TINJAUAN PUSTAKA. kata terigu dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Portugis trigo yang. proteinnya, tepung terigu dapat dibagi menjadi:

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda yaitu Manhatten, dan di sana donat dinamakan olykoek atau kue yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang, dengan atau tanpa

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

LOGO BAKING TITIS SARI

II. TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

TINJAUAN PUSTAKA. dan beta-karoten (provitamin A) (Suarni dan Firmansyah, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang


I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

TINJAUAN PUSTAKA. agar gluten yang terbentuk dapat menyimpan gas sebanyak-banyaknya. Umumnya, dalam

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue. Disusun Oleh : Diana Karisa

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bulir gandum. Tepung terigu

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular

II. TINJAUAN PUSTAKA. Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Umbi kimpul (Xanthosoma sagittifolium) merupakan suku aracea, tergolong

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Kedudukan Taksonomi Gembili (Dioscorea esculenta L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

BAB II LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

II. TINJAUAN PUSTAKA. tegak yang tingginya mencapai 0,9-1,8m hingga 3m. Umbinya dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh kandungan racun yang disebut juga linamarin (senyawa sianoglukosida

TINJAUAN PUSTAKA. pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB X PENGAWASAN MUTU

TINJAUAN PUSTAKA. terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman

FORMULASI TEPUNG KENTANG HITAM (Solenostemon rotundifolius) DAN TEPUNG TERIGU TERHADAP BEBERAPA KOMPONEN MUTU ROTI TAWAR SKRIPSI. Oleh: SUBURI RAHMAN

Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi dengan ragi roti atau bahan pengembang lainnya yang diolah dengan

BAB IV BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

TINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman alpukat memiliki nama botanis Persea americana, Mill

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA A. TEPUNG BERAS B. TEPUNG BERAS KETAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bakpia. dibungkus dengan adonan tepung dengan sedikit minyak nabati (Ihsan, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Tepung Terigu Tepung terigu merupakan butiran halus yang dihasilkan dari biji gandum, biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue, roti, mie, dan pasta. Asal kata terigu dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Portugis trigo yang artinya gandum. Kandungan protein dalam tepung terigu berupa gluten yang memiliki peran dalam mengenyalkan adonan yang terbuat dari terigu (Desrosier, 2008). Pengolahan gandum menjadi tepung terigu melalui proses milling. Gluten pada tepung terigu bersifat kenyal, elastis, dan dapat mengembang (Habsari, 2010). Roti dengan mutu dan kualitas yang baik ditentukan dari sifat bahan penyusun utamanya yaitu tepung terigu atau tepung gandum. Sifat kimia dan fisik tepung tersebut dan sifat sensoris roti sangat mempengaruhi roti yang dihasilkan (Widodo, dkk., 2004). Menurut Astawan (2008), berdasarkan kandungan proteinnya, tepung terigu dapat dibagi menjadi: 1. Tepung terigu protein tinggi (hard flour), tepung dengan kualitas yang sangat baik dengan kandungan protein 12%-13%, biasa digunakan untuk membuat roti dan mie berkualitas tinggi. Misalnya, tepung terigu yang dijual dengan merk dagang Cakra Kembar. 2. Tepung terigu protein sedang (medium hard flour), tepung dengan kadar protein 9,5%-11% dapat digunakan untuk membuat roti, mie, kue, dan biskuit. Misalnya tepung terigu yang dijual dengan merk dagang Segitiga Biru. 5

6 3. Tepung terigu protein rendah (soft flour), tepung dengan kadar protein 7%-8,5% dapat digunakan untuk membuat kue dan biskuit. Misalnya tepung terigu yang dijual dengan merk dagang Kunci Biru. Komponen terbanyak yang terdapat pada tepung terigu adalah pati sekitar 70% yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Kandungan amilosa sekitar 20% dan amilopektin sekitar 70% dengan suhu gelatinisasi sekitar 56 o C-62 o C (Astawan, 2008). Saat proses pematangan adonan menggunakan suhu tinggi, gluten akan difiksasi mempertahankan volume globule tersebut, sehingga roti memiliki konsistensi seperti spons yang lunak dan empuk merata. Roti yang bagus dengan spons merata hanya dapat dihasilkan dari protein terigu yaitu gluten. Adonan roti yang menggunakan tepung lain akan menghasilkan roti dengan konsistensi yang lebih padat. Adonan yang dibuat dengan menambahkan berbagai bahan dalam adonan, akan menghasilkan roti yang beraneka macam seperti roti tawar, roti manis, roti isi, dan lainnya (Sediaoetama, 2009). Komposisi kimia yang terdapat pada 100 g tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia tepung terigu dalam 100 g bahan. Komposisi Jumlah Kalori (kal) 365 Protein (g) 8,9 Lemak (g) 1,3 Karbohidrat (g) 77,3 Kalsium (mg) 16 Fosfor (mg) 106 Besi (mg) 1,2 Vitamin A (SI) 0 Vitamin B1 (mg) 0,12 Vitamin C (mg) 0 Air (g) 12 Bdd (%) 100 Sumber : Departemen Kesehatan RI (1996).

7 Labu Kuning Tanaman labu kuning (Cucurbita pepo) berasal dari benua Amerika merupakan salah satu jenis labu yang ada di dunia. Labu kuning sering disebut dengan pumpkin atau winter squash, namun di Indonesia sering dikenal dengan nama waluh atau labu parang. Labu kuning dapat dimanfaatkan dari bagian buahnya yang berbentuk bulat, memiliki ukuran yang besar, berwarna kuning kecoklatan, dan memiliki berat rata-rata 3-5 kg. Pemanfaatan labu kuning di masyarakat biasanya sering dijadikan kolak, sayur, kue-kue, dan lain sebagainya (Indrati dan Gardjito, 2014). Semua jenis labu kuning memiliki kulit yang sangat keras sehingga sulit dihilangkan. Jenis labu kuning yang sering dikonsumsi masyarakat Asia dan Amerika ialah jenis Cucurbita pepo yang berwarna kuning karena mengandung beta karoten (See, dkk., 2007). Tanaman labu kuning bersifat menjalar atau memanjat dengan media berbentuk pilin atau spiral yang kuat menahan beban tanaman. Buah labu kuning memiliki umur simpan yang cukup panjang yaitu selama tiga bulan tanpa perubahan apabila disimpan di tempat yang bersih dan kering, serta tidak ada cacat pada buah labu kuning, jika ada luka maka labu kuning akan mengeluarkan gas yang dapat memicu kerusakan di dalam buah (Soedarya dan Arief, 2006). Dalam mengurangi konsumsi tepung terigu, labu kuning dapat menjadi sumber pangan lokal alternatif yang dapat memenuhi kuantitas dan kualitas zat gizi seperti kandungan karbohidrat dan beta karoten yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia (Yanuwardana, dkk., 2013). Labu kuning sangat berpotensi menjadi sumber gizi dan alternatif pangan masyarakat Indonesia karena mengandung gizi yang lengkap dan harganya murah. Labu kuning

8 mengandung beta karoten (provitamin-a), protein, karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor, besi), vitamin B, dan vitamin C (Hendrasty, 2003). Tepung Labu Kuning Kandungan karbohidrat pada labu kuning yang cukup tinggi dapat berpotensi diolah menjadi tepung labu kuning. Tepung labu kuning merupakan butiran halus yang lolos ayakan 60 mesh, memiliki warna kuning dan berbau khas labu kuning dengan kadar air ± 13%. Tepung labu kuning memiliki sifat higroskopis, sebaiknya disimpan dalam kemasan yang tidak tembus udara. Kemasan yang cocok untuk tepung labu kuning yaitu plastik yang dilapisi dengan aluminium foil (Hendrasty, 2003). Labu kuning merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan gizi yang lengkap dan cukup tinggi. Komposisi zat gizi tepung labu kuning dalam 100 g bahan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi zat gizi tepung labu kuning dalam 100 g bahan. No. Parameter Jumlah (%) 1 Kadar Karbohidrat 77,65 2 Kadar Protein 5,04 3 Kadar Lemak 0,08 4 Kadar Air 11,14 5 Kadar Abu 5,89 Sumber: Widowati, dkk (2001). Roti Roti merupakan makanan yang terbuat dari tepung terigu yang ditambahkan air dan ragi yang pembuatannya dengan tahapan pengulenan, fermentasi (pengembangan), pencetakan, dan pemanggangan dalam oven. Akibat dari bahan dan tahapan yang dilalui akan menghasilkan roti dengan tekstur yang

9 khas. Dari pengolahan akhirnya dapat diketahui bahwa roti dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan digoreng (Sufi, 1999). Roti dibuat dengan bahan utama tepung terigu berprotein tinggi (12%-14%), air, ragi, dan garam. Komponen lain yang dapat ditambahkan dalam pembuatan roti yaitu tepung selain tepung terigu, bahan pangan yang diragikan, susu dan produknya, buah-buahan, penambahan gluten, lemak enzim, dan lain sebagainya. Menurut Buckle, dkk. (2010), ada tiga tahapan dalam pembuatan roti yaitu: 1. Bahan dicampur bersama-sama, pati dan protein dari tepung akan menyerap air membentuk gumpalan yang disebut adonan, kemudian ragi memfermentasi gula yang ada dan menghasilkan gas berupa karbondioksida. 2. Adonan terfermentasi dimana adonan memuai karena pembentukan karbondioksida dan ditahan dalam adonan. 3. Pematangan dengan pemanggangan dalam oven akan menghilangkan sebagian air, ragi mati, pati tergelatinisasi, dan protein menggumpal dan menghasilkan bentuk yang stabil pada roti. Kehilangan air yang terlalu banyak pada bagian tertentu serta terjadinya reaksi pencoklatan akibat karamelisasi akan menyebabkan terbentuknya kerak berwarna coklat. Pada saat proses pemanggangan roti dengan suhu tinggi, mikrobul akan terbentuk akibat ragi yang mengadakan fermentasi terhadap karbohidrat dan akan terbentuk gas karbondioksida yang mempunyai dinding gluten. Mikrobul menggelembung akibat gas karbondioksida mengembang akibat suhu pemanggangan yang tinggi, kemudian terbentuk konsistensi roti seperti spons

10 yang empuk dan lunak (Sediaoetama, 2009). Standar mutu roti tawar yang telah ditentukan dalam Standar Nasional Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Standar mutu roti tawar menurut SNI 01-3840-1995. No. Kriteria Uji Satuan Roti Tawar 1 Keadaan 1.1 Kenampakan - Normal tidak berjamur 1.2 Bau - Normal 1.3 Rasa - Normal 2 Air %bb Maks 40 3 Abu dihitung atas dasar bahan kering 4 Abu tidak larut dalam asam %bb Maks 3,0 5 NaCl %bb Maks 2,5 6 Gula Total %bb - 7 Lemak %bb - 8 Serangga/Belatung - Tidak boleh ada 9 Bahan Tambahan Makanan SNI Sesuai SNI 01-0222-1995 9.1 Pengawet SNI Sesuai SNI 01-0222-1995 9.2 Pewarna SNI Sesuai SNI 01-0222-1995 9.3 Pemanis Buatan SNI Sesuai SNI 01-0222-1995 9.4 Sakarin Siklamat 10 Cemaran Logam 10.1 Raksa (Hg) Mg/kg Maks 0,05 10.2 Timbal (Pb) Mg/kg Maks 1,0 10.3 Tembaga (Cu) Mg/kg Maks 10,0 10.4 Seng (Zn) Mg/kg Maks 40,0 11 Cemaran Arsen (As) Mg/kg Maks 0,5 12 Cemaran Mikroba 12.1 Angka Lempeng Total Koloni/g Maks 10 6 12.2 E. Coli APM/g <3 12.3 Kapang Koloni/g Maks 10 4 SNI : 01-3840-1995. Bahan-bahan yang Ditambahkan dalam Pembuatan Roti Air Bagi kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan, air merupakan komponen yang sangat penting dimana fungsinya tidak ada senyawa yang dapat menggantikan. Air dalam bahan pangan juga memiliki peran penting dalam penampakan bahan pangan seperti tekstur, dan citarasa makanan. Walaupun

11 dalam bahan pangan yang kering, air tetap terkandung dengan jumlah tertentu. Air dapat berfungsi sebagai media reaksi yang dapat menstabilkan pembentukan biopolimer dan lainnya serta dapat menentukan kesegaran, penerimaan, dan daya tahan bahan pangan (Winarno, 1992). Dalam industri makanan, air yang digunakan harus memenuhi persyaratan tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak berasa, tidak mengganggu kesehatan, dan tidak menyimpang. Air yang tidak memenuhi persyaratan akan mengakibatkan meningkatnya kadar abu dan menyebabkan menurunnya mutu pati dimana warna pati menjadi kurang baik (Syarief dan Irawati, 1988). Dalam pembuatan makanan air berfungsi melarutkan garam dan gula, juga membantu proses pencampuran dan meratakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam adonan (Setyo dan Lilik, 2004). Air memiliki peran penting yaitu ketika air ditambahkan pada adonan dan bereaksi dengan gluten menghasilkan adonan yang kalis. Gluten dan pati menyatu dari hidrasi air yang bersenyawa dengan protein menjadi adonan. Air dapat menentukan karakteristik reologi dan konsistensi adonan yang menentukan sifat adonan selama proses dan mempengaruhi hasil akhir produknya. Jumlah air yang ditambahkan tergantung dari kekuatan tepung dan proses yang digunakan. Air berfungsi melarutkan bahan seperti garam, gula, susu, sehingga akan terdispersi secara merata dalam adonan. Banyaknya air yang digunakan juga dapat menentukan mutu roti yang dihasilkan (Koswara, 2009). Gula Pada proses fermentasi gula ditambahkan sebagai makanan ragi dan memberikan rasa manis. Selain itu, gula dapat mempengaruhi tekstur pada

12 pembuatan biskuit dan kue tertentu. Semakin tinggi jumlah gula yang ditambahkan maka tekstur remah kue akan lunak dan lebih basah contohnya pada biskuit. Gula juga dapat mempengaruhi warna pada roti akibat dari pemanasan dan terjadi reaksi karamelisasi mengakibatkan warna coklat pada roti (Buckle, dkk., 2010). Dalam pembuatan roti tawar, gula yang digunakan ialah sukrosa (gula putih dari tebu) dalam bentuk tepung gula ataupun gula kristal (Wahyudi, 2003). Menurut Winarno (1992), penambahan gula pada roti tawar bertujuan untuk: 1. Menjadi makanan bagi ragi untuk fermentasi 2. Mempengaruhi tekstur 3. Menahan air agar kesegaran terjaga 4. Menambah nilai nutrisi Garam Garam (NaCl) merupakan komponen yang penting dalam bahan pangan karena NaCl termasuk senyawa yang dibutuhkan tubuh dan memberikan rasa gurih pada makanan. Batasan konsumsi garam per hari sekitar 6-18 g. Konsumsi garam pada manusia dapat dipengaruhi faktor kebiasaan, rasa, dan tradisi daripada keperluan tubuh terhadap NaCl. Bahan makanan yang hanya mengandung kurang dari 0,3% garam akan berasa hambar sehingga kurang disukai (Winarno, 1992). Pemberian garam selain dapat mempengaruhi rasa juga dapat memperkuat jaringan gluten pada adonan roti dan membangkitkan rasa dari bahan-bahan yang ditambahkan serta mengontrol laju fermentasi (Makmoer, 2003). Garam berfungsi sebagai bahan pengawet dalam bahan pangan. Dalam pembuatan roti garam memberikan rasa gurih, penambahan garam kurang dari

13 0,5% tidak mempengaruhi rasa pada makanan. Persyaratan garam yang ditambahkan harus terjaga kebersihannya, tidak bergumpal, halus, dan mudah larut dalam air sehingga pada proses pembentukan adonan semua garam dapat tercampur secara merata dan memberikan kualitas roti tawar yang baik (Tarigan, 2003). Ragi Ragi terbuat dari sel khamir Saccharomyces cereviceae. Enzim yang dapat dihasilkan dari ragi yaitu lipase, protease, invertase, zymase, dan maltase. Enzim lipase berperan dalam pemecahan lemak menjadi asam dan gliserin, enzim protease berperan memecah protein menjadi senyawa nitrogen dalam tepung dan diserap sel khamir untuk beregenerasi, enzim invertase berperan memecah gula (sukrosa) menjadi glukosa dan fruktosa, enzim maltase berperan memecah maltosa menjadi glukosa, dan enzim zymase memecah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida. Ragi dapat meningkatkan aroma roti karena terdapat senyawa pembentuk flavor seperti ester, aldehid, dan asam asetat (Koswara, 2009). Menurut Makmoer (2003), ragi berfungsi untuk mengembangkan adonan dengan mengadakan proses fermentasi, memudahkan pembentukan gluten, dan mengeluarkan aroma pada roti yang dihasilkan. Ada tiga jenis ragi yang terdapat di pasaran yaitu: 1. Ragi basah, biasanya berbentuk balok harus disimpan di lemari es. Pemakaiannya dapat langsung dicampur dengan tepung. 2. Ragi butiran, berbentuk butiran disimpan di tempat yang dingin dan kering. Pemakaiannya direndam dalam air hangat (± 40 o C).

14 3. Ragi dadak, berbentuk butiran halus disimpan di tempat yang dingin dan kering. Pemakaiannya dapat langsung dicampur dengan tepung. Bread Improver Bread improver merupakan senyawa yang terdiri dari beberapa komponen fungsional seperti surfaktan atau pengemulsi, asam askorbat, enzim dalam bentuk ekstrak malt, pengasaman, gum, makanan ragi dalam bentuk amonium fosfat atau sulfat, oksidator dan lain-lain (Utami, 2008). Roti yang terdapat dipasaran umumnya menggunakan bread improver yang ditambahkan pada adonan roti untuk meningkatkan mutu dan kualitas roti dari segi tekstur, lama penyimpanan, aroma, dan tekstur (Makmoer, 2003). Pembuatan roti dengan mensubstitusi tepung selain tepung terigu memerlukan bahan tambahan makanan yang berkaitan dengan menurunnya kadar protein dalam bentuk gluten yang memiliki peran dalam pengembangan roti, mempengaruhi tekstur dan mutu roti lainnya pada hasil akhir. Bread improver dapat meningkatkan daya tarik menarik antar molekul pati sehingga gas yang terbentuk akibat fermentasi dapat dipertahankan. Maka akan dihasilkan roti dengan tekstur yang lembut, besar, padat, dan halus (Koswara, 2009). Shortening Margarin, mentega, dan shortening termasuk ke dalam golongan lemak. Penambahan lemak dapat menambah kalori, memperbaiki tekstur, dan memberikan cita rasa pada makanan. Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan bantuan sedikit protein menjadi pengemulsi. Mentega didapatkan dari bahan dasar susu. Garam-garam karbonat akan menetralkan lemak susu yang

15 selanjutnya dipasteurisasi. Margarin dihasilkan dari lemak nabati yang dimurnikan kemudian dihidrogenasi sampai mendapatkan tekstur yang diinginkan. Shortening (mentega putih) merupakan lemak dalam bentuk semi padat yang bersifat plastis dan stabil. Mentega putih merupakan hasil dari pencampuran beberapa jenis lemak dengan cara hidrogenasi. Mentega putih merupakan lemak yang sering digunakan dalam pembuatan roti, kue, dan biskuit (Winarno, 1992). Menurut Setyo dan Lilik (2004), fungsi lain dari penambahan lemak untuk memperbaiki remah roti, mempermudah pemotongan roti, melunakkan kulit roti, menambah rasa gurih, dan pengempuk roti. Telur Telur merupakan bahan pangan yang mengandung asam amino essensial yang tidak dapat dibentuk di dalam tubuh dan mengandung komponen gizi yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Vitamin yang terdapat pada telur ialah vitamin B12 yang berguna untuk memperbaiki fungsi saraf. Telur mengandung lesitin sebagai pengemulsi dalam pembuatan makanan, lesitin yang kaya akan colin yang berperan memindahkan kolesterol melalui peredaran darah dan membantu metabolisme lemak (Wirakusumah, 2005). Susu Dalam pembuatan roti, penambahan susu terlalu banyak akan menghasilkan roti yang lebih kering. Susu yang biasa digunakan pada adonan roti manis ialah susu bubuk full cream, sedangkan untuk roti tawar menggunakan susu skim. Susu memiliki lemak yang menyebabkan warna kekuningan pada roti (Makmoer, 2003). Dalam industri pembuatan roti, susu digunakan untuk tujuan

16 meningkatkan kualitas roti, menghasilkan produk yang baik, memberikan rasa gurih, dan menambah nilai gizi pada roti (Lamadlauw dan Arief, 2004).