekonomi orang tua, siswa yang status ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam motivasi belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan, kurang berada, dan miskin. 1 Masalah kemampuan ekonomi (biaya) menjadi sumber kekuatan dalam kegiatan belajar.dalam kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana-sarana yang cukup mahal, yang kadang-kadang tidak dapat terjangkau oleh keluarga.jika keadaannya demikian, maka masalah demikian juga merupakan faktor penghambat dalam kegiatan belajar. Jika perekonomian cukup, lingkungan materiil yang dihadapi siswa dalam keluarganya itu lebih luas, maka ia dapat kesempatan yang luas pula untuk mengembangkan berbagai kecakapannya. Termasuk di dalamnya menu-menu makanan guna 1 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2000. Hal 87

3 kesehatan yang baik, serta sikapnya terhadap lingkungan keluarga, hubungan dengan orang tua dan saudaranya yang dinamis dan wajar. 2 Siswa yaitu manusia yang hidup dalam satu lingkungan sosial yang micro atau kecil yaitu keluarga. Peranan keluarga sebagai pendorong perkembangan pengetahuan individu dipengaruhi oleh interaksi sosialnya yang dinamis, dan kondisi sosial ekonomi keluarga. Faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dapat digolongkan menjadi dua, golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern dapat diartikan sebagai faktor dari dalam individu, sebagai peranan utama sebagai subyek belajar, seperti kesehatan, kenormalan tubuh, minat dan watak.faktor intern sangat perlu mendapatkan perhatian bagi peningkatan prestasi belajar. Sedangkan faktor ekstern seperti faktor keluarga dan lingkungan. Faktor keluarga dapat berupa keadaan atau kondisi ekonomi orang tua atau keluarga siswa. Peranan ekonomi orang tua secara umum dapat dikatakan mempunyai hubungan yang positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa ini disebabkan proses belajar mengajar siswa membutuhkan alatalat atau seperangkat pengajaran atau pembelajaran, di mana alat ini untuk memudahkan siswa dalam mendapatkan informasi, pengelolaan bahan pelajaran yang diperoleh dari sekolah. Keadaan ekonomi orang tua siswa turut mendukung siswa dalam pengadaan sarana dan prasarana belajar, yang akan memudahkan dan membantu pihak sekolah untuk meningkatkan motivasi belajar anak dalam 2 Andi Mappiare. Psikologi Orang Dewasa. Jakarta: Usaha Nasional. 2009.Hal 09

4 proses belajar mengajar. Seperangkat pengajaran atau pembelajaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit.perangkat belajar mengajar maksudnya buku-buku pelajaran, pensil, penggaris, buku-buku Lembar Kerja Soal (LKS), penghapus, dan lain-lain. Apabila diperhatikan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak dikeluarganya itu lebih luas, ia akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacammacam kecakapan yang tidak dapat dikembangkan apabila tidak ada prasarananya. 3 Dan pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keataslebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka.anak-anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain kondisi sosial ekonomi, pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang dimaksud yakni, adanya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar, demi mencapai satu tujuan. Dalam mengarahkan motivasi belajar siswa, orang tua harus dapat menumbuhkan sikap mental, prilaku siswa yang diiringi dengan motivasi dan harus lebih bijak dan berhati hati melakukan pendekatan, sehingga keberhasilan siswa tercapai sesuai dengan keinginan semua pihak. Semakin 3 Gerungan.Psikologi Sosial. Bandung: PT Reflika Aditama. 2004. Hal 196

5 tinggi pendidikan dan wawasan yang dimiliki orang tua sehingga dapat berpengaruh dalam mendidik anak yang pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar anak ke arah yang lebih baik. 4 Dalam hal ini Hasbullah mengatakan: Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Cara mendidik dalam keluarga, mempengaruhi reaksi anak terhadap lingkungan.pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan orientasi pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua akan melengkapi pola pikir dalam mendidik anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memang memiliki sumber daya yang cenderung lebih besar, baik pendapatan, waktu, tenaga, dan jaringan kontak, yangmemungkinkan mereka untuk terlibat lebih jauh dalam pendidikan anak.pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukanpendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didikmengalami proses pemanusiaan kearah tercapainya pribadi yang dewasa/susila yaitusosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh bekal ilmu pengetahuan sertamemiliki integritas moral yang tinggi sehingga dalam perjalanannya nanti, manusiayang selalu siap baik jasmani maupun rohani. 5 46 4 W.S. Winkel. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta.Media Abadi. 2005. Hal 87 5 Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada. 2006. Hal

6 Orang tua mempunyai peran penting dalam membantu setiap pribadi anak agar berkembang secara optimal baik akademis, psikologis maupun sosial dan sangat diperlukan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan. Orang tua yang memotivasi dalam mengembangakan potensi anak agar dapat berkembang seoptimal mungkin, sehingga menjadi anak yang mempunyai kemampuan berpikir dengan menggunakan daya akal dan pikirannya dengan penuh tanggung jawab seperti menumbuhkan sikap kedisiplinan dalam belajar, meningkatkan semangat belajar dan bertingkah laku baik. Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa, maka orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi semangat, membimbing, dan memberi teladan yang baik pada anaknya. Selain hal itu, perlu suasana hubungan dan komunikasi yang lancar antara orang tua dengan anak-anak serta keadaan keuangan keluarga yang tidak kekurangan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan kelengkapan belajar anak, penghargaan atau hadiah. Hal-hal tersebut ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. 6 Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu. Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara Hal 80 6 Tulus Tu u. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. 2004.

7 mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. 7 Menurut Tulus Tu u Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memang memiliki sumber dayayang cenderung lebih besar, baik pendapatan, waktu, tenaga, dan jaringan kontak, yangmemungkinkan mereka untuk terlibat lebih jauh dalam pendidikan anak. Dengan demikian,pengaruh tingkat pendidikan orang tua pada motivasi belajaranak direpresentasikansebagai hubungan yang dimediasi oleh interaksi antara proses dan variabel status. Orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan untuk lebih percaya diri pada kemampuan mereka dalam membantu anak-anak mereka belajar dan meningkatkan motivasi anak-anaknya dalam belajar. Dengan tingkat keyakinan tersebut maka diperkirakan akan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar anak-anak. 8 Keluarga merupakan lembaga sosial yang pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Orang tua bertanggung jawab dalam menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Orang tua yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan bermasalah dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak. Berbeda dengan keadaan orang tua yang keadaan ekonominya rendah. Contohnya, banyak anak yang dalam belajar akan sangat memerlukan sarana penunjang belajarnya yang kadang harganya mahal. Bila 7 Winkel.Opcit. Hal 87 8 Tulus Tu u. Peran orangtua dalam pendidikan anak. Jakarta: Rineka cipta. 2003. Hal 60

8 kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut keberhasilan suatu pendidikan ditunjang oleh beberapa factor diantaranya kondisi sosial ekonomi yang meliputi sarana dan prasarana. 9 Berdasarkan pendapat Tulus Tu u dan Slameto di atas bahwa kondisi social ekonomi dan pendidikan orang tua sangat menentukan motivasi belajar anak sehingga berprestasi. Dari pengamatan dan informasi yang penulis dapat dari lapangan bahwa terdapat gejala-gejala bahwa motivasi belajar siswa tidak seperti yang diharapkan. 1. Masih ada siswa yang tidak mau mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang belum jelas. 2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran saat proses belajar mengajar berlangsung. 3. Masih ada siswa yang malas-malasan dalam belajar. 4. Masih banyak siswa yang remedial setelah ulangan mata pelajaran IPS. Padahalorang tua sudah menciptakan suasana belajar yang kondusif dirumah, menyediakan sarana dan fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh siswa.begitu juga dengan pendidikan orang tua rata-rata orang tua dari siswa berasal dari keluarga yangberpendidikan dan hanya sekidit yang tidak tamat sekolahdalam mengikuti pendidikan formal. Berdasarkan gejala tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan 2003.Hal 61 9 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

9 Orang Tua dengan Motivasi Belajar Ekonomi Siswa LKMD Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. B. Penegasan Istilah Untuk memberikan pemahaman terhadap judul ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka peneliti menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut: 1. Hubungan adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 10 Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini daya yang timbul dari kondisi sosial ekonomi dan pendidikan orang tua dalam kaitannya dengan motivasi belajar Ekonomi siswa kelas XI LKMD Kec. Tapung Kabupaten Kampar. 2. Kondisi sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi orang tua di dalam masyarakat. Dalam penelitian ini status sosial ekonomi dilihat atau diukur kekayaan atau penghasilan, pekerjaan dan pendidikan. Secara terperinci penghasilan diukur dari pendapatan rata-rata yang diterima dalam periode tertentu (misalnya:harian, mingguan, bulanan). Pekerjaan diukur melalui kegiatan yang dilakukan oleh orang tua siswa sehari-hari dalam usaha mencari nafkah. 3. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 10 Depdikbud.. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2002. Hal 375

10 keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam penelitian ini Pendidikan diukur dari tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh orang tua siswa baik pendidikan SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi. 4. Orang tua adalah bapak ibu dari anak, tapi pada penelitian ini difokuskan pada orang tua yang memiliki anak yang masih berada dibangku sekolah dengan pertimbangan bahwa keterlibatan orang tua terlihat setelah anaknya masuk sekolah. 5. Motivasi adalah penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. 11 6. Belajar adalah sebagai suatu proses yang disengaja untuk mendapatkan sebuah pemahaman dan juga mengalami sebuah perkembangan dan perubahan. C. Permasalahan 1. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: a. Motivasi belajar siswa belum maksimal b. Hasil belajar siswa di SMALKMD belum maksimal 2005. Hal 73. 11 Sardiman.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grapindo Persada.

11 c. Kondisi sosial ekonomi dan pendidikan orang tua sudah maksimal tetapi motivasi belajar ekonomi sisa belum maksimal. 2. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tidak semua masalah akan penulis teliti mengingat keterbatasan dana, waktu dan tenaga. Untuk itu penulis dalam hal ini membatasi masalah pada Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. 3. Rumusan Masalah Bertolak dari pembatasan masalah, maka penulis dapat merumuskan masalahnya yaitu: a. Apakah ada hubungan yang signifikan secara parsial antara Kondisi socialekonomi denganmotivasibelajar ekonomi siswa kelas XI SMA LKMD Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar?. b. Apakah ada hubungan yang signifikan secara parsial antara tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi belajar ekonomi siswa Kelas XI SMA LKMD Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar?. c. Apakah ada hubungan yang signifikan secara simultan antara kondisi sosial dan pendidikan orang tua dengan motivasi belajar ekonomi siswa Kelas XI SMA LKMD Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar?.

12 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui hubungan antara kondisi sosial dengan motivasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA LKMD Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. b. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan orang tua dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA LKMD Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. c. Untuk mengetahui hubungan antara kondisi sosial dan pendidikan orang tua dengan motivasi belajar ekonomi siswa Kelas XI SMA LKMD Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa Sebagai bahan masukan dan saran dalam meningkatkan motivasi belajar ekonomi siswa b. Bagi Orang Tua Sebagai bahan dan saran serta pengetahuan bahwa terdapat hubungan antara kondisi sosial ekonomi dan pendidikan orang tua dengan motivasi belajar ekonomi siswa. c. Bagi Penulis

13 Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) di UIN SUSKA dansebagai salah satu usaha untuk memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan penulis. d. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut bagi pihak yang terkait, dimasa mendatang.