BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur ( C )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA Motor Yamaha Jupiter MX dengan camshaft 209 (standart)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Mesin UMY

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION

PENGARUH KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI NIKEL DENSO U20EPR TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN PERFORMA MOTOR HONDA SUPRA X 125

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. 23,2 cm merupakan jarak untuk 1 sinyal pulsa yang dihasilkan oleh sensor Vehicles Speed. Dimana angka ini didapat dari:

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

BAB I PENDAHULUAN. pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) yang memiliki karakteristik lebih

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS CDI RACING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Jurnal Teknik Mesin UMY 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

: ENDIKA PRANNANTA L2E

I. PENDAHULUAN. Kata kunci - Bioetanol, Electronic Control Unit, Honda CB150R, rasio kompresi, RON.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk kepentingan lain. Bagi yang mempunyai hobi atau kesukaan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Dyno Test 3Dara menggunakan Dynamometer Chassis. dyno test yang menggunakan software yang dipakai di scanner,

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

Disusun Oleh : Solikin

Spesifikasi Bahan dan alat :

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

III. METODE PENELITIAN

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data tersebut diolah dengan analisis dan perhitungan untuk mendapatkan variabel yang diinginkan dan dilanjutkan dengan pembahasan. Berikut merupakan proses pengumpulan data, perhitungan, dan pembahasan. 4.1. Hasil Pengujian Kinerja Mesin Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan torsi dan daya kinerja mesin 4 langkah 150cc dengan variasi pada penggunaan ECU Standar dan variasi (Standar), (Performa), (Efisiensi). dengan menggunakan bahan bakar pertalite. Pengujian dilakukan pada putaran mesin 4000 sampai dengan 12000 rpm pada mesin sepeda motor dengan menggunakan dynamometer. 4.1.1. Pengujian Daya Pada tabel 4.1 menunjukkan data hasil pengujian daya terhadap variasi putaran mesin (rpm) dengan kondisi mesin standar menggunakan bahan bakar pertalite dengan kondisi pengujian dengan menggunakan ECU Standar dan variasi (Standar), (Performa), (Efisiensi). Tabel 4.1. Perbandingan Daya pada Variasi ECU Standar, (Standar), (Performa), ECU BRT (Efisiensi). ECU Standar (Standart) (Performa) Juken 3 (Efisiensi) 4250 5,7 6,3 4,8 5,6 4500 6 6,5 5,2 5,9 48

49 ECU Standar (Standart) (Performa) Juken 3 (Efisiensi) 4750 6,6 6,7 6,4 6,6 5000 7,1 7,1 7 7,2 5250 7,5 7,4 7,1 7,6 5500 8,1 8 7,7 8,2 5750 8,7 8,7 8,6 8,8 6000 9,2 9,4 9,2 9,6 6250 9,9 10 10 10 6500 10,5 10,6 10,5 10,6 6750 10,8 11,1 11 11,1 7000 11,4 11,7 11,6 11,7 7250 12,1 12,3 12,3 12,3 7500 12,6 12,9 12,9 13 7750 13,1 13,7 13,6 13,6 8000 13,6 14 14,1 14 8250 13,9 14,4 14,4 14,4 8500 14,2 14,8 14,9 14,7 8750 14.3 15 15,3 14,9 9000 14,5 15,4 15,6 15 9250 14,6 15,6 15,8 15,2 9500 14,8 15,8 15,8 15,2 9750 14,9 15,7 15,7 15,3 10000 15,1 15,7 15,5 15,3 10250 15,2 15,6 15,3 15,4 10463 15,3 15,6 15,5 15,4 10500 15,3 15,7 15,5 15,6 10750 15,2 15,9 15,9 15,8 11000 14,8 16,1 16,2 16 11033 14,8 16,1 16,2 16 11197 14,8 16,2 16,2 16 11248 14,8 16,2 16,3 15,9 11250 14,2 16,2 16,3 15,9 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan daya kerja mesin 4 langkah 150cc dengan variasi ECU Standar, (Standar), (Performa),

Daya 50 (Efisiensi), menggunakan putaran mesin 4250 s.d. 11250 rpm dengan mesin standar. Hasil pengujian daya dapat dilihat pada gambar 4.1. 18 16 14 12 10 8 6 4 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 ECU Standar Standar (Performa) (Efisiensi) Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Standar), (Performa), ECU BRT (Efisiensi) Gambar 4.1. menunjukkan hasil pengujian daya kerja mesin 4 langkah 150cc dengan menggunakan ECU standar dan variasi ECU Standar dan variasi (Standar), (Performa), (Efisiensi) dengan menggunakan bahan bakar pertalite. Pada pengujian ini, daya tertinggi terdapat pada penggunaan (Performa) dengan besar daya 16,3 HP pada kecepatan putar 11248 rpm. Besarnya daya ini disebabkan oleh Ignition Timing dimajukan pada putaran tinggi menjadi 38 o sebelum TMA agar pembakaran lebih sempurna

51 dengan bahan bakar yang digunakan adalah pertalite. (Performa) bisa mendapatkan daya yang lebih besar lagi namun harus dengan perubahan di bagian mesin karena ini mendapatkan daya yang lebih tinggi ketika mesin pada putaran tinggi berkisar 12000 rpm tetapi karena mesin sepeda motor yang digunakan masih standar, mesin motor tidak mampu untuk menggunakan putaran yang sangat tinggi. Dibanding dengan ECU Standar daya tertinggi yang dihasilkan sebesar 15,3 HP pada putaran 10463, Jadi ECU Standar hanya cocok digunakan untuk kebutuhan sehari-sehari sedangkan memang didesain untuk kebutuhan balap karena mendapatkan daya terbesar nya pada putaran mesin lebih dari 12000 rpm. Perbedaan yang sangat signifikan dirasakan pada suara mesin dan suhu mesin, pada (Efisiensi) mendapatkan daya 16 HP namun suara mesin terasa sangat kering cenderung agak kasar dan ketika setelah diuji mesin terasa sangat panas dan fan radiator langsung menyala dibandingkan (Performa) suara mesin bersih, fan radiator tidak menyala dan daya yang dihasilkan mencapai 16,3 HP. Dapat disimpulkan bahwa dapat menghasilkan daya yang lebih tinggi dibandingkan ECU Standar. mampu menghasilkan daya sebesar 16,3 HP sedangkan ECU Standar hanya menghasilkan daya sebesar 15,3 HP kenaikan daya sebesar 6,13%. Untuk pengaturan Mapping Ignition Timing pada daya tidak berbeda jauh namun perbedaan yang dirasakan adalah suara mesin dan suhu mesin. Jika menginginkan daya yang lebih tinggi dapat dilakukan beberapa hal, yaitu penggantian piston, penggantian camshaft, penggantian ratio gear, dan lain lain. 4.1.2. Pengujian Torsi Pada tabel 4.2 menunjukkan data hasil pengujian torsi terhadap variasi putaran mesin (rpm) dengan kondisi mesin standar menggunakan bahan bakar pertalite dengan kondisi pengujian menggunakan dengan

52 variasi ECU Standar, (Standar), (Performa), (Efisiensi). Tabel 4.2. Perbandingan Torsi dengan Variasi ECU Standar, (Standar), (Performa), (Efisiensi). ECU Standar (Standart) (Performa) (Efisiensi) 4250 8,92 9,64 7,58 8,81 4500 9,24 9,83 8,15 9,16 4750 9,89 9,96 9,62 9,9 5000 10,1 10,11 9,98 10,26 5250 10,21 10,04 9,57 10,42 5500 10,53 10,31 9,95 10,58 5750 10,8 10,74 10,6 10,91 6000 10,93 11,12 10,98 11,32 6250 11,28 11,37 11,35 11,43 6500 11,45 11,55 11,54 11,54 6750 11,42 11,66 11,62 11,74 7000 11,6 11,93 11,84 11,92 7250 11,82 12,1 12,09 12,13 7500 11,93 12,28 12,21 12,4 7693 11,93 12,28 12,21 12,47 7750 12,03 12,51 12,44 12,46 7836 12,03 12,52 12,44 12,46 7937 12,12 12,52 12,44 12,45 7978 12,11 12,46 12,56 12,45 8000 12,11 12,46 12,55 12,45 8250 12,01 12,43 12,43 12,38 8500 11,84 12,35 12,5 12,24 8750 11,66 12,23 12,41 12,12 9000 11,4 12,17 12,32 11,86 9250 11,22 11,94 12,13 11,66 9500 11,04 11,78 11,79 11,34 9750 10,86 11,39 11,43 11,08 10000 10,67 11,12 10,97 10,82 10250 10,52 10,8 10,58 10,64 10500 10,29 10,58 10,43 10,52

Torsi 53 ECU Standar (Standart) (Performa) (Efisiensi) 10750 10,03 10,5 10,44 10,43 11000 9,55 10,4 10,43 10,27 11250 8,95 10,19 10,25 10,02 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan torsi kerja mesin 4 langkah 150cc dengan variasi ECU Standar, (Standar), (Performa), (Efisiensi), menggunakan putaran mesin 4000 s.d. 11250 rpm dengan mesin standar. Hasil pengujian torsi dapat dilihat pada gambar 4.2. 13 12 11 10 9 8 7 6 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 ECU Standar Standar (Performa) (Efisiensi) Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Torsi dengan Variasi ECU Standar, (Standar), (Performa), (Efisiensi).

54 Dari gambar 4.2. dapat dilihat perbandingan dari hasil pengujian torsi kerja mesin 4 langkah 150cc dengan menggunakan ECU standar dan variasi ECU BRT (Standar), (Performa), ECU BRT (Efisiensi). Dari pengujian tersebut, torsi tertinggi yang diperoleh dari penggunaan (Performa) dengan besar 12,56 Nm pada kecepatan putar 7978 rpm. Besarnya torsi tersebut terjadi karena dimajukannya Ignition Timing pada putaran tinggi menjadi 38 o sebelum TMA dengan tujuan agar pembakaran lebih sempurna karena bahan bakar yang digunakan adalah pertalite. ECU Standar mendapatkan puncak torsi sebesar 12,12 Nm pada putaran mesin 7937 rpm sedangkan mampu mencapai 12,12 Nm hanya pada putaran mesin 7250 rpm dan itu masih berlanjut hingga 12,56 Nm pada putaran 7978 rpm. Jadi kemampuan untuk mendapatkan puncak torsi lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan ECU Standar. Dibandingkan dengan (Performa) suara mesin bersih, fan radiator tidak menyala, perbedaan yang sangat signifikan dirasakan pada suara mesin dan suhu mesin, pada (Efisiensi). Pada (Performa) torsi yang dihasilkan mencapai 12,56 Nm dan untuk (Efisiensi) mendapatkan torsi 12,47 Nm. Namun suara mesin yang dihasilkan (Efisiensi) terasa sangat kering cenderung agak kasar dan ketika setelah diuji mesin terasa sangat panas dan fan radiator langsung. Dapat disimpulkan bahwa menghasilkan torsi yang lebih tinggi dibandingkan ECU Standar. dengan variasi (Performa) mampu mengahasilkan torsi sebesar 12,56 Nm sedangkan ECU Standar hanya menghasilkan torsi sebesar 12,12 Nm kenaikan torsi sebesar 3,5%. Untuk pengaturan Mapping Ignition Timing pada torsi tidak berbeda jauh namun perbedaan yang dirasakan adalah suara mesin dan suhu mesin. Jika menginginkan daya yang lebih tinggi dapat dilakukan beberapa hal, yaitu penggantian piston, penggantian camshaft, penggantian ratio gear, dan lain lain.

55 Kesimpulan dari kinerja mesin sepeda motor Honda CB150R SF baik itu daya maupun torsi yang paling tertinggi didapatkan dari (Performa) dibandingkan dengan (Standar), (Efisiensi), dan ECU Standar. Namun dengan daya dan torsi yang tinggi maka memerlukan juga bahan bakar yang lebih pula, untuk konsumsi bahan bakar (Performa) sedikit boros 17% dibanding ECU Standar. Tetapi dapat diatur untuk efisiensi bahan bakar, (Efisiensi) dapat mengkonsumsi bahan bakar lebih irit 23% dibanding ECU Standar namun dengan AFR (Air Fuel Ratio) sangat tinggi yang berarti ruang bakar sangat kering. 4.2.Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Di bawah ini merupakan data hasil pengujian dan perhitungan konsumsi bahan bakar pertalite terhadap penggunaan ECU Standar, (Standar), (Performa), (Efisiensi), menggunakan motor bensin 4 langkah dengan kondisi mesin standar tanpa ada perubahan sama sekali. Pengujian ini dilakukan dengan uji jalan dengan cara mengisi bahan bakar hingga penuh di dalam tangki bahan bakar. Pengujian konsumsi bahan bakar dilakukan di seputaran daerah Sonopakis sampai sekitaran Ringroad Selatan Yogyakarta dengan jarak tempuh rata-rata mencapai 6 km dengan menggunakan aplikasi speedometer GPS. Kondisi jalan ada tanjakan dengan mayoritas jalan rata dan keramaian dari sedang hingga tinggi. Untuk hasil dari pengujian konsumsi bahan bakar pertalite dengan variasi Variasi ECU Standar, (Standar), (Performa), (Efisiensi)dapat dilihat dari tabel 4.3 dan gambar 4.3 berikut ini.

56 Tabel 4.3. Data Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Pertalite dengan Variasi ECU dan Mapping Jenis ECU dan Mapping Jarak (km) Waktu (h) Kecepatan (km/h) Volume Bahan Bakar Terpakai (ml) Ratarata (ml) ECU Standar (Standar) (Performa) (Efisiensi) 6 0,172 49,3 162 6 0,17 49 161 6 0,177 50,2 165 6 0,18 46,5 183 6 0,172 49,2 188 6 0,179 47,2 185 6 0,17 48,8 195 6 0,169 49,1 199 6 0,182 46,2 192 6 0,17 48,6 123 6 0,175 48,3 122 6 0,169 51 127 162 185 195 124 4.2.1. Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar K bb = v s Jika : v s = volume bahan bakar yang digunakan (l) = jarak tempuh = 124 ml = 0.124 liter = 6 km Maka : K bb = (data diambil dari lampiran) = 48,4 km/liter

Konsumsi Bahan Bakar (Km/liter) 57 4.2.2. Pembahasan Konsumsi Bahan Bakar 60 50 40 30 20 10 0 ECU Standar (Standar) (Performa) (Efisiensi) Variasi ECU Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar dengan Variasi ECU Standar, (Standar), (Performa), (Efisiensi). Pada perbandingan hasil konsumsi bahan bakar dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar terendah diantara variasi ECU Standar, (Standar), (Performa), (Efisiensi) menggunakan bahan bakar pertalite terdapat pada penggunaan (Efisiensi) dengan besar konsumsi bahan bakar 48.4 km/l. Konsumsi bahan bakar tertinggi pada penggunaan ECU BRT (Performa) dengan konsumsi bahan bakar sebesar 30.77 km/l. Sedangkan penggunaan ECU standar dengan konsumsi bahan bakar sebesar 37.04 km/l. Besar perbandingan dari pengujian konsumsi bahan bakar, dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar yang paling irit adalah dengan variasi

58 (Efisiensi). Dengan Mapping Pengapian dimajukan menjadi 27 o dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar dikurangi sebesar 5%, penghematan bahan bakar sebesar 23% dibanding ECU standar. Namun Mapping ini memiliki kekurangan yaitu suhu mesin sangat panas dan terasa sangat kering, itu disebabkan oleh pengurangan pasokan bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar agar efisiensi konsumsi bahan bakar tercapai.